Disarikan dari berbagai taujih, oleh Cahyadi Takariawan
gambar : Google |
Dakwah di tengah kehidupan masyarakat pasti akan berhadapan dengan
sejumlah kendala, tantangan, hambatan dan bahkan ancaman. Apalagi ketika
dakwah sudah memasuki wilayah kelembagaan politik dan kenegaraan, akan
lebih banyak lagi tantangan yang harus dihadapi. Para kader dakwah harus
memiliki karakter yang kuat agar bisa mensikapi berbagai tantangan
tersebut dengan tegar.
Paling tidak, kader dakwah diharapkan memiliki tujuh karakter berikut
ini, agar bisa tegar menghadapi realitas medan dakwah yang kadang
terasa sangat keras perbenturannya.
Pertama, atsbatu mauqifan, kader dakwah harus menjadi orang yang paling teguh pendirian dan paling kokoh sikapnya. At-Tsabat (keteguhan) adalah tsamratus shabr (buah dari kesabaran). Sebagaimana firman Allah, “Famaa wahanuu lima ashabahum fii sabiilillahi wamaa dha’ufu wamastakanu”.
Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan
Allah, dan tidak lesu dan tidak pula menyerah, dan Allah menyukai
orang-orang yang sabar. Keteguhan itu membuat tenang, rasional, obyektif
dan mendatangkan kepercayaan Allah untuk memberikan kemenangan.
Kedua, arhabu shadran, kader dakwah harus menjadi orang yang
paling berlapang dada. Medan dakwah sering kali membuat hati sempit.
Banyak kata-kata ejekan, cemoohan, caci maki, sumpah serapah yang
terlontar begitu saja dari banyak kalangan. Kader dakwah tidak boleh
bersempit hati dan sesak dada karena caci maki orang dan karena
berita-berita di media massa yang sering kali mendiskreditkan tanpa
konfirmasi dan pertanggungjawaban.
Ketiga, a’maqu fikran, kader dakwah harus menjadi orang yang
memiliki pemikiran paling mendalam. Kader haru selalu berusaha
mendalami apa yang terjadi, tidak terlarut pada fenomena permukaan,
tetapi lihatlah ada apa hakikat di balik fenomena tersebut. Jika
pemikiran kader bisa mendalam, ketika merespon pun akan lebih obyektif,
terukur, dan seimbang.
Keempat, ausa’u nazharan, kader dakwah harus menjadi orang
yang memiliki pandangan luas. Cakrawala pandangan kader dakwah harus
terus menerus diperluas, agar tidak mengalami gejala kesempitan cara
pandang. Membaca realitas dengan pandangan yang luas akan membawa kader
kepada sikap adil dan moderat. Todak terjebak kepada sikap-sikap ekstrim
dan berlebih-lebihan.
Kelima, ansyathu amalan, kader dakwah harus menjadi orang
yang orang yang paling giat dalam bekerja. Kader dakwah tidak boleh
disibukkan dengan membantah isu-isu, atau mengcounter
suara-suara negatif, karena itu tidak banyak membawa produktivitas. Yang
lebih produktif adalah selalu bekerja di tengah masyarakat. Tunjukkan
kerja nyata. Jika ada yang perlu direspon, boleh direspon sesuai
kebutuhan, namun tetap harus giat bekerja untuk kebaikan masyarakat,
bangsa dan negara.
Keenam, ashlabu tanzhiman kader dakwah harus memiliki
gerakan yang paling kokoh strukturnya. Sebagai jama’ah kumpulan manusia,
pasti ada kekurangan dan kesalahan. Namun kewajiban kita adalah terus
berusaha menghindarkan diri dari kesalahan dan kelemahan, sambil terus
berbenah. Struktru dakwah harus terus menerus dikokohkan dari pusat,
wilayah, daerah, cabang hingga ke ranting. Jangan biarkan ada celah yang
bisa digunakan untuk melemahkan struktur dakwah.
Ketujuh, aktsaru naf’an, kader dakwah harus menjadi orang
yang paling banyak manfaatnya. Sebaik-baik manusia adalah yang paling
bermanfaat bagi manusia lain. Kader dakwah harus membuktikan bahwa
keberadaan mereka di tengah kehidupan masyarakat memberikan banyak
kontribusi kebikan. Tidak merugikan atau membuat keonaran, namun justru
memberikan banyak kemanfaatan dan kebaikan.
Jika tujuh karakter itu dimiliki oleh para kader dakwah, niscaya
lebih ringan dan mudah menghadapi tantangan dan hambatan di sepanjang
jalan dakwah. Kader dakwah dan seluruh aktivitas dakwah akan semakin
kokoh dan diterima masyarakat, dalam menghadirkan berbagai kebajikan
yang diharapkan oleh umat, bangsa dan negara.
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..