Assalamu Alaikum, Selamat datang Saudaraku. Semoga BLOG ini bermanfaat dan harapan kami agar Anda sering datang berkunjung. Wassalam. ==> YAHYA AYYASY <==
Tampilkan postingan dengan label Dunia Remaja. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Dunia Remaja. Tampilkan semua postingan

Adab Pergaulan Pria dan Wanita Menurut Islam

coupleFenomena khalwat (berdua-duan) dan ikhtilat (campur baur) yang terjadi di antara pria dan wanita yang bukan mahram saat ini sungguh sangat memprihatinkan. Dengan alasan ‘gaul’, mereka demikian bebas melakukannya tanpa memperhatikan adab-adab Islam tentang hal itu.

Hendaklah kaum pria dan wanita bertakwa kepada Allah Ta’ala. Alangkah baiknya jika mereka menjauhi khalwat dan ikhtilat guna menutup jalan yang mengarah kepada perbuatan zina. Hindarilah hal-hal yang ‘sepele’, berupa ‘telepon-teleponan’ maupun ‘chating’ yang tidak jelas tujuannya.

Berikut ini kami ingatkan adab-adab yang harus diperhatikan oleh setiap muslim agar mereka terhindar dari perbuatan zina yang tercela:

Pertama, hendaknya setiap muslim menjaga pandangan matanya dari melihat lawan jenis secara berlebihan, apalagi diiringi syahwat. Perhatikanlah firman Allah berikut ini,

قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُن
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih Suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya…” (QS. An-Nur, 24: 30-31)

Awal dorongan syahwat adalah dengan melihat. Karena itu jagalah mata agar terhindar dari tipu daya syaithan. Tentang hal ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَا عَلِيُّ لاَ تُنْبِعِ النَّظْرَةَ النَّظْرَةَ فَاِنَّ لَكَ اْلأُوْلَى وَ لَيْسَتْ لَكَ الثَّانِيَةُ
“Wahai Ali, janganlah engkau iringkan satu pandangan (kepada wanita yang bukan mahram) dengan pandangan lain, karena pandangan yang pertama itu (halal) bagimu, tetapi tidak yang kedua!” (HR. Abu Daud).

Kedua, hendaknya setiap muslim menjaga auratnya masing-masing dengan cara berbusana islami. Secara khusus bagi kaum wanita Allah SWT berfirman,

وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ
“…dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya…” (QS. 24: 31).

Dalam ayat lain Allah SWT berfirman,

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu dan anak-anak perempuanmu dan juga kepada istri-istri orang mu’min: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbab mereka ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, sehingga tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.” (QS. Al-Ahzab, 33: 59)

Dalam hal menjaga aurat, Nabi menegaskan sebuah adab yang harus diperhatikan, beliau bersabda:

لاَ يَنْظُرُ الرَّجُلُ إِلَى عَوْرَةِ الرَّجُلِ وَلاَ الْمَرْأَةُ إِلَى عَوْرَةِ الْمَرْأَةِ، وَلاَ يُفْضِي الرَّجُلُ إِلَى الرَّجُلِ فِي الثَّوْبِ الْوَاحِدِ، وَلاَ تُفْضِي الْمَرْأَةُ إِلَى الْمَرْأَةِ فِي الثَّوْبِ الْوَاحِدِ.
“Janganlah seorang pria melihat aurat pria lainnya, dan jangan pula wanita melihat aurat wanita lainnya. Seorang pria tidak boleh bersama pria lainnya dalam satu kain, dan tidak boleh pula wanita bersama wanita lainnya dalam satu kain.” (HR. Muslim)

Ketiga, tidak berbuat sesuatu yang dapat mendekatkan diri pada perbuatan zina

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra, 17: 32).

Contoh perbuatan mendekati zina adalah ber-khalwat (berdua-duaan) dengan lawan jenis yang bukan mahram. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang perbuatan tercela ini dengan sabdanya,

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الاخِرِ فَلاَ يَخْلُوَنَّ بِاِمْرَاَةٍ فَاِنَّ ثَالِثَهُمَا الشَّيطَانُ
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah berkhalwat dengan seorang wanita (tanpa disertai mahramnya) karena sesungguhnya yang ketiganya adalah syaithan.” (HR. Ahmad).
Keempat, menjauhi pembicaraan atau cara berbicara yang bisa ‘membangkitkan syahwat’. Arahan mengenai hal ini kita temukan dalam firman Allah,

يَا نِسَاءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِنَ النِّسَاءِ إِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلَا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلًا مَعْرُوفًا
“Hai para istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti perempuan lain jika kamu bertaqwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara hingga berkeinginan orang yang ada penyakit dalam hatinya. Dan ucapkanlah perkataan yang ma’ruf.” (QS. Al-Ahzab, 33: 32)

Berkaitan dengan suara perempuan, Ibnu Katsir menyatakan, “Perempuan dilarang berbicara dengan laki-laki asing (non mahram) dengan ucapan lunak sebagaimana dia berbicara dengan suaminya.” (Tafsir Ibnu Katsir, jilid 3)

Kelima, hindarilah bersentuhan kulit dengan lawan jenis, termasuk berjabatan tangan sebagaimana dicontohkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

اِنِّى لاَ اُصَافِحُ النِّسَاءَ
“Sesungguhnya aku tidak berjabatan tangan dengan wanita.” (HR. Malik, Tirmizi dan Nasa’i).
Dalam keterangan lain disebutkan,

مَا مَسَّتْ يَدُ رَسُوْلِ اللهِ يَدَامْرَاَةٍ لاَ يَمْلِكُهَا قَطٌّ
“Tak pernah tangan Rasulullah menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hal ini dilakukan Nabi tentu saja untuk memberikan teladan kepada umatnya agar melakukan tindakan preventif sebagai upaya penjagaan hati dari bisikan syaithan. Wallahu a’lam.
Keenam, hendaknya tidak melakukan ikhtilat, yakni berbaur antara pria dengan wanita dalam satu tempat yang dapat mendorong kepada fitnah. Hal ini diungkapkan Abu Asied,
خَرَجَ رَسُوْلُ اللهِ مِنَ الْمَسْجِدِ وَقَدِ اخْتَلَطَ الرِّجَالُ مَعَ النِّسَاءِ فِى الطَّرِيقِ, فَقَالَ: اِسْتَأخِرْنَ فَلَيسَ لَكُنَّ اَنْ تَحْقُقْنَ الطَّريْقَ, عَلَيْكُنَّ بِحَافَاتِ الطَّريْقِ.
“Rasulullah saw pernah keluar dari masjid dan pada saat itu bercampur baur laki-laki dan wanita di jalan, maka beliau berkata: “Mundurlah kalian (kaum wanita), bukan untuk kalian bagian tengah jalan; bagian kalian adalah pinggir jalan.” (HR. Abu Dawud).

Dari uraian di atas jelaslah bagi kita bahwa pria dan wanita memang harus menjaga batasan dalam pergaulan. Dengan begitu akan terhindarlah dari hal-hal yang tidak diharapkan.

Semoga Allah Ta’ala senantiasa membimbing kita kepada kebenaran dan menjauhkan kita dari perbuatan tercela dan tidak terpuji. Amin.

Wallahu A’lam…
Lengkapnya Klik DISINI

Masih Mau Pacaran setelah Baca Kisah Ini? Anda Pasti Gak Waras

Siapapun Anda yang datang berkunjung di Blog ini merupakan Inspirasi terbesar kami dalam berkarya untuk memberikan yang terbaik...Selamat Membaca...!!!

Allah Ta’ala sudah menegaskan di dalam al-Qur’an al-Karim agar umat manusia-bukan hanya kaum Muslimin-tidak mendekati zina. Sebab zina merupakan perbuatan keji dan jalan (perbuatan/tindakan) yang paling buruk.

Di dalam banyak haditsnya, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan bahwa zina merupakan satu di antara sekian banyak dosa besar, pangkal sengsara, pelakunya pasti terhina di dunia dan akhirat, pelakunya akan disegerakan balasannya, dan banyak dampak buruk lainnya.

Baru-baru ini, kisah ini terjadi di sebuah daerah di Jawa Timur. Kisah yang menjadi bukti Mahabenarnya Allah Ta’ala dan tepatnya sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam terkait zina dan berbagai hal yang mengantarkan kepadanya.

***

Umurnya baru sekitar tujuh belas tahun. Karena tidak memiliki ilmu dan iman, ia menerima tawaran pacaran dari seorang laki-laki. Setelah terjerumus atas nama cinta, keduanya semakin dekat dengan amalan setan yang terlaknat. 
Dalam satu bulan masa pacaran yang dijalani, keduanya terlibat dalam seburuk-buruknya zina. Layaknya suami-istri, keduanya lakukan hubungan sebanyak lima belas kali dalam satu bulan. Si perempuan positif hamil. Si laki-laki ketakutan, lalu melarikan diri agar tidak dimintai pertanggungjawaban oleh pacar dan keluarganya.

Belum kelar duka lantaran pacar pertama kabur, datanglah laki-laki kedua. Atas bisikan setan, keduanya langsung jadian. Baru satu pekan jadian, wanita ini kembali melakukan zina dengan laki-laki yang menjadi pacar keduanya.

Si laki-laki kedua mengikuti jejak laki-laki pertama setelah mengetahui bahwa pacarnya sudah hamil sebelum berzina dengannya. Dalam upaya kabur itu, laki-laki kedua digeruduk polisi. Konyolnya, si wanita mengaku sebagai korban saat melaporkan diri ke polisi. Bukannya dia dan dua laki-laki itu sama-sama pelaku?

Nau’dzubillahi min dzalik.

***

Kisah ini hanya satu di antara sekian banyaknya kisah serupa. Bermula dari pacaran, zina besar pun terjadi; atas alasan apa pun. Ketika dua orang sudah terlibat dalam pacaran, setan akan makin leluasa dalam menggoda, lalu menjerumuskan. Masing-masing pihak yang pacaran baru sadar saat semuanya sudah terlambat.

Jika kisah ini sampai kepada Anda, kemudian masih nekat menjalin zina bernama pacaran, sepertinya ada yang tidak beres di otak Anda.

Wallahu a’lam. [Pirman/Bersamadakwah]
Lengkapnya Klik DISINI

Masa Depan Dakwah Remaja

Siapapun Anda yang datang berkunjung di Blog ini merupakan Inspirasi terbesar kami dalam berkarya untuk memberikan yang terbaik...Selamat Membaca...!!!
 dakwahremaja
Banyaknya persoalan akan mengantarkan kita pada upaya mencari solusi alias pemecahannya. Masalah remaja ini kan lumayan banyak ya. Apa aja tuh? Tawuran, pergaulan bebas, pacaran, seks bebas, narkoba, miras, perundungan alias nge-bully, selera dan ekspresi musik, kecanduan game online, pornografi, penyalahgunaan internet, tren mode pakaian, dan lain sebagainya dan lain sejenisnya. Buwanyak buwanget. Namun, apa yang bisa kita lakukan untuk mengatasi semua itu? Memulai dari mana untuk bisa turut andil dalam menyelesaikan problem ini?

Jawabannya, dakwah. Tetapi, tentu saja sebelum kita terjun dalam dakwah, kita kudu punya ilmunya dulu dong. Nggak asal nyebur aja di arena dakwah. Nah, ilmu didapat dari belajar. Setuju ya? Ok. Jadi, untuk bisa ikut andil dalam dakwah, maka kita kudu mempermak diri kita dengan ilmu keislaman. Berarti kudu belajar dulu, kan? Ya, belajar dan mengkaji. Kalo untuk kegiatan belajar Islam, biasanya orang udah kadung pake istilah ngaji. Betul, dengan ngaji kita jadi bisa tahu mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah. Melalui ngaji, kita jadi tahu mana yang halal dan mana yang haram. Ngaji juga mengantarkan kita kepada pengetahuan dan pemahaman mana perbuatan yang terpuji dan mana perbuatan yang tercela. Mau kan jadi orang yang tahu dan paham? Harusnya mau, dong.

Ngaji, langkah awalnya

Sobat gaulislam, saya kebetulan mengajar di Pesantren Media untuk materi pelajaran Problem Anak Muda. Nah, dalam mapel ini santri dirangsang cara berpikirnya untuk mendata apa saja sih permasalahan remaja itu, lalu menilainya dan mencari solusi atas permasalahan tersebut. Ini standar lho. Sebab memang begitu adanya. Nggak ada asap kalo nggak ada api. Sebab-akibat terhadap suatu fakta itu menjadi langganan santri Pesantren Media dalam membaca dan memahami fakta. Maka, seharusnya cara pandang seperti ini bisa menghantarkan kita untuk tahu permasalahan dan solusinya.
Ngaji sebagai langkah awal kita untuk bisa nyebur di arena dakwah, adalah sebuah keharusan. Umpama kita mau renang, tentu saja nggak asal nyebur. Perlu sedikit teori dasar dan perlu bimbingan yang sudah tahu seluk-beluk renang. Sama halnya ketika mau nyebur dalam medan tempur, setiap individu prajurit kudu tahu teori pake senjata, bertahan di medan perang, strategi memukul mundur musuh, strategi gerilya, taktik menyerang melalui darat, laut, dan udara. Semua teori itu dipelajari terlebih dahulu. Bahkan, sebelum berperang pun tetap ada briefing untuk menyatukan tujuan dan target serta cara mencampainya. Semua butuh ilmu sebelum amal. Itu sebabnya, bagi para remaja wajib juga untuk mengkaji Islam, sebelum terjun langsung dakwah.

Melalui ngaji kita akan tahu kewajiban, keutamaan, cara, tujuan, target, dan bagaimana mencapainya. Selain itu, kita juga diajarkan untuk senantiasa menjadikan niat sebagai ukuran dalam melakukan perbuatan. Niatnya salah, maka salah pula hasil yang kita dapat meski caranya benar. Shalat nggak diterima kalo niatnya bukan karena mengharap keridhoan Allah Ta’ala, meski caanya benar. Rugi, kan? Ngaji dan dakwah juga nggak diterima sebagai amal shalih kalo niatnya bukan karena Allah Ta’ala. Tuh, tebelin dah catetannya.

Mungkin ada di antara kamu yang bertanya-tanya, gimana caranya bisa ngaji? Nggak usah khawatir, kini banyak kegiatan rohis yang bagus. Ikut aja kegiatan di rohis dan kamu bakal dapetin bukan saja ilmu, tetapi juga teman seperjuangan. Gabung juga di kegiatan remaja masjid yang hampir selalu ada di setiap masjid besar di desa atau kelurahan. Lembaga gaulislam yang menerbitkan buletin kesayangan kamu ini, insya Allah juga bisa membantu kamu untuk belajar seputar Islam dan ikut kajian-kajiannya. Ada tim yang bisa bantu kamu belajar Islam. Tunggu apa lagi? Bergegaslah menuju kebaikan.

Lapar ilmu

Kalo kamu lapar biasanya ingin segera menuntaskan rasa laparmu dengan mencari makanan. Kalo nggak punya duit buat beli makanan, bisa jadi kamu pinjam uang ke tamanmu. Bahkan dalam kondisi yang darurat sekalipun, banyak orang berusaha untuk memenuhi rasa laparnya walau sekadar memakan dedaunan. Kenapa hal itu dilakukan? Semata karena tuntutan kebutuhan bertahan hidup. Lalu bagaimana jika lapar ilmu? Hehehe saya menggunakan istilah ini karena kalo “haus ilmu” kayaknya udah terlalu sering kita dengar. Jika kita dalam memenuhi rasa lapar untuk kebutuhan fisik bisa mengupayakan secara maksimal, maka tak ada salahnya (malah lebih bagus juga) jika dipraktekkan dalam memenuhi kebutuhan akan ilmu pengetahuan. Jadinya, kondisi kita yang lapar ilmu akan menghantarkan untuk giat dan semangat mencari guru dan belajar demi memenuhi kebutuhan akan ilmu. Betul? Ya, seharusnya.

Itu sebabnya, kondisi lapar ilmu bisa menghantarkan kita giat dan semangat belajar. Ngaji bukan lagi sesuatu yang beban, tetapi sebagai tamasya, rihlah. Maka, bercerminlah kepada para ulama, kepada orang-orang yang secara keilmuan bagus. Belajarlah dengan mereka. Bila belum memungkinkan, teladani semangatnya dalam mencari ilmu dan mendapatkannya. Selain itu, ‘contek’ juga cara para ulama setelah mencari dan mendapatkan ilmu, yakni tiru bagaimana mereka mengajarkannya lagi kepada orang lain, atau mendakwahkannya. Sebab, orang yang sudah punya ilmu namun tidak memiliki semangat untuk menyebarkannya lagi atau menjadi bekal mereka untuk berdakwah, ilmu itu jadi nganggur dan mungkin sia-sia karena hanya dinikmati diri sendiri.

Ayo sobat gaulislam, mumpung punya kesempatan untuk belajar, kajilah Islam. Apalagi kondisi keluarga mendukung. Ayah-ibumu masih ada dan mampu untuk membiayai kehidupan dan proses belajarmu.

Bolehlah kita bercermin pada para ulama terdahulu. Mereka dididik oleh orang tuanya dengan sangat bagus dalam belajar tentang Islam. Kamu tentu tahu kan dengan sosok Imam asy-Syafi’i? Ya, ayah Imam asy-Syafi’i wafat dalam usia muda. Ibunyalah yang membesarkan, mendidik, dan memperhatikannya hingga kemudian Muhammad bin Idris asy-Syafi’i menjadi seorang imam besar. Ibunya membawa Muhammad kecil hijrah dari Gaza menuju Mekah.

Di Mekah, ia mempeljari al-Quran dan berhasil menghafalkannya saat berusia 7 tahun. Kemudian sang ibu mengirim anaknya ke pedesaan yang bahasa Arabnya masih murni. Sehingga bahasa Arab pemuda Quraisy ini pun jadi tertata dan fasih.

Setelah itu, ibunya memperhatikannya agar bisa berkuda dan memanah. Jadilah ia seorang pemanah ulung. 100 anak panah pernah ia muntahkan dari busurnya, tak satu pun meleset dari sasaran.

Allah Ta’ala memberikan taufik kepada Imam asy-Syafi’i sehingga dengan kecerdasan dan kedalaman pemahamannya, saat beliau baru berusia 15 tahun, Imam asy-Syafi’i sudah diizinkan Imam Malik untuk berfatwa. Hal itu tentu tidak terlepas dari peranan ibunya yang merupakan seorang muslimah yang cerdas dan pelajar ilmu agama.

Imam asy-Sayfi’i bercerita tentang masa kecilnya, “Aku adalah seorang anak yatim. Ibukulah yang mengasuhku. Namun ia tidak memiliki biaya untuk pendidikanku. Aku menghafal al-Quran saat berusia 7 tahun. Dan menghafal kitab al-Muwaththa saat berusia 10 tahun. Setelah menyempurnakan hafalan al-Quran, aku masuk ke masjid, duduk di majelisnya para ulama. Kuhafalkan hadits atau suatu permasalahan. Keadaan kami di masyarakat berbeda, aku tidak memiliki uang untuk membeli kertas. Aku pun menjadikan tulang sebagai tempat menulis”.

Walaupun memiliki keterbatasan materi, ibu Imam asy-Syafi’i tetap memberi perhatian luar biasa terhadap pendidikan anaknya. Buat kita nih, nggak ada alasan lagi untuk malas belajar. Yuk, mulai dari sekarang kita ngaji.

Dakwah bagi remaja

Ya, persoalan penting lainnya, sesuai judul di buletin gaulislam edisi 449 ini, maka kita perlu adanya dakwah khusus buat remaja. Sebab, permasalahan manusia ini banyak banget. Kadang, tergantung tingkatan usia dan latar belakang pendidikan untuk bisa masuk pesannya. Ya iyalah, kan nggak mungkin kita cara berdakwah ke anak-anak disamain dengan cara dakwah buat orang dewasa. Malah, untuk orang dewasa aja, perlu ada trik berbeda ketika dakwah kepada yang masih awam dan kepada yang udah terpelajar. Betul nggak?

Nah, bagaimana prospek dakwah buat remaja? Bagus. Bagaimana masa depan dakwah remaja? Insya Allah bisa bagus juga kalo ditangani dengan benar dan baik sejak dari sekarang (atau saya sih yakin sejak lama sudah dilakukan para pendahulu kita). Sudah ada sejak lama. Kita tinggal melanjutkan saja dan menyesuaikan dengan kondisi masyarakat saat ini. Betul?

Kalo ngeliat fakta sekarang, maka dakwah bagi remaja kudu rajin digeber. Menyatukan banyak komponen. Kalo saya dan kawan-kawan sebagai penulis yang memperhatikan permasalahan remaja, maka cara utama saya berdakwah dalam menyelesaikan problem tersebut adalah melalui media, khususnya tulisan yang saya sebar di blog, di buletin, dan tentu saja di buku. Kadang, saya juga sampaikan di radio dan televisi, termasuk di Youtube. Alhamdulillah, selama ini saya fokuskan untuk menemani kamu semua–remaja muslim–dalam belajar Islam. Walau, kalo harus jujur, saya bukan lagi remaja. Tetapi insya Allah akan terus saya fokuskan dakwah untuk remaja, apalagi saya sudah memiliki anak usia remaja (SMA dan SMP). Jadi tambah semangat deh buat sharing ilmu dengan kamu semua para remaja muslim.

Insya Allah banyak banget kaum muslimin yang peduli dengan remaja. Mereka berdakwah bahu membahu dengan banyak pengemban dakwah lainnya. Saya sendiri alhamdulillah sudah sejak 1994 mulai tertarik ke dunia dakwah remaja. Ada rentang waktu 22 tahun sampai sekarang. Jejak tulisan saya insya Allah bisa kamu temukan di Majalah Remaja PERMATA, Majalah SOBAT Muda, Buletin STUDIA, juga di Buletin gaulislam saat ini. Insya Allah bisa kamu temukan juga di buku-buku yang saya khususkan untuk remaja (alhamdulillah ada lebih dari 45 buku) sejak buku Jangan Jadi Bebek, yakni buku pertama saya yang diterbitkan tahun 2002. Kemudian disusul buku lainnya, baik yang ditulis sendiri maupun hasil kolaborasi dengan penulis lain. Alhamdulillah, di usia yang tak lagi muda, Allah Ta’ala memudahkan saya untuk menulis beberapa buku baru bagi remaja. Silakan cari di toko buku ya. Ada tiga buku baru saya, lho (hehe.. promo nih jadinya). Pertama, Sosmed Addict (Oktober 2015). Kedua, Jomblo’s Diary (edisi re-make, April 2016). Ketiga, Lupakan Mantanmu! (Mei 2016).

Semoga apa yang saya lakukan ini bisa membuat kamu lebih semangat mencari ilmu, untuk kemudian mengkaji lebih dalam, dan akhirnya bisa ikutan berdakwah. Sesuai kemampuan maksimal yang bisa kamu lakukan. Lebih keren lagi kalo kamu bisa melampaui apa yang saya dan kawan-kawan lakukan. Sebab, generasi kamu lebih berpeluang besar untuk terus berkiprah dalam dakwah ketimbang generasi kami. Semangat menjemput masa depan dakwah remaja dan kebangkitan Islam yang benar dan baik. Insya Allah. [O. Solihin | Twitter @osolihin]

Lengkapnya Klik DISINI

Kisah Ali & Fathimah yang mencintai dalam diam ternyata Palsu

Siapapun Anda yang datang berkunjung di Blog ini merupakan Inspirasi terbesar kami dalam berkarya untuk memberikan yang terbaik...Selamat Membaca...!!!

Ketika salah seorang zindiq yang bernama Abdul Karim bin ‘Auja’ akan dihukum mati oleh seorang penguasa Bashrah pada tahun 160 H, ia berkata,

“Sesungguhnya aku telah memalsukan hadits sebanyak 4000 hadits palsu, aku haramkan yang halal dan aku halalkan yang haram.” Hammad bin Zaid rahimahullah pernah berkata, “Kaum zindiq telah memalsukan hadits atas nama Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam sebanyak 14000 hadits palsu.”

Begitulah, banyak hadits2 Palsu & lemah berseliweran di sekitar kita. dan Hadits2 palsu itu banyak yang membuat yang Halal jadi Haram dan Haram jadi halal. hadits2 palsu dinisbatkan kepada Rasulullah & para Sahabatnya.

kali ini kita akan membahas hadits Rasulullah tentang Ali & Fathimah. Hadits2 palsu tentang Ali & Fathimah jumlahnya sangat banyak, berkitab-kitab, entah tujuannya apa dibuat hadits2 itu.

Dikisahkan, Ali & Fathimah sama2 mempunyai rasa, namun mereka memendamnya hingga Setan tidak tahu. terlebih, Abu Bakar dan Umar, Sahabat nabi yang utama punya keinginan menikahi Fathimah. maka Ali menahan keinginannya. mereka melamar Fatimah melalui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menerimanya.

Singkat cerita, akhirnya yang dinikahkan adalah Ali. di malam pengantin, Ali & Fathimah curhat tentang perasaannya yang dulu dipendam. alangkah bahagianya mereka akhirnya dapat dipersatukan Allah
-------
Kisah ini memang So sweet, indah dibayangkan bagi seseorang yang sedang memendam rasa. kisah ini sering di share. namun tahukah kamu bahwa kisah ini Palsu & tidak baik jika mengamalkannya (memendam rasa) ?

1. Status Hadits
Riwayat seperti yang disebutkan, tidak dijumpai dalam kitab2 Hadits bukhari/Muslim/Abu Dawud/Tirmidzi/nasa'i/Ibnu Majah/Darimi/baihaqi/Malik. lalu darimana asal kisahnya ?

kisah di atas disebutkan secara bersanad dalam kitab Usud al-Ghabah karya Ibnul Atsir (6/221). Hanya saja, disana tidak disebutkan derajat haditsnya.

2. Memendam Rasa (diam saja ketika jatuh cinta)
Memendam rasa ketika jatuh cinta, sejauh ini belum kami temui contohnya dari Rasulullah, para sahabat, dan para Salafus saleh.
justru yang ada kebalikannya, diam saja ketika jatuh cinta bertentangan dengan apa yang ada dalam Alqur'an & Sunnah.

a)
Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan suatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (Ar Ra'd : 11)

bagaimana mau Nasib cintanya berubah, kalau hanya berdoa saja & tidak ikhtiar padahal dia bisa melakukannya. ikhtiar disini maksudnya memastikan nasibmu, datangi dia & pastikan kamu jodoh sama dia atau tidak. kalo jodoh syukur, kalo enggak alhamdulillah, berarti tak perlu mencintai dia lagi, lega deh

b)
Zina mata adalah memandang, zina telinga adalah dengan mendengarkan, zina lisan adalah berbicara....sedangkan hati berkeinginan dan berandai-andai (HR Bukhari Muslim)

yakin kamu gak berandai-andai tentang dia waktu mencintai dalam diam ???

c)
‘Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yang mampu menikah, maka menikahlah. Karena menikah lebih dapat menahan pandangan dan lebih memelihara kemaluan. Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia berpuasa; (HR Bukhari)

Nabi menyuruh pemuda untuk menikah, kalau gak mampu maka berpuasa. Nabi tidak menyuruh yang tidak mampu untuk menyimpan rasa

d)
Dalam Sirah nabawiyah, Khadijah mempunyai keinginan kepada rasulullah. beliau tidak memendamnya, justru curhat kepada temannya yaitu nafisah. lalu nafisah berdiskusi dengan nabi & menyarankan Nabi untuk menikahi Khadijah

Boleh wanita menyampaikan keinginan utk dinikahi.
"loh, tapi kan gengsi ?".
contohlah Siti Khadijah, wanita bangsawan Tajir yang gak gengsi meminta nikah dengan Karyawannya sendiri.

e)
ada seorang wanita yang datang menawarkan diri kepada Rasulullah (untuk dinikahi), lalu Putri Anas yang melihat wanita itu berkata :"sungguh memalukan". lalu Anas berkata kepada putrinya : "dia lebih baik darimu” (HR Bukhari)

wanita itu terang2an menyampaikan keinginannya untuk dinikahi Rasulullah.
"duh, saya minder T_T"
Contohlah wanita itu, Rasulullah jauh lebih mulia daripada wanita itu, tapi wanita itu gak minder. begitulah karakter Wanita Zaman Nabi, tidak minder dalam kebaikan.

f)
Umar ibnul Khaththab Ketika putrinya Hafshah menjanda karena suaminya meninggal segera mendatangi ‘Utsman bin ‘Affan & Abu Bakar guna menawarkan putrinya (HR. Al-Bukhari no. 5122)

Jadi buat kamu Wanita yang malu/minder, bisa minta tolong ayahmu atau yang lainnya untuk minta si pria agar menikahimu.
dan ini memang sudah menjadi tradisi yaitu menjodoh-jodohkan, tapi bukan kayak jodoh2an paksa yang di Sinetron, karena Rasulullah pernah menyalahkan pernikahan paksa.
------------------------------------------
Syariat itu kan membuat manfaat & mencegah mudharat. dengan segera menikah, rasa cintamu tersalurkan.
"lalu mudharat mencintai dalam diam itu apa aja ?"

Saat kamu memendam rasa, ini nih mudharatnya :
1. Mau apa-apa keinget dia, termasuk saat ibadah
2. kamu rentan cemburu buta
3. Sering keluar air mata karena rasa takut yang gak jelas
4. mengharap, dan sering gelisah
5. berangan-angan
6. Salah tingkah (salting) waktu ketemu dia
7. lebih Sensitif (sensi)
8. perasaan hancur berkeping-keping kalo gak jodoh sebab perasaan cinta terlanjur membesar karena tanpa sadar cinta dipupuk tiap hari dengan point 1-7

betul aja apa betul banget ? smile emotikon

https://konsultasisyariah.com/22635-kisah-pernikahan-ali-dan-fatimah-yang-shahih.html
Lengkapnya Klik DISINI

Cinta Itu Luas

Siapapun Anda yang datang berkunjung di Blog ini merupakan Inspirasi terbesar kami dalam berkarya untuk memberikan yang terbaik...Selamat Membaca...!!!
ilustrasi dewikatamutiara.blogspot.com
Cinta. Yap, ngomongin soal cinta memang nggak ada habisnya. Meski secara tulisan cuma pake 5 huruf tapi kata ‘cinta’ selalu menarik buat dibahas. Oh ya? Buktinya, buletin kesayangan kamu ini masih mau ngebahas. Udah tema langganan soalnya. Hehehe. Lagian masih ada aja tuh yang nanya soal cinta lewat rubrik “curhat dong’ di buletin edisi cetak. Kadang, bosen juga sih. Cinta deui, cinta deui. Dunia ini kan luas en banyak isinya. Masih aja ngebahas cinta? Hehehe… But, it’s no problem. Karena fakta membuktikan ternyata masih banyak yang salah kaprah mengartikan cinta. Terutama sih remaja. Valentine’s Day kemaren, misalnya. Hayo, siapa tuh yang masih ikutan? Ayo ngaku! Valentine’s Day yang kata orang sebagai hari kasih sayang, hari cinta. Tapi kok cuma tiap tanggal 14 Februari sih? Yang namanya cinta mah ya tiap hari dong. Eh, udah ah, kok jadi bahas Valentine’s Day ya? Gubraak!

Sobat, apa itu cinta? Zaman sekarang penjelasan begituan mah mudah ditemukan di majalah, tabloid, buletin, televisi maupun pendapat orang. Anak SD aja tahu kali. Beneran? Berarti yang lebih tinggi dari SD udah pinter dong. Yoi, cinta itu rasa suka sama cowok. Sayang-sayangan, mesra-mesraan dan ujungnya pacaran, kan? Wiihh, hebat! Give applause!. Eh, tunggu! Yakin cuma itu? Katanya cinta itu luas? Bro en Sis, semua orang juga tahu istilah cinta. Tapi ternyata soal maknanya masih banyak anak SD, SMP, SMA bahkan yang kuliah pada belum paham. Yang tadi disebutin juga nggak salah kok. Cuma kalo cinta diartikan sebatas rasa suka sama cowok ya nggak segitunya juga kali. Kebangetan itu mah. Di mana letak luasnya coba?

Kalo kamu punya KBBI alias Kamus Besar Bahasa Indonesia silahkan dicek deh. Penjelasan di sana banyak tuh. Kalo kamusnya ketinggalan di rumah atau masih nangkring di perpus dan toko buku saya kasih nih ringkasannya. Baca satu-satu ya.

cin·ta a 1 suka sekali; sayang benar: orang tuaku cukup – kpd kami semua; — kpd sesama makhluk; 2 kasih sekali; terpikat (antara laki-laki dan perempuan): sebenarnya dia tidak — kpd lelaki itu, tetapi hanya menginginkan hartanya; 3 ingin sekali; berharap sekali; rindu: makin ditindas makin terasa betapa — nya akan kemerdekaan; 4 kl susah hati (khawatir); risau: tiada terperikan lagi — nya ditinggalkan ayahnya itu; 

bebas hubungan antara pria dan wanita berdasarkan kemesraan, tanpa ikatan berdasarkan adat atau hukum yg berlaku; — monyet (rasa) kasih antara laki-laki dan perempuan ketika masih kanak-kanak (mudah berubah); ber·cin·ta v menaruh (rasa) cinta: yg muda yg ~; ber·cin·ta-cin·ta·an v bersuka-sukaan; berpacar-pacaran; ber·cin·ta·kan v 1 kasih sayang kpd; berahi kpd: krn banyaknya lelaki yg ~ dia, dia menjadi sombong; 2 berharap-harap (ingin) akan; merindukan: dia sakit krn ~ anaknya yg sedang merantau; 3 kl bersedih hati (akan); berduka cita (akan); men·cin·ta v 1 kasih (kpd); 2 kl bersedih hati; selalu mengingat (akan); menyesal; men·cin·tai v menaruh kasih sayang kpd; menyukai: dia sangat ~ adikku; aku ~ negeriku dan menghormatinya;

Banyak kan penjelasannya? Itu masih diringkas loh. Penjelasan soal cinta juga ada di dalam al-Quran. Firman-Nya (yang artinya): “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS Ali ‘Imran [3]: 14)

Rasa cinta adalah pemberian dari Allah Ta’ala. Cinta itu anugerah dari-Nya. Kebayang kalo manusia nggak punya rasa cinta. Bumi ini akan hampa. Manusia saling membenci dan bisa saling membunuh. Itu sebabnya, kita harus bersyukur. Ayat tadi juga menjelaskan bahwa makna cinta itu luas yaitu kepada apa-apa yang diingini. Kepada wanita dan anak-anak. Coba lihat, setiap laki-laki normal suka dengan wanita. Begitu pun sebaliknya. Kemudian menikah dan dikaruniai anak. Orangtua pasti mencintai anak-anaknya. Anak-anaknya juga cinta dengan orangtuanya. Itu bagian dari naluri.

Mencintai suatu benda juga naluri. Apalagi kalo didapat dengan cara yang nggak gampang alias butuh dana, usaha dan perjuangan. Siapa coba yang nggak sayang? Zaman dulu kuda dipakai sebagai sarana transportasi utama. Belum ada tuh mobil dan motor. Hewan kayak sapi, kambing, kerbau, ayam dan bebek bisa dijual buat menafkahi keluarga. Walaupun ada juga yang dijadikan hewan peliharaan. Malah sampai ada yang memperlakukan hewan layaknya manusia. Dimandiin, dibajuin, disuapin dan diajak main. Saking sayangnya.
Oya, siapa sih yang nggak seneng punya lahan kebun atau sawah? Bisa nanem bunga, sayuran atau buah-buahan. Hasilnya bisa buat makan dan dijual. Wah, saya aja mau. Supaya hasilnya bagus kudu dirawat baik-baik. Jangan sampai deh bunga, buah atau sayur yang kita tanem jadi rusak diserang hama. Cinta perhiasan seperti emas, perak, mutiara dan berlian juga bagian dari naluri. Perhiasan termasuk benda yang harganya mahal. Yang punya pasti bakalan sayang. Rugi banget deh kalo hilang. Saya juga sayang sama cincin, walau cuma satu dan beberapa karat aja, hehehe…

Nah, kamu pasti punya benda yang disayang, kan? Saya punya boneka panda kesayangan. Ada jilbab, kerudung, sepatu dan lainnya. Wah, jadi jualan nih. Tapi tentu aja rasa cinta kepada benda mati nggak terbalaskan. Yaiyalah, nggak ada ceritanya benda mati cinta sama manusia. So, udah jelas kan kalo cinta itu luas. Nggak sebatas hubungan sama lawan jenis. Bener banget!

Saat cinta berbuah petaka

Bro en Sis rahimakumullah, Cinta memang anugerah. Punya rasa cinta pun udah fitrah manusia. Tapi kudu hati-hati dalam mengekspresikannya. Jangan sampai diekspresikan sesuai hawa nafsu aja. Contohnya ya pacaran. Kamu juga tahu kali pacaran itu dilarang dalam Islam. Minimal ya pernah denger gitu. Hah? Baru tahu? Oh mungkin kamu pembaca baru buletin ini. Wah, sebagai muslim sih harusnya udah pada tahu kalo pacaran itu haram. Gimana pun bentuknya tetep aja perbuatan maksiat. Berbuah petaka alias dosa euy. Mau jaraknya deket atau jauh. Mau ngobrol langsung atau chatting lewat medsos.

Pacaran itu pintu gerbang perzinaan. Jangan salah, yang namanya pacaran itu banyak maunya. Awalnya cuma pegangan tangan, terus pelukan, ciuman lanjut deh ke zina atau seks bebas. Setan udah berhasil tuh menggoda. Ih, na’udzubillah min dzalik. Padahal Allah Ta’ala udah mewanti-wanti kita loh seperti dalam firman-Nya: “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS al-Israa [17]: 32)

Tuh, kan. Mendekatinya aja udah dilarang Bro en Sis. Artinya, cinta yang diekspresikan lewat pacaran itu udah melanggar aturan Allah Ta’ala dan Rasul-Nya. Bukan ekspresi cinta yang bener karena lebih didominasi oleh nafsu yang buruk. Itu sebabnya, jangan sembarangan mencintai tanpa aturan. Loh, terus gimana dong kalo saling suka? Ya menikah. Itu solusi keren dari Islam. Mengikat hubungan yang sah dan halal dalam pernikahan. Siap nggak tuh? Tapi buat kamu yang masih sekolah fokus belajar dulu deh. Terutama belajar Islam. Soal jodoh kan Allah Ta’ala yang mengatur. So, tinggalin tuh pacaran. Siip!

Cinta sejati

Sobat, banyak yang masih betah dan enjoy berpacaran. Termasuk di dalamnya remaja muslim. Sebagian mengira bahwa cinta yang selama ini diekspresikannya itu adalah cinta sejati. Nggak akan terpisah meski maut menghampiri. Halah, memang yakin dia jodohmu? Kayaknya masuk jenjang pernikahan juga belum tentu deh. Bener. Buktinya ada loh yang udah bertahun-tahun pacaran tapi malah nggak nikah-nikah. Ujung-ujungnya putus. Udah bosen kali. Iyalah, wong pacarannya aja bertahun-tahun. Gimana coba kalo sampai tekdung (hamil) duluan? Udah gitu si doi nggak mau tanggung jawab lagi. Duh, udah mah numpuk dosa bertahun-tahun, kehormatan terlanjur dinodai dan ujungnya ditinggalin. Hiks, hiks.. Itu artinya pacaran memang nggak menjamin orang lanjut ke pernikahan. Catet tuh!

Apalagi pacaran ala anak SD, SMP atau SMA. Abis lulus, masuk sekolah baru. Ketemu wajah-wajah baru termasuk yang kinclong dan tampangnya ok. Terus naksir deh. Udah deh yang lama siap-siap diputusin. Sibuk pacaran dan akhirnya nilai jeblok. Waktu lebih banyak dihabisin dengan si doi. Sebagian teman kita pake logika ngawur, bahwa pacaran bisa nambah semangat belajar. Bisa belajar bareng pula. Hah? Siapa bilang? Ini sih ngeles namanya. Belajar itu harus diniatkan karena Allah Ta’ala, Bro. Buat dapat ilmu dan pahala. Bukan karena pacar. Nggak bener tuh. Cinta kepada lawan jenis wajib pake tuntunan Islam. Nggak pacaran, berzina dan hal terlarang lainnya. Please, jangan nodai cinta!

Cinta sejati adalah cinta kepada Allah Ta’ala, kepada Rasulullah saw, orangtua, diri sendiri dan kepada segenap kaum muslimin. Tentunya harus sesuai aturan Allah Ta’ala dan diniatkan buat mengharap ridho-Nya. Itulah makna cinta sejati. Kekal dan berlanjut bahkan setelah ajal menjemput yaitu dalam surga-Nya. Itu pun kalo masuk. Mau? Pastinya dong. Aamiin. Cinta kepada hewan, perhiasan, rumah, ladang tanaman dan benda lainnya juga wajib sesuai aturan-Nya. Jangan berlebihan. Jangan sampai melenakan dari perintah dan larangan Allah. Karena ada loh orang yang cinta banget harta sampai mati pun dibawa tuh hartanya. Seorang pecinta motor asal AS dikubur dengan posisi duduk di atas motor Electra Glide keluaran 1967. Lengkap dengan jaket kulit hitam, helm putih, kacamata hitam dan sepasang sarung tangan. Weleh, weleh. Kebangetan banget ya. Amit-amit deh!

Maka, jadikan cinta sebagai sarana buat mengharapkan ridho Allah. Semoga rasa cinta itu nggak jadi bumerang yang menjerumuskan ke jurang neraka. Ingat, mencintai itu nggak sembarangan. Mencintai itu dengan dilandasi keimanan. Dan makna cinta lebih luas dari daun kelor. Duh, maksain banget ya. Hehehe. So, mencintailah sesuai dengan aturan Sang Pemilik Cinta yaitu Allah Ta’ala. Semangat! [Muhaira | Twitter @az_muhaira] sumber

 
Lengkapnya Klik DISINI

Khilafah versi HT Mengikuti Uswah Yahudi

Siapapun Anda yang datang berkunjung di Blog ini merupakan Inspirasi terbesar kami dalam berkarya untuk memberikan yang terbaik...Selamat Membaca...!!!

 

Oleh Mohammad Zubaidi:
SAYA & HIZBUT TAHRIR

Awal 1983 adalah awal interaksiku dg Hizbut Tahrir (HT) di Berlin. Saya berteman akrab dg mereka, saling mengunjungi, makan bareng dg mereka dan jadi khotib Jumat di masjid mereka.
Salah satu sahabat saya pada periode Berlin itu adalah Ismail Wahwah atau Abu Anas yg skrg jadi tokoh internasional HT.

Kalau HTI mengadakan acara besar dia menyempatkan diri dtg ke rumah.

Ketika saya di Sydney diapun mengunjungiku dan juga mengundangku ke rumahnya dan memintaku ceramah di markaz HT.

Meskipun begitu saya tdk pernah jadi HT.

Sekian tahun yang lalu saya hadir di pertemuan HTI di Wisma Dharmala, jl. Sudirman, Jakarta.

Disana ada sdr. Hari Mukti dan juga sdr. Ismail Yusanto.
Dalam pertemuan itu saya sempat mengkritisi HTI yg di semua kesempatan, ketika demo dll selalu mengajak mendirikan Khilafah.

Saya sdh curiga dari waktu itu: ada apa? Kenapa pemerintah Indonesia yg berdasar pancasila yg represif thdp segala upaya merobah pancasila bisa membebaskan HTI dg upayanya merobah RI menjadi negara Khilafah.

Maka saya peringatkan kpd sdr. Ismail dan seluruh anggota HTI agar hati2. Saya khawatir mereka dibebaskan spt dibebaskannya masyarakat tanjung priok dg ceramah2 keras utk akhirnya dibabat habis oleh benny moerdani.

Saya katakan kepada Ismail Yusanto bhw di Al-Quran dan As-Sunnah serta semua kitab Sirah tdk pernah kita dapatkan Nabi SAW, yg menjadi tauladan kita, mengajak para shahabat mendirikan Negara Islam.

Tapi yg terjadi Nabi SAW berdakwah dan berjihad maka Negara Islam dg sendirinya berdiri.

Seandainya Nabi SAW dari awal mencanangkan pendirian negara Islam dari awal pastilah permusuhan golongan dan kerajaan2 kafir makin keras, sehingga cara spt itu jelas tdk bijak.

Oleh karena itu jika kita mengacu pada sunnah Nabi SAW perjuangan Islam dg gembar-gembor mendirikan Khilafah (Negara Islam) adalah tdk tepat dan menyalahi sunnah.

Tapi... jawaban yg mengejutkan dari sdr. Ismail Yusanto, dia mengatakan: "Khilafah adalah platform Hizbut Tahrir. Dan Yahudi jauh sebelum mendirikan Negara Israel mereka sdh mencanangkan pendirian Negara Israel dan mereka berhasil".

AstaghfiruLlah.. koq yg dijadikan uswah malah Yahudi.

Sayang sekali acara di Dharmala itu bukan acara debat, maka saya hanya bisa ngelus dada.

Kalau dilihat dari sini memang sangat sulit kita bisa nyambung dlm diskusi dg HTI.

Bukan karena soal "faham tentang mana yg termasuk hadhoroh dan mana yg tergolong madaniah"...

Tapi karena kita merujuk pada Sunnah, Nabi SAW sebagai Uswatun Hasanah, sedangkan mereka merujuk pada Yahudi.

Saya tidak tahu, mungkin setelah sekian lama kita ngumpul di Wisma Dharmala itu mungkin sekarang sdr. Hari Mukti sudah menemukan ayat atau hadis yg secara langsung Nabi SAW mengajak mendirikan Negara Islam.

Kalau ada maka saya nyatakan siap utk bergabung dg sdr. Hari Mukti di HTI.

Kalau tdk ada maka mari sdr Hari Mukti kita amalkan sunnah Nabi SAW, kita mencontoh cara berjuang beliau.

Itulah cara yang benar spt Allah SWT berfirman:

{قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ}
 
Katakanlah jika kamu memang mencintai Allah maka ikutlah aku (Nabi SAW) niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu, dan Allah itu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(Ali Imron 31).

Mengikuti Nabi SAW itu tdk hanya dlm beraqidah, beribadah, berakhlaq dan bermuamalah, tapi juga dlm berjuang.

[8/12 05.13] Halim:
Analisa yg mantap Ustadz, sy juga sdh lama (bedtahun2)menjadi tandatanya, kenapa HTI dibiarkan pemerintah menggembargemborkan akan merubah Pancasila, padahal itu isu sensitif, saat itu analisa saya ada dua kemungkinan, pertama seperti yg Ustadz sampaikan dan yg kedua HTI ini diyakini (pihak2 dalam) pemerintah bisa digunakan utk memecahbelah Ummat Islam, karena cara mereka tdk sesuai dgn cara Rasullah, shg (hasilnya) jauh panggang dari api, wallahu a'lam

[8/12 06.28] Mohammad Zubaidi:
Betul ust. Halim, saya sependapat, HTI sangat manfaat utk musuh2 Islam.

Dg HTI orang2 kafir bisa dg mudah berkuasa entah sebagai kpl daerah, gubernur atau presiden, dg menyingkirkan saingannya, calon pemimpin muslim.

Bayangkan kalau PDI misalnya bikin divisi yg tugasnya menggembosi lawan politik entah brp ratus milyar harus mereka keluarkan utk pendanaan divisi itu.

Dg adanya HTI semua jadi gratis, tanpa sadar HTI jadi relawan buat menyokong klompok2 kafir. HTI tdk hanya golput tapi juga mengajak umat diluar HTI utk golput.

Suatu kebodohan yg luar biasa jika orang ngaku Islam tapi membiarkan org kafir bisa melenggang jadi pemimpinnya dan pemimpin umat.

Mereka punya alat utk mencegah si kafir agar tdk berkuasa tapi tdk digunakan. Entah apa kelak yg akan mereka katakan di hari mahsyar di hadapan Allah. Karena mereka merugikan dan meletakkan umat Islam dlm bahaya, dilain fihak menolong kelompok2 kafir dan mengantar mrk menuju pd kejayaan.

Islam juga sdh mengajarkan kaedah2 yg penting utk kondisi2 darurat.

Misal "apabila dua bahaya bertemu maka haruslah bahaya besar dihindari dg cara mengambil bahaya yg kecil".

Contoh: (1) bahaya ikut mengamalkan satu bagian kecil dari demokrasi yaitu PEMILU dibanding (2) bahaya DIPIMPIN ORANG KAFIR.

Maka orang Islam yg akalnya sehat dan berfungsi pasti bisa menilai bhw dosa membiarkan KAFIR jadi PEMIMPIN lebih bahaya dari dosanya org yg TERPAKSA IKUT PEMILU.

Yang namanya TERPAKSA yg tadinya haram bahkan bisa menjadi halal.
Misal: makan babi krn terpaksa adalah tdk dosa dan HALAL karena terpaksa.

Kalau orang tdk mampu memahami beda kadar bahaya (1) dan (2) tadi
sepertinya perlu dicek jgn2 ilmu Islamnya ilmu karbitan, atau ada konspirasi rahasia dg kafir utk mensukseskan mereka menguasai negeri ini.
 

Lengkapnya Klik DISINI

Akhwat Fallin’ in Love

Siapapun Anda yang datang berkunjung di Blog ini merupakan Inspirasi terbesar kami dalam berkarya untuk memberikan yang terbaik...Selamat Membaca...!!!

ilustrasi gambar google
Cinta, cinta, dan cinta. Kalo ngomongin ini bawaannya pengen senyum-senyum. Kadang juga jadi sedih, pernah juga malah jadi kesel. Lah, kok bisa gitu? Iya, bisa aja. Suka-suka saya, dong. Orang ini hati, hati saya. Kenapa situ yang repot? Eh, nggak gitu deng… selauw kali, Bro en Sis. Iya, jadi kenapa sih kok saya bisa sedih kalo ngomongin cinta, alasannya: orang sekarang banyak banget yang salah gunain kata ini. Mereka menganggap bahwa cinta itu, ya perasaan suka antar lawan jenis aja. Abis itu, mereka juga harus mengutarakan perasaan itu. Kalo kata temen saya sih ‘nembak’ (mati dong?). Ujung-ujunganya jadilah mereka pacaran.

Sobat, kalo yang bikin kesel itu, banyak juga orang yang mengatasnamakan cinta untuk hal-hal yang merusak akidah, naluri, dan mendzalimi diri mereka sendiri, termasuk orang yang dicintainya. Masih inget kan selebritis yang heboh dengan gosip kalau dirinya pindah keyakinan setelah menikah dengan laki-laki non-muslim? Tadinya, si laki-laki ini mualaf dan mereka menikah dengan cara Islam. But, tiba-tiba kabar mengejutkan, si suaminya malah balik lagi ke agamanya dan ngajak istrinya buat ikutan murtad. Mau aja diajak murtad. Naudzubillah.

Are you fallin’ in love, sis?

Hey, Sis. Iya, kamu. Kamu yang lagi fallin’ in love. Ciyee… yang lagi berbunga-bunga. Pasti bahagia ya. Nggak jarang, menurut temen-temen saya yang kayak kamu, Sis, mereka bakal jadi semangat ’45 (perjuangan banget ya kesannya? Tapi orangnya sih bukan generasi tahun 1945, tentunya) ngelakuin banyak hal, kalo lagi jatuh cinta sama incerannya. Mulai dari yang males belajar, jadi rajin karena ada semangat biar si dia tertarik. Ada juga yang jadi rajin sholat sunnah, bahkan sampai yang tadinya nggak pernah bangun malem, buat sholat tahajud, eh langsung bisa melek buat sholat tiap malem. Cuma karena satu hal, biar si dia terkagum-kagum karena kita cewek baik-baik. Rela berkorban duit, dan waktu buat mewujudkan apa yang dia suka, ada pada dirinya. Sesuai sih, sama istilah cinta yang katanya rela berkorban demi apa yang dicintainya.

Tapi, apa yang kayak gini bener, menurut Islam? Kan jatuhnya ngelakuin kebaikannya nggak ikhlas dong. cuma pengen dipandang sama pacarnya. Bukan karena pengen dapetin ridhonya Allah Ta’ala. Terus nih, kan cinta itu bagian dari keimanan. Kalo kamu beriman sama Allah, kamu emang beneran cinta sama Allah? Kok aturan-aturan dalam Quran dan Sunnah dilanggar, sih. Apanya yang dilanggar? Lha, itu kamu malah pacaran. Itu kan melanggar. Artinya, kalo kamu jatuh cinta alias fallin’ in love, tetep kudu tahu aturan, khususnya aturan dalam ajaran agama kita. Setuju ya? Harus!

Horror story

Sobat, Islam itu keren banget. Mengatur banyak aspek kehidupan, termasuk yang sedang kita obrolin sekarang. Apa? Tentang pergaulan cowok-cewek. Nah, itu dia. Soal cinta dan ekspresinya kudu sejalan dengan aturan Islam. Ekspresi dari rasa cinta itu, ada yang mengaitkannya dengan aktivitas pacaran, maka jadilah banyak remaja yang melakukan pacaran karena menganggap bagian dari ekspresi dari rasa cintanya kepada lawan jenis. Sayangnya, pacaran itu bagian dari mendekati zina. Ini mendekatinya saja dilarang, apalagi berzina. Iya, kan?

Allah Ta’ala berfirman, “Dan janganlah kamu mendekati zina. (Karena zina) itu sungguh adalah perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS al-Israa’ [17]: 32)

Tapi, kenapa banyak yang melarang dan ngejauh dari status ini (termasuk saya sendiri), karena di dalamnya itu loh, banyak banget kemungkinan mudharat yang bakal dialami atau bahkan sampai didapet.

Zaman sekarang ini, banyak terjadi ‘kecelakaan’ karena aktivitas dalam status pacaran. Kecelakaan gimana? Hmm.. kamu belum ngeh ya. Maksudnya karena pacarannya hot sampe berzina, bukan tak mungkin yang cewek akhirnya hamil di luar nikah. Kalo udah kayak gini, horor banget kan? Mau nikah eh masih sekolah, akhirnya tuh janin digugurkan daripada ketahuan sama orang lain jadi bikin malu (pembunuhan tuh!). Meski, ada juga sih ortu yang nekat nikahin anaknya karena udah ketahuan hamil setelah ‘digarap’ sama pacarnya. Kalo dinikahin sama yang menghamilinya sih, habis perkara walau tetap dapat dosa. Tetapi kalo dinikahin sama lelaki lain? Aduh, tambah runyam tuh urusan!

Belum lagi tekanan yang bakal didapet anaknya kelak. Dikatain ‘anak haramlah’ atau apalah itu, ya. Jangan nekat. Kalo kamu baca lagi surat al-Israa ayat 32 di al-Quran, mestinya bakalan hati-hati. Sayangnya, mereka yang pacaran kan bukan saja nggak baca al-Quran, tetapi mereka umumnya nggak ngerti ajaran Islam. Hidupnya ya cuma ngandelin hawa nafsu aja terhadap segala perbuatan yang disukainya. Bahaya banget!

Bagi cowoknya sih gampang, dia bisa kabur tanpa bawa jejak, bahwa dia udah ngehamilin anak orang. Kalaupun memang dia dijebak untuk ngelakuin itu, dia cukup taubatan nasuha, dan kalaupun dia menikah, nggak perlu diungkit-ungkit bahwa dia pernah melakukan zina. Dan masalah, clear.

Sedangkan, kalo si cewek. Nah, ini dia masalahnya. Ok, kalo misalnya dia nggak hamil, masalah bisa dengan gampang ditutupi. Tapi, kalo hamil? Perut makin lama, makin membesar, dan bakal terjadi fitnah di mana-mana. Kalaupun digugurkan, nggak bisa dijamin si bayi aja yang bakal meninggal. Kalo si janin dan cewek ini yang meninggal? Wassalam, deh. Nggak ada 

kesempatan buat taubat, and finally, dia bakal tanggung hukumannya di akhirat, yang mana bakal jauh lebih pedih daripada hukuman cambuk di dunia.

One direction for love

Sobat. Cinta or suka sama lawan jenis sih, it’s okay wae. Tapi, menjadikan cinta itu sebagai sesembahan, yang buat kamu sampai bertekuk lutut, rela ngabisin waktu belajar kamu, waktu istirahat kamu, apalagi tugas kamu buat berbakti sama ortumu di rumah, sampe dilalaikan, itu yang nggak boleh. Sama sekali.

Jatuh cinta, dari segi jatuh cinta itu sendiri bukan aib atau dosa, kok. Jatuh cinta itu hal yang manusiawi dan menjadi naluri yang ada secara alamiah buat setiap manusia normal. Nabi, orang suci, orang shalih, dan ulama ngalamin jatuh cinta sama lawan jenis sebagaimana manusia pada umumnya.
Kamu perlu tahu penjelasannya. Dalam sebuah riwayat disampaikan bahwa, “Dari Ibnu Abbas bahwasanya suami Bariroh adalah seorang budak.  Namanya Mughits. (setelah keduanya bercerai) Sepertinya aku melihat ia selalu menguntit di belakang Bariroh seraya menangis hingga air matanya membasahi jenggot. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Wahai Abbas, tidakkah kamu ta’ajub akan kecintaan Mughits terhadap Bariroh dan kebencian Bariroh terhadap Mughits?” Akhirnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pun bersabda: “andai saja kamu mau meruju’nya kembali (menikah dengannya).” Bariroh bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah engkau  menyuruhku?” beliau menjawab, “Aku hanya menyarankan.” Akhirnya Bariroh pun berkata, “Sesungguhnya aku tak butuh sedikit pun padanya.” (HR Bukhari)

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam sendiri bahkan mengajarkan kepada kita bahwa menikah adalah obat yang paling mujarab bagi dua insan yang saling mencintai. Ibnu Majah meriwayatkan; Dari Ibnu Abbas ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Kami belum pernah melihat (obat yang mujarab bagi ) dua orang yang saling mencintai sebagaimana sebuah pernikahan.” (HR Ibnu Majah)

Nash-Nash inilah, dan yang semakna dengannya menunjukkan bahwa menikah adalah solusi syar’i bagi mereka yang jatuh cinta. Tetapi buat kamu yang kini masih sekolah dan emang belum siap, ya jangan coba-coba. Tetapi pacaran pun tetap nggak boleh. Nah!

Inilah cara yang lebih tegas, syar’i, solutif, dan terhormat. Jangan berpikiran bahwa seorang muslimah yang menawarkan diri untuk dinilkahi, adalah perbuatan tercela atau rendah, ya Sis. Justru wanita yang menawarkan dirinya sama seorang lelaki adalah wanita yang ngerti solusi syar’i terhadap problemnya, tegas ngambil keputusan, terhormat karena tahu cara menjaga kehormatannya dengan ikatan pernikahan yang suci, dan mulia karena tahu kepada siapa dia harus mempersembahkan bakti.

Khadijah contohnya. Wanita mulia yang tahu persis kepada siapa beliau mempersembahkan bakti, dan siapa yang pantas jadi imamnya dalam rumah tangga. Dengan ketegasan sikap beliaulah, maka Khadijah bisa bersanding dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Justru sikap yang menjauhi ketakwaan jika seorang wanita mencintai seorang lelaki, lalu perasaan tersebut dipendamnya seraya mengotori hatinya dengan angan-angan tercela. Karena sesungguhnya angan-angan hati ada yang terkategori dosa, loh.

Sebagaimana yang dinyatakan dalam hadis dibawah ini; Dari Ibnu Abbas dia berkata; ‘Saya tidak mengetahui  sesuatu yang paling dekat dengan makna Lamam (dosa dosa kecil) selain dari apa yang telah dikatakan oleh Abu Hurairah dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam: “Sesungguhnya Allah `Azza Wa Jalla telah menetapkan pada setiap anak cucu Adam bagiannya dari perbuatan zina yang pasti terjadi dan tidak mungkin dihindari. Maka zinanya mata adalah melihat, zinanya lisan adalah ucapan, sedangkan zinanya hati adalah  berangan-angan dan berhasrat, namun kemaluanlah yang (menjadi penentu untuk) membenarkan hal itu atau mendustakannya.” (HR Muslim)

Nah, namun balik lagi kepada nilai aulawiyat’, bahwa cinta pada lawan jenis itu baiknya nggak melebihi cinta pada manusia terbaik sepanjang masa, yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Tidaklah (sempurna) iman salah seorang di antara kalian sehingga aku lebih dicintainya daripada orangtuanya, anaknya dan segenap umat manusia.” (HR Bukhari, Muslim, an-Nasa’i, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Sekarang, pertanyaan adalah, “Siapakah di antara mereka (Rasulullah dan manusia lainnya) yang lebih sering terlintas di pikiran?”Jawabannya adalah yang ‘paling dicintai’. Kalo kamu siapa? Perbaiki diri, jangan tergoda hawa nafsu, jangan nodai cintamu dengan berbuat maksiat bernama pacaran. Catet ya! [Nisa | Twitter @nissaniza98]sumber

Cat. Admin : terjadi pengurangan redaksi dan penambahan foto tanpa mengurangi maksud yang di sampaikan. ( Yahya Ayyasy )
Lengkapnya Klik DISINI

Jadi Cewek Jangan Rese

Ilustrasi Google
Pernah nggak nemuin cewek yang suka ngegosip? Eh, jangan-jangan kamu pernah jadi bahan gosip? Waduh! Ternyata banyak juga lho cewek remaja yang suka ngegosip. Coba perhatikan temen di sekolahmu. Kira-kira ada nggak ya? Ada yang saking seringnya ngegosipin orang sampe dijuluki bigos alias biang gosip. Hampir tiap hari ada aja yang digosipin. Nyampe di sekolah ngegosip, pas istirahat di kantin juga sampe pulang sekolah. Ssst, ada juga lho yang diam-diam ngegosip waktu lagi belajar. Siapa tuh? Nah, buat kamu yang pernah digosipin pasti ngerasa kesel dan bete. Bener banget. Namanya juga gosip, yang diomongin kan yang jelek-jelek. Bahayanya, bisa jadi fitnah. Nggak ada angin, nggak ada hujan. Eh, kamu dibilang genit, suka liahatin cowok cakep. Atau dibilang jorki alias jorok. Bau lagi. Jarang mandi, jarang ganti kaus kaki. Kebayang deh, bete banget kalo digituin. Betul?

Sobat, apa jadinya kalo ada cewek yang suka bercanda? Emang sih, bercanda itu asik. Suasana jadi rame dan nggak ngebosenin. Malah, nggak enak kalo serius terus. Tapi, kalo bercandanya kelewatan, ya nggak asik juga. Kalo kata Bang Rhoma Irama mah, Ter-laa-luu. Bisa bikin bete juga. Gimana nggak, kalo bercandanya di waktu yang nggak pas apalagi sampe nyakitin hati atau fisik. Sama sekali nggak asik. Bercanda sih bercanda, tapi nggak pake mukul juga dong. Atau bercanda pas lagi serius belajar. Siapa coba yang nggak sebel? Itu sebel kuadrat dan pengen jitak.

Gimana rasanya kalo punya temen cewek yang suka ngeluh? Kerjanya ngeluh melulu setiap ketemu kamu. Seakan-akan kehidupannya keluh kesah semua. Selalu ada masalah di hidupnya. Ngerasa jadi cewek paling menderita di dunia. Kalo ini sih udah lebay! Pusing juga kali kamunya. Curhat sesekali sih wajar. Tapi kalo keseringan plus isinya keluhan semua ya bikin bete. Belum lagi kalo dia maksain kamu buat dengerin. Haduuh…

Ada lagi nih cewek yang suka asal komentar. Mulai dari urusan penampilan atau sikap orang lain dikomennya. Di matanya, selalu aja ada yang kurang. Mungkin maksudnya jujur dan terbuka. Tapi kalo cara nasehatinnya udah kayak nenek-nenek yang ngerasa tahu segalanya, pasti bikin sebel juga, kan? Misalnya, kok kamu jerawatan sih? Gendutan sih? Baju kamu nggak matching sih? bla, bla, bla. Bayangin kalo kamu punya temen kayak gitu. Bisa-bisa kamu juga dikomennya. Boleh sih ngasih komentar tapi nggak asal dan caranya harus bener. Jangan malah bikin orang sebel dan sakit hati.

Cewek egois, nggak mau kalah, maunya menang sendiri. Ngerasa paling bener dan ngutamain kepentingan sendiri. Nggak peduli sama kepentingan orang lain termasuk temennya. Dijamin, bete abis deh! Tiap orang punya egoisme masing-masing. Tapi ya harus bisa dikendalikan juga. Nggak bisa seenaknya. Belum tentu kepentingan dia yang harus diutamain. Begitu pun sebaliknya.

Sobat, anak cewek yang rese emang bikin bete. Kamu dikatain rese tentunya karena bad attitude yang mungkin nggak disadari. Suka ngegosip, ngeluh, asal komen dan bercanda kelewatan adalah contohnya. Masih banyak lagi sikap lainnya yaitu sombong, suka bohong, menghina, pelit, egois, hobi ngutang, gayanya bossy, nggak peka, tukang dandan, suka nyeletuk yang bikin malu, suka ikut campur, plin plan, suka ngaret dll. Ini juga bisa bikin orang sebel. Beberapa kali penulis pernah lihat cewek yang sibuk make up di karpet musholla. Padahal antrean lagi penuh. Orang mau sholat eh dia masih asik dandan. Cewek yang asal naruh kaus kaki waktu sholat sampe jamaah lain kebauan. Nyebelin juga. Atau lagi sholat ada cewek yang suaranya ganggu jamaah di sebelahnya. Nggak jelas apa yang diucapin. Kayak lagi komat-kamit malah. Gimana sholatnya khusyuk?

Nasehatin aja

Nggak asik banget kalo punya temen yang rese. Nggak betah juga lama-lama temenan. Tapi sebagai temennya, ada kewajiban buat nasehatin, lho. Kasian juga kalo nantinya dia dibenci banyak orang. Hmm, tapi ada juga yang nggak mau ambil pusing. Cuek bebek aja tuh. Nggak mau ikut campur atau malah nggak berani negur. Ada lagi yang milih menghindar. Nggak suka dan nggak mau ikutan. Yang aneh, yang tetap temenan dan ngedukung walaupun udah tahu kalo itu nggak baik. Duh, kalo ini sih kayaknya sama-sama rese deh. Hehehe. Harusnya sih bukan sikap-sikap kayak gini yang dipilih. Iya kan?

Sebagai seorang Muslim, harusnya saling nasehatin. Tentunya dengan cara-cara yang baik dan bijak. Bukan memaksa atau kesannya menggurui. Beri masukan yang membagun. Pastikan keadaanya rileks. Harus siap dan jangan marah kalo nasehatmu ditolak mentah-mentah. Coba cari ayat atau kisah sahabat yang berkaitan dengan sifat buruknya. Misalnya, temenmu itu pelit dan pemarah, cari kisah di jaman sahabat nabi tentang orang yang pelit, kalau perlu cari tahu siksaan apa yang bakal didapat oleh orang pelit dan pemarah kelak di akhirat. Tujuannya buat “nakut-nakutin” temen. Mudah-mudahan hatinya terbuka menerima. Tapi kalo udah kelewat batas, tegur aja dengan keras. Jangan terus-terusan dibiarkan! Jangan mentang-mentang sama teman sendiri, kita selalu bersikap lembek dan toleransi tak berbatas.

Ayo, berubah!

Bro en Sis rahimakumullah, Tingkah laku orang emang berbeda. Ada orang yang rajn, rendah hati, tekun, jujur, pandai bergaul, sopan santun dan ringan tangan. Pun sebaliknya. Ada yang suka bohong, hobi gosip, malas, senang temennya susah dll. Orang baik pasti disenangi orang lain. Sedangkan membuat orang lain marah, kesal atau bete pastilah sikap nggak baik. Kalo dipikir, orang pun bakal nggak nyaman. Apa ada untungnya punya sikap seperti itu? Bukankah malah rugi yang didapat?

Cewek yang banyak tingkah biasanya prestasinya jeblok. Udah mah bikin bete orang lain, eh dia sendiri prestasinya nggak oke. Rugi banget! Sibuk gosipin orang, ngeluh melulu, bohong, menghina, ngadu domba, dan akhirnya nggak fokus belajar. Eh, malas pula. Pas ujian, nyontek. Hasilnya juga jelek. Lengkap sudah. Nah, gimana kalo orang lain sakit hati? Terus pengen balas dendam? Entah caranya gosipin balik, bohongin balik atau yang lain. Jaman sekarang kriminalitas udah merajalela. Orang bisa ngelakuin apa aja. Ada kan orang yang sakit hati terus membunuh. Bukannya nakutin. Tapi itu fakta di kehidupan sekarang. Bayangin, kalo belum ngubah sikap ke arah yang baik, kamu bakal rugi terus. Prestasinya jeblok, dibenci orang, dosa pula. Mau ngelak?

Rese atau nggak, aku kok yang tanggung risikonya? So what gitu loh? Kenapa elo capek-capek ngurusin orang lain? Oke. Mungkin kamu anggap ini hal sepele. Bener juga kalo kamu yang bakal tanggung akibatnya. Tapi gimana jadinya kalo kamu –yang selama ini bikin orang lain bete- berada di posisi mereka? Pernah ngerasain kesal dan bete? Kayaknya tiap orang pernah deh. Gimana rasanya kalo digosipin, dibohongin, dihina, diadu domba, dicap sombong, pelit, plin plan dll? Nggak enak pasti. Jangan bangga dijuluki tukang gosip, tukang ngeluh atau tukang dandan. Nggak banget, Sis! Di ajaran agama kita juga dilarang ngelakuin hal-hal tadi. Harusnya, kamu udah pada ngeh dong. Ya, harusnya, Tapi kenyataannya?

Sobat, udah tahu kan sikap rese itu nggak keren, bikin bete dan pastinya bikin dosa? Iya lah. So, sekarang, udah saatnya kamu berubah. Intropeksi dan perbaiki diri. Jauhi dan tinggalin deh semua tingkah laku yang dulu. Inget, jangan pernah malu untuk berubah. Tiap orang pasti pernah ngelakuin kesalahan. Tergantung, mau berubah atau nggak. Inget, Allah Ta’ala itu sayang banget sama kita. Bahkan Dia nggak langsung hukum hamba-Nya yang berdosa. Justru Allah Ta’ala ngasih waktu bagi mereka yang berbuat salah untuk bertobat dan mohon ampun. Seberapun besarnya dosa itu. Masih ada kesempatan buat bertobat. Mumpung saat ini kamu masih bisa bernafas. Yakin bahwa kamu bisa berubah.

Allah Ta’ala berfirman, 

“Jikalau Allah menghukum manusia karena kezalimannya, niscaya tidak akan ditinggalkan-Nya di muka bumi sesuatu pun dari makhluk yang melata, tetapi Allah menangguhkan mereka sampai kepada waktu yang ditentukan. Maka apabila telah tiba waktu (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak (pula) mendahulukannya.” (QS an-Nahl [16]: 61) 

Islam menjaga wanita

Islam itu menjaga kehormatan dan kesucian kita sebagai cewek. Sebagai muslimah. Asal kita taat kepada Allah Ta’ala. Inget, Islam nggak pernah ngekang. Orang liberal dan feminis bilang kalo aturan Islam ngekang wanita. Wanita nggak bisa bebas berkarir, nggak bebas berbusana dan tuduhan lainnya. Padahal, kalo kita paham Islam semua tuduhan itu nggak bener. Islam memuliakan wanita. Sangat memuliakan. Banyak wanita hebat di jaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Contohnya, Khaulah binti Azur si ksatria berkuda hitam, Nusaibah binti Ka’ab Ansyariyah yang demikian cinta dan setianya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sehingga begitu melihat junjungannya itu terancam bahaya, dia maju mengibas-ngibaskan pedangnya dengan perkasa sehingga dikenal dengan sebutan Ummu Umarah. Masya Allah!

Itu semua adalah hasil keimanan dan ketaatan kepada Allah Ta’ala. Kamu juga harus taat kalo mau terjaga kehormatannya dengan hal-hal berikut ini: benahi diri, kuatkan akidah, belajar Islam. Mengkajinya dengan dalam. Supaya kamu paham betapa luar biasanya ajaran ini. Bayangin aja, cuma Islam yang lengkap ngatur semua aspek kehidupan manusia. Nggak terbatas soal ibadah, lho. Tetapi seluruh aspek kehidupan diatur sama Islam, seperti bidang pemerintahan, ekonomi, hukum, politik, pendidikan, sosial budaya, militer, pertahanan dan keamanan, termasuk akidah tentunya, dan lain sebagainya semuanya diatur. Kemudian mengamalkan ajaran Islam, jadikan Islam sebagai tujuan hidup, bergaul dengan temen yang shalih dan semangat berdakwah. Kalo udah mantap ilmunya, yuk sama-sama menyebarkan Islam kepada siapa aja. Termasuk kepada cewek-cewek yang rese. Masih betah jadi cewek rese? Please, jadi cewek jangan rese! Oke? [Muhaira | email: iraazzahra28@ymail.com]

*Inspirasi Rabbani


Cat Admin : Terjadi pengurangan redaksi dan Penambanhan Ilutrasi gambar namun tidak mengurangi maksud yang di sampaikan.
Lengkapnya Klik DISINI

Virus Merah Jambu Dalam Bingkai Ikhtilath

Ilustrasi. (kartinki2008.ru)
Ilustrasi. (kartinki2008.ru)
Semua bencana itu bersumber dari pandangan
Seperti api besar itu bersumber dari percikan bunga api
Betapa banyak pandangan yang menancap dalam hati seseorang seperti panah yang terlepas dari busurnya
Berasal dari sumber matalah semua marabahaya
Mudah beban melakukannya, dilihat pun tak berbahaya
Tapi jangan ucapkan selamat datang kepada kesenangan sesaat yang akan datang membawa bencana.
Pernahkah anda merasa kagum dengan seseorang, pria atau wanita? Simpati dengan perilakunya? Harap-harap cemas tak pasti, selalu ingat akan wajahnya yang cantik atau ganteng, dikit-dikit galau, takut kehilangan dirinya, dan rela mengeluarkan kocek yang dalam untuk seseorang yang dikagumi?

Itulah cinta yang adalah sunnatullahNya. Kalau cinta disalahgunakan jadilah ia seperti virus yang menyerang sistem ketahanan iman. Bisa saja ilmu yang dalam tak mampu menangkal serangan virus cinta ini, virus merah jambu. Virus yang bisa menggerogoti antibodi keikhlasan seseorang dalam berdakwah. Itu yang berbahaya teman.

Seringkali di luar sana kita melihat wanita muslim dengan kerudungnya yang suci harus ternodai saat jalan berduaan dengan seseorang yang bukan muhrimnya tanpa alasan yang syar’i, apalagi mereka yang berdalih pacaran Islami. Mana ada teman dalam Islam mengajarkan pacaran, itu cuma buatan teman-teman liberal yang ingin menghancurkan jatidiri Islam yang sesungguhnya. Belum lagi teman-teman kita seakidah harus terjun ke lembah maksiat manakala berduaan teleponan berjam-jam dengan seseorang yang bukan muhrimnya tanpa alasan yang syar’i, tak ada hijab antara keduanya, memang sih sepele tapi hati-hati mas bro mbak sis, virus merah jambu bisa datang dari arah mana saja dan dalam berbagai kesempatan.

Tahukah teman, ikhtilath dalam bahasa kita bercampur baur antara pria dan wanita yang bukan muhrimnya tanpa alasan yang dibenarkan oleh Islam adalah tradisi Yahudi? Mereka menemukan sarana yang paling efektif untuk menyerang basis ketahanan orang-orang Islam dengan merangsang mereka melakukan kejahatan dan mengumbar hawa nafsu. Ikhtilath itu adalah sarana maksiat kepada Allah SWT dan RasulNya. Ikhtilath adalah salah satu dosa besar yang dapat mendatangkan laknatNya, mampu menodai kehormatan keluarga dan masyarakat, dapat menjadi cikal bakal permulaan zina dan mengundang siksaan dari Allah SWT.

Rasulullah Saw bersabda, “Ada 3 jenis orang yang kita jangan bertanya kepada mereka. Orang yang keluar dari jama’ah dan durhaka kepada imamnya lalu mati dalam keadaan bermaksiat, seorang budak perempuan dan laki-laki yang berlari (dari tuannya) kemudian ia mati, dan seseorang wanita yang ditinggal keluar suaminya dan telah dicukupi kebutuhan dunianya lalu ia tabarruj setelah itu. Jangan bertanya kepada mereka” (HR Imam Ahmad). Kemudian dalam sabdanya yang lain, “Aku membai’atmu agar kamu tidak menyekutukan Allah dengan sesuatupun, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anakmu, tidak melakukan kebohongan dari hadapanmu (karena perbuatan lisan dan kemaluan), tidak meratapi (orang mati) dan tidak berhias dengan berhiasnya Jahiliyah awal” (HR Imam Bukhori).

Terus gimana dong dengan status jomblonya nih? Kesendirian adalah saat-saat berharga di mana kita benar-benar mengasah ibadah, kemampuan, kepribadian dan pencarian ilmu yang sebaik-baiknya. Kesendirian mengajarkan kepada kita, betapa sulitnya medan kehidupan. Kesendirian mengajarkan ketangguhan sebagai insan tatkala berbagai rasa sedih, gelisah, rindu dan benci menerpa. Kesendirian adalah moment untuk mengasah diri bermentalkan kemandirian. Seperti kepompong dalam kesendiriannya bermetamorfosis menjadi kupu-kupu yang indah. Untuk saat ini hanya Allahlah tempat sandaran dan pegangan yang terbaik.

Adapun obat yang ampuh untuk menangkal serangan virus merah jambu ini adalah dengan banyak berdoa kepada Allah SWT agar senantiasa melindungi kita dari godaan syaithon dan jiwa yang lemah serta mengokohkan jalan cinta hakiki kita hanya untuk Allah SWT. Kemudian senantiasa memperbaharui iman karena iman sendiri sifatnya yang turun naik sesuai dengan kadar taqorrub kita kepada Allah SWT.
#edisi peduli JoKer (Jomblo Keren)
 
 sumber
Lengkapnya Klik DISINI
Recent Post widget Inspirasi Rabbani

Menuju

Blog Tetangga

Blog Tetangga
Klik Gambar untuk Berkunjung

Luwuk Banggai SULTENG

Luwuk Banggai SULTENG
ebeeee......