Sebenarnya tak salah kita memiliki rasa cinta. Karena kita manusia
yang dibekali dengan rasa ini. Mungkin ada yang bertanya, bisa gak ya
aktivis dakwah jatuh cinta? Hah… pertanyaan yang sangat mendiskreditkan
aktivis dakwah. Bukankah mereka manusia biasa, sama seperti manusia
lainnya. Bukankah mereka juga manusia normal yang hanya berusaha jalani
kehidupan dengan aturan-aturan syariatNya. Sekali lagi mereka hanya
manusia biasa yang juga memiliki rasa cinta.
Namun rasa cinta
seorang aktivitas dakwah hendaknya hanya dimekarkan semekar-mekarnya
saat telah dibingkai dengan ikatan suci (pernikahan). Karena nikah dalam
Islam adalah ibadah maka wajar dalam perjalanannya pasti melewati
rintangan godaan syaitan laknatullah. Mereka tak ikhlas jika manusia
menikahnya mulus-mulus saja tanpa disertai kemaksiatan. Maka mereka
mekarkan rasa cinta yang menggelayuti hati manusia dengan fatamorgana
keindahan. Mereka goda dua insan yang memiliki rasa itu untuk
menikmatinya dalam kesendirian. Sungguh wajar akhirnya banyak kita temui
orang-orang yang sebelum memasuki jenjang pernikahan melewatinya dengan
pacaran yang berlangsung lama bahkan ada yang kebablasan berzina
lantaran ketidakmampuan menahan gejolak nafsu syahwat yang semakin
membara. Tidak sedikit kita dengar pernikahan mereka yang dibumbui
dengan kemaksiatan pada awal perjalanannya berakhir tragis di tengah
jalan atau bahkan saat memulai perjalanan itu dalam bingkai pernikahan.
Apa
yang menyebabkan ini semua? Jawaban sederhananya adalah, saat
berpacaran setiap pasangan hanya menampilkan keindahan-keindahan dan
berusaha sekuat-kuatnya menutupi aib diri yang dimiliki. Mereka hanya
ingin memberikan yang terbaik pada pasangannya. Maka wajar ketika awal
membangun biduk rumah tangga keindahan-keindahan dulu yang dirasakan
seakan-akan berputar 180 derajat. Mereka yang tidak siap menerima
kenyataan ini akan berontak hatinya. Karena sudah tak mampu menerima
kenyataan yang ada terjadilah sesuatu yang halal namun sangat dibenci
Allah itu ”perceraian”. Dan inilah akhir tragis yang sangat menyesakkan
kehidupan dua Bani Adam yang membangun biduk rumah tangga.
Sungguh
ajaran Islam sangat indah, syariat nikah dihadirkan untuk memuliakan
manusia. Ketika rasa “illegal” itu tiba maka Islam telah menyiapkan
solusinya melalui pernikahan. Ketika belum mampu untuk menikah maka
perbanyaklah puasa sunnah dan menyibukkan diri dengan hal-hal yang
bermanfaat. Jika hal ini dilakukan peluang melakukan maksiat akan
terkikis habis dan syaitan akan pergi dengan perasaan putus asa.
Peluangnya menggoda sudah tak ada , walaupun kita harus yakin syaitan planner kejahatan
terbaik. Mereka pasti punya rencana lain yang akan menjerumuskan
manusia kepada kubangan kemaksiatan dan lumpur-lumpur dosa yang
menyesakkan jiwa.
Lalu bagaimana seharusnya aktivis dakwah
menyikapi kehadiran rasa “illegal” dalam hatinya kepada lawan jenis.
Satu hal yang mesti dipahami, tidak ada yang salah dengan rasa illegal
itu. Rasa itu adalah fitrah yang Allah hadirkan dalam setiap hati
manusia. Mencintai dan dicintai adalah kata yang tidak bisa dipisahkan
dalam keseharian menjalani kehidupan. Ketika rasa ”illegal” itu hadir
maka aktivis dakwah wajib mengelolanya dengan benar. Jangan sampai rasa
itu menjerumuskannya dalam jurang kemaksiatan. Jangan sampai rasa itu
menjauhkannya dari kecintaan hakiki kepada Allah. Tetap tancapkan tiang
tertinggi cinta kita kepada Allah SWT. Ingat keindahan yang kau rasakan
pada orang yang telah menyebabkan kau memiliki rasa “illegal” itu
sebelum dibingkai dengan pernikahan adalah keindahan semu yang boleh
jadi dihiasi oleh nafsu dan polesan godaan syetan. Yakinlah keindahan
hakiki dalam mengelola rasa “illegal” adalah dengan pernikahan. Maka
ketika rasa itu tiba persiapkan dirimu sebaik-baiknya. Tingkatkan
kualitas amal, persiapkan bekal financial, perbaharui mental dan
tanamkan keyakinan sedalam-dalamnya dalam relung hatimu, bahwa Allah
telah menyediakan jodoh terbaik untukmu. Berharaplah hanya kepada Allah
agar orang yang telah menumbuhkan bijih cinta di hatimu itu adalah
manusia pilihan yang memang disiapkan Allah untukmu. Sabarlah dalam
penantian, jadikan Allah teman setia dalam penantian. Kelak ketika tiba
saatnya harus bersama maka engkau akan mendapati indahnya surga dunia
dalam keseharianmu sampai Allah memisahkan melalui takdirnya.
Surga
dunia hanya diperuntukkan kepada orang-orang yang telah sukses
mengelola rasa cintanya. Orang-orang yang telah lulus dalam masa
penantian. Dan orang-orang yang menempatkan rasa cinta kepada Allah jauh
melebihi rasa cinta kepada siapapun. Cinta kepada Allah lah yang
mendatangkan rasa cinta hakiki pada pasangan yang kita dambakan surga itu bisa dinikmati bersamanya. Jika engkau menjaga Allah maka Allah akan menjagamu dan menjaga jodoh yang Allah siapkan untukmu.
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..