Khilafah Utsmaniyah jatuh pada tahun 1924 M,. Upaya pertama kali yang
 dilakukan untuk mengembalikan kekhalifahan Islam dimulai tahun 1928 M, 
oleh gerakan Ikhwanul Muslimin yang dipimpin oleh hasan al Banna, mudah 
mudahan Allah merahmatinya…
Pada mulanya musuh musuh Allah tidak menyadari gerakan Hasan Al 
Banna, sehingga gerakan yang dipimpinnya tumbuh dengan pesat dan 
pengikutnya bertambah banyak. Wallahu Alam, yang Nampak oleh kami, Hasan
 Al Banna adalah seorang lelaki yang mukhlis dan benar. Kami menyangka 
memang demikian keadaannya. Kami tidak bermaksud memujinya di hadapan 
Allah, dan kami tidakberani memuji muji seseorang di hadapan Allah.
Meskipun umur Hasan Al Banna masih muda belia saat itu, yakini sekita
 23 atau 24 tahunan, namun berkat charisma yang dimilikinya, maka dalam 
waktu yang relative singkat dakwah Al Banna disambut oleh putra putra 
Mesir yang terbaik.
Begitu Hasan Al Banna ikut terlibat dalam kancah perang Israel di 
Palestina, maka barulah musuh musuh Allah sadar akan bahaya yang bakal 
ditimbulkannya, mereka mengatakan,”Gerakan Islam bersenjata yang 
dipimpin Hasan Al Banna mengajak umat Islam untuk menegakkan kembali 
kekhilafahan Islam. Maka gerakan itu harus dibasmi!.”
Waktu itu Hasan Al Banna mengirimkan satu battalion sukarelawan ke 
Palestina. Sukarelawan tersebut melakukan long march (jalan kaki) dari 
gurun Sinai ke Palestina, ini terpaksa mereka lakukan setelah mereka 
dipulangkan dari Aman Jordan. Semula mereka berangkat ke Palestina 
menumpang pesawat , pesawat tersebut membawa mereka dari Kaioro menuju 
Aman, sesampai di Aman mereka diperiksa. Begitu kedatangan mereka 
diketahui sebagai sukarelawan muslim dari Mesir, maka pemerintah Jordan 
segera mengembalikan pesawat tersebut kembali ke Kairo, tak seorangpun 
dari mereka yang diperbolehkan turun. Mereka dipulangkan kembali ke 
Kairo oleh panglima Pasukan Jordan yang menjadiantek Inggris.
Bila Ada Suatu Negeri Muslim Teraniaya, Negeri Muslim Sekitarnya Hanya Diam
Begitu Hasan Al Banna melihat Palestina ingin di caplok Yahudi, 
sementara negeri negeri Arab yang berada di sekitarnya hanya diam dan 
melihat saja, maka dia mengirim telegram kepada pemimpin pemimpin Arab. 
Dalam telegram itu Hasan Al Banna mengatakan, “ Jika kalian memang benar
 benar serius dalam usaha kalian menyelamatkan Palestina maka izinkanlah
 saya memasukinya dengan 100,000 sukarelawan untuk membersihkan negeri 
tersebut dari orang orang Yahudi.
Isi telegram tersebut juga sampai kepada mereka yang mengadakan 
konferensi  internasional di Alaya. Maka pada hari itu juga  atau pada 
hari keduanya, duta Amerika, Inggris dan Perancis mengadakan siding 
darurat di Fayed, sebuah kota yang terletak di sepanjang terusan Suez.
Mereka memutuskan untuk menghantam sayap kekuatan Ikhwanul Muslimin. 
Kemudian keputusan itu mereka kirimkan kepada Naqrasyi Basya, Perdana 
menteri Mesir, agar melaksanakan keputusan tersebut – bukan kepada raja 
Farouk yang memegang kekuasaan tertinggi di Mesir – Maka dimulailah aksi
 persengkokolan jahat mereka untuk menumpas Ikhwanul Muslimin. Kantor 
kantor jamaah ditutup, ribuan pemuda Ikhwan dipenjarakan dan sebagian 
petinggi Ikhwan dihukum mati. Namun pemimpinnya Syeikh Hasan Al Banna 
dibiarkan bebas akan tetapi diawasi dengan ketat.
Namun, sebelum dilaksanakannya keputusan ini, ada empat battalion 
sukarelawan Ikhwanul Muslimin dari Mesir berhasil masuk Palestina. 
Ditambah lagi 1 batalion Ikhwan dari Suriah yang dipimpin oleh Syeikh 
Musthafa As Siba’I , 1 batalion Ikwan dari Irak yang dipimpin oleh 
Syeikh Muhammad Mahmud Ash Shawwaf, 1 batalion Ikhwan dari Yordania yang
 dipimpin oleh Abdul Latif Abu Quroh.
Pembunuhan Hasan Al Banna
Hasan Al Banna dibawa ke rumah sakit Qashr Aini (Rumah sakit Universitas Al Qahirah) dan dimasukkan ke ruang operasi.
Raja Farouq menghubungi petugas rumah sakit sewaktu Hasan Al Banna 
terbaring di ruang operasi, menanyakan pada mereka tentang keadaan Hasan
 Al Banna. Mereka menjawab, “Lukanya ringan”.
Maka Raja Farouq kemudian mengirim seorang perwira bernama Muhammad 
Washfi untuk membunuh Hasan Al Banna. Muhammad Washfi masuk ruang 
perawatan dan memerintahkan agar orang orang yang ada di sana keluar. 
Lalu dia menutup pintu ruangan  dan kemudian membunuh Hasan Al Banna di 
tempat itu juga.
Tak lama kemudian pihak Rumah Sakit mengumumkan wafatnya Hasan Al 
Banna. Lalu aliran listrik diputus dan jenazah Al Banna dipindahkan 
dengan kawalan tank tank yang berderet di sepanjang jalan dekat rumah 
sakit itu. Tak seorang pun diperkenankan untuk menshalati jenazah Hasan 
Al Banna, kecuali empat orang wanita saja. Jenazahnya dikubur dengan 
pengawalan yang sangat ketat dari pengawal Raja Farouq yang lalim.
 sumber: eramuslim.com
 
 
 
 
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..