“Tidak ada nikmat apapun yang lebih besar dalam diriku sesudah
hidayah Allah karuniakan kepadaku, lebih daripada kejujuranku terhadap
Rasulullah SAW” (Kaab Bin Malik)
Seorang miskin, tak berkelas. Seorang kaya, bangsawan dan
bermartabat. Seorang perempuan, tersisih atau tersanjung. Rohaniawan,
pendeta, filsuf, bahkan agnotis dan atheis, semua dapat bertemu di satu
titik : ‘Iman’ , bila bertolak dari shidq (kejujuran) . Shidq adalah
titik tolak (munthalaq) yang menjamin sampainya perjalanan ke tujuan.
Shidq adalah kunci pembuka hati yang tiada tara bandingannya.
“Seandainya shidq diletakkan di atas luka, niscaya luka itu langsung
sembuh.” Demikian perkataan Imam Ahmad bin Hambal. Dan Shidq-lah
menurutnya, yang menyelamatkannya dari pedang Al Mu’tashim.
Tak ada bangsa yang takut akan bangkrut karena kejujurannya, tak ada
bangsa yang cukup sabar untuk dibohongi berulang-ulang. Mungkin negeri
ini yang menyimpan kelainan ketika selalu mendukung ‘Pembohong’, lalu
menyumpahinya dan kemudian mendukung pembohong lain. Lemah atau bodoh
itu tak lagi penting, masalahnya para pembohong itu memonopoli begitu
banyak luas ruang loyalitas. Publik tak mampu membedakan mana induk
kejahatan dan mana cabang rantingnya.
Ketika ditanya,”Mungkinkah muslim mencuri, atau berzina?” Rasulullah
SAW menjawab, “ Mungkin.” Ketika ditanya,” Mungkinkah muslim berdusta ?”
beliau menjawab , Tidak, demi Allah, tak akan (tak ada kamusnya) muslim
berdusta !” Nanti terbukti, bahwa shidq akan sangat menjaga seorang
hamba dari pencurian dan perzinahan, karena dosa semua ini lahir dari
ketidakjujuran. —-sumber
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..