Assalamu Alaikum, Selamat datang Saudaraku. Semoga BLOG ini bermanfaat dan harapan kami agar Anda sering datang berkunjung. Wassalam. ==> YAHYA AYYASY <==

Kefahaman yang Melapangkan Dada

Dikutip dari buku Teladan Tarbiyah, masuk dalam bingkai Al-Fahmu.

Sejak usia belia Hasan Al Banna dikenal sebagai sosok orang yang pandai memecahkan masalah. Keberhimpunan pengikutnya dari berbagai latar belakang intelektual, ekonomi dan sosial membuktikan dengan jelas hal tersebut. Demikian pun ketika beberapa orang mencoba usil mengajukan pertanyaan dengan maksud ingin mengujinya, mencoba kemampuannya, atau bahkan ada yang ingin mempermalukannya.

Pada suatu hari, seorang alumni Al-Azhar bertanya dengan maksud di atas. Ahzariy (alumni Al-Azhar) tersebut, pada suatu pertemuan terbuka menanyakan tentang nama Ibrahim as yang sebenarnya.

Al-Banna menjawab bahwa nama Ibrahim adalah tarikh. Sedangkan pamannya bernama Azar. Dalam Al-Qur’an nama Azar disebut sebagai nama ayah nabi as. Ibrahim. Hal tersebut terjadi karena dalam terminology gaya bahasa Arab, nama sering bertukar. Dengan mengutip berbagai penafsiran dalam berbagai kitab, Hasan Al-Banna berpendapat bahwa Azar bukan nama ayah ataupun paman Ibrahim. Al-Banna mengucapkan tarikh dengan suara “I” setelah “r”.

Penanya yang memang ingin mempermalukan Al-Banna tersebut mengatakan bahwa bunyi “r” harus disusul buyi “u”.

Menghadapi penanya istimewa yang memang tergolong pandai ini, Hasan Al-Banna menempuh cara dengan cerdik. Maka, dipanggilnya orang tersebut untuk datang ke rumah Al Banna dan Ahzariy tersebut. Al Banna lantas memberi hadiah uang dan dua buah buku yang membahas tentang hukum dan kusufian. Dengan cara tersebut hati penanya yang merepotkan itu pun mencair, bahkan kemudian tumbuh ikatan cinta. Akhirnya, ketika lain waku bertemu lagi pada pengajian pekanan yang diisi Hasan Al-Banna, Ahzariy tersebut tidak bertanya hal yang aneh-aneh.

Pada kesempatan lain, datang lagi orang yang ingin menyulut fitnah dengan pertanyaan yang sudah sering dibahas dan diperdebatkan-masalah yang hampir setiap orang sudah mahfum bagaimana jawabannya, yakni tentang wasilah. Menghadapi pertanyaan tersebut, Hasan Al-Banna hanya tersenyum dan menjawab, “Saudara, barangkalil yang Anda tanyakan tidak saja terbatas pada masalah wasilah, tapi sekaligus tentang kata sayyidina Muhammad dalam tasyahud, pahala Al Fatihah dan Yasin untuk orang mati, dan lain-lain!”
Demi mendengar pernyataan Al-Banna yang demikian, orang tersebut langsung menjawab, “Memang benar apa yangn syaikh katakan!”

Dengan taawadlu Al-Banna memberikan jawabannya, “Saudara, saya ini bukanlah orang alim. Saya hanya sekedar seorang guru yang hafal beberapa ayat Al-Qur’an, beberapa hadits Nabi dan hukum-hukum Islam yang saya baca dari beberapa kitab. Semua yang saya ketahui itu, saya sampaikan kepada manusia untuk mereka kaji. Jadi, kalau Anda menemui saya untuk membiacarakan masalah ini, pada hakikatnya Anda telah mempersulit saya. Sebab, barangsiapa yang mengatakan, “Saya tidak tahu”, pada hakikatnyanya dia telah memberikan fatwa..”

Ketika Al-Banna merasakan bahwa jawaban yang ia berikan tersebut dapat dimengerti, beliau lantas menyambung perkataan, “Sesungguhnya, kita telah terlibat dalam fitnah seperti ini selama bertahun-tahun, maka harus cukupkan, jangan diperpanjang-diperkembang. Sebab masalah ini sudah dipersengketakan para ulama Islan selama beratus-ratus tahun tanpa ada ujung, tanpa ada titik temu. Dampaknya adalah semakin tajamnya perselisihan dan permusuhan. Sungguh, Allah menginginkan agar kita bersatu dan kasih-mengasihi, Allah Ta’ala tidak menyukai perbedaan dan perpecahan. Oleh sebab itu, mari kita berjanji kepada Allah untuk meninggalkan masalah seperti ini mulai sekarang, untuk kemudian bersungguh-sungguh mempelajari ushuludien dan kaidah-kaidahnya, serta melaksanakan akhlak dan perilaku utama. Selanjutnya, kita ajarkan kepada seluruh umat manusia sampai semua menjadi bersih hatinya. Seandainya masalah tersebut sudah tercapai, barulah kita kaji masalah ini di bawah naungan rasa cinta, keteguhan, dan keikhlasan.”

Mendengar penuturan Al-Banna ini, anak-anak muda itupun berjanji untuk tidak lagi mengungkit-ungkit masalah khilafiah tersebut. Allahu Akbar.

http://embuntarbiyah.wordpress.com/2007/11/05/kefahaman-yang-melapangkan-dada/

0 Komentar:

Posting Komentar

Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..

Recent Post widget Inspirasi Rabbani

Menuju

Blog Tetangga

Blog Tetangga
Klik Gambar untuk Berkunjung

Luwuk Banggai SULTENG

Luwuk Banggai SULTENG
ebeeee......