Namanya Novilia
Lutfiatul usia 19 tahun Mahasiswi Fakultas Kedokteran Undip.Ia
menghembuskan nafas terakhirnya setelah mengalami kecelakaan maut di
daerah Baturaden Purwokerto Ahad 04 November 2012. Bis yang membawa Delegasi FULDFK (Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fak. Kedokteran Indonesia), yang mana Delegasi FULDFK ini terdiri dari perwakilan FK se-Indonesia yang menjadi peserta ANTIBIOTIC (Annual Training For Better Knowledge and Application) 8th yang dihelat di FK UNSOED, tiba-tiba oleng dan tidak bisa dikendalikan. Bis
yang membawa puluhan kader calon dokter itu pun menabrak seorang
pengendara motor, menyambar mobil isuzu, menyerempet warung serta
menabrak gerobak dan pengendara motor berplat merah.
Bukan hanya Novi yang meninggal dunia, temannya Esti
Nuha Ilmazakiyah usia 18 tahun pun bernasib sama dengannya. serta empat
jiwa lainnya melayang yang terdiri dari supir bis dan warga yang
tertabrak bis tersebut.
01 November 2012 sebuah tulisan sempat dipublis disebuah blog pribadi berjudul "DOSEN TAK BERNYAWA" penulisnya tidak lain adalah ukhti Novi. seorang korban kecelakaan maut yang menghembuskan nafas terakhir pada hari Ahad 4 November 2012.
Berikut adalah tulisan terakhir sebelum ia wafat:
Dosen Tak Bernyawa
oleh : Novilia Lutfiatul
“Manusia berawal dari setetes air mani yang hina
Berakhir menjadi seonggok daging yang membusuk
Dan saat ini berada diantara keduanya dengan membawa kotoran kemana-mana”
-Salim A. Fillah- “Dalam Dekapan Ukhuwah”
Kematian merupakan salah satu topik yang sangat dihindari oleh
kebanyakan orang, apalagi kita yang masih muda-muda. Sukar dimulai dan
mudah untuk dihentikan. Padahal setiap manusia tak akan pernah tahu
waktu kedatangannya. Kematian tak akan memandang umur, tua muda akan
mati bila waktunya memang telah tiba.
Setiap kali memasuki ruangan praktikum anatomi jantungku selalu berdesir
miris. Seonggok tubuh yang terbujur kaku dengan bentuk yang sudah tak
beraturan dan tak “manusiawi” menjadi pemandangan yang selalu ditemui
setiap minggunya. Melawan kodrat alam, dipaksa tak membusuk dengan
formalin. Tubuh-tubuh yang dulunya selalu dibanggakan, tegap, gagah,
langsing dan sebagainya yang menjadi pemicu dosa bila tak digunakan
dalam koridor syariat-Nya.
Untuk melawan rasa takut, hal pertama yang aku perhatikan saat
menghadapi cadaver adalah wajahnya. Walaupun tetap bergidik merinding
melihat otot-otot wajah yang menegang saat sakaratul maut. Tergambar
jelas kesakitan yang dirasakan saat detik-detik malaikat Izrail
menjemput. Bahkan manusia termulia, dengan pengambilan ruh yang
benar-benar pelan dan lembut saja merasakan sakit yang benar-benar
sakit. Apalagi kita, yang sadar akan siksa neraka namun tetap rutin
berbuat dosa.
Ya
Allah, mudahkanlah kami dalam menghadapi sakaratul maut, mudahkanlah
kami dalam menghadapi sakaratul maut, mudahkanlah kami dalam menghadapi
sakaratul maut.
Seringkali tak teganya rasanya membuka lapisan demi lapisan kulit
mereka, menarik-narik otot untuk mencari perlekatannya, mengorek-ngorek
menemukan pembuluh darah serta syaraf yang letaknya tersembunyi dan
lain-lain. “ Ini dulunya juga manusia Nov, sama sepertimu, maka
perlakukanlah dengan baik dan lembut”, ucapku pada diri sendiri.
Perasaan jijik juga sering mendatangi, bersyukur pada Allah yang
memberikan rasa lupa pada manusia. Sehingga aku dan teman-teman masih
bisa makan walaupun baru saja memegang dan berkutat dengan cadaver
menggunakan tangan kosong, setelah cuci tangan tentunya.
Laboratorium anatomi dan seluruh mayat-mayat didalamnya selalu
mengingatkanku akan datangnya kematian yang tak tahu kapan akan
menjemputku. Mereka adalah guru-guruku, guru dunia karena mengajarkan
banyak ilmu pengetahuan serta guru akhirat yang menjadi reminder akan
kehidupan dunia yang sementara ini.
Mayat-mayat yang tak jelas asal usulnya, tunawisma, preman dengan
tato-tato di tubuhnya dan entah siapa itu tak pernah mengharapkan
tubuhnya disayat-sayat dan dipotong-potong menjadi media pembelajaran
kami. Semasa hidupnya mereka pasti mengharapkan mayatnya kelak diurus
sewajarnya. Dimandikan, disholatkan, dikafani, dimakamkan, dan didoakan
oleh keluarga. Pantas atau tidak mereka bisa disebut orang-orang yang
tidak beruntung.
Salah seorang temanku pernah bertanya “Apa dosa-dosa mereka bisa
tergugurkan ya? Secara fisik mereka adalah preman yang tak pernah kita
tahu amal ibadahnya, dan dilihat dari niat mereka tak pernah berharap
jadi media praktikum.”
“Hanya Allah yang tahu, tugas kitalah selalu berdoa agar dosa-dosa
mereka diampuni melalui setiap sentuhan dan perlakuan yang kita berikan
pada mereka” ucapku menutup pembicaraan seusai praktikum bebas malam
itu.
Ya Allah, siapapun mereka, ampunilah dosa-dosa mereka
Jadikanlah setiap perlakuan yang kami berikan sebagai penggugur dosa mereka
Terimalah setiap amal ibadah mereka semasa hidup dulu
Gantikanlah liang lahat mereka dengan rumah-rumah surga-Mu
Gantilah kain kafan mereka dengan baju-baju kebesaran penghuni surga
Sayangilah mereka
Karena mereka kami mengenal ilmu-ilmu Mu
Karena mereka kami menjadi orang yang bersyukur
Dan karena mereka, kelak kami bisa menolong hamba-hamba Mu
___________________________________________________________
Selamat Jalan Saudariku...
Semoga engkau bahagia bersama-Nya disana
mengenakan baju-baju kebesaran penghuni syurga-Nya...
Amin..
http://www.islamedia.web.id/2012/11/duka-ldk-dan-dosen-tak-bernyawa.html
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..