Siapapun Anda yang datang berkunjung di Blog ini merupakan Inspirasi terbesar kami dalam berkarya untuk memberikan yang terbaik...Selamat Membaca...!!!
Salah satu keistimewaan al-Quran adalah bahwa ia sampai
ke tangan kita dengan riwayat yang mutawatir. Artinya, al-Quran
ditransmisikan dari generasi ke generasi oleh orang dalam jumlah yang
banyak dan mustahil terjadi kebohongan. Bahkan, sedemikian pentingnya
periwayatan itu, apabila ada bacaan (atau pemahaman) yang secara logika
terlihat lebih dekat pada kebenaran, bacaan atau pemahaman itu tetap
wajib ditolak.
Contoh Pertama.
Dalam surah al-A’raf, Allah SWT berfirman:
إِنَّ
الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَاسْتَكْبَرُوا عَنْهَا لَا تُفَتَّحُ
لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّىٰ يَلِجَ
الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ ۚ وَكَذَٰلِكَ نَجْزِي الْمُجْرِمِينَ
“Sesungguhnya
orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri
terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu
langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang
jarum. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang
berbuat kejahatan.” (QS al-A’raf 40).
Mayoritas
ulama qiraat membaca ayat tersebut sebagaimana kita dapati dalam mushaf
yang sekarang ini kita miliki. Hanya saja, di kalangan mayoritas
itu-pun, ada sedikit perbedaan ketika membaca kata “f-t-h”. Sebagian
membaca dengan huruf ت sehingga terbaca, (تفتح) dan sebagian lain membaca dengan huruf ي sehingga terbaca (يفتح).
Dengan
merujuk pendapat Ibn Ja’far, Imam At-Thabari dalam tafsirnya
menyimpulkan, baik bacaan dengan huruf “ta” atau “ya” keduanya dapat
dibenarkan, sebab memiliki riwayat yang shahih dan tidak mengubah makna.
Apabila dibaca dengan menggunakan huruf “ت”, maka itu berarti “pintu-pintu langit tidak ada yang dibuka satu persatu”. Sementara jika dibaca dengan huruf “ي”, maka semua pintu langit tidak dibuka untuk ruh orang-orang kafir secara serentak.
Perbedaan kedua dalam hal qiraat adalah pada kata “j-m-l” (الجمل). Mayoritas ahli qiraat membaca ayat tersebut sebagai “الجَمَل” yang berarti unta. Ketika ditanya, apa maksud kata الجمل di ayat itu, Ibn Mas’ud menjawab, هو زوج الناقة
“dia adalah pasangan unta perempuan”. Karena itu, terjemahan yang
populer berbunyi, “hingga unta masuk ke lubang jarum”. Maksudnya adalah,
bahwa orang kafir mustahil masuk surga sebagaimana mustahilnya unta
masuk ke lubang jarum.
Sedangkan Ibnu Abbas membaca, “الجُمَل”
yang berarti tambang yang besar (dadung) yang biasa digunakan untuk
menarik kapal ke dermaga. Jadi, jika merujuk pada riwayat Ibn Abbas,
ayat tersebut (dapat) diterjemahkan sebagai, “hingga tambang masuk ke
lubang jarum”. Bacaan Ibn Abbas ini seakan lebih tepat sebab pasangan
asli jarum adalah benang, maka membandingkannya dengan unta seakan
berlebihan.
Karena itu pula, ketika membaca surah al-Mursaalat,
إِنَّهَا تَرْمِي بِشَرَرٍ كَالْقَصْر * كَأَنَّهُ جمَالَةٌ صُفْرٌ
Ibnu Abbas men-dhomah-kan hurf ج
yang artinya, “sesungguhnya neraka itu melontarkan bunga api sebesar
dan setinggi istana (*) seperti gulungan tambang yang berwarna kuning”.
Namun
demikian, riwayat Ibn Abbas ini riwayat yang syadz (aneh), karena itu
tidak diikuti oleh para ahli qiraat baik dari kelompok Kufah atau
Madinah.
Contoh kedua:
Dalam surah al-Ghasyiyah, Allah SWT berfirman,
أَفَلَا
يَنظُرُونَ إِلَى الْإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ (17)وَإِلَى السَّمَاءِ
كَيْفَ رُفِعَتْ (18) وَإِلَى الْجِبَالِ كَيْفَ نُصِبَتْ (19) وَإِلَى
الْأَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ (20)
Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan
Pada ayat ke-17 itu, ada yang membaca kata الابل
dengan tasydid (berat). Akibatnya, maknanya menjadi berbeda, bukan lagi
“unta” tetapi “gumpalan awan”. Sekilas, orang akan mengatakan bacaan
dengan mentasydid lebih cocok sebab pada ayat berikutnya Allah
menjelaskan tentang penciptaan langit, gunung, dan bumi, mengapa kok di
awalnya “unta” bukan “awan”. Tetapi, sekali lagi, al-Quran ini sampai ke
tangan kita dengan riwayat sehingga, mengutip Imam Al-Qurtubi, bacaan
dan pemahaman tersebut tak dapat diterima.
Demikian semoga bermanfaat.
Sumber: cek disini
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..