Lalat © pertanian.go.id |
Sewaktu muda, Syaikh Abdel Daem Al
Kaheel pernah tak mampu menjawab pertanyaan orang ateis yang menghina
salah satu hadits Nabi. “Bagaimana mungkin Nabi kalian menyuruh
menenggelamkan lalat yang hinggap di minuman sembari menjelaskan di
salah satu sayapnya ada obat. Lalu kalian mau meminum minuman seperti
itu?” tanyanya nyinyir.
Al Kaheel paham bahwa yang dimaksud orang atheis tersebut adalah sabda Rasulullah:
إِذَا وَقَعَ الذُّبَابُ فِى شَرَابِ أَحَدِكُمْ فَلْيَغْمِسْهُ ، ثُمَّ لِيَنْزِعْهُ ، فَإِنَّ فِى إِحْدَى جَنَاحَيْهِ دَاءً وَالأُخْرَى شِفَاءً
“Jika ada seekor lalat yang terjatuh
pada minuman kalian maka tenggelamkan, kemudian angkatlah (lalat itu
dari minuman tersebut), karena pada satu sayapnya ada penyakit dan pada
sayap lainnya terdapat obat” (HR. Al Bukhari)
Tentu sebagai mukmin ia yakin dengan
kebenaran hadits ini. Tetapi, bagaimana menjelaskan kepada orang atheis
yang tidak mempercayai apapun kecuali materi?
Beberapa tahun kemudian, ketika menulis buku Asrar As Sunnah An Nabawiyah
(Rahasia Sunnah Nabi), Syaikh Abdel Daem Al Kaheel menjelaskan
kebenaran hadits ini dalam satu bab tersendiri dengan didukung oleh
sejumlah penelitian, terutama penelitian Joan Clark.
Dokter dari Australia itu melakukan
penelitian tentang lalat dan menemukan bahwa permukaan luar tubuh lalat
mengandung antibiotik yang dapat mengobati banyak penyakit. Penelitian
ini juga menjelaskan bahwa obat pada sayap itulah yang membuat lalat
tidak terkena penyakit yang dibawanya sendiri.
Hasil penelitian Joan Clark ini cukup
mengejutkan sekaligus memancing banyak ilmuwan lain untuk melakukan
penelitian berikutnya. Hasilnya menunjukkan fakta lebih rinci bahwa cara
terbaik mengeluarkan zat antibiotik pada lalat adalah dengan cara
mencelupkannya ke dalam air. sebab, zat antibiotik tersebut terutama
terdapat pada permukaan luar tubuh dan sayapnya.
Setelah penelitian tersebut, seorang
dokter dari Rusia kemudian mengembangkan pengobatan baru dengan lalat.
Sedangkan Profesor Juan Alvarez Bravo dari Universitas Tokyo
mengisyaratkan pengembangan pemanfaatan ekstrak lalat untuk pengobatan.
Dalam Fatawa Mu’ashirah, Syaikh
Dr Yusur Qardhawi ketika menerangkan hadits lalat ini juga menguatkannya
dengan hasil penelitian yang menunjukkan kebenaran sabda Rasulullah
bahwa dalam sayap lalat terdapat obat untuk menetralisir penyakit yang
terdapat pada sayapnya yang lain.
Masya Allah… fakta-fakta ilmiah ini baru
terungkap mulai abad ke-20. Sedangkan Rasulullah telah mensabdakannya
13 abad sebelumnya. Lalu siapa yang mengajari Rasulullah kalau bukan
Allah Subhanahu wa Ta’ala? Hal ini juga menjadi salah satu bukti
kebenaran Islam yang seharusnya membuat iman dan rasa syukur kita kian
meningkat. Wallahu a’lam bish shawab.
[Muchlisin BK/bersamadakwah]
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..