ilustrasi |
Mungkin
sesuatu yang paling disukai oleh seorang pembalap adalah menginjak gas
sedalam mungkin, memacu mobil sekencang-kencangnya tanpa ada yang
menghalangi. Merasakan deru mesin yang bekerja
prima dan laju angin di sekitarnya. Menyalip semua lawan satu persatu
kemudian jauh meninggalkan mereka di belakang. Pada akhirnya mobil yang
memiliki mesin paling cepatlah yang akan memenangkan pertandingan.
Namun
ternyata tidak selalu demikian, sebuah pertandingan ternyata tidak
sesederhana itu. Seorang pembalap tidak bisa menang hanya dengan
menginjak gas.
Ketika
yang dihadapi adalah sebuah jalur yang penuh dengan belokan, maka terus
menerus menginjak gas adalah sebuah kesalahan fatal. Mobil memiliki
keterbatasan radius menikung yang semakin besar saat kecepatan tinggi.
Kestabilan mobil juga berkurang saat berbelok. Memaksakan kecepatan
tinggi akan berakhir dengan keluar lintasan atau tergelincir. Pada
kondisi seperti ini, yang lebih dibutuhkan justru keterampilan melakukan
pengereman dan mengatur pijakan gas. Mengetahui dengan tepat kapan
saatnya braking dan kapan saat membuka gas, seberapa dalam membukanya, dan berapa sudut putaran steernya.
Tikungan
yang berbeda membutuhkan penanganan yang berbeda. Ada tikungan tajam,
tikungan kecepatan tinggi, tikungan beruntun, bahkan tikungan yang tidak
tampak seperti tikungan. Maka ada saat mobil harus direm sekuat
mungkin, ada saat harus tidak penuh, ada saat harus tidak sama sekali.
Ketika yang dihadapi adalah sebuah jalur yang tidak rata, maka pijakan gas harus diperhatikan dengan sangat hati-hati. Cekaman ban pada lintasan akan sangat dipengaruhi oleh permukaan lintasan. Pada
permukaan seperti ini, tenaga pendorong akan berkurang karena mobil
sering kehilangan momentum. Mobil akan berguncang dan kehilangan
kestabilan, menjadi sedikit lebih sulit dikendalikan. Kebiasaan
menginjak pedal gas sekuat tenaga justru akan banyak merugikan.
Ketika
yang dihadapi adalah jalur panjang dengan jumlah lap yang banyak, maka
pertandingan akan menjadi adu stamina. Tentang sejauh mana pembalap bisa
tetap mempertahankan keterampilan mengemudinya. Pada saat seperti ini,
kelelahan akan menyerang, respon menjadi lambat, konsentrasi menurun,
sehingga kesempatan melakukan kesalahan menjadi lebih besar.
Jika
pertandingan berlangsung ketat, hanya tinggal menunggu, siapa yang
lebih dulu melakukan kesalahan, maka dialah yang kalah. Ini juga
pertandingan psikologi, daya tahan mental terhadap tekanan. Bagaimana
pembalap tetap tenang walaupun lawan selalu menempel di belakang dan
terus menerus melakukan manuver menyalip. Tetap melaju dengan gaya
mengemudinya sendiri.
Pada
beberapa keadaan, menyalip tidak selalu menjadi pilihan yang bagus
meskipun sebenarnya bisa saja dilakukan. Ketika belum sepenuhnya hafal
lintasan, keputusan untuk berada di belakang lawan, sambil berusaha
mencuri teknik lawan dalam menghadapi lintasan patut dipertimbangkan.
Pada
kondisi hujan, harus sedikit menahan diri, karena lintasan menjadi
licin. Pada lintasan menurun, peran rem sangat dominan karena mobil
mendapat gaya dorong ke depan yang lebih. Pada lintasan menanjak,
kehilangan momentum akan menurunkan tenaga secara drastis. Pada jalan
yang sempit, diperlukan kehati-hatian yang lebih saat menyalip,
kesempatannya mungkin sangat kecil, maka bersabar dan menunggu waktu
yang tepat kemudian mengambil tindakan cepat dan tegas dalam menyalip
menjadi kunci kemenangan.
Tipe mobil juga harus diperhatikan, apakah 4WD (four wheel drive)
yang cenderung memiliki tenaga besar dan kestabilan tinggi namun lemah
saat masuk tikungan atau FR yang mungkin tenaganya lebih kecil tapi
lincah dan efektif untuk melakukan manuver drifting atau tipe
MR atau FF yang masing-masing memiliki spesifikasi khas. Teknik
mengemudi, cara menginjak gas, titik pengereman, waktu shift-up dan shift down, berbeda untuk setiap mobil. Belum lagi jenis mobilnya, Lancer, Impreza, Trueno, FC, FD, Civic, Cappucino atau yang lainnya.
Perlukah memasang turbo, single atau twin turbo, perlukah menaikkan rpm, atau menurunkannya, perlukan mengeraskan suspensi atau melunakkannya, perlukan melebarkan steering angle, atau menyempitkannya, ban apa yang dipakai ? sehingga menghasilkan setting yang pas.
Ikhwah, begitulah bagaimana mengelola lembaga dakwah kampus… þ
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..