571 M: Kelahiran Nabi Muhammad SAW 
dalam keadaan yatim. Ketika usia 3 bulan dalam kandungan, Abdulah 
ayahnya wafat di Yatstrib (Madinah) dalam perjalan pulang dari Syam. Ya,
 ia lahir dalam keadaan yatim, pada hari Senin, 9 Rabiul Awwal tahun Fil
 atau bertepatan dengan 20 April 571 M di Kampung Bani Hasyim.[1]
 Sampai berumur 4 atau 5 tahun ia tinggal di dusun Bani Sa’ad. Pada masa
 inilah terjadi peristiwa pembelahan dada. Pada saat itu Nabi segera 
dikembalikan kepada Aminah. 
576 M: Saat berusia 6 tahun Muhammad 
pergi bersama ibunya ke Madinah dan tinggal selama sebulan di dusun Bani
 Najjar. Sepulang dari sana ditengah jalan di daerah Abwaa’, Aminah 
jatuh sakit dan kemudian wafat. Muhammad kemudian dipelihara beberapa 
saat oleh Ummu Aiman (budak peninggalan ayah bundanya). 
578 M: Setelah yatim piatu,  ia 
dipelihara oleh kakeknya, Abdul Mutahalib. Tapi saat beliau berusia 8 
tahun, Abdul Muthalib wafat dalam usia 80 tahun. Selanjutnya Muhammad 
SAW dipelihara oleh Abdu Manaf (Abu Thalib).
583 M: Saat berusia 12 Muhammad pergi 
berdagang bersama pamannya ke Syam. Berkaitan dengan perjalan ini ada 
riwayat-riwayat tentang pertemuannya dengan pendeta Bukhaira, tapi 
riwayat-riwayat ini tidak dapat dipertanggungjawabkan walaupun tercantum
 dalam Sirah Ibnu Hisyam dan Syekh Al-Halabi. 
586 – 591 M: Ini adalah masa 
diperkirakan Muhammad SAW mengikuti perang Fijar (umur 15-20 tahun), 
yakni perang antara keturunan Kinanah dengan Quraisy, disebabkan adanya 
pelanggaran Kinanah terhadap undang-undang yang berlaku saat itu. 
Pada saat berumur 20 tahun, ia menjadi 
anggota Hilful Fudhul, sebuah perkumpulan yang bertugas menjaga keamanan
 dan memberikan perlindungan kepada orang yang dizalimi.
594 M: Untuk membantu memenuhi 
kebutuhan hidup, Muhammad pernah menjadi penggembala. Dan saat berusia 
24 tahun ia kembali berdagang ke Syiria membawa dagangan Khadijah binti 
Khuwailid 
595 M: Muhammad SAW menikahi Khadija 
Masa Kenabian (Periode Makkah)
610 M: Turunnya wahyu pertama di gua 
Hira. Tiga tahun lamanya berdakwah secara siriyyah (tertutup dan 
sembunyi-sembunyi). Pada masa inilah bergabungnya muslimin angkatan 
pertama (Khadijah, Zaid bin Tsabit, Ali bi Abi Thalib, Abu Bakr, Utsman 
bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah, Sa’ad bin Abi Waqash, Waraqah bin 
Naufal, Zubair bin Awwam, Abu Dzar Al-Ghifari, Umar bin Anbasah dan 
Sa’id bin Al-‘Ash.
Berita munculnya agama baru didengar oleh pemimpin-pemimpin Quraisy, akan tetapi mereka tidak menaruh perhatian.
613 M: Deklarasi dakwah Islam di bukit Safa
 mengundang masyarakat Quraisy. Dakwah terbuka dimulai setelah turun QS.
 Asy-Syu’ara: 14. Rasulullah memulai seruannya kepada kaum kerabatnya 
yang terdekat. Akan tetapi kebanyakan kerabatnya tersebut merasa enggan 
bahkan ada yang menentangnya dengan keras seperti Abu Lahab yang nama 
aslinya adalah Abdul Uzza.
614 - 616 M: Penindasan kaum muslimin oleh Quraisy.
 Tokoh-tokoh Quraisy  melakukan penentangan, mereka mulai merasa 
terancam (pengaruh dan kekuasaannya). Ajaran tauhid, kepercayaan kepada 
akhirat, pembersihan jiwa, dan pembelaan kepada kaum lemah (diantaranya 
adalah ajaran persamaan derajat kecuali dengan takwa) amat memekakkan 
telinga mereka. Mereka melakukan upaya-upaya penumpasan dakwah Islam:
Pertama, dengan cara menghasut
 masyarakat agar tidak menyenangi Islam (Abdul Uzza [Abu Lahab] 
menghasut kalangan laki-laki dan Aura [Ummu Jamil] menghasut kalangan 
wanita). 
Kedua, mengajak kompromi—tepatnya menyuap Nabi—agar berhenti dari dakwah, yang ditawarkan adalah harta, tahta dan wanita 
Ketiga, melakukan upaya 
tasykik (menanamkan keraguan) pada para pengikut Islam (lihat Ar-Ra’du: 
43), tapi tidak berhasil menyurutkan tekad Nabi.
Keempat, menggunakan cara 
kekerasan, yakni dengan menyiksa para pengikut Islam yang lemah (mereka 
yang tidak memiliki kabilah pelindung: Bilal bin Rabah, Sumayyah, Amr 
bin Yasir, Yasir, dll.)
Kelima, mempresure pelindung Nabi (Abu Thalib)
Keenam, melakukan penghinaan 
(mengejek saat Nabi beribadah, menyimpan kotoran di muka rumah Nabi, 
melempar kotoran, menjerat leher Nabi, menaburkan kotoran dan tanah ke 
kepala Nabi, dll.)
Ketujuh, menyebarkan 
berita-berita bohong tentang Islam kepada para pemimpin kabilah (Contoh:
 menyebut Muhammad sebagai penyihir, penyair, peramal, dukun, dll).
Akhirnya sebagian kaum muslimin hijrah 
ke Abyssinia (Habasyah). Sementara itu Nabi semakin gencar mendakwahkan 
Islam, diantaranya dengan memperkenalkan Islam kepada kabilah-kabilah 
yang datang ke Mekkah). Pada masa inilah diantaranya Nabi mendakwahi 
kabilah Aus dan Khazraj dari Madinah. Dikirimlah duta dakwah Islam ke 
sana, Mus’ab bin Umair. Beberapa waktu kemudian terjadilah peristiwa baiat Aqabah I (pernyataan berkomitmen pada Islam) dan baiat Aqabah II (pernyataan kesiapan membela dakwah Islam).  
617 M: Pemboikotan Bani Hasyim dan kaum
 muslimin oleh Quraisy. Para pemuka Quraisy sepakat untuk tidak 
mengadakan jual beli, kawin mengawini dan transaksi lainnya dengan 
mereka. Pemboikotan berlangsung 3 tahun .
619 M: Penghentian pemboikotan. 
Wafatnya Abu Thalib dan Khadija, tahun duka cita. Tekanan-tekanan 
Quraisy berlangsung lebih brutal karena Nabi tak memiliki seseorang yang
 dapat melindunginya.
620 M: Nabi berdakwah ke Thaif
 dengan harapan dapat membujuk Bani Tsaqif untuk memberikan perlindungan
 dan pembelaan dari keganasan kafir Quraisy. Akan tetapi yang terjadi 
adalah sebaliknya, Rasulullah malah dihinakan. Beliau kembali lagi ke 
Mekkah dengan cara mendapatkan jiwar dari Muth’im bin Adiy. Dalam kedukaan yang mendalam seperti inlah Nabi dihibur Allah ta’ala dengan peristiwa Isra dan Mi’raj.
[1]
 Pendapat yang masyhur waktu kelahiran Nabi adalah tanggal 12 rabiul 
Awwal, akan tetapi menurut perhitungan ahli falak yakni Muhammad Fasya 
Al-Falaky yang paling tepat adalah beliau lahir tanggal 9 Rabiul Awwal.
 
 
 
 
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..