The Washington Post mengatakan bahwa Gerakan Perlawanan Islam (Hamas),
yang telah menderita semasa rezim-rezim diktator menguasai dunia Arab,
kini menemukan sekelompok negara-negara Arab yang bersahabat dan
memperkuat posisinya dalam menghadapi serangan Israel terbesar dalam
empat tahun terakhir.
Surat kabar itu mencatat, dukungan kepada Hamas datang dari Mesir, Turki, Qatar dan Tunisia. Pernyataan Presiden Mesir Muhammad Mursi Jumat (16/11) lalu ketika ia mengirim Perdana Menteri Hisham Qandil bahwa Israel akan membayar harga “mahal” jika terus menyerang Gaza, merupakan dukungan besar bagi Hamas. Kunjungan itu dinilai sebagai perubahan mendasar kebijakan Mesir pasca revolusi sekaligus menandakan penentangan Mesir terhadap Israel yang menyebut Hamas sebagai teroris.
Dukungan Mesir, Tunisia, Qatar dan Turki menjadikan posisi Hamas dalam pandangan dunia semakin kuat dibandingkan dengan selama agresi Israel 2008-2009.
Selain itu, dukungan dari dalam negeri juga semakin menguatkan posisi Hamas. The Washington Post menuliskan bahwa Palestina sedang bergerak menjauh dari gerakan Pembebasan Nasional Palestina (Fatah) dan otoritas di Tepi Barat, dan telah menjadi banyak warga di Palestina dan negara-negara Arab melihat ke Hamas sebagai satu-satunya kekuatan yang merupakan tantangan serius terhadap pendudukan Israel di Tepi Barat dan blokade atas Jalur Gaza.
Kekuatan Militer Hamas Maju Pesat
Jika The Washington Post hanya memotret kekuatan politik Hamas akibat dukungan negara-negara Arab dan dukungan internal warga Palestina, hal lain yang membuat Israel ketakutan adalah kemajuan militer Hamas yang melesat jauh dibandingkan agresi Israel 2008-2009. Saat ini roket-roket Hamas mampu menjangkau 80 Km, melampaui Tel Aviv.
Hamas juga telah membuat sejumlah kejutan yang menakutkan bagi kalangan Zionis, tidak terkecuali para tentaranya. Selain mampu menjatuhkan roket ke Tel Aviv, Hamas telah menjatuhkan sedikitnya dua pesawat tempur Israel, sebuah Apache dan mendaratkan roket ke kapal perang Israel. [IK/WP/Jzr/bsb]
Surat kabar itu mencatat, dukungan kepada Hamas datang dari Mesir, Turki, Qatar dan Tunisia. Pernyataan Presiden Mesir Muhammad Mursi Jumat (16/11) lalu ketika ia mengirim Perdana Menteri Hisham Qandil bahwa Israel akan membayar harga “mahal” jika terus menyerang Gaza, merupakan dukungan besar bagi Hamas. Kunjungan itu dinilai sebagai perubahan mendasar kebijakan Mesir pasca revolusi sekaligus menandakan penentangan Mesir terhadap Israel yang menyebut Hamas sebagai teroris.
Dukungan Mesir, Tunisia, Qatar dan Turki menjadikan posisi Hamas dalam pandangan dunia semakin kuat dibandingkan dengan selama agresi Israel 2008-2009.
Selain itu, dukungan dari dalam negeri juga semakin menguatkan posisi Hamas. The Washington Post menuliskan bahwa Palestina sedang bergerak menjauh dari gerakan Pembebasan Nasional Palestina (Fatah) dan otoritas di Tepi Barat, dan telah menjadi banyak warga di Palestina dan negara-negara Arab melihat ke Hamas sebagai satu-satunya kekuatan yang merupakan tantangan serius terhadap pendudukan Israel di Tepi Barat dan blokade atas Jalur Gaza.
Kekuatan Militer Hamas Maju Pesat
Jika The Washington Post hanya memotret kekuatan politik Hamas akibat dukungan negara-negara Arab dan dukungan internal warga Palestina, hal lain yang membuat Israel ketakutan adalah kemajuan militer Hamas yang melesat jauh dibandingkan agresi Israel 2008-2009. Saat ini roket-roket Hamas mampu menjangkau 80 Km, melampaui Tel Aviv.
Hamas juga telah membuat sejumlah kejutan yang menakutkan bagi kalangan Zionis, tidak terkecuali para tentaranya. Selain mampu menjatuhkan roket ke Tel Aviv, Hamas telah menjatuhkan sedikitnya dua pesawat tempur Israel, sebuah Apache dan mendaratkan roket ke kapal perang Israel. [IK/WP/Jzr/bsb]
http://www.bersamadakwah.com/2012/11/the-washington-post-hamas-kini-lebih.html
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..