Ada satu hal unik pagi ini yang membuat saya tidak bisa berhenti
memikirkannya. Saya tengah melewati suatu jalan yang di sana ada seorang
anak kecil sedang belajar bersepeda, dan ketika melewati polisi sebuah
tidur ia terjatuh.
Ia segera bangkit lagi lalu membenarkan posisi sepeda kecilnya. “Wow!”
saya tidak sadar mengeluarkan kata itu. Sayapun meminggirkan sepeda
motor dan berpura-pura sedang menunggu orang, hal itu saya lakukam hanya
agar bisa terus memperhatikan anak tersebut.
Kemudian anak tersebut mendorong sepedanya melewati polisi tidur itu dan
berbalik arah untuk kembali menantang polisi tidur yang tadi
‘mengalahkannya.’ Ia kembali mengayuh sepedanya dengan mantap, dan kali
ini ia berhasil melewatinya meski sedikit kurang stabil dan hampir
terjatuh kembali.
Tak lama kemudian seorang anak perempuan sepertinya kakak anak itu
menghampirinya. Anak itu lalu meminta kakaknya untuk mengajarkan cara
terbaik untuk mengayuh melewati polisi tidur.
Setelah itu, saya melanjutkan perjalanan ke kantor sembari berpikir.
Kata-kata pertama yang melintas di pikiran saya adalah, “Anak kecil tadi
lebih hebat dari kebanyakan orang besar.” Saya sengaja menggunakan kata
‘orang besar’, seperti yang akan saya jelaskan di belakang nanti.
Kebanyakan orang besar berusaha menjauhi rintangan yang ada dengan
melalui jalan lain. Sama seperti yang saya lakukan beberapa hari yang
lalu. Saya melewati sebuah jalan yang memiliki beberapa tanjakan ataupun
polisi tidur. Rasanya kurang menyenangkan, ditambah dengan perut terasa
seperti diacak acak dan tangan yang pegal karena harus mengontrol gas
dan rem bergantian setiap detiknya.
Setiap kali lewat di sana, saya berpikir “Bagaimana caranya untuk
melewati jalan ini dan sampai di tujuan saya, namun saya tidak perlu
mengalami perasaan tidak enak yang ada tadi setelah tanjakan pertama?”
Otak saya segera menjawab, ”Silahkan menunggu keajaiban!”
Tapi keajaiban seperti itu tidak akan datang.....................!!!
***
Kawan, lupakan khayalan dan harapan yang terlalu mengada-ada. Cara
terbaik dan tercepat untuk menghadapi sebuah masalah adalah maju dan
lalui rintangan itu, sama seperti anak kecil dengan sepedanya yang
berani menantang kembali rintangan yang sebelumnya berhasil menjatuhkan
dirinya.
Kebanyakan orang besar atau tua tidak mau mengakui bahwa kegagalan yang
ada atau terjadi berasal dari dalam diri sendiri. Mereka mencari kambing
hitam untuk disalahkan. Misalnya ketika terjatuh seperti anak kecil
tadi, mereka akan mengeluh, “Kenapa sih polisi tidur ini harus ada di
sini?”, “Kenapa kamu harus lewat di jalan ini sehingga kamu tertabrak
oleh saya?”, “Kenapa dia harus sukanya sama orang yang sifatnya berbeda
sama saya, itu salah dia!”
Orang yang seperti itu akan sulit melihat ke dalam dirinya. Mereka
cenderung melihat ke arah luar dan menyalahkan segala sesuatu.
Read more: http://spicaku.blogspot.com/2013/08/anak-kecil-dan-polisi-tidur.html#ixzz2ejK1g1jY
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..