Assalamu Alaikum, Selamat datang Saudaraku. Semoga BLOG ini bermanfaat dan harapan kami agar Anda sering datang berkunjung. Wassalam. ==> YAHYA AYYASY <==

Dubes: PKS Jadi Mitra Perwakilan RI di Inggris

Duta Besar Indonesia untuk Inggris Raya 
dan Republik Irlandia, Yuri Thamrin. 
(123people.co.uk/RoL)
Duta Besar Indonesia untuk Inggris Raya dan Republik Irlandia, Yuri Thamrin, mengatakan Pusat Informasi dan Pelayanan Partai Keadilan Sejahtera (PIP PKS) dapat menjadi mitra pelaksanaan fungsi perwakilan RI di luar negeri.

Menurut Dubes, ia merasa senang dengan PIP PKS karena memfokuskan kerjanya secara nyata dalam memainkan fungsinya sebagai perwakilan asing di luar negeri yang memberikan sumbangannya bagi Indonesia secara keseluruhan. Dubes Yuri Thamrin memberikan contoh tentang teori segitiga yang berkaitan dengan kerja nyata itu.

”Apabila seseorang hanya menghabiskan waktunya beribadah saja secara vertikal, segitiga akan meruncing ke atas yang malah dianggap menjauhkan dirinya dari Allah,” katanya. ”Sebaliknya apabila ia mengimbanginya dengan bekerja secara horisontal bagi masyarakat luas, hal ini membuat segitiga melebar yang justru sebenarnya mendekatkan dirinya kepada Allah.”

Sementara ketua PIP PKS Inggris Raya, Hendri Lucky, mengutip pernyataan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq bahwa PKS mencanangkan semboyan “Bekerja untuk Indonesia”. “Luthfi Hasan menyampaikan bahwa semboyan ini menegaskan karakter PKS sebagai partai yang terus bekerja dari waktu ke waktu untuk kemaslahatan bangsa dan negara,” kata Hendri Lucky.

Persoalan yang dihadapi bangsa sangatlah banyak sehingga tidak mungkin diatasi dengan PKS bekerja sendirian. PKS mengimbau dan siap bergandengan tangan dengan berbagai komponen lain dalam masyarakat untuk bahu-membahu membangun Indonesia dan mewujudkan cita-cita bersama menciptakan masyarakat madani. Hendri mengajak masyarakat untuk meningkatkan sumbangan atau perannya untuk mendukung terwujudnya perbaikan-perbaikan di Indonesia.

“Mari bersama-sama kita lakukan apa yang bisa sesuai kemampuan kita. Dengan usaha, doa, kerja sama yang baik, dan ikhlas mengharapkan ridho Allah SWT, semua harapan kita untuk Indonesia yang lebih baik Insya Allah dapat terwujud,” demikian Hendri.
Lengkapnya Klik DISINI

Manajemen Waktu dan Kualitas Diri

Dalam Al-Qur’anul Karim Surat Al-Ashr (103): 1-3, Allah berfirman yang artinya sebagai berikut.
1. Demi masa.
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

Ayat di atas menjelaskan bahwa manusia memang benar-benar berada dalam kerugian apabila tidak memanfaatkan waktu yang telah diberikan oleh Allah secara optimal untuk mengerjakan perbuatan-perbuatan baik. Hanya individu-individu yang beriman dan kemudian mengamalkannyalah yang tidak termasuk orang yang merugi, serta mereka bermanfaat bagi orang banyak dengan melakukan aktivitas dakwah dalam banyak tingkatan.
al-ashr.gif
Lebih lanjut, dalam Al-Qur’an surat Al-Imran (3) ayat 104, Allah berfirman, “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.”

Dengan demikian, hanya orang-orang yang mengerjakan yang ma’ruf dan meninggalkan yang munkarlah orang-orang yang memperoleh keuntungan.

Setiap muslim yang memahami ayat di atas, tentu saja berupaya secara optimal mengamalkannya. Dalam kondisi kekinian dimana banyak sekali ragam aktivitas yang harus ditunaikan, ditambah pula berbagai kendala dan tantangan yang harus dihadapi.

Seorang muslim haruslah pandai untuk mengatur segala aktivitasnya agar dapat mengerjakan amal shalih setiap saat, baik secara vertikal maupun horizontal. Secara vertikal, dirinya menginginkan sebagai ahli ibadah, dengan aktivitas qiyamullail, shaum sunnah, bertaqarrub illallah, dan menuntut ilmu-ilmu syar’i. Dalam hubungannya secara horizontal, ia menginginkan bermuamalah dengan masyarakat, mencari maisyah bagi keluarganya, menunaikan tugas dakwah di lingkungan masyarakat, maupun di tempat-tempat lainnya.

Semua itu tentu saja harus diatur secara baik, agar apa yang kita inginkan dapat terlaksana secara optimal, tanpa harus meninggalkan yang lain. Misalnya, ada orang yang lebih memfokuskan amalan-amalan untuk bertaqarrub ilallah, tanpa bermu’amalah dengan masyarakat. Ada juga yang lebih mementingkan kegiatan muamalah dengan masyarakat, tetapi mengesampingkan kegiatan amalan ruhiyahnya.

Dalam hal ini, manajemen waktu untuk merencanakan, mengatur, dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang ada haruslah memiliki landasan-landasan berikut.

1. Pengetahuan kaidah yang rinci tentang optimalisasi waktu
Setiap muslim, hendaknya memahami dan mengetahui kaidah-kaidah yang rinci tentang cara mengoptimalkan waktunya. Hal ini bertujuan untuk kebaikan dan kemaslahatan dirinya dan orang lain. Tokoh-tokoh seperti Imam Ibnul Jauzi, Imam Nawawi, dan Imam Suyuthi adalah orang-orang yang menjadi teladan bagi orang-orang yang bisa mengoptimalkan waktu semasa hidupnya.

2. Memiliki manajemen hidup yang baik
Setiap muslim haruslah pandai mengatur segala urusan hidupnya dengan baik, menghindari kebiasaan yang tak jelas, matang dalam pertimbangan dan mempunyai perencanaan sebelum melakukan pekerjaan. Ia harus berpikir, membuat program, mempersiapkan, mengatur dan melaksanakannya.

3. Memiliki Wudhuhul Fikrah
Seorang muslim haruslah memiliki keluasan atau fleksibilitas dalam berpikir, seperti mampu berpikir benar sebelum bertindak, berpengetahuan luas, mampu memahami substansi pemikiran dan paham. Hal itu penting sebagai dasar pengembangan berpikir ilmiah.

4. Visioner
Seorang muslim juga harus memiliki pandangan jauh ke depan, bisa mengantisipasi berbagai persoalan yag akan terjadi di tahun-tahun mendatang.

5. Melihat secara utuh setiap persoalan
Setiap orang yang dapat mengatur waktunya secara optimal, tidak melihat masalah secara parsial. Karena bisa jadi, persoalan itu memiliki kaitan dengan yang lainnya.

6. Mengetahui Perencanaan dan skala prioritas
Mengetahui urutan ibadah dan prioritas, serta mengklasifikasi berbagai masalah adalah faktor penting dalam mengatur waktu agar menghasilkan kerja yang optimal. Dengan membuat skala prioritas, akan menghindarkan dari ketidakteraturan kegiatan.

7. Tidak Isti’jal dalam mengerjakan sesuatu
Mengerjakan sesuatu dengan tidak tergesa-gesa dan berdasar pada ketenangan jiwa yang stabil merupakan landasan yang penting dalam mewujudkan hidup yang lebih baik.
Sementara, orang yang musta’jil menginginkan agar dalam waktu singkat ia mampu melakukan hal-hal yang terpuji, sekaligus meninggalkan hal-hal yang tidak terpuji. Hal ini jelas tidak sesuai dengan sunah kauniyah, yaitu hukum alam dan kebiasaan.

8. Berupaya seoptimal mungkin
Jika kita menginginkan terwujudnya aktivitas amal shalih, maka secara optimal kita harus mengarahkan diri pada persoalan itu sesuai kemampuan yang ada pada diri kita.

9. Spesialisasi dan pembagian pekerjaan
Setiap muslim haruslah memiliki keahlian tertentu. Ia boleh memiliki pengetahuan luas, tetapi ia juga perlu memfokuskan pada keahlian tertentu.

Landasan-landasan di atas hanya dapat dipenuhi, jika telah memenuhi syarat sebagai berikut.

1. Disiplin dan Pembiasaan sejak dini
Penanaman disiplin akan waktu, mengahargai waktu sejak kecil merupakan hal penting. Dengan demikian, ia akan terbiasa untuk mengatur hidupnya secara mandiri dan optimal untuk merencanakan berbagai macam aktivitas. Disiplin terkait dengan ibadah, tidur, makan, termasuk senda gurau. Ali bin Abi Thalib mengatakan, “Berilah istirahat hati karena kalau dipaksakan akan membabi buta.”

2. Memiliki kecerdasan dan kejeniusan
Munculnya indikasi kecerdasan pada seseorang merupakan faktor penting untuk bisa mewujudkan hal di atas.

3. Memiliki kondisi fisik dan mental yang positif
Untuk melaksanakan manajemen waktu yang optimal, memang perlu ditunjang dengan adanya keinginan yang kuat, tindakan yang terus menerus, aktif, lapang dada, penuh optimisme, berpengetahuan luas, mampu memadukan berbagai pemikiran dan mampu mengendalikan emosi, seperti sedih, berduka dan susah, di samping memiliki budi pekerti dan akhhlak yang tinggi.

4. Memiliki ketrampilan
Pengetahuan yang luas, tanpa diiringi dengan ketrampilan hanya akan menjadi aksi yang tidak kongkret. Banyak orang yang pandai berbicara, tetapi hanya sedikit orang yang bisa bekerja dan menekuni bidang pekerjaannya.

sumber : 
Lengkapnya Klik DISINI

Wuih...50 Planet Baru Ditemukan, Salah Satunya Mungkin Berpenghuni

Wuih...50 Planet Baru Ditemukan, Salah Satunya Mungkin Berpenghuni 
Ahli astronomi Eropa menemukan 50 planet baru dalam tata surya kita. Dari jumlah itu, 16 planet di antaranya ditengarai berukuran sebesar planet bumi.

Planet terbesar yang ditemukan dinamai sebagai planet  HD 85512 b, berukuran 3,6 kali massa bumidan bisa dijangkau dalam 36 tahun cahaya dan berada dalam konstelasi Vela. Temuan itu juga menyatakan hampir separo bintang bercahaya layaknya matahari kita dan beberapa lebih bersinar ketimbang Saturnus.

Para planet mirip bumi, ilmuwan mempercayai ada jejak air di sana, yang memungkinkan ada kehidupan di sana.

Temuan planet ini dipresentasikan dalam A conference on Extreme Solar Systems di Wyoming, AS. Konferensi dihadiri oleh sekitar 350 pakar dari seluruh dunia.

Planet-planet baru ini ditemukan oleh sebuah misi The High Accuracy Radial Velocity Planet Searcher (HARPS), yang diinstal di European Southern Observatory di La Silla Observatory, Chile.

'Pendeteksian HD 85512 b jauh dari batas HARPS, dan menunjukkan kemungkinan ditemukannya bumi super (super-Earth) lain yang memungkinkan adanya kehidupan di sekitar bintang mirip matahari," kata astronom University of Geneva, Michel Mayor.

Salah satu anggota tim, Lisa Kaltenegger, dari Max Planck Institute for Astronomy  dan Harvard Smithsonian Centre for Astrophysics, menyatakan temuan terakhir ini menandai era baru pencarian planet kehidupan. "Kita memasuki pencapaian yang luar biasa dalam sejarah astronomi," katanya.

Baca selengkapnya di sini
www.republika.co.id
Lengkapnya Klik DISINI

Inilah bahaya membunyikan tulang leher




Kebanyakan orang gemar dan puas setelah berhasil membunyikan tukang leher, rasa pegal akan hilang. dan ini sudah menjadi kebiasaan yang sulit dihilangkan , bahkan mungkin ane juga demikian. Namun ternyata kegiatan ini dapat meningkatkan resiko STROKE.

 
 
Selain meretakan tulang leher, para ahli juga mencoba membuat model persendian, untuk mengetahui asal sumber bunyi ketika kita meretakan kuku2 jari . dan hasil risetnya ketika ita membunyikan kuku2 jari akan memicu keluarnya cairan sinovial yg akan berubah menjadi udara bersamaan dg bunyi retakan. Suara retakan bisa disebabkan gesekan antar otot dengan permukaan. Nah, pada intinya meretakan kuku2 jari sama saja berbahaya.

DAMPAK

Memutar kepala sampai bunyi "kretek-kretek" memang enak, namun hal itu dapat memicu timbulnya penyakit lain.Kegiatan ini mempunyai efek samping yang sangat berbahaya:

1. Syaraf bisa terjepit di sela-sela tulang ekor leher. efek yang ditimbulkan bermacam2, tergantung jaringan saraf itu menuju kemana (Brian Cazzasa,M.D dr Universitas California)
2. akan mengakibatkan organ tubuh seperti kaki dan tangan sulit dikomando oleh otak. Efek yg ditimbulkan biasanaya orang tersebut akan berjalan sperti robot, karena otak gagal memberi instruksi kepada organ2 tubuh untuk melakukan apa yang diinginkan.

3.Apapun itu, Gerakan membunyikan kuku2 jari adalah kegiatan yang salah karena menyalahai aturan persendian normalnya dan dapat menghancukan tulang2 rawan didalamnya.

4. Jika terus menerus dilakukan, hal ini dapat menyebabkan penyakit sendi yg kronis di kemudian hari.

CARA LAIN YANG DAPAT DILAKUKAN

1. Jika dirumah anda kebetulan ada shower gunakan tekanan air shower (hangat) itu untuk mengurangi sakit karena leher yang mengejang.

2. Jika tidak mempunyai pancuran, leher belakang bisa dikompres dg air hangat menggunkan washlap atau handuk kecil. lakukan terus menerus dan ulangi jika air sudah mulai dingin. ingat! Air harus dalam keadaan hangat.

3. Atau gerakan leher perlahan, 4 atau 5 kali. Putarlah kepala ke kanan atau kekiri dg perlahan dan hati2.

4. Jika anda menggunakan AC saat tidur, pastikan suhu yg dikeluarkan serendah mungkin. sebab jika terlalu dingin, otomatis anda akan menarik selimut, dan posisi tidurpun merengkuk. hal ini akan membuat leher anda kembali pegal esok harinya.

5. Jika sedang menonton tv, Online komputer, terutama ngeblog selama berjam-jam , atau membaca buku sambil tiduran, pastikan kepala tidak menekuk ke depan, kebelakang atau kesamping. Posisi kepala tetap lurus..
Lengkapnya Klik DISINI

Guru Kehidupan

Oleh : Ust. Rahmat Abdullah
Ada murid dapat belajar hanya dari guru yang ber-SK, disuapi ilmu dan didikte habis-habisan. Ada yang cukup belajar dari katak yang melompat atau angin yang berhembus pelan lalu berubah menjadi badai yang memporakporandakan kota dan desa. Ada yang belajar dari apel yang jatuh disamping bulan yang menggantung di langit tanpa tangkai itu. Ada guru yang banyak berkata tanpa berbuat. 

Ada yang lebih pandai berbuat daripada berkata. Ada yang memadukan kata dan perbuatan. Yang istimewa diantara mereka, “bila melihatnya engkau langsung ingat Allah, ucapannya akan menambah amalmu dan amalnya membuatmu semakin cinta akhirat (khiyarukum mandzakkarakum billahi ru’yatuh wa zada fi’amalikum mantiquh wa raggahabakum filakhirati ‘amaluh)”

Yang tak dapat belajar dari guru alam dan dinamika lingkungannya, sangat tak berpotensi belajar dari guru manusia. Yang tak dapat mengambil ibrah dari pelajaran orang lain, harus mengambilnya dari pengalaman sendiri, dan untuk itu ia harus membayar mahal. Bani Israil bergurukan nabi Musa As, salah satu Ulul Azmi para rasul dengan azam berdosis tinggi. Bahkan leluhur mereka nabi-nabi yang dikirim silih berganti. Apa yang kurang? Ibarat meniup tungku, bila masih ada api di bara, kayu bakar itu akan menyala, tetapi apa yang kau hasilkan dari tumpukan abu dapur tanpa setitik api, selain kotoran yang memenuhi wajahmu?
Murid-murid Bebal

Berbicara seputar orang-orang degil, berarti menimbun begitu banyak kata seharusnya. Seharusnya Bani Israil berjuang sepenuh jiwa dan raga, bukan malah mengatakan: “Hai Musa, kami telah disakiti sebelum engkau datang dan setelah engkau datang,” (QS.7:129) karena sesungguhnya mereka tahu ia benar-benar diutus Allah untuk memimpin mereka.

Seharusnya mereka tidak mengatakan: “Kami tak akan masuk kesana (Palestina), selama mereka masih ada disana, maka pergilah engkau dengan tuhanmu, biar kami dudukduduk disini,” (QS.5:24) karena berita tenggelamnya Fir’aun di lautan dan selamatnya Bani Israil, adalah energi besar yang mampu meruntuhkan semangat orangorang Amalek yang menduduki bumi suci yang dijanjikan itu. Adapun yang ditenggelamkan itu Fir’aun, mitos sejarah yang tak terbayangkan bisa jatuh. Kemudian seharusnya mereka yang dihukum karena sikap dan ucapan dungu tadi, pasrah saja di padang Tih, dengan jatah catering Manna dan Salwa serta tinggal beratapkan awan pelindung dari sengatan terik matahari.

Ternyata mereka mengulangi lagi kedegilan lama mereka. “Hai Musa, kami tak bakalan sabaran dengan jenis makanan monotype, cuma semacam ini, karenanya berdoalah engkau kepada tuhanmu untuk kami, agar ia keluarkan untuk kami tumbuhan bumi, yaitu: sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang puihnya, kacang adasnya dan bawang merahnya.” (QS.2:61) Betul, manusia memerlukan guru manusia, tetapi apa yang dapat dilihatnya diterik siang di bawah sorotan lampu ribuat watt, bila matanya ditutup rapat? Tarbiyah dzatiyah atau pendidikan mandiri untuk menguasai mata kuliah kehidupan sangat besar perannya.

Sebuah bangsa yang sudah “merdeka” 54 tahun, namun tak peduli bagaimana menghemat cadangan energi, tak tahu bagaimana membuang sampah, ringan tangan membakar hutan dan me-WC-kan sungai-sungai kota mereka, tentulah bukan bangsa yang pandai mendidik diri. Sebuah bangsa yang tergopoh-gopoh ikutan kampanye anti AIDS, dengan hanya menekankan aspek seks aman (dunia) saja tanpa mengingat murka Allah, tentulah bangsa itu belum kunjung dewasa. Bila diingat 6 dari 10 anak-anak mereka terancam flek paru-paru, lengkap sudah kebebalan itu.

Nurani yang Selalu Bergetar Konon, Imam Syafi’ie ra sangat malu dan menyesal bila sampai ada orang mengutarakan hajat kepadanya. “Mestinya aku telah menangkap gejala itu cukup dari kilas wajahnya.” Mereka yang akrab dengan arus batin manusia, mestinya selalu dapat menangkap isyarat muqabalah (oposit) makna ayat 2:273, “Engkau kenal mereka dengan ciri mereka, tak pernah meminta kepada manusia dengan mendesak.” Sementara yang bukan “engkau” tak dapat membaca gelagat ini: “Si jahil mengira mereka itu kaya, lantaran mereka berusaha menjaga diri.”

Mereka yang berhasil dalam tarbiyah dzatiyah akan tampil sebagai manusia yang jujur, ikhlas dan merdeka. Karenanya, “Hindarilah bergincu dengan ilmu sebagaimana engkau menghindari ujub (kagum diri) dengan amal. Jangan pula engkau meyakini bahwa aspek batin dari adab dapat diruntuhkan oleh sisi zahir dari ilmu. Taatilah Allah dalam menentang manusia dan jangan taati manusia dalam menentang Allah. Jangan simpan sedikitpun potensimu dari Allah dan jangan restui suatu amal kepada Allah yang bersumber dari nafsumu. Berdirilah dihadapan-Nya dalam shalatmu secara total.” (Almuhasibi, Risalatu’lmustarsyidin).

Akhirnya, semakin jauh perjalanan tarbiyah dzatiyahnya, semakin banyak kekayaan yang diraihnya. Ungkapan berikut ini tidak ada kaitannya dengan bid’ah atau khilafiyah fiqh. Ia lebih mewakili ibrah agar kita tak terjebak pada aktifitas formal atau sebaliknya. “Pada aspek zahir ada janabah yang menghalangimu masuk rumah-Nya atau membaca kitab-Nya, dan aspek batin juga punya janabah yang menghalangimu memasuki hadhirat keagungan-Nya dan memahami firman-Nya. Itulah ghaflah (kelalaian)” (Ibnu Atha’illah, Taju’l Arus).

Hakikat Kematangan Ilmu

Kembali ke kematangan pribadi dan keberhasilan tarbiyah dzatiyah, seseorang tak diukur berdasarkan kekayaan hafalannya atau keluasan pengetahuannya, tetapi pada kemampuannya memfungsikan bashirahnya: “Perumpamaan orang yang aktif dalam dunia ilmu namun tak punya bashirah, seperti 100.000 orang buta berjalan dengan kebingungan. Seandainya ada satu saja di tengah mereka yang dapat melihat walau hanya dengan satu mata, niscaya masyarakat hanya mau mengikuti yang satu ini dan meninggalkan yang 100.000″.
Rasulullah SAW meredakan kemarahan para sahabat yang sangat tersinggung kepada seorang pemuda yang minta izin kepada beliau untuk tetap bisa berzina. “Engkau rela ibumu dizinai orang?” tanya beliau dengan bijak. “Demi Allah, saya tidak rela!” “Relakah engkau jika anak perempuanmu, saudara perempuanmu dan isterimu dizinai orang?” “Tidak, demi Allah!” “Nah, demikianlah masyarakat….”

Demikianlah, amtsal merupakan metode pencerahan yang digunakan Al-Qur’an dan Al-Hadist, bahkan dengan kata kunci yang patut dicermati: “….Tak dapat memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu” (29:43). Citarasa yang tinggi dibangun dan sensitifitas dipertajam, mengantarkan manusia kepada puncak pencerahan ruhani mereka. Sebuah ungkapan kedewasaan pun “Semua manusia dari Adam dan Adam dari tanah, tak ada perbedaan antara Arab atas Ajam dan Ajam atas Arab melainkan dengan taqwa.” Itulah zaman, saat sejarah tak lagi dimonopoli raja, puteri dan pangeran, tetapi menjadi hak bersama yang melambungkan nama Bilal budak hitam abadi dalam adzan, atau Zaid menjadi satu-satunya nama sahabat dalam Al-Qur’an.

Demikianlah kemudian kita kenal Ammar, Sumayyah dan banyak lagi budak yang melampaui prestasi dan prestise para bangsawan. Padahal 13 abad kemudianpun Eropa masih mempertanyakan perempuan makhluk apa. Dan, para intelektualnya sampai pada kesimpulan “Mereka adalah iblis yang ditampilkan dalam tampilan manusia.” Justru Muhammad SAW telah memberi standar “Takkan memuliakan perempuan kecuali seorang mulia dan takkan menghinakan mereka kecuali manusia hina”. Sementara para perempuannya seperti dilukiskan puteri Sa’id bin Musayyab: “Kami memperlakukan suami seperti kalian memperlakukan para pemimpin, kami ucapkan: “Ashlahakallah, hayyakallah!” (Semoga Allah memperbaiki/melindungimu, semoga Allah memuliakanmu).”
Lengkapnya Klik DISINI

Abu Nasr Muhammad bin Al-Farabi, Dedikasi Tak Mengenal Lelah

Dalam setiap masa, selalu ada orang brilian yang layak di teladani. Dengan segala macam cara dan penemuan baru serta pemikiran cemerlang. Tanpa kenal lelah, mereka telah berusaha semaksimal mungkin untuk berkarya dan memberikan sesuatu yang terbaik bagi kemaslahatan umat manusia. Ini merupakan cara mereka untuk beribadah dan berjuang bagi kepentingan umat.
Figur seorang filsuf muslim yang namanya sudah tidak asing dalam dunia Islam. Nama lengkapnya: Abu Nasr  Muhammad bin Tarkhan bin Awzalagh al-Farabi. Dalam teks-teks Latin di abad pertengahan, ia di kenal dengan nama Alfarabius atau Avennasar. Beliau lahir pada tahun 257 H / 870 M, di kampung Wasij di dalam wilayah Farab si seberang Sungai Sihun dan Jihun (Republik Turkistan sekarang). Ayahnya berasal dari Iran dan menjadi tentara kerajaan Samaniah dengan pangkat rendah. Sedangkan ibunya berasal dari daerah Turkistan. Dalam hal pendidikan keluarga, ayahnya sangat tekun mengajari anak-anaknya tentang ilmu bahasa dan ilmu agama, selain mengajarkan ilmu-ilmu yang berkaitaan dengan keduniawian.

Sejak kecil ia sudah menunjukkan kecerdasannya yang luar biasa. Secara rutin Abu Nasr muda mengunjungi masjid kampung Wasij dan masjid kota Farab untuk menghafal Al-Qur’an dan belajar fikih, hadis dan tafsir. Tidak hanya itu, bahasa Persia, Turkistan dan Kurdistan menjadi pelajaran yang sangat ia senangi, disamping mengasah keahlian dalam membaca dan menulis bahasa arab.

Urusan duniawi tidak menjadi hal yang mendasar yang diperhatikan Abu Nasr. Sedikitpun ia tidak terpengaruh. Hal itu bisa dilihat dari kehidupannya yang sangat sederhana. Tempat tinggal, makan minum, dan urusan pakaian, semuanya serba sekedarnya. Ia lebih gemar memakai pakaian kebangsaan Turki yang ringkas dan tidak menonjolkan kemegahan dalam berbusana. Dalam urusan makan secara konsisten ia menerapkan Sunnah Nabi, hanya makan ketika lapar, dan berhenti sebelum kenyang.

Tiada hari ia lewatkan tanpa bertafakur dan berfikir, baik tentang hal-hal dunia maupun akherat. Jiwanya selalu gelisah dan mengembara mengikuti akalnya menjelajah. Jarang sekali ia pulang ke rumah keluarga atau sanak saudaranya. Waktunya banyak dihabiskan untuk membaca dan menulis di taman, di pinggiran Sungai atau di atas Gunung. Tempat-tempat itulah yang menjadi saksi bisu pengembaraan jiwanya.
Suatu hari ayahnya menyempatkan diri duduk bersama dan berkata, “Sekarang kamu sudah besar, sudah hampir berusia 20 tahun, kamu lebih gemar kehidupan damai daripada kehidupan perang, kehidupan menyendiri daripada kehidupan bermasyarakat, bukannya ayah memintamu untuk jadi tentara atau pahlawan berkuda, tetapi ayah ingin kamu segera menikah dan meninggalkan kehidupan menyendirimu.”
Abu Nasr menjawab, “Ayah, saya bernazar, seluruh hidup saya ini akan dibaktikan untuk ilmu dan kehidupan ilmiah. Perkawinan dan anak merupakan masalah bagi seorang penuntut ilmu, karena bisa mengalihkan perhatian terhadap ilmu dan para ulama. Saya lebih senang hidup seperti ini dan bisa leluasa membaca kitab-kitab ulama zaman dahulu dan zaman sekarang.”
Ayahnya sangat kagum dengan prinsip yang dikemukakan Abu Nasr, lantas berkata, “Terserah kehendakmu! Semoga Allah SWT memudahkanmu untuk ilmu, dan memudahkan ilmu untukmu.”

Harta Amanah

Di Farab, tinggal seorang ulama yang kurang begitu terkenal, dikalangan para ulama, namun, ulama ini mempunyai banyak koleksi kitab, mulai dalam bidang logika, filsafat, musik, hingga bidang matematika. Separuh dari kitab itu ditulis dengan tangannya sendiri dan yang lainnya dibeli dari penjual kitab disepanjang pengembaraannya dari timur dan barat. Suatu hari ulama ini ingin mengembara satu kali lagi, namun bingung dengan keberadaan kitab-kitab di perpustakaannya yang tidak terjaga. Oleh karena itu, ia membawa semua kitabnya kepada Abu Nasr.

“Kamu adalah orang yang palin arif di Farab, dan mengerti nilai kitab-kitab ini,” kata ulama itu kepada Abu Nasr. “Setengah kitab ini berhubungan dengan bidang ilmu yang belum kamu ketahui, saya akan pergi dari kota ini untuk menyelesaikan beberapa urusan pribadi. Saya telah mencari kesana kemari seseorang yang dapat di beri amanah untuk menjaga kitab-kitab ini sampai saya kembali. Saya tidak dapat menemukan seorang pun, selain kamu yang sangat mencintai ilmu dan kitab-kitab. Kamu boleh memanfaatkan kitab-kitab ini selama saya pergi. Jika saya tidak kembali dalam masa 10 tahun, maka kitab-kitab ini menjadi milikmu. Saya tidak tahu lagi dimana saya akan menetap atau kapan ajal akan datang menjemput saya!”

Abu Nasr mengucap syukur dan merasa beruntung dengan adanya kitab-kitab peninggalan ulama yang musafir itu. Dengan tekun dan gembira, ia menelaah dan mempelajari kitab-kitab tersebut satu per satu. Kitab-kitab itu meliputi bidang filsafat, logika, matematima dan musik yang merupakan hasil karya ulama-ulama dari berbagai bangsa. Ada pula kitab terjemahan dari bahasa Yunani karangan Aristoteles dan Plato dalam bidang filsafat dan logika.

Masa 10 tahun telah berlalu, pemilik kitab tersebut tidak juga kembali dari pengembaraannya, selama masa itu Abu Nasr telah membaca kitab tersebut berpuluh-puluh kali. Bahkan kitab De Animus (perihal Roh) hasil karya Aristoteles, tercatat telah dibaca seratus kali. Ia begitu berkorban untuk mendapatkan ilmu. Semua kelelahan dan kebosanan di laluinya dengan sabar dan ikhlas. Setiap kali kitab itu dibaca ulang, beliau merasa menemui makrifat dan hakkikat yang baru. Ia sampai pada tingkatan mampu mengkritik, menambah dan membetulkan pendapat-pendapat dalam kitab-kitab itu dan membuat penjelasan (Syarah) perkara-perkara yang masih samar. Atas ketekunan dan kegigihannya, masyarakat di Farab memberinya gelar “Al-Farabi”, sebagai kebanggaan dan penghormatan terhadapnya.

Pengembaraan yang Abadi

Terinspirasi oleh ulama musafir yang mewariskan kitab-kitabnya, Al-Farabi pergi menjelajah mencari ilmu, melihat dunia dan bertemu para ulama, beliau sangat berhasrat untuk membeli, meminjam, atau menyewa kitab supaya dapat disalin dengan tulisannya sendiri. Wilayah jelajahnya meliputi Asia tengah, Iran dan Khurasan (Afganistan). Semua harta benda warisan ayahnya diberikan kepada kerabatnya. Beliau sudah merasa  cukup kaya dengan jiwa dan ilmunya. Dimana saja berhenti, beliau meninggalkan sebuah kitab kepada seorang ulama atau menurunkan sebagian ilmunya kepada seorang penuntut ilmu yang namanya pernah beliau dengar.

Pada usia 50 tahun, tapatnya pada tahun 310 H / 922 M, ia memasuki kota Baghdad. Niatnya sudah bulat ingin menemui maha guru ilmu logika, yaitu Abu Bishir Matta bin Yunus. ulama-ulama di Siraz memberi tahu bahwa ia dapat bertemu dengan sang maha guru ini setelah sembahyang magrib di masjid besar Baghdad.
Pada pertemuan yang baru pertama kali terjadi, secara bergurau, Abu Bishir bertanya, “Abu Nasr! Apakah setelah berumur lanjut seperti ini kamu baru datang untuk belajar ilmu logika. Filsafat dan matematika?”
Al-Farabi menjawab, sambil tersenyum, “Tuan An-Nabighah Az-Zubyani, menghasilkan syair yang begitu indah dan bernilai seni tinggi setelah berumur 40 tahun. Ilmu itu harus kita cari mulai dari buaian ibu sampai liang lahat. Dalam bidang ilmu, saya telah membuat beberapa sumbangan dengan menulis syarah-syarah tentang ilmu logika dan filsafat. Namun harus di ingat bahwa setiap orang yang berilmu, tentu ada lagi orang yang lebih berilmu,” jawabnya diplomatis.

Penjaga Taman

Abu Bishir menjamu dan melayani Al-Farabi layaknya sebagai tamu kehormatan. Di sela-sela menikmati hidangan, Abu Bishir bertanya, “Apakah kamu mempunyai uang untuk hidup sehari-hari? Atau kita harus meminta sumbangan dari baitul Hikmah, Baitul Mal atau dari penguasa yang menaungi ilmu dan para ulama?”
Al-Farabi menjawab, “Tuan tidak perlu bimbang tentang kehidupan sehari-hari saya. Saya masih ada beberapa Dinar. Lagi pula saya lebih suka bekerja mencari nafkah daripada bergantung kepada belas kasihan orang lain. Sejak bertahun-tahun lalu, saya memilih suatu pekerjaan yang tidak menghalangi saya berfikir, belajar dan mencari ilmu, yaitu sebagai penjaga Taman.”

Abu Bishir berseru dengan heran, “Apa? Kamu bekerja sebagai penjaga taman? Berapa kamu di beri upah sebagai penjaganya?”

Al-Farabi menjawab, “Empat puluh dirham, cukup untuk makan minum selama sebulan, membeli makanan keledai, sisanya untuk membeli kertas dan tinta. Taman itu tidak banyak memerlukan penjagaan kecuali pada malam hari. Oleh karena itu, saya menjaga taman malam hari, dengan ditemani cahaya lilin tanpa memejamkan mata sehingga matahari terbit. Kemudian saya tidur selama tiga jam, setelah bangun langsung menyiapkan sarapan, kemudian keluar menemui para ulama.”

Abu Bishir kini maklum, bahwa dia berhadapan bukan dengan ulama sembarangan. Al-Farabi merupakan ulama yang memilih hidup membujang daripada beristri dan mempunyai anak. Ia merupakan seorang ulama yang menumpahkan seluruh pikiran dan jiwanya untuk mencari ilmu. Al-Farabi adalah seorang yang telah membebaskan rohnya dari nafsu syahwat dan harta benda. Beliau memilih suatu pekerjaan yang belum pernah dilakukan oleh ulama-ulama sebelumnya, yaitu penjaga taman.

Selanjutnya, selain mempelajari logika dan filsafat kepada Abu Bishir, ia juga mendalami ilmu Nahwu dan Sharaf kepada Abubakar As-Sarraj. Ia mempelajari kamus Al-Ain karangan Al-Khalil bin Ahmad, yang merupakan kamus bahasa pertama yang ditulis dengan berbagai bahasa di dunia. Ia juga mempelajari Al-Kitab, karangan Sibawaih dalam bidang Nahwu, tak ketinggalan dalam bidang lain seperti Balaghah (Ritorika). Ia mempelajari semua itu dalam rentang waktu dua tahun. Penguasaan Al-Farabi dalam ilmu bahasa Arab membuatnya dapat menciptakan istilah bagi istilah Yunani atau Persia dalam bidang logika, filsafat, matematika dan musik.

Al-Farabi melanjutkan pengembaraannya ke Harran (di barat daya Turki sekarang). Kota ini merupakan salah satu pusat keilmuan islam khususnya dalam bidang logika, filsafat, pengobatan dan penerjemahan ilmu-ilmu Yunani ke dalam bahasa Arab. Tujuan perjalanannya untuk menemui seorang lagi tokoh ilmu logika, filsafat, pengobatan yang menetap di Harran yaitu Yuhanna bin Hilan.

Ujian di Kota Aleppo

Al-Farabi melanjutkan perjalanannya ke kota Aleppo di Syria setelah 10 tahun menetap di Baghdad. Di kota ini Amirnya bernama Syaifud Daulah yang terkenal sangat mencintai ilmu, para ulama, penyair penulis dan ahli keduniaan.

Pertama kali dalam hidupnya, ia menghadap Amir yang notabene sebagai pemerintah. Sang Amir terlihat sedang duduk di singgasana tinggi dengan di kelilingi para ulama di kiri kanannya. Al-Farabi di minta duduk seperti ulama-ulama lainnya. Namun beliau tidak menurut perintah tersebut. Beliau berkata, “Siapa yang akan duduk di situ, Tuanku atau saya? Sang Amir berseru, “Kamu!” tetapi Al-Farabi tidak menghiraukan semua itu dan berjalan lalu duduk di singgasana bersebelahan dengan sang Amir. Atas tindakannya ini, Al-Farabi, harus di uji untuk menjawab berbagai hal yang ditanyakan oleh para ulama-ulama lain, apabila ia tidak bisa menajwab, hukuman nya akan di bunuh.

Para ulama bertubi-tubi mengajukan berbagai persoalan kepada Al-Farabi dalam bidang Fikih, Hadis, tafsir, ilmu kalam dan ilmu bahasa, ditambah dengan pertanyaan seputar logika, filsafat dan matematika. Al-Farabi dengan mudah, lancar dan mendalam sambil menyebut hujjah-hujjah dan contoh-contoh menjawab semua persoalan yang diajukan. Akhirnya jawabannya menjadi sebuah kitab yang di beri judul “Risalah fi jawabil Masa’il Su’ila anha al-Farabi (risalah tentang jawaban kepada persoalan-persoalan yang dia ajukan kepada Al-Farabi).

Puncak Kematangan Ilmiah

Puncak kematangan ilmiah diraih Al-Farabi ketika mencapai usia 60 tahun. Beliau masih tegap, sehat dan sangat baik penglihatannya. Dalam bidang logika ia menulis beberapa jilid tentang buku Organon-nya Aristoteles. Jilid-jilid tersebut kebanyakan masih berupa manuskrip dan bisa ditemukan di banyak perpustakaan Arab dan negera-negara lain.

Ia banyak menulis tentang kitab-kitab yang berkenaan dengan bidang filsafat, fisika, matematika, metafisika, akhlak dan politik. Kebanyakan kitab ini sampai kepada kita, dicetak dan diterjemahkan kedalam berbagai bahasa modern di dunia. Al-Farabi menulis dengan sangat teliti dan padu sehingga tidak terdapat unsur-unsur pengulangan. Makna-makna yang padat diungkap menjadi perkataan yang ringkas. Ia tidak mensyarahkan persoalan yang sudah menjadi pengetahuan umum, sebaliknya ia hanya mensyarah topik-topik serta peristiwa-peristiwa yang utama saja. Semua itu ia niatkan untuk memudahkan ulama-ulama lain agar tidak membuang masa hidupnya hanya untuk mensyarah persoalan-persoalan yang biasa.

Selama di Baghdad, Al-Farabi merangkum berbagai persoalan yang terjadi ke dalam dua buah kitab, yaitu At-Tanbih ala sabili as-Sa’adah (menyadarkan orang kepada jalan kebahagiaan) dan Ara ahl al-Madinah al-Fadhilah (pendapat warga kota sempurna). Di samping itu, ia menulis kitab tidak kurang dari 70 kitab dan risalah tentang topik-topik yang unik, tanpa unsur-unsur pengulangan di dalamnya.

Karya-karya Al-Farabi dalam bidang logika antara lain: 1) At-Tawti’afi al-Matiq, di edit oleh Mr. Turker dengan terjemahan bahasa Turki (Ankara-1958 M) 2) Introductory Section on Logic, edisi bahasa Inggris, oleh DM. Dunlop (1995 M), sedang edisi bahasa Turki Oleh M. Turker (Ankara 1958 M) 3) Treatise in The Canons of Art of Poerty, edisi bahasa Inggris oleh AJ. Arberry (1938) sedang teks bahasa Arabnya di cetak ulang oleh A. Badawi (Cairo 1953 M). karyanya di bidang fisika antara lain: 1) Against Astrology di edit oleh F.Dieterisi (Lieden 1890 M). sedang terjemahan dalam Bahasa Jerman terbit tahun 1892 M. 2) De Intelectual (Fi al-Aql) buku ini terdapat edisi kritik pleh M Bouyges (Bierut 1936 M) sedang versi bahasa Latinnya dikerjakan oleh E. Gilson (1929 M). dalam bidang Metafisika antar lain: 1) About the Scope of Aristoteles Metaphysics, di edit dan di terjemahkan dalam bahasa Jerman oleh F. Dieterici. 2) one the one (Fi al-Wahid wa al-Wahdah). Edisi kritik dan terjemahannya dalam bahasa Inggris dikerjakan oleh H. Mushtaq.

Mahakarya Al-Farabi yang paling monumental adalah Ihsa al-Ulum (Ensiklopedi ilmu) yang di sunting dan diterbitkan di Kaherah oleh DR. Uthman Amin. Kitab ini mengumpulkan semua ilmu Al-Farabi dalam berbagai bidang. Karya ini merupakan Ensiklopedi pertama dalam sejarah pemikiran Islam, bahkan dalam sejarah pemikiran umat manusia. Di dalamnya di jelaskan ilmu-ilmu yang terkenal pada zamannya satu demi satu, bagi setiap bidang ilmu, ia jelaskan cabang-cabangnya juga.

Al-Farabi meninggal di Damaskus pada tahun 339 H / 950 M dalam usia kurang lebih 80 tahun. Namun hingga kini, karya-karyanya masih terus dipelajari orang dan menjadi rujukan dalam berbagai bidang. Sudah selayaknya kita dapat mengambil tauladan dari perjalanan hidupnya dan mencontoh dedikasinya yang tak mengenal lelah.

(Tulisan ini diadaptasi dari Hidayah Edisi 26 Tahun 2003)
www.sufiz.com
Lengkapnya Klik DISINI

“Perang Diplomatik” di PBB, Saudi Tantang AS Jika Veto Pengakuan Palestina

 
Pada September ini Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akan menjadi ajang pertarungan besar politik, saat Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, mengajukan permintaan pengakuan PBB ke Dewan Keamanan dan keanggotaan Negara Palestina.

Abbas telah lama menyatakan akan mengajukan permohonan pengakuan dari Sidang Majelis Umum (MU)  PBB bagi Negara Palestina setelah perundingan dengan Israel muncul-tenggelam tanpa pernah ada hasil nyata.

Sejak Kesepakatan Oslo ditandatangani pada tahun 1993, babak baru dalam sejarah Timur Tengah pun merekah. Pemimpin organisasi pembebasan Palestina (PLO) saat itu, Yasser Arafat, dan Perdana Menteri (PM) Israel, Yitzak Rabin, di hadapan Presiden Amerika Selatan (AS), Bill Clinton, berfoto di depan para wartawan, berjabat tangan, dan membawa perundingan Israel-Palestina ke “hasil kesepakatan yang sebenarnya”.

Dengan menandatangani Kesepakatan Oslo, kedua belah pihak saling mengakui untuk pertama kali dalam sejarah dan membuat kesepakatan dua negara untuk pertama kali pula. Setelah menandatangani kesepakatan tersebut, gagasan bahwa perdamaian “akhirnya akan dimungkinkan” mulai merambah ke seluruh dunia.

Sejak itu muncul harapan bahwa pertikaian Arab-Israel bisa dipecahkan untuk selamanya, dan perdamaian akan membawa kemakmuran dan kebahagiaan ke Timur Tengah.
Shimon Perez, orang nomor dua di Israel kala itu, menulis sebuah buku berjudul “The New Middle East”, yang menggambarkan pemandangan membahagiakan tersebut. Buku itu segera terjual laris. Penampilan Israel sebagai “pembawa perdamaian” kelihatannya meyakinkan hampir setiap orang.

Akan tetapi, Harun Yahya menerbitkan buku tandingan dengan judul “The New Masonic Order”. Di dalam buku yang pertama kali diterbitkan pada Februari 1996 tersebut, Harun Yahya menggambarkan betapa penampilan itu tidak mencerminkan kenyataan, dan betapa perdamaian Israel hanyalah “perdamaian basa-basi”.

Harun Yahya adalah nama pena Adnan Oktar, yang dilahirkan di Ankara, Turki, pada tahun 1956.
Harun Yahya menerangkannya bahwa dengan berunding bersama PLO, Israel sebenarnya ingin memperburuk pertikaian antara mereka dan HAMAS. Israel, katanya, sebenarnya tidak mempunyai niat menarik diri dari Daerah Pendudukan, dan bahwa mereka hanya menjadikan perdamaian sebagai permainan taktik.
Kini setelah proses perdamaian tersebut berjalan selama sekitar 18 tahun dari kedua penandatangannya telah tiada, pembicaraan perdamaian Palestina-Israel macet, sehingga Mahmoud Abbas –pengganti Arafat– bertekad mengambil jalan pintas, mendekati Sidang Majelis Umum dan meminta pengakuan di sana.
Tindakan Palestina itu mendapat dukungan penuh Arab. Pada 14 Juli, Liga Arab berjanji “akan melakukan semua langkah yang diperlukan” guna memastikan diperolehnya pengakuan bagi Negara Palestina melalui Dewan Keamanan.

Sementara itu, Israel sibuk mengerahkan semua temannya dan energi dahsyatnya sendiri guna menggagalkan usaha Abbas, dan Presiden AS Barack Obama tak ketinggalan serta sudah menyatakan ia akan menggunakan hak veto AS guna menghalangi upaya Abbas.

Pada Kamis (8/9), pemerintah AS mengatakan dengan gamblang bahwa Gedung Putih akan menggagalkan upaya Palestina untuk bergabung menjadi anggota PBB dalam resolusi Dewan Keamanan PBB.
“Tindakan pemerintah itu bukan sesuatu yang mengejutkan. AS menentang langkah Palestina, yang berusaha mendirikan sebuah negara, yang hanya dapat dilakukan dengan negosiasi, di New York,” kata juru bicara AS, Victoria Nuland, dalam pertemuan rutin, sebagaimana dilaporkan Xinhua.

Reaksi keras
Amerika Serikat juga menghadapi reaksi keras sekutu dekatnya yang lain di Timur Tengah, Arab Saudi. Pada Jumat, 10 Juni, Pangeran Turki Al-Faisal, mantan duta besar Arab Saudi untuk AS, memberi tanda tegas mengenai proses mendatang di PBB.
“Akan ada konsekuensi yang berisi bencana bagi hubungan AS-Arab Saudi, jika AS memveto pengakuan PBB atas Negara Palestina,” kata Pangeran Turki, yang tak memangku jabatan di pemerintah tapi mencerminkan pikiran pemerintah di Riyadh, sebagaimana dilaporkan media internasional.

Menurut Pangeran Turki, kerajaan Teluk itu akan menggunakan semua kekuatan diplomatiknya untuk mendukung upaya Palestina untuk meminta pengakuan internasional.
“Para pemimpin Amerika telah lama menyebut Israel sekutu `yang sangat diperlukan`. Mereka akan segera tahu bahwa ada pemain lain di wilayah ini, `yang lebih diperlukan`,” kata Pangeran Turki pada Juni.
Permainan pemberian dukungan bagi Israel telah terbukti tidak bijaksana buat Washington, kata Pangeran Turki, dan dalam waktu dekat itu akan terbukti sebagai tindakan yang lebih bodoh lagi.
Lalu, mengapa Palestina nekad menempuh risiko bahwa tindakannya bisa membuat hubungannya dengan AS jadi jauh?

Alasannya kasat mata, yaitu penyerobotan wilayah Tepi Barat Sungai Jordan dan Jerusalem Timur oleh Israel, kemacetan total perundingan Palestina-Israel, perasaan Palestina bahwa, sementara dunia Arab diguncang revolusi, tiba waktunya bagi mereka untuk juga menarik perhatian besar masyarakat internasional.
Alasan lain, kata Patrick Seale penulis tentang Timur Tengah, bisa jadi karena mereka merasa AS –penaja utama proses perdamaian Timur Tengah– sudah bukan lagi penengah yang adil dan tak bisa melepaskan diri dari cengkeraman lobi Yahudi, kekuatan pro-Israel di Kongres AS.
Selama proses menuju pemungutan suara di PBB pada September, Israel dan Palestina telah gencar melakukan lobi. Palestina tahu mereka takkan kesulitan untuk mengumpulkan dukungan dari negara berkembang.

Di antara 193 anggota PBB, 122 sudah mengakui Negara Palestina. Jumat itu dapat bertambah jadi sebanyak 154, hampir sebanding dengan Israel, yang memiliki hubungan diplomatik dengan 156 negara.
Masalahnya buat Palestina adalah posisi pada negara kaya, tangguh dan maju layaknya Amerika Utara, Eropa dan Australia-Asia. Dari sana lah Israel bisa meraup keuntungan.

Uni Eropa diperkirakan akan jadi ajang pertempuran sesungguhnya bagi perang diplomasi Palestina-Israel, dan di sana tersimpan “suara berayun” yang penting, yaitu Inggris, Prancis dan Jerman.
Prancis diperkirakan akan memberi suara buat Palestina, seperti seringkali dikatakan oleh Presiden Nicolas Sakozy. Tapi, ia baru-baru ini tampaknya telah bergeser ke kubu pro-Israel. Jerman, seperti biasa, diduga akan memberi suara yang menentang Palestina, sementara Inggris belum memperlihatkan sikap jelas.

Secara resmi Uni Eropa telah lama mendukung penyelesaian dua negara. Tapi, beberapa negara Eropa boleh jadi khawatir tindakan “sepihak” Palestina bisa menimbulkan risiko memecah Uni Eropa dan menambah dalam perpecahan lintas-Atlantik.
Palestina tampaknya tak memiliki jalan ke luar lain. Mereka melihat pemerintah PM Israel, Benjamin Netanyahu, bukan lah mitra yang bisa diandalkan untuk mewujudkan berdirinya Negara Palestina.
Pemerintah Netanyahu cuma mengenal satu taktik, yaitu menentang upaya Palestina untuk meminta pengakuan PBB.

Israel, yang tak ragu untuk “beradu kepala” dengan pengakuan PBB atas Negara Palestina, berharap bisa meraih “kemenangan moral”, jika negara utama Uni Eropa –seperti Jerman, Prancis dan Inggris– abstein atau malah menggunakan hak veto terhadap pengakuan itu.
Pada dasarnya, Netanyahu diperkirakan akan berkilah Palestina “hanya memperoleh mayoritas otomatis”, dan negara besar Barat tak mendukungnya.

Tapi, AS sedang dirundung masalah pencitraan. Pengaruh AS di dunia Arab dan Islam sudah mengalami penurunan drastis. Selain dukungan membabi-butanya untuk Israel, perangnya di Irak, Afghanistan, Pakistan dan serangannya terhadap kelompok gerilyawan Muslim di Yaman, serta tempat lain, telah mencuatkan rasa permusuhan besar.
Di antara tindakan yang mengirim gelombang kejutan kedua dunia Arab ialah veto AS pada Februari terhadap Resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengutuk berlanjutnya pembangunan permukiman oleh Israel.

Obama juga mengirim kejutan dengan menentang perujukan Fatah dengan HAMAS, dan penolakan kerasnya terhadap strategi Palestina di PBB.
Namun, AS juga menghadapi kejutan dengan mundurnya George Mitchell, utusan khusus Obama untuk Timur Tengah, pada Mei. Ia dilaporkan merasa kecewa karena selama dua tahun ia tak mampu menggeser Netanyahu dari posisinya, sekalipun hanya satu inci.

Hal yang menjadi pertanyaan sesungguhnya ialah apa yang akan terjadi setelah pengakuan di PBB, dan proses tersebut mungkin sangat penting bagi AS.
Sementara itu, jajaran militer dan politik Israel berusaha untuk pada akhirnya menghadapi protes besar-besar di Tepi Barat, setelah sebanyak 140 negara mengakui Palestina. Kemungkinan pecahnya kerusuhan memang mengerikan.

Antara

Lengkapnya Klik DISINI

Umat Islam Di AS Akan Lampaui Yahudi

Pepatah Inggris berkata, Every cloud has a silver lining: setiap kejadian akan selalu berbuah hikmah. Terbukti, peristiwa 11 September ini membawa hikmah, terutama bagi umat Islam. Meskipun sentimen anti Islam pasca Tragedi 11 september terus meningkat di Amerika Serikat, namun tak menyurutkan warganya untuk mengenal dan jatuh hati pada Islam. Menurut laporan TV P, setiap tahun, rata-rata 20 ribu warga AS menjadi muallaf.

Subahanallah, Islam adalah satu agama yang mengalami perkembangan paling pesat di AS. Bahkan pada 2010, umat Islam diperkirakan akan melampaui jumlah kaum Yahudi sebuah kalkulasi yang menurut Washington Times terkadang ditanggapi dengan cemas oleh para pemuka agama lain.

Pakar sejarah Islam dan hubungan Islam-Nasrani dari Georgetown University, Yvonne Haddad, mengatakan, peluang Islam menjadi agama masyarakat Amerika Serikat sangat terbuka. "Kelak Islam akan menjadi agama masyarakat AS," ujar Haddad, saat berdiskusi bersama mahasiswa Princeton University, seperti dikutip New Jersey.

Haddad optimistis, muslim akan menjadi bagian dari masyarakat AS. Menurutnya, tanda-tanda itu sudah terlihat jelas, ketika masyarakat AS mulai menerima eksistensi umat Islam. Ia melihat, titik balik penerimaan Islam di AS tidak terlepas dari Tragedi 11 September 2001. Titik balik itu yang mempersatukan umat Islam dengan AS. Inilah yang disebut, hikmah di balik bencana.

Haddad menjelaskan, setelah Tragedi 11 September, masjid dari berbagai negara bagian di AS mulai memprioritaskan pemberian pengetahuan tentang Islam dan muslim kepada remaja AS. Langkah itu dilakukan guna memperjelas identitas mereka sebagai muslim dan warga negara AS.

Lebih lanjut Haddad mengatakan, melalui kebijakan itu pula terjalin komunikasi lintas kepercayaan. "Kami melihat, dialog memiliki posisi yang sangat penting"

Masih menurut Haddad, dimasa lalu, umat Islam melihat masyarakat AS masih dilanda trauma berat hingga jalinan dialog tidak berjalan. Setelah itu, dengan berdirinya sejumlah Islamic centre atau masjid, muslim AS mempunyai cara istimewa untuk merangkul masyarakat AS, dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk datang dan melihat secara langsung Islam dengan lebih dekat.

Ke depan, Hadad memprediksi, integrasi umat Islam dengan AS akan berlangsung mulus ketika terlahir generas-generasi baru. Melalui generasi baru itu, umat Islam AS akan memperlihatkan eksistensinya sebagai bagian dari bangsa AS melalui rangkaian partisipasi dan pandangan dalam dialog AS secara luas.

Dibalik Tragedi 11/9

Di balik sejumlah kepedihan dan kepahitan mengecap hidup sebagai Muslim di AS, serangan 11 September ternyata membuahkan hikmah. Hal ini diakui oleh para tokoh Muslim di AS. Nama Islam mungkin masih terasa asing bagi sebagian besar warga AS. Hal ini terungkap saat American Muslim Council (AMC) melakukan wawancara yang direkam melalui video. "Islam? Saya… tidak tahu," kata seorang pria sambil tersenyum. Sedangkan seorang pria menjawab, "Setahu saya, Islam adalah agamanya orang Israel."

Direktur AMC Aly R Abuzaakouk mengakui, bahwa Islam masih asing di mata masyarakat AS. Sejak tragedi 11 September 2001, mereka seolah baru menyadari keberadaan agama ini di lingkungan mereka. Buku-buku tentang Islam banyak terjual di mana-mana. Orang memburunya. Namun bagi Abuzaakouk, sisi positifnya tentu lebih banyak. Pasalnya, orang menjadi lebih mengetahui esensi ajaran Islam.

Tingginya minat terhadap Islam setelah tragedi 11 September diakui Pula oleh Direktur Eksekutif Council on American-Islamic Relation (CAIR), Dr Nihad Awad. "Buku yang paling laris dijual saat itu adalah buku tentang Islam, termasuk Al Quran. Ini menarik sekali. Untuk pertama kalinya ribuan warga Amerika menginjakkan kaki di masjid. Mereka lebih tertarik untuk mengetahui Islam, namun sayangnya mereka banyak di kelilingi oleh opini media" kata Awad.

Salah satu hikmah di balik tragedi tersebut adalah banyaknya berita tentang Islam di sejumlah media, dalam empat bulan terakhir. Jumlahnya bahkan jauh lebih banyak — bahkan jika dibandingkan sejak bangsa ini (AS) berdiri 200 tahun yang lalu. Kini banyak orang Amerika yang ingin tahu lebih banyak mengenai Islam. Menjelang Ramadhan, misalnya, banyak yang ingin tahu mengenai Ramadhan dan apa saja yang bisa dilakukan dan tidak boleh dilakukan orang Islam di bulan tersebut.

Fenomena menarik lainnya diungkap aktivis LSM asal Irak. Menurutnya, ada peningkatan jumlah orang yang memeluk agama Islam sejak 11 September 2001. "Sebelum 11 September, ada enam ribu orang yang masuk Islam setiap tahunnya. Setelah tragedi itu, kini jumlahnya meningkat jadi 20 ribuan dalam waktu beberapa bulan saja," ujarnya. Sebagian besar yang tertarik menjadi Muslim adalah warga kulit hitam asal Afrika, menyusul keturunan Spanyol, dan warga kulit putih.[voa-islam/ismed]
 
http://www.islamedia.web.id/2011/09/umat-islam-di-as-akan-lampaui-yahudi.html
Lengkapnya Klik DISINI

10 Hal yang Meningkatkan Motivasi

Penulis: Ust. Cahyadi Takariawan

Sering kita menyaksikan orang yang tampak tidak bergairah dalam menjalani kehidupan. Ia melakoni hidup mengalir begitu saja bersama waktu, tanpa menunjukkan adanya sebuah semangat dan motivasi dalam menjalani kegiatan. Di berbagai tempat kita melihat orang-orang yang melaksanakan kegiatan dengan keterpaksaan, anak-anak sekolah yang datang tanpa kehadiran perasaan, para pegawai kantor yang masuk kerja tanpa semangat yang menyala. Ada apa dengan mereka ?

Indonesia harus dibangun dengan semangat menyala. Upaya perbaikan di berbagai bidang kehidupan harus dilaksanakan dengan sepenuh pikiran, tenaga, waktu, harta bahkan jiwa. Tidak bisa dikerjakan dengan semaunya, tanpa tenaga, tanpa jiwa, tanpa etika. Hidup harus kita nikmati dengan sepenuh motivasi, agar semua langkah kita menjadi berarti. Masuk sekolah dengan penuh motivasi, kuliah dengan penuh percaya diri, bekerja dengan sepenuh hati, melakukan kegiatan kemasyarakatan dengan penuh dedikasi.

Agar hidup ini bisa lebih kita nikmati, semestinya harus berangkat dari motivasi. Apakah yang membuat anda termotivasi dalam menjalani kegiatan sehari-hari ? Coba perhatikan sepuluh poin berikut ini.

1. Memiliki Visi Hidup yang Jelas

Apa visi hidup anda ? Ingin menjadi apa anda dalam kehidupan ini ? Bahagia dunia dan bahagia akhirat, itukah visi hidup anda ? Anda ingin masuk surga ? Alhamdulillah, semoga itu visi anda. Berjalanlah anda menuju visi yang telah anda tetapkan itu. Setiap kali anda bangun tidur, segera ingatkan diri, bahwa anda harus bekerja keras mencapai visi yang anda canangkan. Visi anda tidak mungkin terwujud dengan bermalas-malas dan tak mau kerja keras. Motivasi terus diri anda dengan visi yang telah anda tetapkan. Surga tidak datang dengan sendirinya, namun anda harus berjalan bahkan berlari menyambutnya.
Seorang pelajar SMA menetapkan visi ingin lulus Ujian Nasional dan bisa masuk Universitas Indonesia. Inilah visi “jangka pendek” yang ada dalam benaknya. Namun sangat jelas. Maka ia akan belajar keras dan melakukan berbagai aktivitas yang menunjang tercapainya keinginan tersebut. Ia akan rajin masuk sekolah, rajin mengerjakan tugas, rajin ke perpustakaan, rajin belajar, karena ingin lulus Ujian Nasional dan masuk Universitas Indonesia. Dengan itu ia akan termotivasi melakukan yang terbaik demi tercapainya visi yang ditetapkannya.


2. Ingin Menjadi Pemenang

Jika anda mengikuti perlombaan lari, yang membuat anda berusaha berlari dengan cepat meninggalkan semua peserta lainnya adalah keinginan untuk menjadi pemenang. Keinginan menjadi pemenang ini menjadi sebuah motivasi yang luar biasa dahsyat, karena anda bersedia mengeluarkan energi terhebat yang anda miliki. Hidup ini adalah bab mengambil kesempatan, karena Tuhan pergulirkan kesempatan itu kepada semua manusia. Siapa yang terjaga, waspada, dan siap siaga, akan bisa menang mengambil kesempatan yang Tuhan pergilirkan. Jadilah pemenang dalam kehidupan.

Seorang mahasiswa ingin mencapai indeks prestasi tertinggi dan lulus paling cepat dibanding teman-teman kuliahnya. Keinginan menjadi pemenang seperti ini membuat dia rajin kuliah, rajin ke kampus, rajin ke perpustakaan, rajin mengumpulkan tugas, rajin konsultasi, dan rajin belajar di rumah. Ia rela mengorbankan kesenangan dirinya demi meraih cita-cita besarnya. Ia tidak rela dirinya dikalahkan oleh teman-teman kuliahnya. Ia harus menjadi juara. Inilah motivasi yang luar biasa besarnya dalam hidup anda.

3. Ingin Sukses Menghadapi Tantangan Kehidupan

Tidak ada kehidupan yang tanpa tantangan. Semua orang memiliki tantangan dalam menjalani aktivitas keseharian. Keinginan anda untuk bisa sukses menghadapi tantangan kehidupan ini menjadi motivasi yang luar biasa besar bagi anda untuk menjalani kehidupan dengan tegar dan penuh energi. Anda tidak cepat dibuat putus asa jika menghadapi tantangan, karena anda ingin mengalahkannya. Seperti anak sekolah yang belajar keras karena ingin lulus ujian dengan baik. Begitulah hidup kita, harus berusaha serius untuk mengalahkan tantangan yang pasti datang.

Seorang pengusaha kecil yang memiliki usaha warung makan sederhana, merasa tertantang saat melihat ada usaha serupa yang baru saja buka di dekat tempat usahanya. Ia menjadi termotivasi mengelola warung makannya dengan lebih baik setelah ada tantangan di depan matanya. Semula ia berlaku santai saja, karena tidak ada tantangan yang ada di hadapannya. Begitu ada pesaing yang bisa mengancam usahanya, ia menjadi lebih bersemangat mengelola warung makannya. Tantangan memang membuat hidup lebih menarik dan lebih berwarna.

4. Ingin Membahagiakan

Jika anda seorang suami yang ingin membahagiakan isteri, anda harus berusaha sekuat kemampuan untuk bisa merealisasikannya. Jika anda orang tua, hal yang memotivasi aktivitas kehidupan adalah ketika anda ingin membahagiakan anak anda. Seorang lelaki tua telah berjalan jauh dari kampungnya, menuju rumah seseorang yang diyakini memiliki sepatu bekas untuk anaknya. Karena anaknya tidak memiliki sepatu sementara hari senin besok sudah harus masuk sekolah. Ia ingin membahagiakan anaknya. Ia tidak ingin mengecewakan anaknya yang masuk sekolah tanpa sepatu.

Seorang suami rela menyisihkan sebagian uang yang dimilikinya rutin setiap hari, demi membahagiakan isterinya. Ia berusaha menabung dengan uang yang tidak seberapa besar, namun itu ia lakukan secara rutin setiap hari. Ia ingin membelikan sepeda motor untuk isteri tercinta, karena isterinya harus antar jemput anak-anaknya yang sekolah sementara jaraknya cukup jauh. Selama ini isterinya naik sepeda kayuh. Ia ingin isterinya memiliki sepeda motor. Keinginan membahagiakan ini yang memotivasi dia melakukan penghematan belanja demi membelikan motor bagi isteri tercinta.

5. Memiliki Cinta Membara

Cinta membuat anda bersedia melakukan apa saja. Demi seseorang yang anda cintai, anda melakukan kegiatan dengan volume yang sangat padat. Siang dan malam anda tetap melakukan sesuatu, demi orang-orang yang anda cintai. Seorang isteri yang sangat mencintai suami, berusaha berdandan dan berpenampilan yang paling menarik agar selalu disayangi suami. Ia mengikuti klub senam aerobik, ia rutin merawat tubuhnya ke skincare ternama. Ia rela menghabiskan banyak uang untuk menyenangkan hati suami yang sangat dicintai.

Sebagai suami yang sangat mencintai isteri, anda akan rela bekerja mencari rejeki dengan mengeluarkan energi yang luar biasa besarnya. Demi menghidupi anak dan isteri, demi menuntaskan rasa cinta membara, anda rela mengerjakan berbagai aktivitas sejak pagi hingga malam hari. Rasa lelah seakan sudah tidak terasa lagi, semua demi orang-orang tercinta. Bahkan pasangan suami dan isteri yang berada di titik puncak persoalan rumah tangga, sampai ingin bercerai, bisa kembali berada dalam suasana normal karena cinta mereka kepada anak-anak yang sedemikian besarnya. Mereka tidak ingin melihat anak-anak bermasalah masa depannya akibat orang tuanya bercerai. Maka mereka memutuskan untuk mempertahankan keutuhan rumah tangga, demi cinta mereka kepada anak-anak hasil pernikahan mereka.


6. Ingin Memberikan yang Terbaik

Jika anda seorang pegawai di sebuah instansi, yang memotivasi anda datang ke kantor dan bekerja dengan serius adalah keinginan memberikan yang terbaik dalam dunia kerja anda. Jika anda aktivis kemasyarakatan, keinginan memberikan yang terbaik bagi masyarakat menyebabkan anda rela melakukan berbagai aktivitas tanpa mendapatkan upah atau imbalan. Anda kerjakan penuh dedikasi, karena ingin memberikan kontribusi terbaik bagi masyarakat, walaupun untuk itu harus mengorbankan berbagai kepentingan anda. Misalnya, harus keluar dana dari saku anda sendiri, mengorbankan waktu anda, mengorbankan fasilitas yang anda miliki.

Jika anda aktif dalam dakwah, yang memotivasi anda adalah keinginan memberikan yang terbaik untuk tercapainya tujuan dakwah. Anda tidak ingin dakwah melemah, maka anda selalu berusaha melakukan tindakan yang terbaik, memberikan waktu, tenaga, harta dan semua fasilitas kehidupan yang anda miliki demi suksesnya kegiatan dakwah. Karena itulah anda tidak berhitung lagi tentang resources yang anda keluarkan untuk melancarkan dakwah. Semua anda keluarkan dengan sepenuh kesadaran tanpa ada penyesalan.

7. Ingin Memberi Teladan

Kadang anda melihat kenyataan betapa minimnya keteladanan dalam kehidupan. Untuk itu anda berusaha untuk selalu memberikan keteladanan bagi semua orang. Dimulai dari rumah tangga anda sendiri, anda ingin anak-anak tumbuh menjadi shalih dan tidak tercemar oleh perilaku menyimpang yang sangat banyak melanda generasi muda. Untuk itu anda selalu berusaha memberikan contoh kehidupan yang baik agar anak-anak anda mengerti dari teladan yang anda tampilkan setiap hari.

Jika anda menjadi tokoh masyarakat, sangat ingin anda memberikan keteladanan bagi seluruh warga. Berbagai kerusakan moral dengan sangat mudah disaksikan di tengah kehidupan masyarakat, sedih sekali anda melihat itu semua. Banyak kalangan masyarakat menghendaki anda memberikan contoh teladan karena telah sedemikian mewabah kerusakan moral yang ada. Anda merasa memiliki kewajiban memberikan contoh keteladanan, maka anda rela meninggalkan berbagai hal yang anda anggap tidak memberikan keteladanan. Semua anda kerjakan dengan penuh dedikasi demi bisa memberi keteladanan terbaik bagi keluarga dan masyarakat.

8. Ada Hasil yang Jelas Manfaatnya

Anda akan sangat bersemangat melaksanakan kegiatan apabila anda meyakini bahwa dari kegiatan tersebut mendatangkan kemanfaatan yang sangat jelas. Bisa jadi kemanfaatan tersebut berupa meningkatnya kepangkatan, meningkatnya penghasilan, meningkatnya jenjang keanggotaan, meningkatnya hasil usaha, meningkatnya jumlah anggota, meningkatnya omset, meningkatnya perolehan suara, dan lain sebagainya. Bisa pula kemanfaatan tersebut bercorak kualitatif, misalnya meningkatnya penghormatan, meningkatnya kasih sayang, meningkatnya pengetahuan dan lain sebagainya.

Apabila anda tidak melihat ada manfaat yang jelas, akan sangat berat bagi anda mengikuti suatu kegiatan. Maka sangat penting bagi anda untuk mencari dan menemukan kemanfaatan yang jelas dalam setiap aktivitas rutin yang anda lakukan. Misalnya, apa kemanfaatan shalat yang rutin anda lakukan ? Apa kemanfaatan puasa yang anda lakukan selama sebulan ? Apa kemanfaatan belajar dalam kehidupan anda ? Apa kemanfaatan silaturahim ? Apa kemanfaatan olah raga ? Coba cari dan temukan berbagai kemanfaatan dalam setiap aktivitas yang anda lakukan.


9. Ingin Menunaikan Kewajiban

Kewajiban harus ditunaikan, karena jika dilalaikan akan mendapatkan catatan pelanggaran. Misalnya seorang guru, ia memiliki kewajiban mengajar di kelas. Harusnya ia memiliki visi yang jelas untuk mencerdaskan bangsa Indonesia melalui pengajaran. Dengan visi besar ini, maka dia mengajar bukan semata-mata karena menunaikan kewajiban, namun karena penunaian visi besar. Seandainya tidak memiliki visi sebesar itu, minimalnya memiliki kemauan untuk menunaikan kewajiban.

Seandainya ada seorang suami yang tengah mengalami kelunturan cinta terhadap isterinya, ia masih bisa mendapatkan motivasi dari keinginan untuk menunaikan kewajiban menafkahi keluarga. Jika ia tidak bekerja mencari nafkah, berarti telah melalaikan kewajiban sebagai suami. Maka sang suami ini bekerja dengan bersungguh-sungguh agar bisa mendapatkan rejeki yang mencukupi untuk memberi makan anak dan isteri. Dengan cara itulah ia menunaikan kewajiban sebagai suami.

10. Ingin Mendapatkan Apresiasi Positif

Kadang orang termotivasi karena ingin mendapatkan apresiasi yang positif oleh orang lain. Misalnya seorang politisi melakukan aktivitas sosial kemasyarakatan, salah satu motivasinya adalah ingin mendapatkan apresiasi positif dari masyarakat dan media, bahwa dia adalah seorang yang memiliki kepedulian sosial yang nyata. Dia ingin mendapatkan simpati massa dengan aktivitasnya, di tengah kerusakan yang terjadi pada banyak pelaku politik dan aktivis partai politik. Dia ingin tunjukkan sisi-sisi kemanusiaan, bahwa politik tidak selalu bermakna penipuan dan pembunuhan karakter.

Namun keinginan yang harus paling kuat adalah agar mendapatkan apresiasi positif dari Tuhan Yang Maha Mengetahui segala perbuatan hamba. Bukan hanya keinginan mendapatkan apresiasi positif dari manusia, lebih dari itu harus termotivasi untuk mendapatkan apresiasi positif dari Tuhan. Ingin mendapatkan pahala dan balasan kebaikan dari Tuhan. Itulah motivasi yang sangat tinggi untuk berprestasi, motivasi yang tinggi untuk melakukan semua aktivitas dengan mencurahkan semua potensi yang dimiliki.

Senayan, 27 Mei 2011


Lengkapnya Klik DISINI
Recent Post widget Inspirasi Rabbani

Menuju

Blog Tetangga

Blog Tetangga
Klik Gambar untuk Berkunjung

Luwuk Banggai SULTENG

Luwuk Banggai SULTENG
ebeeee......