Kepada yang tersayang
Ibundaku tercinta
Semoga sehat selalu
| Ilustrasi (inet) | 
Ibu, bagaimana keadaan ibu sekarang, aku harap ALLAH senantiasa 
memberikan kesehatan dan yang terbaik buat ibu. Ibu, hari ini tepat 
tanggal 22 Desember, di mana banyak orang mengumandangkan “Hari Ibu”. 
Sebenarnya bagi aku, tidak hanya tanggal 22 Desember yang pantas untuk 
ibu. Tapi setiap hari, jam, menit dan detik adalah waktu yang sepatutnya
 aku persembahkan untuk ibu.
Ibu, maafkan anakmu yang jarang 
pulang. Maafkan anakmu yang jarang menanyakan kabar ibu. Maafkan anakmu 
yang bisanya hanya meminta. Ibu, aku berada di perantauan demi engkau. 
Aku berdiri di sini untuk esok melihat senyum di wajahmu sambil berkata 
“itulah anakku yang telah sukses dengan segala usahanya”.
Memang 
aku terlalu egois kalau hanya mengejar mimpi tanpa peduli bagaimana 
kondisi ibu. Tapi percayalah bu, ini semua tak lepas dari doa- doamu 
untukku. Aku tahu, di setiap sujudmu, engkau pasti mengucap namaku. 
Maafkan aku ibu, yang sering kali membantah akan perintahmu. Yang tidak 
mempercayai segala ucapanmu, yang selalu meremehkan petuahmu tentang 
kehidupan.
Aku sadar, aku tidak mungkin seperti ini tanpa ibu. Aku
 sadar tanpa kasih saying ibu, aku tak mampu menjadi apapun. Dengan 
sabar ibu merawatku, dengan sabar ibu membimbingku dan dengan sabar ibu 
menemaniku menjalani binar-binar kehidupan. Terkadang aku merasa terlalu
 dianggap anak kecil, terkadang aku merasa ibu terlalu mengekang aku, 
terkadang aku merasa ibu jahat. Padahal aku tahu, ibu melakukan itu 
untuk kebaikanku.
Betapa teganya anakmu ini, jarang pulang untuk 
bersua denganmu, jarang pulang karena terlalu menyibukkan diri, jarang 
pulang karena berbagai alasan yang sebenarnya hanya alasan. Tapi 
percayalah ibu, semua itu aku lakukan demi ibu, satu permintaanku, aku 
ingin melihat senyum di wajah ibu. Walaupun senyum ibu terkadang 
tersembunyi di guratan wajah yang semakin lama semakin sayu. Aku selalu 
menangis jika membaca atau mendengar kisah seorang ibu, banyak motivator
 yang memotivasi orang lain adalah dengan cara berkisah tentang ibu. Aku
 ingin bercerita bu, saat di kampus ada acara ESQ seperti motivasi 
tentang spiritual, mereka mampu bercerita sampai aku menangis tersedu- 
sedu. Tak lain adalah bercerita tentang IBU. Aku ga’ mau ibu pergi 
terlalu cepat. Aku ga’ mau cepat kehilangan senyum di wajah ibu. Aku 
masih ingin membahagiakan ibu.
Marahi aku bu, pukul aku kalau aku 
nakal. Asal jangan biarkan aku sendiri menjalani kehidupan ini. Aku 
rindu tangan lembut ibu membelai rambutku. Aku rindu tangan ibu 
menyuapiku, aku rindu wejangan-wejangan ibu saat aku berbuat salah. Aku 
rindu didongeng’i kisah pangeran dan putri salju. Aku kangen masakan 
ibu, aku kangen ibu mengajariku mengerjakan PR, aku kangen ibu menyisir 
dan mengikat rambutku. Andai, ibu selalu di sampingku, menemaniku setiap
 tidur. Mendengar keluh kesahku. Mendengar bagaimana aku menuntut ilmu, 
bagaimana aku bentrok dengan para sahabatku sampai bagaimana sakitnya 
aku ketika harus mengakhiri hubungan dengan orang yang begitu dekat 
denganku.
Ibu, sekarang aku belum bekerja. Aku belum mampu 
menghasilkan uang yang banyak. Aku hanya punya beberapa usaha sambilan 
sambil kuliah. Itupun untuk modal masa depanku. Maafkan aku ibu, kalau 
aku belum bisa member ibu baju yang bagus, membangunkan rumah ataupun 
membelikan perhiasan. Aku tahu, ibu tak akan meminta hal seperti itu. 
Tapi aku ingin membahagiakan ibu dengan memenuhi kebutuhan itu.
Ibu,
 aku ingin sedikit berkeluh kesah. Maafkan anakmu yang terlalu 
menyalahgunakan kebebasan yang ibu berikan. Aku ikut organisasi 
mahasiswa dimana hal itu sangat menguras waktuku, maafkan aku, yang 
semester ini nilaiku harus jatuh. Maaf ibu, Maaf….
Aku janji, 
semester ke depan aku akan memperbaikinya. Doakan anakmu ini bu, agar 
selalu diberi kemudahan dalam menjalani kehidupan dan diberikan yang 
terbaik. Maafkan anakmu, karena ikut organisasi ini- itu, malah jadi 
jarang pulang, jarang melihat kondisi ibu, jarang tahu ibu sudah makan 
apa belum. Bu, aku memang belum bisa memberikan apa- apa. Aku hanya bisa
 membuat ibu susah. Pulang- pulang bawa tagihan SPP (uang pembayaran 
semester). Pulang- pulang malah minta uang untuk inilah- itulah. 
Padahal, untuk mencari uang, ibu harus kerja mati- matian. Aku janji bu,
 aku tidak akan menghambur- hamburkan semua pemberian ibu. Semua amanat 
ibu akan aku laksanakan sebaik- baiknya. Satu kata dari ibu yang selalu 
aku ingin dan sampai saat ini selalu aku terapkan adalah
“Berbuat 
baik dan sopan di negeri orang, kalau kamu hidup sebagai orang 
perantauan dan senantiasa berbuat baik pada sesame, niscaya hidup kamu 
di sana juga akan mudah”, jangan takut mencoba kalau kamu ingin sukses, 
raih impianmu sampai engkau lelah untuk merengkuhnya.
Ibu, maafkan
 anakmu. Di hari ulang tahunmu, aku malah sibuk dengan tugas- tugas 
kuliah. Moment hari ibu pun, aku lewatkan tanpa ucapan kepadamu. Dengan 
surat ini, aku ingin menyampaikan “SELAMAT ULANG TAHUN BU, SEMOGA ALLAH 
Senantiasa memberikan yang terbaik untuk ibu”
Satu kata yang mampu aku ucapkan…
AKU SAYANG IBU
AKU CINTA IBU walaupun tak pernah terucap langsung dari bibirku.
AKU ingin ibu menemaniku sampai aku benar- benar bisa hidup sendiri.
CEPAT SEMBUH BU…
AKU RINDU BERCANDA GURAU DENGAN IBU…
Terima kasih untuk kemutannya datang ke kosanku tanpa mengatakan sebelumnya.
I LOVE MOM :) 
AKU AKAN SEGERA PULANG
Malang, 22 Desember 2011
—
Rindu terdalam untuk keluarga di Jombang
 
 
 
 
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..