Assalamu Alaikum, Selamat datang Saudaraku. Semoga BLOG ini bermanfaat dan harapan kami agar Anda sering datang berkunjung. Wassalam. ==> YAHYA AYYASY <==

LOGIKA DAKWAH ITU MELANJUTKAN AGENDA PEMIMPIN SEBELUMNYA BUKAN MENINGGALKAN, APALAGI MENGGANTINYA

Siapapun Anda yang datang berkunjung di Blog ini merupakan Inspirasi terbesar kami dalam berkarya untuk memberikan yang terbaik...Selamat Membaca...!!!


Prolog

Belakangan ini muncul istilah logika dakwah dan logika politik. Lalu muncul pula semacam (sekali lagi: semacam) kaidah yang mengatakan bahwa kita mesti mendahulukan logika dakwah atas logika politik. Sayangnya, dua istilah ini belum mendapatkan hak untuk didalami secara serius. Atau istilah ilmu syar’inya: lam ya’khud haqqahu minat-tahrir, maksudnya, belum mendapatkan hak mendalam untuk diclearkan maksud dan terminologinya. Dan jika istilahnya saja belum diklarifikasi, terlebih lagi yang semacam kaidah tadi.

Betapa tidak, bukankah dakwah yang kita gelorakan adalah dakwah yang syumuliyah mutakamilah, di mana politik merupakan bagian yang sangat penting di dalam berdakwah? Dan bukankah pula sedari awal kita sudah dikenalkan dengan apa yang disebut dengan siyasatud-da’wah?? Lalu kenapa mesti dipilah-pilah dan dipisah-pisah lagi.

Ala kulli hal.. tulisan ini tidaklah dimaksudkan untuk mencari klarifikasi atas dua peristilahan itu, namun, tulisan ini dimaksudkan untuk mengangkat satu fakta dalam sejarah Islam, sejarah yang masih sangat terkait erat dengan misi dakwah Rasulullah SAW yang dilanjutkan oleh para sahabatnya, di mana segala gerak gerik, tindak tanduk, sikap, ucapan dana pa saja yang terkait dengan mereka, dalam pandangan Islam, dipandang dan diyakini sebagai Sunnah, ‘alaikum bisunnati wa sunnatil khulafa’ ar-rasyidina min ba’di. Bahkan bukan hanya itu saja, lanjutan hadits ini menyatakan: ‘adh-dhu ‘alaiha bin-nawajidzi.. sebagaimana diriwayatkan dalam hadits shahih.

Peristiwa ini menceritakan tentang sebuah sikap yang sangat luar biasa dari Abu Bakar Ash-Shiddiq (RA), yang sangat keukeuh untuk tetap memberangkankan tentara Usamah bin Zaid ke Syam, meskipun berhadapan dengan “ijtihad” “para pembesar” sahabat nabi radhiyallahu ‘anhum, dengan alasan, bahwa Abu Bakar Ash-Shiddiq (RA) sebagai khalifah (pelanjut), tidak mau membuat policy pertamanya adalah meninggalkan, apalagi merubah, atau mengganti “policy” dari pemimpin sebelumnya, yaitu Rasulullah SAW.
Pembahasan

Pertama: Cerita Tentang Pemberangkatan Pasukan Usamah bin Zain (RA) di Zaman Nabi SAW
Menjelang akhir hayat Rasulullah SAW, dan di saat beliau SAW dalam keadaan sakit berat, beliau menetapkan Usamah bin Zaid (RA) yang baru berumur 17 atau 18 tahun agar membentuk sariyyah, atau ekspedidi pasukan yang tidak dipimpin oleh Rasulullah SAW secara langsung.

Beliau SAW pun mendorong kepada para sahabat agar secara sukarela mendaftarkan diri mereka untuk bergabung ke dalam pasukan yang akan dipimpin oleh Usamah bin Zaid (RA) ini.

Pasukan ini, setelah terbentuk nanti, mendapatkan tugas untuk menuju lokasi di mana Zaid bin Haritsah, Ja’far bin Abi Thalib dan Abdullah bin Rawahah – radhiyallahu ‘anhum – gugur sebagai syuhada’ di sana, yaitu dalam sebuah pertempuran yang dikenal dengan nama Perang Mu’tah.

Lokasi Mu’tah memang cukup jauh dari Madinah, sebab, dalam tatanan negara sekarang, Mu’tah masuk negara Yordan, sangat jauh dari Madinah, dan cukup jauh masuk ke “pedalaman” kekuasaan kekaisaran Romawi, dan mesti melewati banyak sekali suku-suku Arab yang berada di sebelah utara Madinah.

Banyak para sahabat nabi bergabung ke dalam pasukan ini, diantaranya terdapat “pembesar-pembesar sahabat”, seperti: Umar bin Al-Khaththab, Sa’d bin Abi Waqqash, Abu Ubaidah bin Al-Jarrah, Sa’id bin Zaid, dan lain-lain, radhiyallahu ‘anhum.

Pasukan pun terbentuk, maka Rasulullah SAW bersabda kepada Usamah bin Zaid: “Bawalah pasukanmu ke tempat syahidnya orang tuamu, seranglah lokasi itu dengan pasukan berkuda, lakukan serangan di pagi hari di tempat yang bernama Ubna, panaskan mereka, percepat perjalananmu agar ketibaanmu di sana lebih cepat daripada beritanya, lalu, jika Allah SWT memberikan kemenangan kepadamu atas mereka, jangan berlama-lama di sana”.

Melihat bahwa yang ditetapkan oleh Rasulullah SAW sebagai panglima adalah seorang pemuda belia yang baru berumur 17 atau 18 tahun, beberapa sahabat nabi (tidak banyak, hanya beberapa saja) berkomentar minor terhadap kepemimpinan Usamah. Diantara yang berkomentar itu bernama Ayyasy bin Abi Rabi’ah al-Makhzumi. Komentar Ayyasy ini terdengar oleh Umar bin al-Khaththab (RA), maka Umar (RA) menyampaikannya kepada Rasulullah SAW.

Mendengar komentar seperti itu, Rasulullah SAW bersabda: “Jika kalian mencela kepemimpinan Usamah, maka sungguh kalian dahulu juga mencela kepemimpinan orang tuanya (Zaid bin Haristah [RA]), demi Allah, sungguh, Usamah sangat layak menjadi pemimpin, dan sungguh, Zaid adalah orang yang sangat aku cintai, dan Usamah adalah orang yang sangat aku cintai sepeninggal orang tuanya”. (HR Bukhari [4469] dan Muslim [2426]).

Sebenarnya, “kritik” beberapa sahabat nabi itu didasarkan atas ijtihad mereka, mengingat Usamah dianggap masih terlalu muda untuk membawa pasukan merangsek jauh ke “pedalaman” kawasan musuh, jauh meninggalkan Madinah, dan sama sekali bukan bermaksud menolak kepemimpinan Usamah bin Zaid (RA). Namun, Rasulullah SAW tetap keukeuh untuk menetapkan Usamah bin Zaid sebagai pemimpin pasukan itu, dan tentu mengandung banyak hikmah dan rahasia.

Usamah pun kemudian mempersiapkan segala yang diperlukan oleh pasukan itu, dan dia pun menetapkan markas persiapannya di tempat yang bernama Jaraf sedikit keluar dari Madinah.

Setelah semuanya siap, ternyata sakit Rasulullah SAW semakin berat, maka Usamah pun mendatangi Rasulullah SAW dan berkata kepada beliau SAW: “Wahai Rasulullah, engkau semakin melemah, dan saya berharap kepada Allah SWT, semoga Allah SWT memberikan kesembuhan kepada engkau, oleh karena itu, ijinkan saya untuk tetap tinggal dan tidak berangkat, sehingga Allah SWT memberikan kesembuhan kepada engkau, sebab, kalau saya tetap berangkat, sementara engkau dalam keadaan sakit seperti ini, maka saya akan berangkat dengan perasaan terluka dan berduka, padahal saya tidak suka kalau harus selalu bertanya-tanya kepada kafilah-kafilah yang ada tentang perkembangan keadaan engkau”.
Mendengar pernyataan Usamah seperti itu, Rasulullah SAW diam.

Karena Usamah bin Zaid sebagai panglima belum memberangkatkan pasukannya, maka pasukan itu pun tetap bermarkas di Jaraf.

Pada suatu hari Senin di bulan Rabi’ul Awwal, Rasulullah SAW kelihatan agak ringan, maka Usamah pun menemui Rasulullah SAW, dan Rasulullah SAW bersabda kepadanya: “Berangkatlah atas keberkahan Allah SWT”. Aka Usamah keluar dari rumah Rasulullah SAW dan menuju ke Jaraf untuk memberangkatkan pasukannya.

Namun, tiba-tiba, datanglah utusan Ummu Aiman, ibunya Usamah bin Zaid yang memberitahukan kepadanya bahwa Rasulullah SAW telah wafat, maka datanglah Usamah ke tempat Rasulullah SAW dengan ditemani oleh Umar bin al-Khaththab dan Abu Ubaidah (RA) dan benar saja, mereka mendapati Rasulullah SAW telah wafat.

Perlu diketahui bahwa jarak atau masa antara penetapan Usamah bin Zaid sebagai panglima perang dengan wafatnya Rasulullah SAW adalah 16 hari, sebab, anjuran beliau SAW kepada para sahabat untuk bersiap-siap membentuk pasukan terjadi pada hari Senin 25 atau 26 Shafar tahun 11 H, lalu pada hari Selasa nya Rasulullah SAW menetapkan Usamah bin Zaid (RA) sebagai panglima, dan Rasulullah SAW mulai sakit pada hari Rabu akhir bulan Shafar tahun 11 H dan wafat pada hari Senin tanggal 12 Rabi’ul Awwal 11 H.

Jumlah waktu yang hanya belasan hari ini bukanlah waktu yang lama untuk mempersiapkan sebuah pasukan yang akan bergerak ke tempat yang sangat jauh itu, namun, karena sikap sur’atul istijabah para sahabat, pasukan itu telah terbentuk dengan sangat sempurna.

Menurut satu sumber, pasukan yang terbentuk ini terdiri dari 3000 pasukan, lengkap dengan seluruh perlengkapan dan keperluannya, padahal saat itu, keadaan ekonomi para sahabat nabi sedang tidak bagus, dan semua pasukan yang bergabung ini, adalah atas kerelaan dan kemauan mereka sendiri, Rasulullah SAW hanya mendorong dan memotivasi saja. Perbekalan dan perlengkapan perang mereka pun, baik yang bersifat kolektif maupun perseorangan, juga dari sumbangan mereka.

Kedua: Tentara Usamah di Zaman Abu Bakar Ash-Shiddiq (RA)
Setelah kaum muslimin secara aklamasi memba’iat Abu Bakar Ash-Shiddiq (RA) sebagai khalifah Rasulullah SAW, keadaan “Dunia Islam” saat itu benar-benar sangat gawat. Betapa tidak?

1. Seluruh semenanjung Arabia yang pernah masuk Islam, semuanya murtad. Yang tidak murtad hanyalah: Madinah, Makkah, Thaif dan Bahrain (kawasan pantai timur semenanjung Arabia). Repotnya, kawasan yang tidak murtad ini ibaratnya seperti pulau-pulau yang saling berjauhan, yang tidak dengan mudah dapat dikonsolidasi secara cepat.

2. Kawasan-kawan yang murtad itu telah berencana akan menyerang Madinah, dengan alasan mereka masing-masing. Sehingga, posisi Madinah benar-benar sangat gawat. Ibaratnya, Madinah semacam kambing yang terkepung oleh singa, serigala dan semua binatang buas lainnya.

3. Kekuatan “tentara” Madinah saat itu, ya hanya berkisar pada angka 3000 tentara yang terbentuk di zaman nabi itu, sementara kawasan yang murtad, jumlahnya tentunya sangat berlipat.
Meskipun keadaan “Dunia Islam” saat itu sedemikian rupa “gawat”-nya, begitu Abu Bakar menjadi khalifah, kebijakan pertama yang akan dia jalankan adalah “memberangkatkan pasukan Usamah”. Atau istilahnya: Infadzu Jaisyi Usamah.

“Kebijakan” inilah yang coba di-“taklukkan” oleh “ijtihad” para sahabat nabi yang lain, yang jika mereka berhasil “menaklukkan” “kebijakan” Abu Bakar (RA) dan lalu beliau mengikuti “ijtihad” para sahabat nabi yang lain itu, niscaya akan tercatat lah dalam sejarah bahwa “kebijakan” Abu Bakar Ash-Shiddiq yang pertama kali setelah beliau dibai’at sebagai khalifah, adalah merubah kebijakan pemimpin sebelumnya, yaitu Rasulullah SAW.

Namun apa yang terjadi? Mari kita ikuti ulasan selanjutnya.
Saat para sahabat nabi melihat bahwa “kebijakan” Abu Bakar yang pertama kali hendak dibuat adalah memberangkatkan pasukan Usamah, mereka menghadap Abu Bakar Ash-Shiddiq dengan membawa banyak “ijtihad” mereka, “ijtihad” yang didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan yang “matang” dan “mendalam”. Mungkin kalau mempergunakan bahasa sekarang, “ijtihad” para sahabat nabi itu telah memperhitungkan: fiqih waqi’, fiqih tawaqqu’ (prediksi), fiqih maqashid, fiqih aulawiyat, fiqih muwazanah, dan fiqih-fiqih lainnya. Intinya, “ijtihad” yang benar-benar ijtihad, dari hasil kerja para mujtahidin.

Diantara “ijtihad” para sahabat yang dikemukakan, adalah sebagai berikut:

1. Lokasi Mu’tah itu sangat jauh dari Madinah, dan masuk terlalu ke dalam di daerah kekuasaan Romawi, satu negara adi daya waktu itu.

2. Untuk sampai ke Mu’tah, mesti melewati banyak sekali suku-suku Arab yang berada di sebelah utara Madinah, padahal mereka murtad, dan tentu, pasukan yang melewati mereka, sangatlah tidak aman.

3. Jika 3000 tentara Madinah diberangkatkan ke Mu’tah, maka Madinah akan kosong, atau minimal akan sangat lemah, padahal sudah sangat kuat terdengar rencana suku-suku yang murtad untuk menyerang Madinah.

4. Lalu, Rasulullah SAW baru saja wafat, dan kaum muslimin baru saja memiliki pemimpin baru, lalu, siapa yang akan menjaga dan melindungi pemimpin kaum muslimin yang baru ini. Juga, siapa yang akan menjaga dan melindungi ummahatul mukminin, kaum wanita dan anak-anak?

5. Juga, Usamah bin Zaid (RA) itu masih mudah, baru 17 atau 18 tahun. Ia memang mempunyai kecakapan untuk memimpin, namun, karena situasinya sangat gawat dan genting, dikhawatirkan hikmah dan pengalaman, atau jam terbangnya masih belum cukup untuk memimpin pasukan di saat yang sangat genting dan gawat ini.

6. Keadaan yang sangat gawat dan genting itu, menurut satu riwayat, digambarkan seperti: “seekor kambing, di suatu malam yang sangat gelap gulita dan sangat dingin”, yang menggambarkan, apa sih daya dan upaya yang dimiliki oleh seekor kambing? Apa lagi di malam yang sangat gelap gulita, suatu keadaan yang justru sangat menguntungkan para binatang buas calon pemangsanya, sebab, para binatang buas itu mempunyai penginderaan yang jauh lebih lengkap dan sempurna untuk mengetahui titik dan posisi kambing itu. Sudah begitu, sedang musim dingin pula, satu musim yang memerlukan pembakaran besar untuk tubuh para pemangsa itu, pembakaran yang akan mereka dapatkan kalau mereka mendapatkan suatu mangsa!!!

7. Yang paling menarik adalah fakta bahwa diantara yang “melobi” Abu Bakar dan mengemukakan “ijtihad” para sahabat nabi untuk “mengubah” “kebijakan” Abu Bakar Ash-Shiddiq (RA) adalah Umar, Ustman, Sa’d bin Abi Waqqash, Abu Ubaidah bin al-Jarrah dan Sa’id bin Zaid. Luar biasa, mereka adalah sahabat-sahabat nabi yang dijamin masuk surga, al-‘asyrah al-mubasy-syaruna bil jannah. Mereka lah yang “melobi” Abu Bakar dengan membawa “aspirasi” para sahabat nabi yang lain. Mereka juga mengatakan bahwa “ijtihad” ini juga merupakan “ijtihad” kaum Anshar . Bahkan, “lobi” mereka ini pun, berdasarkan riwayat Al-Waqidi, kali ini, bukanlah untuk membatalkan rencana pemberangkatan pasukan Usamah, namun, hanya “penundaan” saja. Istilahnya, hanya “aspek aulawiyat” saja, mengingat suasana Madinah. Masya Allah, jadi, lobi nya bukan pembatalan, atau perubahan, namun hanya penundaan, hanya sisi aulawiyat saja. Subhanallah.
8. Dan perlu diketahui bahwa semua “ijtihad” ini dikemukakan, adalah demi kebaikan Islam dan kaum muslimin, demi menegakkan syi’ar: ad-dinu an-nashihatu (agama itu nasihat), termasuk nasihat untuk pemimpin dan kaum muslimin.

Namun, “ijtihad” para sahabat nabi itu berhadapan dengan sikap keukeuh Abu Bakar Ash-Shiddiq (RA) yang, sekali lagi, tidak mau mengawali kepemimpinannya dengan cara meninggalkan, merubah, atau mengganti kebijakan pemimpin sebelumnya, yaitu Rasulullah SAW.

Dan luar biasa sekali “pembelaan” Abu Bakar Ash-Shiddiq (RA) atas “ijtihad”-nya, yang diantaranya adalah sebagai berikut:

1. “Demi Dzat yang jiwa Abu Bakar ada di Tangan-Nya, kalau saja engkau menduga, bahwa binatang-binatang buas itu hendak mencomotku dan membawa diriku lari dari luar kota Madinah untuk dimangsa beramai-ramai di tempat yang jauh itu, aku tetap akan memberangkatkan pasukan Usamah sebagaimana telah diperintahkan oleh Rasulullah SAW, dan kalau saja di kampung ini (maksudnya: Madinah) sudah tidak ada siapa-siapa lagi yang tertinggal atau tersisa selain diriku, aku tetap akan berangkatkan pasukan Usamah”.

2. “Apakah kalian mempunyai argumentasi lain?”. Para sahabat menjawab: “Tidak, kami telah sampaikan semua argumentasi kami”. Maka Abu Bakar menjawab: “Demi Dzat yang jiwaku ada di Tangan-Nya, kalau saja kalian mengira bahwa binatang-binatang buas itu akan memangsaku di dalam kota Madinah ini, maka aku tetap akan memberangkatkan pasukan Usamah bin Zaid”.

3. “Kalau saja anjing-anjing liar dan serigala-serigala itu mencomotku, aku tidak akan menolak sebuah keputusan yang pernah diputuskan oleh Rasulullah SAW”.

4. Bahkan, Abu Bakar marah kepada Umar (RA) seraya berkata: “Semoga ibumu kehilangan dirimu wahai Umar, ada seseorang yang telah diangkat dan ditetapkan oleh Rasulullah SAW, dan engkau memerintahkan kepadaku untuk mencabut pengangkatan itu?!”. Maka Umar pun keluar dari majlis Abu Bakar dan melapor kepada para sahabat yang memberinya tugas untuk melobi. Umar berkata kepada mereka: “Semoga ibu kalian kehilangan kalian, gara-gara kalian, aku dibeginikan oleh khalifah Rasulullah SAW”.
Ketiga: Pasukan Usamah bin Zaid (RA) Tetap Berangkat

Setelah semua upaya “lobi” dari para sahabat nabi (RA), dan setelah semua “ijtihad” mereka dengan seluruh perangkatnya dikemukakan, ternyata semua “ijtihad” ini berhadapan dengan sebuah prinsip penting dalam dunia dakwah, yaitu: “pantangan dalam logika dakwah, bahwa pemimpin yang baru, tugas pertamanya adalah mengganti kebijakan pemimpin sebelumnya”, dan inilah “Sunnah”Abu Bakar Ash-Shiddiq (RA) yang diwariskan kepada kita, maka, berangkatlah pasukan Usamah bin Zaid (RA) ke tempat yang telah ditetapkan oleh Rasulullah SAW.

Pasukan ini pun menjalankan dengan detail apa yang pernah disabdakan oleh nabi Muhammad SAW kepada Usamah, dan Usamah pun mengelola pasukannya persis seperti yang dipesankan oleh Rasulullah SAW, maka pasukan ini pun pulang dan kembali ke Madinah dengan membawa kemenangan gemilang dan juga rampasang perang yang tidak sedikit.
Keempat: Keberkahan

Dan di sinilah terletak rahasia keberkahan itu, bahwa, saat Abu Bakar (RA) tidak mau, dan benar-benar tidak mau merubah apa yang pernah diputuskan oleh Rasulullah SAW, di situlah keberkahan itu muncul.

1. Semua yang dikhawatirkan oleh para sahabat nabi (RA) sama sekali tidak terbukti. Sama sekali tidak terjadi serangan, atau comotan apa pun ke dalam kota Madinah saat ditinggal oleh pasukannya.

2. Bahkan, yang terjadi sebaliknya. Saat suku-suku yang bermaksud menyerang Madinah mendengar, bahwa Abu Bakar Ash-Shiddiq memberangkatkan 3000 pasukan ke Syam, suku-suku itu menjadi berhitung ulang. Mereka berkata kepada sesama mereka: “Kalau Madinah tidak dalam keadaan yang sangat kuat, tidak hendaklah Abu Bakar mengeluarkan pasukan sejumlah 3000 personil menuju Syam”.

3. Dan tentunya, kemenangan di Syam (Mu’tah, atau Ubna), dan ghanimah besar yang mereka dapatkan, merupakan penambahan ma’nawiyah (spiritualitas) dan maddiyah (materi) bagi kaum muslimin yang tidak terkira.

Jadi, diantara sumber keberkahan dalam berdakwah itu, janganlah suka merubah-rubah atau mengganti-ganti kebijakan, dengan alasan “ijtihad” dari “kibar sahabat” sekalipun. Berpegang pada prinsip itulah sumber keberkahan, berpegang pada Sunnah itu lah keberkahan, sunnah melanjutkan kebijakan pemimpin sebelumnya.

Kelima: Aaah… Itu Kan Karena Sunnah Nabi…
Bisa saja orang dengan mudah berdalih, lalu berkata: Abu Bakar keukeuh kan karena pemimpin sebelumnya adalah Rasulullah SAW??!!

Dalih ini, kalau ada, telah melupakan banyak hal, diantaranya:

1. Bukankah keukeuh nya Abu Bakar (RA) adalah keukeuh nya seorang sahabat nabi dan keukeuh ini berhadapan dengan “ijtihad” “kibar sahabat”?

Bila jawaban kita adalah ya, apakah kita akan mengatakan bahwa Abu Bakar (RA) otoriter? Hasya lillah, nggak mungkin lah kita akan mengatakan begitu. Beliau (RA) keukeuh, karena hal ini adalah prinsip. Karena, hal ini adalah Sunnah. Tidak boleh ada sunnah dalam arti preseden bagi para pemimpin Islam setelahnya, bahwa, “ada contohnya” tugas pemimpin baru itu adalah mengganti kebijakan pemimpin sebelumnya.
Ini dalam dunia dakwah lho.. dalam logika dakwah…kalo laogika lainnya, lain soal.
Karena kita harus mengedepankan logika dakwah, ya beginilah logikanya.

2. Fakta-fakta para khalifah dan amirul mukminin berikutnya, mulai dari Umar bin al-Khaththab (RA), selalu saja para khalifah atau amirul mukminin yang baru, selalu mendapatkan pesan, agar mengikuti dan melanjutkan sunnah khalifah atau amirul mukminin sebelumnya. Inilah pesan yang diterima oleh Umar saat dibai’at sebagai pengganti Abu Bakar, hendaklah ia berpegang teguh dengan sunnah Rasulullah SAW dan sunnah Abu Bakar. Begitu juga saat kaum muslimin membaiat Utsman bin Affan (RA) dan juga Ali bin Abi Thalib (RA).

3. Seadainya, hanya seandainya, seandainya Abu Bakar Ash-Shiddiq (RA) pernah membuat sunnah mengganti kebijakan pemimpin sebelumnya, kira-kira apa yang akan terjadi dengan janji Rasulullah SAW yang akan memberikan mahkota Kisra Persia kepada Suroqoh bin Malik? Di mana mahkota Kisra itu baru dipegang oleh kaum muslimin di zaman Umar bin al-Khaththab (RA). Menariknya, semua pasukan Islam ingat janji Rasulullah SAW itu, karenanya, mereka, dari Persia, mengirimkan mahkota itu ke Madinah, kepada Umar bin al-Khaththab (RA), yang lalu Umar bin al-Khaththab (RA) menyerahkannya kepada Suroqoh bin Malik (RA)!!

Penutup

Begitulah info sejarah dakwah Islam yang dapat kita baca dan pelajari..yang memberikan nilai-nilai pengajaran kepemimpinan yang sangat luhur. Begitulah para pendahulu kita mewariskan suatu sunnah, sunnah yang sangat agung, sunnah yang sangat mulia, sunnah yang perlu kita implementasikan dalam kehidupan kita, di mana kita mengklaim sebagai bagian dari ahli waris mereka, semoga Allah SWT senantiasa memberikan bimbingan, taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua, amin/.sumber

Catatan  Admin Inspirasi Rabbani : Terjadi penambahan ilustarsi gambar diambil dari Google

Lengkapnya Klik DISINI

Kisah Dua Penebang Kayu Yang Saling Berkompetisi

Siapapun Anda yang datang berkunjung di Blog ini merupakan Inspirasi terbesar kami dalam berkarya dan memberikan yang terbaik...

Kisah Dua Penebang KayuDisuatu daerah terdapat sebuah kompetisi penebang kayu tahunan. Setelah berlangsung beberapa hari tibalah final dari kompetisi itu. Di final, kompetisi itu mempertemukan dua orang penebang kayu, yaitu seorang penebang kayu yang sudah tua yang sangat berpengalaman dan lawannya adalah seorang penebang kayu yang masih muda yang tentu saja memiliki kekuatan fisik yang kuat. Peraturan dari kompetisi ini cukup sederhana yaitu siapa yang bisa menebang pohon paling banyak dalam satu hari adalah pemenang.

Si penebang kayu muda sangat bersemangat dan pergi ke dalam hutan untuk mulai bekerja. Dia bekerja sepanjang hari dan sepanjang malam. Saat ia bekerja, ia bisa mendengar penebang kayu tua yang bekerja di bagian lain dari hutan. Setiap ia berhasil menebang pohon, ia semakin percaya diri bahwa ia akan menang di kompetisi itu.

Secara berkala suara pohon jatuh karena ditebang yang berasal dari bagian hutan yang lain akan berhenti. Hal ini menandakan bahwa penebang tua itu sedang beristirahat. Mengetahui hal tersebut, penebang muda ini mengambil kesempatan untuk terus menebang pohon dan tidak beristirahat, karena memang ia unggul dalam hal kekuatan dan stamina.

Tibalah akhir dari kompetisi tersebut, penebang kayu muda merasa yakin dia telah menang. Dia melihat di depannya terdapat tumpukan pohon yang berhasil ditebangnya dengan kerja keras.
Pada saat upacara penyerahan medali, ia berdiri di podium dengan percaya diri dan berharap akan diberikan hadiah juara utama. Di sampingnya berdiri penebang kayu tua yang terlihat sangat kelelahan sekali.
Ketika hasilnya dibacakan, si penebang kayu muda sangat terpukul mendengar bahwa penebang kayu tua secara signifikan menebang lebih banyak pohon daripada dia. Dia lalu berbalik arah menghampiri penebang kayu tua dan berkata: "Bagaimana ini bisa terjadi? Saya mendengar Anda beristirahat setiap jam dan saya bekerja terus sepanjang malam. Terlebih lagi, saya lebih kuat dan lebih bugar daripada Anda orang tua".

Sang penebang kayu tua berpaling kepadanya dan berkata: "Setiap jam, saya mengambil waktu untuk beristirahat dan mengasah kapak saya"
Kita mungkin saja sangat menyukai pekerjaan kita, memiliki passion terhadap pekerjaan kita, bekerja dengan semangat. Sampai-sampai kita lupa mengasah kapak kita sendiri. Kita bisa mengasah kapak kita dengan berkumpul dengan keluarga, bersosialisasi dengan orang lain, memiliki waktu yang berkualitas untuk diri sendiri, merefleksikan diri, berlibur, melakukan kegiatan apapun yang bisa membuat Anda menjadi pribadi yang lebih baik.  
 
Lengkapnya Klik DISINI

Akhwat Senja, Siapa yang Akan Menyelamatkannya?

Siapapun Anda yang datang berkunjung di Blog ini merupakan Inspirasi terbesar kami dalam berkarya untuk memberikan yang terbaik...Selamat Membaca...!!!
 
Fulanah sudah memasuki usia kepala empat. Ia sudah dilangkahi adiknya. Tidak hanya satu adik tapi empat adiknya sudah meminta izin menikah duluan. Di usianya yang beranjak senja, belum ada yang meminangnya.

Di tempat lain, ada seorang ikhwan yang sudah berumah tangga dan mempunyai anak mendapat telepon dari seorang ummahat. Dalam obrolan tersebut, ummahat meminta carikan ‘calon’ untuk para binaannya. Agak “susah”, pasalnya binaannya rata-rata berusia tiga puluhan ke atas dan ada yang janda pula.

“Poligami saja. Rada susah mencari ikhwan muda mau sama yang lebih berumur dan janda,” ungkapnya.

Idealis namun juga realistis

Ada akhwat yang sudah berumur namun menginginkan yang belum pernah menikah, bukan duda apalagi yang sudah beristri. Sementara ikhwan yang lajang, rata-rata–tidak menafikkan yang ada–juga inginnya menikah dengan yang lebih muda. Di sini tidak akan bertemu.

    Haruskah menikah dengan duda?

    2. Atau haruskah menikah dengan yang sudah beristri alias menjadi istri muda?

    3. Atau masih berharap ada laki-laki lajang untuk meminang?

Pertanyaan pertama dan kedua cukup menakutkan. Dan yang ketiga seperti sebuah ketidakmungkinan meski bukan sebuah kemustahilan. Di saat yang sama, laki-laki masa kini justru mengalami ‘kemunduran’ dan ‘kemerosotan’ bahkan cenderung mengalami kepunahan karena penyakit suka sesama jenis makin merebak. Naudzubillah min dzalik. Allah adalah sebaik-baik memohon pertolongan.

Kembali ke Fulanah berusia empat puluhan tadi. Setelah cukup lama menunggu ia akhirnya menikah dengan seorang satpam, duda beranak satu. Meski pada akhirnya, hitungan bulan ia berpisah. Divorce. Ya allah…
 
Penulis: Muhammad Sholich Mubarok
Sumber: http://bersamadakwah.net/siapa-yang-akan-menyelamatkan-akhwat-senja/
 
Lengkapnya Klik DISINI

Kisah Nyata Dari Bumi Suriah : Gugurnya sang raksasa

Siapapun Anda yang datang berkunjung di Blog ini merupakan Inspirasi terbesar kami dalam berkarya untuk memberikan yang terbaik...Selamat Membaca...!!!
 
Fathi Attamimi

Sore itu memerah darah. Hari pertama pertempuran sengit pada titik paling vital: Bukit Qal'ah, puncakan tertinggi pegunungan Jabal Akrad. Pertempuran terbesar yang telah dinanti selama 5 tahun itu akhirnya pecah!

Gelombang besar pasukan Nushairiyah yang berkejaran menuruni bukit Starba dihadapi hanya segelintir petarung Jabal Akrad! Saya tau persis jumlahnya karena bersama Ziyad si Doshka sempat menghitung keseluruhan mereka. Saya menemani 'The Bodyguard' berloncatan dari satu parit ke parit lain, memberi koordinat pos medis darurat dan saluran yang dapat dihubungi untuk evakuasi korban. Maka ketika tiba pada parit terakhir, bulu kuduk saya meremang:

5.000-an Nushairiyah lengkap tank-tank baja, jet MiG dan Sukhoi, puluhan altileri berat, serta belasan mobil angkut personil BMP dihadang hanya 100 pejuang bersenjata AK-47 bulukan!



Yang saya sebut pejuang ini sebetulnya mereka cuma para petani, kuli bangunan, pemilik toko serta pegawainya, pengangguran, supir angkot, makelar tanah, guru ngaji, buruh pabrik, atau warga biasa lainnya dengan profesi yang sewajarnya manusia.

Mereka bukan HITMAN, atau Rambo, atau Chechen Fighters, atau superhero di film-film, atau bahkan sekedar unit pasukan cadangan pada kesatuan tentara pun bukan. Mereka cuma orang-orang Islam yang berpuluh tahun tersesat dalam kekufuran dan kemaksiatan, lalu menemukan kehormatan dan keagungannya di dalam medan perang! Hingga 'lah peperangan itu kemudian menempa setiap pribadi yang terlibat di dalamnya menjadi sosok mulia yang sekarang ini kita panggil MUJAHIDIN!

Kelar mengelilingi belasan parit, sore harinya saya turun ke bawah, mengevakuasi ratusan warga sekaligus menyiapkan komunikasi dan transportasi dengan rumah-rumah sakit besar di pesisir Latakia. RS. Ainul Baidha, RS. Barnash yang baru kena hajar roket Sukhoi Rusia, RS. Yamadhiyah, dan RS. Darkoush.

Dalam perjalanan turun, berkali-kali ambulan kami dihentikan warga yang bertanya bagaimana kondisi di atas. Jawaban kami selalu singkat dan padat:
"Persiapkan diri kalian! Nushairiyah sudah masuk desa Kafr Dilbah! Sejengkal lagi mungkin mereka akan menguasai gunung ini!"
Malam pertama hujan roket serta mortir pada Battle Jabal Akrad yang mengerikan itu saya lalui di pos medis garis depan...............!!!

Shubuh belum menjelang. Gelap masih menyelimuti penjuru Suriah. Tapi habib Said Anshar sudah berteriak "Sukhoooiii...!!!"
Teriakan beliau disusul ledakan keras mengguncang tembok markas!
Sekilas saya lihat sang habib garis tempur ini terlempar beberapa meter dari ruang wudhu ke arah kamar, bersamaan dengan keributan di ruang dapur yang berasal dari piring, sendok, gelas serta berbagai perabot dapur lainnya yang jatuh berantakan!

Secepat kilat saya singkirkan selimut, bangkit berdiri hendak berlari menuju dapur. Habib Said pasti terluka parah! Sekelebat sebuah bayangan lain ikut berdiri dan meraba tembok, mencari keseimbangan setelah dalam tidur pulas dikagetkan guncangan ledakan. Rupanya Ziyad si Doshka dan Ibrahim berpikiran sama dengan saya: "Habib Said kena bom!!!"

Jarak antara ruang tamu merangkap ruang tidur sekaligus ruang makan dan ruang rapat dengan kamar mandi cuma 4 meter, tapi rasanya dalam kebingungan serta ketakutan yang menyelimuti kami, kok tak kunjung sampai? Ziyad si Doshka agak sempoyongan berdiri, Ibrahim tampak bimbang hendak membantu atau menunggu serangan kedua datang?! Ya betul, biasanya jet Nushairiyah menyerang 2 kali! Satu kali sebagai pemancing supaya timbul korban dan orang-orang berkumpul untuk menolong, lalu kumpulan itu diserang lagi sehingga jatuh korban lebih banyak!

Saya sendiri masih agak pusing, berdiri pun terasa berat. Tapi pikiran tentang mencelat hilangnya habib Said barusan itu memaksa saya bangun!

Belum sampai kami di pintu kamar, tetiba habib Said muncul! Lengkap dengan cengiran lebarnya yang kurang ajar!
"Wih seru Mir! Roketnya keras betul! Ana sampai terlempar! Hehehehe..."
Lah...?

Rupanya betul bukan orang biasa pak habib ini. Kena hempasan ledakan roket Sukhoi malah kegirangan!

Senyum beliau berlanjut sepanjang pagi itu. Perasaan dekat sekali pada kematian yang indah di medan jihad membuat habib Said sumringah tak henti-henti.

Hari ketiga pertempuran tersebut habib Said sudah bergabung dengan kami di frontline. Rupanya sejak hari pertama pun beliau sudah di frontline tapi wilayah lain. Lalu ketika mendengar kabar sengitnya gempuran duet Rusia ft. Nushairiyah di lokasi saya. Beliau memutuskan menyeberang gunung. Sayang di tengah jalan habib Said dicegat mujahidin karena jalur yang hendak ditempuhnya terputus baku tembak hebat!

Hari ketiga itu pula ratusan mujahidin Chechnya, Turkistani, Afghani dan mujahidin dari Rusia tiba di Jabal Akrad, Jabal Turkman serta Jabal Durin. Mereka ramai-ramai bedol desa dari Aleppo atau Idlib ke pesisir Latakia demi menyambut "kawan lamanya": Pasukan Rusia!

Momentum reuni akbar ini tidak mereka sia-siakan. Daripada susah payah nyari Rusia, Kenapa tidak dimanfaatkan saja kesempatan ini? Beberapa mujahidin Chechnya dan Rusia yang saya temui lalu mintai komentarnya cuma menjawab singkat sambil tersenyum :
"Ahlan wasahlan Ruusi fii maqbaratikum!"

(Welcome mas Rusia, di kuburan kalian!)

Siang mencekam. Baku tembak hebat telah pecah 30 jam nonstop. Pagi siang sore malam pagi lagi siang lagi! Siang hari kedua pertempuran tapi bantuan untuk pejuang belum ada yang datang. Selama satu setengah hari tercatat 8 kali lawan berhasil maju menduduki lokasi-lokasi strategis desa Kafr Dilbah.

Posisi mereka yang tadinya terbuka, kini sepenuhnya terlindungi ratusan rumah yang menghalangi tembakan mujahidin. Dari rumah-rumah itu pula kini lawan leluasa menempatkan senjata-senjata berat dan jarak jauh macam mortir atau RPG untuk membabi buta menghantami posisi mujahidin!

Hari itu pula saya lihat keajaiban jihad Suriah secara langsung! Dimana 100 mujahidin bersenjata bulukan yang jelas bukan tandingan 5.000 pasukan duet Nushairiyah ft. Rusia lengkap dengan jet-jet MiG dan Sukhoi, Tank-Tank baja segala seri, belasan BMP, juga puluhan altileri beratnya, mampu bertahan tanpa satu orang pun terkena peluru!

Jelas sudah semata Pertolongan Allah yang membuat kami semua masih hidup!

Sejak pagi kami menunggu Ziyad Doshka yang turun ke bawah mencari bala bantuan. Driver ambulans kami sejak 2 hari terakhir menjelma salah satu petarung paling dibutuhkan mujahidin karena kemampuan luar biasanya dalam mengoperasikan senapan kaliber berat DOSHKA 12 mm. Pokoknya dimana mujahidin perlu operator Doshka, pasti nama Ziyad yang dipanggil melalui saluran radio HT. Di tangannya, Doshka yang berat dan bunyinya memekakkan telinga itu jadi senjata mematikan dan menggetarkan lawan! Ziyad punya kemampuan spesial membidik tepat menggunakan Doshka. Padahal senjata satu itu terkenal susah diarahkan dan akurasinya jelek betul. Makanya Doshka biasa dipakai hanya sebagai penghancur bangunan atau kendaraan, bukan untuk menghadapi personel lawan dalam baku tembak face to face.

Kondisi makin mengerikan, dari radio mujahidin saya tahu kalau Nushairiyah terus maju dan mendapatkan tempat-tempat strategis. Bahkan satu ketika menjelang Zhuhur kami berloncatan masuk parit perlindungan karena dikabarkan bahwa Nushairiyah hampir merebut puncak bukit Qal'ah yang dari markas kami cuma selemparan batu! Saya baru keluar dari parit sekira 1 jam kemudian karena korban pertama mujahidin telah jatuh!

Hari kedua pertempuran itu betul-betul saat paling vital dalam perjuangan mujahidin Suriah utamanya di pesisir Latakia. Koordinasi dan komunikasi yang lemah, amunisi yang menipis, jumlah pejuang yang cuma segelintir, ketiadaan senjata berat, sedikitnya makanan dan minuman, bahkan ketiadaan pos medis kecuali milik MMS, membuat saya hampir yakin mungkin sore hari kami berdua bersama puluhan pejuang sudah tinggal jasad tak bernyawa!

Lepas mengobati dan mengevakuasi mujahidin yang terluka ke pos medis Salma, saya kembali naik ke atas. Hampir jam 4 sore saya lihat jam ketika sampai di markas, tapi rupanya bantuan dari Allah telah datang!

Ramai saya lihat puluhan mujahidin berkumpul di markas komando sebelah pos medis darurat MMS. Wajah-wajah mereka segar, pakaiannya bersih, dan sepatu-sepatu yang dikenakan terlihat masih mulus belum tersentuh tanah. Tanda mereka bukan mujahidin yang turun dari garis depan, tapi bala bantuan yang baru dinaikkan ke atas oleh kesatuan masing-masing di bawah. Segala perlengkapan mereka bawa. Saya lihat seorang mujahidin berpostur tinggi besar dengan gagahnya berdiri di bak belakang mobil Double Cabin, di kepalanya terpasang ikat kepala bertulis "Isy Kariiman aw mut syahiidan!"

Beliau muda saja, Tapi sudah dipercaya mengoperasikan sebuah DOSHKA 14 mm. Waktu saya jabat tangannya, Dia memperkenalkan diri: "Abu Abbas", Di kemudian hari saya baru tau siapa beliau sesungguhnya.

Tepat ketika saya masuk pos medis darurat MMS, sebuah mobil double cabin berhenti, dari dalamnya turun 9 mujahidin veteran. Merekalah bagian dari sangat sedikit orang yang belum pernah meninggalkan jihad meski satu hari pun. Dan usia mereka tidak ada yang lebih dari 30 tahun. Bahkan 3 diantaranya belum 20 tahun!

Diantara ke 9 orang tersebut, salah satunya adalah SANG RAKSASA! Yang dalam 10 menit perjumpaan kami 4 kali menatap saya dengan pandangan aneh. Matanya melihat tajam tapi kosong. Di situ ada sendu berpadu kebahagiaan. 4 kali lambaian saya tak dijawabnya. Dia diam seribu bahasa sejak turun mobil sampai naik mobil lagi berangkat ke garis depan.

Tapi sebelum mobil berangkat lagi, sang raksasa menoleh ke belakang, menatap saya untuk terakhir kali, lalu menyunggingkan senyumnya yang terindah
Senyum yang saya baru tau artinya 3 jam kemudian....

Menjelang Isya
Sebuah mobil menderas kencang dari arah bukit. Lampunya yang kedap-kedip berkali-kali dinyalakan dimatikan, terlihat jelas dari markas kami. Belum sampai supirnya menginjak rem, seorang mujahidin di bak belakang sudah meloncat turun. Hampir saja ia jatuh terguling hilang keseimbangan ketika berteriak keras
"Ada yang syahid!!! Butuh evakuasi!"

Deg!
Jantung saya berdegup hebat. Evakuasi malam, dalam kegelapan, di tengah hujan peluru dan ledakan, seringkali memakan korban dari tim evakuasi! Tapi baiklah. Kalau mati, matilah saya dengan gagah berani. Bukan sebagai pengecut!

Segera saya minta pergantian supir. Mobil yang barusan datang tadi saya suruh putar balik. Tim evakuasi yang terdiri dari habib Said Anshar serta 5 mujahidin lainnya langsung saya pilih. Mereka mesti yang fresh. Minimal baru selesai beristirahat. Bukan apa-apa, mengevakuasi korban di tengah medan tempur jauh lebih berat dari bertempur itu sendiri!

Habib Said Anshar baru saya panggil. Belum sampai beliau mendekat, sebuah mobil lagi datang dari arah garis depan. Kali ini tanpa lampu, dan ugal-ugalan! Dari bak belakang samar-samar terlihat wajah Abdullah serta Abdussalam. Dan keduanya sedang menangis.

Diantara mereka terbaring sesosok tinggi besar ditutupi selimut hitam bantuan Saudi. Terpampang jelas pada logo kerajaan Saudi yang disablon besar-besar. Wajah beliau tak tertutup, hanya sepatu boot hitamnya yang sama persis dengan punya saya terlihat menjulur keluar mobil. Ada bercak darah di celana sang jenazah.

Begitu teringat sepatu milik siapa di gunung itu yang persis sama dengan punya saya, airmata saya tak terbendung lagi!
"SANG RAKSASA TELAH GUGUR!"

* Tiga jam sebelumnya
Begitu pedal gas mobil diinjak, sang raksasa menoleh cepat ke arah saya. Tatapannya lurus ke mata saya. Dalam diam mengajak saya bicara dengan bahasa yang tak saya pahami. Yang terbaca dari apa yang beliau sampaikan adalah kesenduan seperti akan pergi jauh, tapi sekaligus kegembiraan karena apa yang ia tuju adalah akhir yang bahagia.

Saat itu saya masih belum paham. 4 kali lambaian saya sejak 10 menit perjumpaan kami tak dibalasnya, padahal persahabatan kami terjalin sekira 2 tahun tanpa cela. 2 hari sebelum serangan, beliau masih mengundang saya sarapan pagi dengan bubur Ayam di rumah. Hadir pula habib Said Anshar yang kegirangan menemukan makanan khas Indonesia di negeri antah berantah. Kalau tak salah habib kita itu habis 2 mangkok besar! Katanya khilaf

Ketika sehari sesudahnya kami menggali lubang perlindungan di bawah markas sebagai tempat pelarian bila ada serangan udara, beliau memegang pundak saya erat. Kepala saya yang gede ini seolah tenggelam dalam kepalan tangannya yang jauh lebih gede. Waktu kembali ke markas beliau pun, saya diboncengnya naik motor sambil ngobrol ngalor-ngidul. Beliau bilang kalau belum nikah, mungkin saya mau dijodohin sama adiknya :-)

10 menit kemudian, double cabin yang ditumpangi 9 mujahidin pilihan itu tiba pada celah sempit diantara dua pos musuh. Di belakang mereka berdiri bukit Durin dengan ribuan Nushairiyah yang siap menghajar. Sedangkan di depannya berdiri puncak bukit Qal'ah yang sedang diperebutkan mati-matian oleh Nushairiyah dari bawah, dan dipertahankan matian-matian juga oleh mujahidin dari atas!

Misi ke 9 orang ini sederhana tapi mematikan:
Menghabisi Nushairiyah yang di bawah puncak bukit Qal'ah tanpa ketahuan oleh Nushairiyah di bukit Durin!

Kisah detailnya saya nukil dari kesaksian Abdussalam yang termasuk salah satu dari 9 mujahidin pilihan itu. Berikut narasi cerita beliau:

-------------------------------------
"Kami memarkir mobil pada cerukan lebar di bawah tebing. Seluruh senjata termasuk Doshka 12 mm dan ribuan pelurunya kami panggul menuruni lembahan sambil merayap. Jarak antara parkiran dengan target serangan sekira 1 km saja, tapi karena beban berat yang kami pikul serta gelap malam tanpa sinar sedikit pun, ditambah teknik berjalan mengendap-endap dan sesekali merayap, membuat perjalanan 1 km itu kami tempuh selama 1 jam!

Ziyad Doshka yang bertugas memberondong lawan berjalan paling depan. Lokasi penancapan tripod Doshka dia yang tentukan. Makanya ia hanya membawa sepucuk AK-47 dan 6 magazin saja supaya bisa bergerak lincah dan cepat sampai di tujuan untuk meninjau medan. Saya bersama sang raksasa kebagian tugas memanggul 2 BKC ditambah 1 Doshka 12 mm. Sumpah, waktu itu napas saya hampir putus!

Begitu tiba di lokasi, kami langsung bergerak membentuk perimeter mengelilingi Ziyad sang penembak utama. Apapun yang terjadi dia harus selamat insyaAllah! Kalau sampai target telah tahu sebelum kami sikat mereka, artinya kami akan terkepung dari 2 penjuru oleh ribuan Nushairiyah!

Selesai memasang tripod, kami mengukur jarak dengan lawan. Ternyata cuma 150-an meter saja! Alhamdulillah pergerakan senyap kami tidak tercium lawan di depan. Saya perintahkan 3 penembak menyebar ke 3 titik untuk menutup pintu serangan yang mungkin akan terjadi kalau kami ketahuan. 2 orang lagi saya suruh membantu penembakan ke arah target. Saya sendiri bersama sang raksasa bertugas menyuplai peluru bagi semua penembak!

Maka malam di bukit Qal'ah mendadak ramai oleh gempuran Doshka milik Ziyad. Puluhan Nushairiyah seketika tumbang dihajar pelor segede baterai ABC yang paling besar. Memanfaatkan sinar peluru flare yang ditembakkan musuh, Kami hantam mereka sepuas-puasnya!

Ya, bagaimana tidak puas?! Kapan lagi menembaki musuh yang kalang kabut menyangka tembakan datang dari kawan sendiri di belakang mereka! Radio-radio lawan menyalak memberi tahu ruang kontrol operasi supaya menghentikan tembakan dari bukit Durin karena yang kena malah kawan sendiri. Mereka belum tahu kalau diantara bukit Durin dan mereka, berdiri kami dan Allah!

Beratus-ratus peluru saya suplai pada Ziyad, sampai menjelang satu magazin Doshka lagi, saya hentikan operasi. Kiranya cukup sudah malam itu, sudah banyak lawan yang terbunuh, sudah banyak peluru yang ditembakkan, dan lawan pun sudah tahu lokasi kami. Satu kali sebuah peluru Doshka 23 mm menghantam tanah di kaki Ziyad, memercikkan rerumputan dan kerikil ke wajah dan matanya. Alhamdulillah tak satupun dari kami terluka!

Menutup operasi, kami beresi semua persenjataan dan kantong-kantong amunisi. Musuh sudah ngamuk! Segala mortir dan peluru kaliber besar mereka muntahkan ke lokasi kami! Berkali-kali kami tiarap nyaris kena gebuk mesiu lawan. Begitu selesai langsung saya perintahkan semua tim mundur kembali ke mobil.

Kami berjalan berbaris dengan jarak masing-masing 10-15 meter. Standar untuk menghindari jatuhnya korban ramai-ramai kalau jalan berkelompok. Tapi satu ketika sebuah tanjakan membuat kami terpaksa berkumpul karena kecepatan mendaki setiap personil tidak sama. Di situlah Allah menuliskan takdirnya bagi sang raksasa.

Saya melihat beliau dan 3 mujahid lainnya sedang saling bantu menaiki tanjakan ketika sebuah mortir 130 mm jatuh tepat ditengah-tengah mereka berempat! Yang tumbang pertama kali sang raksasa. Sebuah serpihan mortir menembus lehernya!

Beliau syahid (insyaAllah) seketika"
-------------------------------------

Saya dan habib Said Anshar langsung menaiki mobil dan mengevakuasi jenazah Abu Steve, sang raksasa, ke rumah ayahnya. Di sana telah menunggu seluruh keluarga jenazah yang sejak 1 jam lalu telah dikabari. Tak ada tangis yang pecah disana kecuali dari Yahya, adik kesayangan Abu Steve, yang juga mujahidin kesayangan kami, relawan Indonesia. Suaranya memilukan, lebih sebagai ratapan panjang yang lirih dan menarik siapapun pendengarnya pada kesedihan yang dalam. Saya belum menangis ketika itu meski airmata hampir tak mampu lagi ditahan. Saya salami satu-persatu seluruh hadirin, saya peluk Yahya dan kakak-adik Abu Steve lainnya, saya ucapkan kalimat penghibur, meski saya tahu itu hampa sebab saya sendiri pun sedang dalam kepedihan yang sangat.

Lalu ketika tiba pada Abu Ali, ayah dari Abu Steve, tangis saya meledak. Pada wajah Abu Ali tersungging senyuman manis yang berasal dari keimanan luar biasa hebat, ke-Tauhidan yang tinggi, kepasrahan yang dalam, serta ilmu yang meresap ke sanubari bahwa kematian anaknya adalah syafa'at bagi seluruh keluarga itu, insyaAllah!

Saya ditariknya ke pelukan. Ditepuk-tepuknya punggung saya dengan kebapakan. Diucapkannya kalimat yang saya ingat sampai hari ini:
"Jangan bersedih akhi Abu Quraisy, anak saya insyaAllah akan menjadi syafa'at juga bagimu di hari kiamat"

Tapi ketika saya lepaskan pelukannya dan tatapi wajah Abu Ali yang kedua kali, senyuman yang tadinya tegar itu hampir hancur. Ada getar kecil diantara bibir sang ayah. Pertanda kehilangan yang coba ditutupi sebisa-bisa. Saya semakin tersedu-sedu menyimak pemandangan yang hanya ada di medan jihad itu. Betapa seorang ayah yang mendorong 8 anak lelakinya maju ke medan perang kini kehilangan salah satu diantaranya, kebetulan yang paling dicintainya.

Saya tak mampu menulis panjang lebar lagi deskripsi ini. Airmata saya sudah banjir mengenangnya, antum teruskan sendiri kisah ini dengan imajinasi yang paling hebat sekalipun...
Meski percayalah, sekuat apapun antum berimajinasi, dunia lain yang bernama medan jihad itu tak akan pernah terbayangkan!

http://www.misimedis.com/ 
*muslimina./ Inspirasi Rabbani
Lengkapnya Klik DISINI

Hanya Sebuah Koin Tua

Siapapun Anda yang datang berkunjung di Blog ini merupakan Inspirasi terbesar kami dalam berkarya untuk memberikan yang terbaik...Selamat Membaca..!!
Hanya Sebuah Koin Tua
Seorang Ayah pengangguran berjalan menuju kota terdekat untuk mencari pekerjaan. Hal ini telah dilakukannya setiap hari selama beberapa bulan terakhir. Utangnya menumpuk dan istrinya depresi dengan keadaan keluarga mereka. 
Ketika berjalan, dengan tidak sengaja kakinya menendang sesuatu. Ia lalu membungkuk dan mengambil benda yang ia tendang yang ternyata adalah sebuah koin tua.

Sesampainya di kota, ia membawa koin tersebut kepada seorang kolektor koin. Kolektor koin itu membelinya dan membayar £30 untuk koin itu. Ketika melewati toko perkakas, ia melihat beberapa kayu dan memutuskan untuk membuatkan istrinya sebuah rak yang telah lama diminta oleh istrinya. Pada perjalanan pulang ia dihentikan oleh seorang pembuat furnitur yang menawarinya lemari seharga £100 untuk ditukarkan dengan kayu yang ia bawa dan pria iu pun setuju dan membawa lemari itu untuk dapur rumahnya. Dengan membawa lemari, pria itu melewati sebuah rumah yang sedang direnovasi. Pemilik rumah itu melihatnya dan menawarinya £150 untuk lemari dan pria itu pun setuju.
Senang dengan uang yang didapatnya, ia berdiri di pintu gerbang rumahnya sembari menghitung uang tunai. Ketika sedang menghitung uang, seorang pria dengan pisau menghampirinya dan mengambil uang tunai tersebut dan lari. Sang istri yang melihat kejadian itu dari jendela dapur segera bergegas keluar dan berkata, "Apakah kau baik-baik saja? Apa yang dia ambil perampok tersebut?".

Pria itu mengangkat bahunya dan berkata "Oh, itu hanya koin tua butut yang tidak sengaja saya temukan pagi ini"
 
Cerita inspirasi ini ingin menceritakan bahwa sebenarnya kita tidak pernah memiliki apapun, semua hanya titipan Tuhan. Jadi, jika kamu kehilangan sesuatu, janganlah tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan. Bersedihlah secukupnya lalu bersyukurlah buat segala karunia hidup yang telah Tuhan berikan kepada kita, karena ketika datang ke dunia ini dan pergi dari dunia ini, kita tidak membawa apa-apa.

Lengkapnya Klik DISINI

Islam itu Satu, Jangan Bertikai Hanya Karena Berbeda Mazhab

Siapapun Anda yang datang berkunjung di Blog ini merupakan Inspirasi terbesar kami dalam berkarya dan memberikan yang terbaik...

 islam satu
Islam itu satu, jangan dibeda-bedakan. Jika ada perkara kita lakukan tak sama, bukan berarti kita beda, selama memiliki dalil shahih.

Contohnya Qunut. Qunut subuh dan bila tidak melakukannya harus sujud sahwi adalah pendapat mazhab Syafi’i.

Subuh tidak perlu berqunut adalah pendapat mazhab Hanafi, pendapat tersebut juga didukung dengan banyak hujjah.

Imam mengeraskan bacaan Basmalah saat Shalat, ataupun tidak mengeraskan bacaan Basmalah juga sama2 didukung hujjah yg kuat.

Adzan 2 kali saat shalat jumat ataupun adzan 1 kali juga sama-sama didukung hujjah yg kuat.
Dan masih banyak masalah fiqh lainnya banyak terjadi perbedaan yg masing-masing memiliki hujjah yg kuat.
Untuk itu tidak perlu kita berselisih faham hanya gara-gara masalah furu’ sedemikian. Ukhuwwah Islamiyyah haruslah menjadi fokus utama.

KH Abdullah Syafi’i pernah mengimami shalat subuh tanpa qunut saat dibelakang beliau bermakmum Buya Hamka yg biasa tak berqunut.

Buya Hamka pernah mengimami shalat subuh dengan qunut saat dibelakang beliau bermakmum KH Abdullah Syafi’i yg biasa berqunut.

Tak pernah KH Abdullah Syafi’i menyebut Buya Hamka sebagai Wahabi. Tak pernah Buya Hamka menyebut KH Abdullah Syafi’i ahlul bid’ah.

KH Rahmat Abdullah murid KH Abdullah Syafi’i, pernah mengajarkan Kitab Tauhid karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab dalam halaqah-halaqah.

KH Rahmat Abdullah juga mengajarkan Kitab Al-Hikam karya Imam Ibnu Athoillah As-Sakandary yang biasa jadi rujukan para sufi.

Di tanah Betawi yang tak seberapa luas Buya Hamka dan KH Abdullah Syafi’i sama-sama mengembangkan dakwahnya dengan baik tanpa bergesekan.

Mengapa? Karena mereka sama-sama mencari jalan menuju syurga yg luasnya tak berhingga.
Itulah suluk para ulama, mereka betul-betul menghormati ulama lainnya dengan penuh kecintaan walau mungkin diantara mereka ada beberapa perbedaan.

Dan demikian pula seharusnya kita menghormati para ulama dan kelompok-kelompok Islam manapun yg berjuang menegakkan Islam.

Disarikan dari kultwit #IslamSatu @TanpaJIL

Lengkapnya Klik DISINI

Jadi Cewek Jangan Rese

Ilustrasi Google
Pernah nggak nemuin cewek yang suka ngegosip? Eh, jangan-jangan kamu pernah jadi bahan gosip? Waduh! Ternyata banyak juga lho cewek remaja yang suka ngegosip. Coba perhatikan temen di sekolahmu. Kira-kira ada nggak ya? Ada yang saking seringnya ngegosipin orang sampe dijuluki bigos alias biang gosip. Hampir tiap hari ada aja yang digosipin. Nyampe di sekolah ngegosip, pas istirahat di kantin juga sampe pulang sekolah. Ssst, ada juga lho yang diam-diam ngegosip waktu lagi belajar. Siapa tuh? Nah, buat kamu yang pernah digosipin pasti ngerasa kesel dan bete. Bener banget. Namanya juga gosip, yang diomongin kan yang jelek-jelek. Bahayanya, bisa jadi fitnah. Nggak ada angin, nggak ada hujan. Eh, kamu dibilang genit, suka liahatin cowok cakep. Atau dibilang jorki alias jorok. Bau lagi. Jarang mandi, jarang ganti kaus kaki. Kebayang deh, bete banget kalo digituin. Betul?

Sobat, apa jadinya kalo ada cewek yang suka bercanda? Emang sih, bercanda itu asik. Suasana jadi rame dan nggak ngebosenin. Malah, nggak enak kalo serius terus. Tapi, kalo bercandanya kelewatan, ya nggak asik juga. Kalo kata Bang Rhoma Irama mah, Ter-laa-luu. Bisa bikin bete juga. Gimana nggak, kalo bercandanya di waktu yang nggak pas apalagi sampe nyakitin hati atau fisik. Sama sekali nggak asik. Bercanda sih bercanda, tapi nggak pake mukul juga dong. Atau bercanda pas lagi serius belajar. Siapa coba yang nggak sebel? Itu sebel kuadrat dan pengen jitak.

Gimana rasanya kalo punya temen cewek yang suka ngeluh? Kerjanya ngeluh melulu setiap ketemu kamu. Seakan-akan kehidupannya keluh kesah semua. Selalu ada masalah di hidupnya. Ngerasa jadi cewek paling menderita di dunia. Kalo ini sih udah lebay! Pusing juga kali kamunya. Curhat sesekali sih wajar. Tapi kalo keseringan plus isinya keluhan semua ya bikin bete. Belum lagi kalo dia maksain kamu buat dengerin. Haduuh…

Ada lagi nih cewek yang suka asal komentar. Mulai dari urusan penampilan atau sikap orang lain dikomennya. Di matanya, selalu aja ada yang kurang. Mungkin maksudnya jujur dan terbuka. Tapi kalo cara nasehatinnya udah kayak nenek-nenek yang ngerasa tahu segalanya, pasti bikin sebel juga, kan? Misalnya, kok kamu jerawatan sih? Gendutan sih? Baju kamu nggak matching sih? bla, bla, bla. Bayangin kalo kamu punya temen kayak gitu. Bisa-bisa kamu juga dikomennya. Boleh sih ngasih komentar tapi nggak asal dan caranya harus bener. Jangan malah bikin orang sebel dan sakit hati.

Cewek egois, nggak mau kalah, maunya menang sendiri. Ngerasa paling bener dan ngutamain kepentingan sendiri. Nggak peduli sama kepentingan orang lain termasuk temennya. Dijamin, bete abis deh! Tiap orang punya egoisme masing-masing. Tapi ya harus bisa dikendalikan juga. Nggak bisa seenaknya. Belum tentu kepentingan dia yang harus diutamain. Begitu pun sebaliknya.

Sobat, anak cewek yang rese emang bikin bete. Kamu dikatain rese tentunya karena bad attitude yang mungkin nggak disadari. Suka ngegosip, ngeluh, asal komen dan bercanda kelewatan adalah contohnya. Masih banyak lagi sikap lainnya yaitu sombong, suka bohong, menghina, pelit, egois, hobi ngutang, gayanya bossy, nggak peka, tukang dandan, suka nyeletuk yang bikin malu, suka ikut campur, plin plan, suka ngaret dll. Ini juga bisa bikin orang sebel. Beberapa kali penulis pernah lihat cewek yang sibuk make up di karpet musholla. Padahal antrean lagi penuh. Orang mau sholat eh dia masih asik dandan. Cewek yang asal naruh kaus kaki waktu sholat sampe jamaah lain kebauan. Nyebelin juga. Atau lagi sholat ada cewek yang suaranya ganggu jamaah di sebelahnya. Nggak jelas apa yang diucapin. Kayak lagi komat-kamit malah. Gimana sholatnya khusyuk?

Nasehatin aja

Nggak asik banget kalo punya temen yang rese. Nggak betah juga lama-lama temenan. Tapi sebagai temennya, ada kewajiban buat nasehatin, lho. Kasian juga kalo nantinya dia dibenci banyak orang. Hmm, tapi ada juga yang nggak mau ambil pusing. Cuek bebek aja tuh. Nggak mau ikut campur atau malah nggak berani negur. Ada lagi yang milih menghindar. Nggak suka dan nggak mau ikutan. Yang aneh, yang tetap temenan dan ngedukung walaupun udah tahu kalo itu nggak baik. Duh, kalo ini sih kayaknya sama-sama rese deh. Hehehe. Harusnya sih bukan sikap-sikap kayak gini yang dipilih. Iya kan?

Sebagai seorang Muslim, harusnya saling nasehatin. Tentunya dengan cara-cara yang baik dan bijak. Bukan memaksa atau kesannya menggurui. Beri masukan yang membagun. Pastikan keadaanya rileks. Harus siap dan jangan marah kalo nasehatmu ditolak mentah-mentah. Coba cari ayat atau kisah sahabat yang berkaitan dengan sifat buruknya. Misalnya, temenmu itu pelit dan pemarah, cari kisah di jaman sahabat nabi tentang orang yang pelit, kalau perlu cari tahu siksaan apa yang bakal didapat oleh orang pelit dan pemarah kelak di akhirat. Tujuannya buat “nakut-nakutin” temen. Mudah-mudahan hatinya terbuka menerima. Tapi kalo udah kelewat batas, tegur aja dengan keras. Jangan terus-terusan dibiarkan! Jangan mentang-mentang sama teman sendiri, kita selalu bersikap lembek dan toleransi tak berbatas.

Ayo, berubah!

Bro en Sis rahimakumullah, Tingkah laku orang emang berbeda. Ada orang yang rajn, rendah hati, tekun, jujur, pandai bergaul, sopan santun dan ringan tangan. Pun sebaliknya. Ada yang suka bohong, hobi gosip, malas, senang temennya susah dll. Orang baik pasti disenangi orang lain. Sedangkan membuat orang lain marah, kesal atau bete pastilah sikap nggak baik. Kalo dipikir, orang pun bakal nggak nyaman. Apa ada untungnya punya sikap seperti itu? Bukankah malah rugi yang didapat?

Cewek yang banyak tingkah biasanya prestasinya jeblok. Udah mah bikin bete orang lain, eh dia sendiri prestasinya nggak oke. Rugi banget! Sibuk gosipin orang, ngeluh melulu, bohong, menghina, ngadu domba, dan akhirnya nggak fokus belajar. Eh, malas pula. Pas ujian, nyontek. Hasilnya juga jelek. Lengkap sudah. Nah, gimana kalo orang lain sakit hati? Terus pengen balas dendam? Entah caranya gosipin balik, bohongin balik atau yang lain. Jaman sekarang kriminalitas udah merajalela. Orang bisa ngelakuin apa aja. Ada kan orang yang sakit hati terus membunuh. Bukannya nakutin. Tapi itu fakta di kehidupan sekarang. Bayangin, kalo belum ngubah sikap ke arah yang baik, kamu bakal rugi terus. Prestasinya jeblok, dibenci orang, dosa pula. Mau ngelak?

Rese atau nggak, aku kok yang tanggung risikonya? So what gitu loh? Kenapa elo capek-capek ngurusin orang lain? Oke. Mungkin kamu anggap ini hal sepele. Bener juga kalo kamu yang bakal tanggung akibatnya. Tapi gimana jadinya kalo kamu –yang selama ini bikin orang lain bete- berada di posisi mereka? Pernah ngerasain kesal dan bete? Kayaknya tiap orang pernah deh. Gimana rasanya kalo digosipin, dibohongin, dihina, diadu domba, dicap sombong, pelit, plin plan dll? Nggak enak pasti. Jangan bangga dijuluki tukang gosip, tukang ngeluh atau tukang dandan. Nggak banget, Sis! Di ajaran agama kita juga dilarang ngelakuin hal-hal tadi. Harusnya, kamu udah pada ngeh dong. Ya, harusnya, Tapi kenyataannya?

Sobat, udah tahu kan sikap rese itu nggak keren, bikin bete dan pastinya bikin dosa? Iya lah. So, sekarang, udah saatnya kamu berubah. Intropeksi dan perbaiki diri. Jauhi dan tinggalin deh semua tingkah laku yang dulu. Inget, jangan pernah malu untuk berubah. Tiap orang pasti pernah ngelakuin kesalahan. Tergantung, mau berubah atau nggak. Inget, Allah Ta’ala itu sayang banget sama kita. Bahkan Dia nggak langsung hukum hamba-Nya yang berdosa. Justru Allah Ta’ala ngasih waktu bagi mereka yang berbuat salah untuk bertobat dan mohon ampun. Seberapun besarnya dosa itu. Masih ada kesempatan buat bertobat. Mumpung saat ini kamu masih bisa bernafas. Yakin bahwa kamu bisa berubah.

Allah Ta’ala berfirman, 

“Jikalau Allah menghukum manusia karena kezalimannya, niscaya tidak akan ditinggalkan-Nya di muka bumi sesuatu pun dari makhluk yang melata, tetapi Allah menangguhkan mereka sampai kepada waktu yang ditentukan. Maka apabila telah tiba waktu (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak (pula) mendahulukannya.” (QS an-Nahl [16]: 61) 

Islam menjaga wanita

Islam itu menjaga kehormatan dan kesucian kita sebagai cewek. Sebagai muslimah. Asal kita taat kepada Allah Ta’ala. Inget, Islam nggak pernah ngekang. Orang liberal dan feminis bilang kalo aturan Islam ngekang wanita. Wanita nggak bisa bebas berkarir, nggak bebas berbusana dan tuduhan lainnya. Padahal, kalo kita paham Islam semua tuduhan itu nggak bener. Islam memuliakan wanita. Sangat memuliakan. Banyak wanita hebat di jaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Contohnya, Khaulah binti Azur si ksatria berkuda hitam, Nusaibah binti Ka’ab Ansyariyah yang demikian cinta dan setianya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sehingga begitu melihat junjungannya itu terancam bahaya, dia maju mengibas-ngibaskan pedangnya dengan perkasa sehingga dikenal dengan sebutan Ummu Umarah. Masya Allah!

Itu semua adalah hasil keimanan dan ketaatan kepada Allah Ta’ala. Kamu juga harus taat kalo mau terjaga kehormatannya dengan hal-hal berikut ini: benahi diri, kuatkan akidah, belajar Islam. Mengkajinya dengan dalam. Supaya kamu paham betapa luar biasanya ajaran ini. Bayangin aja, cuma Islam yang lengkap ngatur semua aspek kehidupan manusia. Nggak terbatas soal ibadah, lho. Tetapi seluruh aspek kehidupan diatur sama Islam, seperti bidang pemerintahan, ekonomi, hukum, politik, pendidikan, sosial budaya, militer, pertahanan dan keamanan, termasuk akidah tentunya, dan lain sebagainya semuanya diatur. Kemudian mengamalkan ajaran Islam, jadikan Islam sebagai tujuan hidup, bergaul dengan temen yang shalih dan semangat berdakwah. Kalo udah mantap ilmunya, yuk sama-sama menyebarkan Islam kepada siapa aja. Termasuk kepada cewek-cewek yang rese. Masih betah jadi cewek rese? Please, jadi cewek jangan rese! Oke? [Muhaira | email: iraazzahra28@ymail.com]

*Inspirasi Rabbani


Cat Admin : Terjadi pengurangan redaksi dan Penambanhan Ilutrasi gambar namun tidak mengurangi maksud yang di sampaikan.
Lengkapnya Klik DISINI

Saya heran sama orang yang anti Arab. Alasannya apa?


Saya heran sama orang yang anti Arab. Alasannya apa?

Kalau alasannya, "Kita harus cinta dan menjaga budaya asli Indonesia," berarti kita juga harus anti Amerika, anti Korea, anti India, anti Australia, anti China, anti Jepang dan sebagainya.

Kalau alasannya, "Arab menjajah Indonesia dengan tameng penyebarluasan agama," maka sungguh lucu! Karena justru orang-orang Eropa yang TERBUKTI menjajah Indonesia sambil membawa agama Kristen. Sedangkan Islam masuk ke Indonesia lewat perdagangan dan secara damai, bukan lewat penjajahan.

* * *
Kau bilang, "Ini Indonesia, bukan Arab. Tak perlu pakai istilah akh, antum, syukran, jazakallah, abi, umi, dst."

Padahal saat merayu pacarmu, kamu berkata, "I Love you. I miss you." Saat patah hati, kamu berkata, "Gue gagal move on, nih."

Hm.. itu bahasa Indonesia atau bukan, ya?

Kau terlihat sangat anti Arab dengan alasan "Kita harus cinta pada budaya Indonesia." Padahal di saat yang sama kamu membela ajang Miss World, yang jelas-jelas bukan budaya Indonesia.

Orang yang suka lagu nasyid berbahasa Arab kamu cela-cela dengan alasan, "Itu bukan dari Indonesia." Padahal kamu justru memuja-muja para boyband dari Korea, tergila-gila pada film India, dan cinta buta terhadap film dan musik dari Amerika.

Kamu mungkin lupa: Nama-nama hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat dan Sabtu itu berasal dari bahasa Arab. Istilah musyawarah dan adab juga dari bahasa Arab.

Banyak sekali istilah bahasa Arab yang kini diserap ke dalam bahasa Indonesia, dan ternyata sering kamu pakai, dan kamu menyukainya!

Bahkan kalau kamu belajar sejarah Bahasa Indonesia, kamu akan KAGET DAN SHOCK, karena ternyata bahasa Arab memiliki pengaruh yang SANGAT KUAT terhadap bahasa Indonesia.

Kamu mungkin belum tahu, bahwa struktur bahasa Indonesia dan Arab itu PERSIS SAMA. Saking samanya, kita bisa dengan mudah melakukan penerjemahan kata demi kata. Hal seperti ini tidak bisa dilakukan terhadap bahasa lain.

Coba kamu terjemahkan bahasa Inggris ke bahasa Indonesia dengan sistem terjemahan perkata. Bisa? Dijamin tak bisa. Karena pasti hasil terjemahannya akan sangat ngaco.

Tapi bahasa Arab BISA. Itula salah satu bukti bahwa bahasa Indonesia dan Arab punya hubungan yang sangat erat.

Kalau kamu mencela Islam sebagai agama dari Arab, bukan dari Indonesia, hei... apa kamu lupa bahwa Kristen, Hindu dan Budha pun bukan dari Indonesia. Agama asli Indonesia adalah ANIMISME. Lupa, ya?
Jadi kenapa harus anti Arab?

Jangan-jangan kamu sebenarnya anti Islam, bukan anti Arab.

sumber
Lengkapnya Klik DISINI

8 Film Besar Sejarah Indonesia Yang Haram Beredar Karena Dikecam Berbagai Pihak

Merunut ke belakang, ada sederet film Indonesia bertema sejarah yang sempat menuai kontroversi. Bahkan, ada yang sampai dilarang edar oleh pemerintah Indonesia.

Alasannya, sebagian besar termaktub dalam legislasi yang memayungi berdirinya LSF (Lembaga Sensor Film). Film-film itu menyinggung empat hal utama penyensoran: agama, ideologi dan politik, sosial budaya, serta ketertiban umum.

Namun, tak ada salahnya belajar dari masa lalu. Mengutip dari berbagai sumber, berikut setidaknya tujuh film besar yang pernah diharamkan untuk beredar di Indonesia. Sebagian karya anak negeri sendiri. Ada juga beberapa hasil potret sutradara asing terhadap negeri ini.

Soekarno: Indonesia Merdeka (2013)
Sutradara Hanung Bramantyo, yang membesut film Soekarno: Indonesia Merdeka tak salah memilih aktor muda Ario Bayu. Ia tampil meyakinkan sebagai Soekarno, dan berhasil menghadirkan kembali sosok si Bung yang garang di podium ketika berpidato.

“Ario tekun sekali mendalami karakter Bung Karno. Makin lama kami syuting, dia makin menjadi,” ujar Indra Kobutz, asisten sutradara di film itu. Ario memang aktor watak yang sedang go international. Namanya mulai dikenal di Amerika dan Australia.

Dalam adegan film itu, misalnya, Ario berhasil mendidihkan darah nasionalisme penontonnya. Seakan ada Soekarno yang menjelma dalam tubuh Ario. Kewibawaannya, ekspresinya, suaranya. Bahkan caranya mengacungkan tangan. Serupa Soekarno, ia seakan mampu menyihir massa.

Sayang, di tengah proses pascaproduksi, film itu menuai kontroversi. Adalah Rachmawati Soekarnoputri, putri Bung Karno sendiri, yang melayangkan somasi atas film itu.

Padahal mulanya, Rachmawati akur dengan Raam Pundjabi, bos Multivision Plus yang menjadi produser film Soekarno: Indonesia Merdeka. Mereka membuat perjanjian untuk bekerja sama. Rachmawati bahkan membentuk tim khusus untuk ‘mengawasi’ produksi film itu.

“Ini masuk akal, karena sejauh mana gesture Soekarno kan belum ada yang pernah ketemu,” ujar Rachma. Hanung boleh jadi sutradara. Namun Rachma adalah keluarga, lingkup terdekat. Bahkan putrinya sendiri. Ia yang paling tahu sosok ayahnya, dibanding ribuan referensi lainnya.

Di luar dugaan, kerja sama Rachma dan Multivision Plus gugur. Rachma merasa ada poin-poin perjanjian yang disalahi. Menurutnya, Soekarno yang ditampilkan dalam film itu tak sesuai fakta. Baik dari segi penokohan maupun alur cerita.

Rachma tak setuju soal gambaran sosok Soekarno memandang wanita. Ia juga tak sepaham soal pemeran utama. Menurutnya, Ario hanyalah anak muda yang lebih banyak tinggal di luar negeri sehingga tak memahami sejarah bangsanya sendiri. Ia bahkan tak kenal siapa Soekarno.

Meski begitu, produksi film terus berjalan. Hanung sebagai sutradara, merasa telah menjalani semua sesuai prosedur. Lagipula, ia orang kreatif. Punya kepentingan berbeda dalam filmnya.

Ia pernah menyebutkan, film memang harus sedikit ‘lebay’. “Bu Rachma mungkin melihat realitas. Tapi masyarakat melihat image yang besar. Buat saya, sosok Ario Bayu mewakili itu,” ucapnya di tengah syuting terakhir film Soekarno: Indonesia Merdeka.

Belakangan, melalui akun Twitter pribadinya Hanung melontarkan fakta-fakta yang ia temui dalam referensi soal Soekarno. Di antaranya, melalui buku Penyambung Lidah Rakyat tulisan Cindy Adams.

Namun, konflik masih meruncing. Rachmawati mengembalikan uang Rp200 juta kepada Mutivision Plus. Ia bahkan disebut-sebut akan melaporkan Hanung ke pihak berwajib karena telah mencemarkan nama baiknya. Sayang sekali, film besar itu harus diiringi konflik-konflik internal, walaupun akhirnya film ini berhasil rilils tanggal 11 Desember 2013 kemarin.

The Act of Killing (2012)


Masih ingat film G30S/PKI versi pemerintah yang dulu selalu diputar setiap 30 September? Film itu dibuat untuk mengingatkan Indonesia soal kekejaman PKI karena telah membunuh tujuh jenderal dan merencanakan kudeta. Usai doktrinasi selama bertahun-tahun, akhirnya film itu dilarang.

Tahun 2012, Joshua Oppenheimer kemudian membuat film dokumenter bertema sama. Namun, sudut pandangnya berbeda. Ia justru menampilkan orang-orang tak berdosa yang menjadi korban pembantaian 1965-1966.

Joshua mengumpulkan data sejak 2005 sampai 2011. Film itu mengambil latar di Medan, Sumatera Utara. Adalah Anwar Kongo, seorang pemimpin gerakan pembunuh terkuat di Medan yang awalnya hanyanya calo tiket. Dalam film itu, ia membawa Joshua kembali ke masa lalunya yang kelam.

Anwar mengajaknya mendatangi tempat ia dan kawan-kawannya melakukan pembantaian. Ia juga mempraktekkan bagaimana dirinya membunuh korbannya yang berjumlah sampai ribuan orang. Kini, Anwar menjadi bagian dari organisasi Pemuda Pancasila.

Skandal pembunuhan terbesar di Indonesia itu tentu mengejutkan banyak pihak. Film yang merupakan proyek dari University of Westminster itu mendapat sanjungan di mana-mana. Tak hanya karena ia mampu membongkar sebuah skandal negara, tetapi juga ceritanya yang begitu kuat.

Sayang, berbagai penghargaan dari seluruh penjuru dunia itu tak mempan bagi tanah kelahiran sang film sendiri, Indonesia. Film ini jelas terlarang, atas nama kemanusiaan. Meski begitu, tercatat The Act of Killing sudah ratusan kali diputar secara ilegal di negeri Zamrud Khatulistiwa ini.

Balibo (2009)

Ini memang film Australia. Namun konfliknya sangat dekat dengan Indonesia. Balibo mengisahkan 'Balibo Five', tragedi terbunuhnya lima wartawan yang meliput invasi Indonesia ke Timor Timur tahun 1975. Itu kisah nyata, yang terekam dalam buku Cover-Up tulisan Jill Jolliffe.
Gambaran konflik Timor Timur terekam jelas, sampai tokoh Ramos Horta yang diperankan Oscar Isaac. Film ini disutradarai Robert Connolly. Produksi film ini dimulai sejak 31 Juli 2008 di Dili, Timor Leste. Saat itu Timor Timur sudah bukan bagian dari Indonesia.

Film ini sampai melibatkan petugas PBB untuk mengamankan lokasi. Sayang, produksi besar itu justru tak dikehendaki di Indonesia. Film itu dilarang oleh LSF. Tidak ada alasan yang jelas.

Pelarangan pertama terjadi sesaat sebelum film itu diputra di Blitz Megaplex Grand Indonesia, Jakarta, akhir tahun 2009. Ratusan undangan sudah hadir dan siap menonton. Menjelang pukul tujuh malam, Ketua JFCC (Jakarta Foreign Correspondents Club) mengumumkan ultimatum larangan.

Meski begitu, Balibo sudah sempat beredar sebagai DVD bajakan. Kelompok-kelompok masyarakat yang penasaran memburu dan menontonnya. Semua lantas mafhum, larangan LSF mungkin untuk menutupi fakta kekejaman tentara Indonesia di Timor Timur kala itu.

Walau di Indonesia dilarang, Balibo telah diputar di beberapa negara. Pertama kali, ia diputar di Melbourne International Film Festival, 24 Juli 2009. Acara itu dihadiri oleh Ramos Horta dan keluarga jurnalis yang terbunuh tahun 1975.

“Sekarang Indonesia sudah lebih baik. Demokrasi di Indonesia hari ini bahkan sangat inspiratif bagi kawasan Asia Tenggara,” ujar Ramos.

Merdeka 17805 (2001)


Bagaimana cerita kemerdekaan Indonesia versi Jepang? Jawabannya ada di film ini. Merdeka 17805 merupakan kolaborasi rumah produksi Indonesia dan Jepang. Ia diangkat dari kisah nyata, tentang perjuangan personel tentara kekaisaran Jepang yang ikut andil dalam kemerdekaan Indonesia.

Ya, dari kedatangan Jepang di perairan Indonesia pada 1942, ternyata ada sekelompok tentara yang hatinya terpanggil untuk membantu masyarakat pribumi membebaskan diri dari penjajahan. Ia lah Takeo Shimazaki, seorang kapten tentara Jepang yang memimpin operasi menyusup ke sebuah desa kecil di pelosok negeri.

Tak dinyana, kedatangan Shimazaki disambut gegap gempita. Seorang nenek bahkan mencium kakinya sambil menceritakan Ramalan Jayabaya, tentang bangsa berkulit kuning yang akan membebaskan masyarakat Jawa dari penderitaan panjang.

Hatinya terenyuh. Tekadnya bulat sejak itu. Apalagi, ia kemudian akrab dengan beberapa pribumi.

Adegan mencium kaki itulah yang menuai kontroversi. Adegan itu diminta dihapus. Peredaran film pun tak bisa massif karena alasan politik. Padahal, film ini juga melibatkan beberapa pemain Indonesia, seperti Lola Amaria, Aulia Achsan, dan Fajar Umbara.

Hasil penjualan tiket film ini di seluruh dunia memang lumayan, 550 juta yen. Namun, jumlah itu kalah jauh dibanding film lain yang mencapai miliaran yen. Ia tak bisa disebut film laris.

Petualang-petualang (1978)


Sarah (Christine Hakim) tidak mencintai suaminya kendatipun apapun yang dimintanya dituruti Franky (Cok Simbara) pejaka yang menjadi idaman hatinya. Selain Sarah mencintai Franky di lain pihak kehadiran Sarah dalam kehidupan Franky merupakan cambuk untuk menemukan kebahagian, ketenangan, sensasi dan prestasi. Kebobrokan pun terjadi lebih total dalam tubuh perusahaan besar itu, karena para tokoh pengelolanya saling berbuat untuk kepentingan sendiri. Mereka adalah koruptor-koruptor. Kehadiran tokoh muda Julius ( Charly Sahetapi) yang berambisi membongkar segala bentuk kecurangan, membuat keadaan menjadi panas. Dan berakhir dengan pupusnya harapan dan insane Sarah dan Franky.

Petualang-Petualang adalah film Indonesia yang dirilis pada tahun 1977 yang disutradarai oleh Arifin C. Noer dan dibintangi oleh Christine Hakim dan Cok Simbara. Dan juga Arifin sendiri yang bertindak sebagai Director of photofraphynya. Film ini berkisah tentang korupsi besar-besaran, dari korupsi uang, waktu, hingga korupsi moral. "Hanya anjing saja yang tidak korupsi di film ini," ucap Jajang C. Noer, istri mendiang Arifin.

Film ini tertahan di Badan Sensor selama enam tahun. Film berjudul asli Koruptor-Koruptor ini lolos setelah dipotong tak kurang dari 319 meter, atau sekitar 20 menit. Judul pun harus diganti. Upaya mematikan semua tokoh dalam adegan terakhir juga atas inisiatif Badan Sensor. Saking parahnya pemotongan, kata "Tamat" sampai harus diukir di atas seluloid dengan menggunakan paku. "Ceritanya kacau, editing kacau. Seperti film misbar," kata Jajang Pamuntjak, istri sutradara Arifin C. Noer.

Max Havelaar (1976)


Ini film garapan Indonesia dan Belanda. Kisahnya diangkat dari novel Max Havelaar tulisan Multatuli. Nama ini memang kondang di Indonesia. Ia merupakan seorang Belanda yang peduli pada rakyat pribumi. Ia diangkat menjadi asisten Residen Lebak pada zaman penjajahan.

Lantas ia harus menghadapi korupsi. Bukan hanya dilakukan oleh bangsanya, melainkan juga oleh masyarakat lokal yang dipercaya Belanda. Ironis. Mereka meraup upeti dari rakyatnya sendiri, dan menjilat pada penjajah. Nuraninya terketuk.

Sayang, perjuangan Max Havelaar (diperankan Peter Faber) tak mampu melawan kejamnya sistem. Ia akhirnya dipecat, dan dipulangkan ke Belanda.

Dari awal pembuatan, film ini sudah menuai kontroversi. Penyelesaiannya memakan waktu tiga tahun. Sepuluh tahun, ia sempat tertahan di BSF (Badan Sensor Film). Akhirnya, Max Havelaar tayang di zaman Orde Baru. Sekejap kemudian, ia ditarik kembali.

Pembuatan film yang disutradarai Fons Rademakers ini juga melibatkan artis-artis Indonesia. Di antaranya, Rima Melati, Harry Lantho, Nenny Zulaeni, dan Maruli Sitompul. Kini, film ini hanya diputar di beberapa komunitas idealis.

Romusha (1972)

Film ini juga mengisahkan masa penjajahan Indonesia. Bedanya, Romusha memilih latar saat Jepang menjadi penguasa. Jika film ini ditonton masyarakat sekarang, mungkin akan membuat darah mendidih. Pasalnya, Romusha mempertontonkan dengan jelas kekejaman tentara Jepang.Pada 1943 dan 1944, Jepang mulai terkepung. Mereka mengumpulkan pemuda pribumi untuk membangun markas pertahanan di bawah tanah. Dengan janji muluk, pemuda desa ditampung dalam wadah yang disebut romusha, yang artinya sukarelawan. Nyatanya, bertolak belakang dengan janji, mereka dipekerjakan di tempat tandus dan diperlakukan seperti budak.

Berbulan kemudian, muncul Rota (Rofi'i Prabancana), pemuda pemberani dan tak segan melawan mandor atau tentara Jepang yang kejam. Suatu hari Rota membunuh mandor yang telah menyiksa romusha tua. Ia ditahan dan disiksa. Namun penyiksaan itu baginya adalah konsekuensi dari keberanian. Simpati datang bukan hanya dari kalangan Fujingkay -sekelompok wanita yang menyerahkan diri kepada Jepang - tapi juga muncul dari Tuan Akiro Kobayoshi (Hamid Arief), komandan tertinggi kamp penyiksaan.

Nari (Alice Iskak), Fujingkay yang suka mengantar makanan, diam-diam kepada Rota menyatakan seluruh temannya mendukung perjuangan Rota. Dalam suatu perayaan tradisional Jepang, Rota ditunjuk terjun di arena gulat melawan tentara Jepang. Rota menang. Kemenangan itu membawa dampak pada penyiksaan seluruh romusha oleh serdadu Jepang. Penyiksaan itu tanpa sepengetahuan Akiro.

Kemarahan para romusha pun tak tertahankan. Akiro turun tangan. Di bawah todongan senjata Nari, Akiro meminta tentara menyerah dan bersedia bekerja sama dengan para romusha. Akiro kemudian melakukan kehormatan tertinggi: harakiri.

Film sutradara Herman Nagara ini dilarang edar dengan alasan kekhawatiran mengganggu stabilitas hubungan Indonesia-Jepang. Tak pernah ada protes memang. Namun produser film, Julies Rofi’ie mengaku pernah mendapat keluhan keberatan dari Kedutaan Jepang.

Tak sampai menimbulkan konflik, jalan damai ditempuh. Produser meminta ganti rugi seluruh biaya produksi film yang batal edar itu, beserta bunganya. Sejarah Indonesia pun tak pernah mencatat film ini tayang di bioskop.

Pagar Kawat Berduri (1961)


Film ini sebenarnya bercerita tentang apa arti/makna dari perjuangan, baik dari sisi pejuang Indonesia yang tertawan Belanda ini, dari situ kita bisa melihat karakter dan artri/tujuan mereka berjuang, bahkan arti dari juru rawat perang yang ditawan juga bagi nilai-nilai kepahlawanannya. Dan di film ini juga diberitahukan arti perjuangan/makna dari Belanda terhadap menjajah Indonesia. Satu kolonel berpendapat dengan kasih sayang, yang satunya beranggapan lain adalah karena karet, minyak, kopi dan uang (imperialisme/kapitalisme), bahkan dialog mereka menarik ketika salah satu kolonel itu bilang, saya benci terhadap pejuang Indonesia, kalau mereka mati, mereka akan dianggap sebagai pahlawan, dan akan dikenang banyak orang. Tetapi kalau saya mati, saya tidak dianggap pahlawan dan orang akan membenci karena saya dibayar oleh orang (Ratu/Jendral) yang menginginkan harta di Indonesia (Imperialisme/kapitalisme).

Dalam sebuah kamp Belanda di masa revolusi fisik terdapat sejumlah pejuang yang ditawan. Hampir semua berusaha lari, tapi tidak mudah. Sementara yang lain mencoba mencari jalan untuk meloloskan diri, Parman (Sukarno M. Noor) justru bersahabat dengan Koenen (B. Ijzerdraat), salah seorang perwira Belanda. Parman mendekati Koenen dengan maksud mencari informasi. Parman mendapat informasi bahwa Herman dan Toto akan dibunuh. Mereka kemudian dibekali catut untuk memotong kawat berduri. Herman lolos, namun Toto tertembak. Kemudian Parman di jemput, sebab dialah yang mendalangi pelarian itu. Tahulah para pejuang, bahwa Parman ternyata bukanlah seorang pengkhianat.

Bukan film perang murni. Melainkan drama di sebuah kamp tawanan Belanda yang isinya pejuang republik. Di sini diperlihatkan ada seorang Belanda yang simpatik (Serma Kunen). Ada pula plot pelarian yang dirancang tawanan dan bagaimana heroisme tetap bergelora meski badan telah terpenjara. Saat beredar di tahun ’60-an, film ini dikritik habis oleh PKI karena dianggap menganjurkan pandangan humanisme universal.

Film Pagar Kawat Berduri karya Asrul Sani harus ditolak karena Sutan Takdir Alisjahbana. Bung Karno diminta menjadi ‘juri’. Bung Karno menonton dan berpendapat film Asrul Sani tidak ada masalah.

Ketika dunia film dipecah belah kalangan ‘kiri’, Sukarno M Noor bersama Usmar Ismail, Nisbach, Asrul Sani, bergabung dengan Lembaga Seniman dan Budayawan Muslim Indonesia (Lesbumi), untuk menentang kegiatan Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) PKI.

Pada 1965, pengganyangan terhadap film-film Barat khususnya AS makin menjadi-jadi dengan terbentuknya Panitia Aksi Pemboikotan Film Imperialis Amerika Serikat (PAPFIAS). Tidak tanggung-tanggung kalangan kiri ini kemudian membakar gedung pusat distribusi film Amerika yang sekarang ini letaknya di samping Bina Graha di ujung Jalan Veteran IV. Kala itu, gedung masih sederhana dan hanya satu tingkat. PAPFIAS kemudian bukan hanya melarang film-film AS, tapi juga film antek-anteknya, semua film negara Barat. Kala itu, film Italia dan Inggris juga digemari masyarakat.

Untuk membantu bioskop dari kekosongan penonton, masuklah film RR Cina, Rusia, Polandia, dan negeri-negeri komunis atau sosialis lainnya. Akibatnya bioskop-bioskop sebagian besar mati dan menjadi gudang. Karena masyarakat tidak senang menonton film-film dari negara komunis/sosialis yang isinya penuh propaganda.


Film ini menarik bukan saja karena konfrontasi imperialisme dan nasionalisme yang dimenangkan oleh yang terakhir. Film ini juga menarik karena konflik watak kalangan kaum republik yang berada dalam tahanan Belanda. Dan konflik ini digarap dengan baik oleh Asrul. Kita boleh menafsirkan bahwa konflik diantara para pejuang tersebut adalah sample dari konflik-konflik yang hidup di kalangan para republiken umumnya pada masa itu. Dan konflik-konflik itulah yang kemudian hari setelah pengakuan kedaulatan berkembang menjadi perpecahan di kalangan para pejuang.

Secara sinematography film ini terbaik di antara kisah-kisah revolusi lainnya. Pemain, kerja kamera, lampu maupun penata artistik semua tampil dengan baik menciptakan suasana yang mendukung cerita. Mungkin terlalu berlebihan, tapi banyak yang bilang film ini adalah film terbaiknya Asrul.

Film ini lebih menarik lagi atas reaksi pers komunis dan golongan kiri, karena ditayangkan pada tahun 1963 saai itu adalah periode tatkala pers komunis amat gencar menyerang lawan politiknya terutama dalam bidang budaya.

Sedangkan mereka dengan hati terbuka menonton film ini bahwa yang pahlawan bukan Kunen, melainkan Mayor Chairul. Kunen justru korban tragis dari kebodohannya mempercayai tugasnya di Indonesia sebagai missi suci. Tragisnya pula kesadarannya tentang penipuan atas dirinya oleh imperialisme justru datang dari mulut Letnan De Groot atasanya sendiri. Patriotisme pejuang justru di junjung tinggi oleh Asrul.

Film ini juga di tonton khusus oleh Bung Karno, disaat kaum kiri mengecam untuk di larang oleh Badan Sensor dan menarik peredaran film ini dari bioskop karena dinilai sarat dengan humanisme universal.
 
sumber :keepo.me
Lengkapnya Klik DISINI

Orang Tanpa Gelar Sarjana Yang Paling Sukses Di Dunia

Antara pendidikan dan kesuksesan mungkin menjadi satu sebab akibat yang biasanya kita ketahui. Semakin tinggi pendidikan yang dikenyam, semakin tinggi kesuksean yang akan diraih, karena pada jaman modern ini, pendidikan merupakan sarana seseorang untuk menjadi sukses. Namun berbeda dengan orang orang dibawah ini yang mematahkan beberapa kalimat diatas. Mereka membuktikan bahwa tanpa menyandang gelar sarjana pun kesuksesan dapat diraih. Semangat dan kerja keraslah yang mereka lakukan. Berikut orang tanpa gelar sarjana yang bisa meraih kesuksesan.

Michael Dell
Michael Dell via thereformedbroker.com

Laptop Anda bermerk Dell? Kenalan dulu dengan perakitnya. Ya, Michael Dell, seorang pria yang di drop out dari University of Texas pada usianya yang ke 19 tahun. Setelah DO, ia tekun merakit komputer dan menjualnya sendiri pada beberapa pelanggan. Karena usaha kerasnya, ia akhirnya berhasil mendirikan Dell Corporation. Saat ini, kekayaan Michael Dell mencapai 15 miliar dollar.

Ralph Lauren
Ralph Lauren via erikalyremark.com

Adalah Ralph Lauren, seorang ketua dan CEO Ralp Lauren Corp. Pria yang satu ini mempunyai kisah yang hampir sama dengan miliarder-miliarder sebelumnya. Ralph Lauren hanya mengenyam bangku kuliah selama 2 tahun dan memutuskan untuk mengikuti wajib militer. Saat mengikuti pendidikan militer ini, ia membuat desain dasi Beau Brummel. pada tahun 1977, dengan modal $ 50.000 (Rp 602 juta), kini Ralph menjadi miliarder dengan penghasilan miliaran dollar berkat bisnis baju bermerk Polo.

Richard Branson
Richard Branson via ldreddeer.ca

Adalah Richard Branson, pendiri Virgin Group of Companies. Ia putus sekolah saat berada di bangku Sekolah Menengah Atas. Penyakit disleksia yang dideritanya membuat ia tak pernah berhasil dalam urusan akademik. Semenjak usia 16 tahun, Richard memulai usaha yang berawal dari majalah Student. Ia juga berhasil membuka sebuah perusahaan rekaman di London. Hingga kini, ia berhasil memiliki lebih dari 300 perusahaan yang bergerak dalam bidang industri hiburan dan telekomunikasi. Karena usaha kerasnya, Richard Branson berhasil mengantongi penghasilan hingga 4 miliar dollar.

Steve Jobs
Steve Jobs via g8tag.com

Miliarder yang satu ini memang tidak pernah lulus dari perguruan tinggi. Tapi Steve Jobs mengakui bahwa kelas kaligrafi pertamanya saat berada di perguruan tinggi menjadi dasar saat membuat Mac. Jobs hanya kuliah selama 6 bulan, lalu ia bekerja menjadi seorang desainer video game. Berawal dari sini, Steve jobs dan temannya Wozniak mulai merakit komputer Apple. Mereka melakukan semenjak tahun 1976 di garasi rumah mereka. Jobs meninggalkan Apple pada tahun 1985 dan kembali menekuni usahanya pada tahun 1997 hingga merk 'Apple' melejit saat ini.

Mark Zuckerberg
Mark Zuckerberg via nbcbayarea.com

Kalau Anda menjadi pengguna setia Facebook, pasti tahu dengan pria yang satu ini. Adalah Mark Zuckerberg. Mark Zockerberg di drop out dari tempat ia kuliah karena sibuk mengembangkan bisnisnya dan melupakan kuliahnya. Di kala teman-teman se-asramanya menggunakan kamar untuk tidur dan bersenang-senang, salah satu mahasiswa Harvard University ini sibuk membuat konsep tentang jejaring sosial yang membuat namanya melejit. Berkat kesuksesannya membuat dan mengembangkan Facebook, Mark menjadi salah satu miliarder termuda di dunia lho.

Larry Ellison
Larry Ellison via businessinsider.com

Larry Ellison adalah seorang miliarder karena menjadi pendiri CEO Oracle, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang teknologi komputer. Kekayaan yang ia miliki saat ini mencapai 40 miliar dollar. Berkat jumlah kekayaan yang fantastis ini, ia berhasil menjadi orang terkaya keenam di dunia dan terkaya ketiga di Amerika Serikat. Larry lahir di Bronx, sebuah lingkungan kasar di New York. Ia lahir dari seorang wanita Yahudi yang umurnya masih 19 tahun saat melahirkan Larry. Ellison diadopsi oleh paman dan bibinya. Seperti kebanyakan orang tua, pasti mereka bangga kalau anak mereka begitu berprestasi di bidang akademik. Paman dan bibi Larry akhirnya berusaha menguliahkan Larry. Sayang, saat bibinya meninggal, Larry keluar dari kuliah karena drop out. Setelah drop out kuliah, pada tahun 1977, ia bekerja sama bersama rekannya membentuk sebuah perusahaan perangkat lunak yang saat ini terkenal dengan nama Oracle.

Bill Gates
Bill Gates via boomsbeat.com

Pasti Anda sudah tak asing lagi dengan nama yang satu ini. Ya, Bill Gates. Seorang pria yang menjadi miliarder berkat usahanya membentuk perangkat lunak untuk Micro Instrumentation dan Telemetry System. Dikisahkan, Bill Gates terdaftar menjadi salah satu mahasiswa di Hardvard pada tahun 1973. Namun tak sampai memperoleh gelar sarjana, Bill Gates memutuskan untuk putus kuliah. Pada tahun 1975, ia dan teman-teman masa kecilnya mulai usahanya yang disebut Microsot Corporation. Tak lama setelah itu, pada tahun 1987, Bill Gates menjadi seorang miliarder muda degan kekayaan lebih dari 70 miliar dolar!
Lengkapnya Klik DISINI
Recent Post widget Inspirasi Rabbani

Menuju

Blog Tetangga

Blog Tetangga
Klik Gambar untuk Berkunjung

Luwuk Banggai SULTENG

Luwuk Banggai SULTENG
ebeeee......