Jendral lapangan tengah Barcelona, Xavi Hernandez mengatakan, dirinya
diajarkan untuk menghormati Muslim sejak di La Masia, sekolah sepakbola
milik El Barca. “Seydou Keita beribadah di mana saja di ruang ganti.
Saya, dan semua yang besar di La Masia, tidak merasa terganggu,” ujar
Xavi dalam wawancara dengan El Heddaf, koran terbitan Aljazair.
Ketika kali pertama tiba di Barcelona, lanjut Xavi, Keita sering
meminta ruangan untuk beribadah. Saudara seiman Keita, Yaya Toure, saat
masih membela Barcelona, juga sering melakukannya. “(Eric) Abidal, Yaya,
dan Keita, sering terlihat beribadah bersama dalam ruangan. Jika
ruangan terpakai, mereka shalat di ruang ganti, dan kami mencoba tidak
lalu-lalang di hadapannya,” imbuh Xavi.
Kini, masih kata Xavi, Toure sudah hijrah ke Manchester City, dan
Muslim lainnya datang ke Camp Nou, yaitu Ibrahim Afellay. Jika dulu Yaya
Toure yang sering memimpin shalat, bagi rekan-rekan sesama Muslim, kini
Keita yang ditasbihkan sebagai imam. “Abidal, Keita, dan Afellay adalah
Muslim yang hebat,” puji Xavi.
Playmaker Timnas Spanyol itu mengungkapkan, yang memprovoksi rasa
ingin tahunya soal Islam adalah saat Ramadhan tiba. Ia yakin akan sangat
sulit bagi Keita, Abidal, dan Afellay tidak makan dan minum selama 12
sampai 15 jam dalam cuaca panas. “Mereka bisa melakukannya. Luar biasa.
Semakin bertambah hormat saya kepada mereka yang menjalankan kewajiban
agamanya dengan taat,” kata gelandang 32 tahun tersebut.
Menurut Xavi, dirinya juga berupaya menjalan kewajiban sebagai
pemeluk Katolik dengan baik, dan rekan-rekan Muslim di tim Barcelona
menghormatinya. “Itulah sepakbola, olahraga yang membawa kami — yang
berbeda agama dan budaya– dalam kebersamaan,” kata Xavi pemain yang
mengantarkan Spanyol mengawinkan gelar Piala Eropa 2008 dan Piala Dunia
2010 itu mengakhiri.
Republika | Fimadani