Sultan Sulaiman Al Qanuni kala memimpin Utsmaniyah di abad 15, merambah
dunia. Dia salah satu pemimpin Islam yang digandrungi Eropa. Bahkan
William Shakespeare, dramawan tersohor Inggris terang benderang
mengaggumi Sulaiman.
Di tanah air ini, nama William Shakespeare begitu dipuja. Bagi kalangan
seniman, nama pria asal Inggris itu seolah ukuran kesuksesan seorang
dramawan. Bagi kalangan hukum, kalimat dari salah satu drama
Shakespeare, begitu melekat. Kalimat itu berupa, “Lets kill all the lawyers!” (Mari bunuh semua pengacara).
Shakespeare lahir di Inggris 26 April 1564. Kala dia hidup, belantara
dunia lagi tak dikuasai Barat. Utsmaniyah-lah yang menjadi penguasa
dunia. Kala itu Kesultanan Utsmaniyah dipimpin seorang Sultan yang
soleh, dialah Sulaiman al Qanuni. Oleh kalangan barat, dia lebih dikenal
dengan Sulaiman The Magnificent. Sebutan lainnya, dia Sulayman The
Great. Karena Lord Kinross, sejarahwan Inggris mencatat, di era Sulaiman
Islam menjelma menguasai setengah belahan dunia. “Tidak ada imperium
yang pernah sehebat Ottoman ketika dipimpin Solyman,” tulis Kinross.
Kinross tak keliru. Sultan Sulaiman lahir tanggal 6 November 1494. Dia
Sultan Utsmaniyah yang ke-10. Sulaiman menjadi Sultan dari tahun 1520
hingga 1566.
Di era Sulaiman, setengah belahan dunia bagian, khususnya bagian Timur,
hampir seluruhnya dirambah oleh Islam. Mulai dari semenanjung nusantara
hingga daratan Spanyol. Kala Sulaiman itu pula, Francis I, sang Raja
Kerajaan Perancis sempat minta tolong kepadanya ketika dia ditawan
Charles V, kaisar Kekaisaran Romawi Suci Germana (Dinasti Habsburg).
Sulayman pun menjawab permintaan Francis I itu dengan mengirimkan bala
tentaranya untuk membebaskan Francis. Utsmaniyah kala itu menjelma
menjadi “polisi dunia”.
Sosok Sulaiman pun menjadi perbincangan seantero Eropa. Seorang utusan
Republik Venesia, Bartolomeo Contarini, beberapa minggu setelah Suleiman
naik tahta mendeskripsikan Suleiman sebagai berikut: “Ia berusia 25
tahun, tinggi, namun lincah, dan berkulit halus. Lehernya agak panjang,
wajahnya pipih, dan hidungnya bengkok. Ia memiliki kumis dan janggut;
pembawaannya menyenangkan meski kulitnya cenderung terlihat pucat. Konon
ia adalah seorang tuan yang baik, suka belajar, dan menjadi harapan
masyarakat untuk menciptakan kemakmuran dalam kekuasaannya.”
Selain itu, keperkasaan umat Islam ketika dikomandani Sulaiman juga tak
tertandingi Eropa. Ketika terjadi perang Salib dalam Perang Mohacs, 29
Agustus 1526, pasukan Utsmaniyah meluluhlantakkan pasukan Salib. Kala
itu pasukan Salib dikomandani Raja Hongaria, Louis II. Sang raja itu
ditemukan tewas dalam pertempuran. Ketika melihat mayat Louis II itu,
Sulaiman pun berkata,”Aku memang datang membawa senjata untuk
menghadapinya; namun bukan keinginanku melihatnya tewas karena ia belum
banyak menikmati indahnya kehidupan dan kebangsawanan.”
Tangguh dalam pertempuran, ternyata Sulaiman tak hanya itu. Dia juga
dikenal sebagai “pemberi hukum” (al qanuni). Lord Kinross, sejarahwan
Inggris, mencatat, “Ia tidak hanya merupakan pemimpin kampanye militer
yang besar, manusia dari pedang, seperti ayah dan kakeknya. Ia berbeda
dari mereka karena juga merupakan manusia dari pena. Ia merupakan
legislator ulung, berdiri di depan mata rakyatnya sebagai penguasa
berjiwa besar dan eksponen keadilan yang murah hati.”
Menariknya lagi, di era Sulaiman pula, kesultanan Utsmaniyah menjadi
barometer kesenian di seluruh dunia. Sejarawan Sastra E. J. W. Gibb
mencatatnya dengan terang benderang, “Tidak pernah ada dalam sejarah
dunia dorongan yang sedemikian besar terhadap perkembangan puisi kecuali
pada masa kekuasaan Sultan yang satu ini.”
Tak heran, Shakespeare yang kini dipuja-puja manusia era kini sebagai
seniman tersohor, ternyata sangat mengagumi Sulaiman. Setelah tiga puluh
tahun Sulaiman wafat, Shakespeare mempersembahkan sebuah drama untuk
Sultan Utsmaniyah itu. Shakespeare mengutip “Sultan Solyman” sebagai
penguasa dunia yang perkasa dalam dramanya The Merchant of Venice.
Memang keagungan Sultan Sulayman begitu digandrungi Barat.
*sumber: http://basyirahmedia.com/?p=7732
0
Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..