Siapapun Anda yang datang berkunjung di Blog ini merupakan Inspirasi terbesar kami dalam berkarya untuk memberikan yang terbaik...Selamat Membaca...!!!
Pembaca setia. Ada beberapa fitrah anak yang wajib untuk kita pahami dan renungi.  
- Anak itu memiliki rasa ingn tahu yang tinggi, maka sangat wajar jika mereka banyak mengkritisi.
- Bagian dari fitrah anak adalah selalu Maka sangat wajar jika mereka butuh banyak jawaban.
- Anak itu berada pada sebuah masa dimana hal-hal konkrit harus serba tervisualisasi. Maka sangat wajar jika mereka banyak menuntut hal-hal yang logis.
Tetapi pada faktanya, sering kita terlalu pragmatis dalam 
menyikapi sikap atau keinginan anak yang cenderung memaksa dan nyaris 
tak bisa ditunda kehendaknya. Sehingga yang sering muncul dari mulut 
kita adalah kalimat-kalimat penekanan, kaliamt ironisme (mengiyakan atau
 menyetujui dengan keterpaksaaan), atau bahkan kalimat sarkasme yang 
disertai celaan atau hujatan seperti; dasar anak nakal.
Pembaca setia…! Ketika kita telah berazzam untuk menjadi orang 
tua yang cerdas dan bijaksana, maka jangan sampai dan jangan pernah 
pelit berkomunikasi dengan anak. Ingat, 70 % kehidupan manusia itu 
komunikasi. Demikian pula dalam hal pengasuhan anak. Dan Anda harus 
yakin bahwa kendali moral buah hati Anda adalah komunikasi. 
Oleh karena itu, mulailah sediakan stok redaksi kalimat sebanyak 
mungkin untuk dapat memberikan jawaban dan penjelasan terbaik sehingga 
buah hati Anda puas dan tidak berulah negatif akibat ketidakpuasannya. 
Selanjutnya, perhatikan beberapa rambu-rambunya supaya Anda tidak 
terjebak dalam percobaan. 
- Gunakan kata sederhana yang spesifik
- Jelaskan sesuatu yang membuat ketidakjelasan pada anak
- Jelaskan arti fungsi dan prosedur tindakan
- Jangan menyakiti atau mengancam
- Perhatikan kesan yang akan muncul. Jangan sampai menggunakan gaya pemeriksa, gaya penyindir, gaya hakim atau gaya sok tahu.
Sebagai contoh, Anda boleh mencerna beberapa konteks di bawah ini.
- Si 2 tahun penasaran ingin main pisau
Jika buah hati Anda kedaapatan tengah bermain pisau, gunting dan 
atau benda tajam lainnya serta cenderung sulit untuk melepas benda 
tersebut. Kewajiban orang tua adalah sesegera mungkin meraih benda 
tessebut. Tetapi yang harus diperhatikan adalah bagaimana anak dapat 
melepaskan benda berbahaya tersebut dengan kepahaman. Oleh karena itu, 
katakanadan jelaskan dengan verbal bahwa pisau itu TAJAM. Nah, jika 
kalimat pertama tidak berhasil, upayakan terus mencari alasan selogis 
mungkin. Pilihannya pun variatif;
- “Sayang…! Pisau itu bahaya Nak… Bukan untuk main-main. Simpan ya…!”
- “Sayang…! Bisa bikin tangan kita berdarah lho… Tidak dimiankan ya…!”
- Si 4 tahun memaksa minta main game computer
Ingat, keinginan yang tinggi terhadap main game computer tidak 
bisa dilarang dengan keras. Jika Anda melarangnya terlalu kaku dan tanpa
 penjalasan yang memahamkan, maka dia akan sangat “lapar” terhadap 
permainan tersebut, sekalipun di rumhnya tak bisa ia dapatkan dengan 
sekehendak hati. Dan anak yang “kelaparan game” itu akan mencari jalan 
keluar walaupun bagaimana caranya. Bahkan numpang main game di rumah 
orang pun akan sangat mungkin ditempuhnya. Oleh karena itu, bijaklah 
Anda memberi rules (aturan) yang membuat buah hati Anda paham dan 
memiliki kendali. Jadi, kalimat yang cenderung efektif kurang lebih 
seperti ini ;
- “Kakak…! Kakak boleh kok main game. Mama nggak larang. Tapi maaf ya, Kakak ingat dengan waktu. Tidak sampai lupa makan, lupa tugas, lupa sholat.”
- “Kakak…! Komputer di rumah kita bukan hanya untuk main game. Mama sama Papa juga perlu untuk mengerjakan tugas. Jadi, bagaimana kalau kita jadwal?”
- “Kaka…! Terlalu banyak main game itu bikin mata kita rusak. Yang lebih parah, otak kita juga bisa rusak lho…! Nggak lama-lama ya main game-nya. Khawatir Kakak jadi nggak pinter lagi.”
- Si 5 tahun berperilaku tidak sopan di rumah orang
Ingat pembaca…! Setiap anak yang terlahir, siapapun itu, tidak 
mengerti dan tidak paham terhadap apa yang disebut sopan santun, tata 
karma, etika, adab atau apapun istilahnya. Tetapi sesungguhnya, mereka 
dapat dikenalkan dan dipermanis attitude-nya dengan kebiasaan 
berperilaku sopan. Jika suatu saat buah hati Anda sedang memainkan atau 
bahkan sampai merusak barang di rumah orang, maka Anda wajib 
mengingatkan. Redaksi kalimatnya pun banyak pilihan.
- “Sayang…! Bisa lebih baik ya…!”
- “Itu bukan untuk mainan, Nak. Hati-hati ya…!”
- “Tidak berlebihan ya…! Kalau mau apa-apa minta izin yang baik”
Pembaca setia. Allah SWT telah mengingatkan kita dalam firman-Nya; “Dan
 hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada 
kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; 
mereka adalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imron : 104). Maka begitu banyak PR besar yang harus kita tuntaskan. Dan memahami positif parenting
 adalah kemestian. Oleh kareana itu, tidak ada hal yang kecil untuk 
mewujudkan sesuatu yang besar. Maka sekalipun hanya seni berbicara, 
meski hanya nada suara yang tertata dan terpola, meski hanya bahasa 
tubuh, meski hanya kemampuan mendengar, meski hanya kemampuan memahami 
dan menyelami emosi anak, semuanya adalah upaya besar yang perlu kita 
tempuh dengan ikhlas, terbiasa dan istiqomah. Allohu ‘alam bish showab. Semoga menginspirasi…!
 

 
 
 
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..