Segala puji bagi Allah, Shalawat dan salam atas Rasulullah saw, dan orang-orang yang mendukungnya
Allah SWT berfirman:
مِنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللَّهَ عَلَيْهِ فَمِنْهُمْ مَنْ قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْتَظِرُ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلاً
“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; Maka di antara mereka ada yang gugur. dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu- nunggu dan mereka tidak merubah (janjinya)”. (Al-Ahzab:23)
وَلا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ
“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup[248] disisi Tuhannya dengan mendapat rezki”. (Al Imran: 169).
Kami ingin menghadirkan peringatan hari syahidnya Hasan Al-Banna, 12 Februari tahun 1961, yang kita menyadari bahwa Hasan Al-Banna telah pergi untuk menghadap Tuhannya dengan penuh keridhaan dan diridhai; banyak peluru telah menembus tubuhnya yang selalu menghabiskan waktu malamnya dengan bersujud dihadapan Allah, dan pada siang harinya berjuang di jalan Allah menyusuri pelosok daerah dan kota di Mesir, dari ujung hingga ujung lainnya, namun semangat, manhaj dan pembangunan yang beliau tegakkan tetap membara, dan seiring dengan berjalannya waktu kekokohan dan peraturan kian terus bertambah dan meningkat, Imam Syahid Hasan Al-Banna telah memberikan darahnya yang suci dan bersih sebagai martir dan bahan bakar yang tidak akan pernah putus, namun terus melahirkan para syuhada dan air mata para sajidin (ahli sujud) dihadapan Allah SWT, ketegaran orang-orang yang disiksa di penjara, dan doa jutaan tahanan dan keluarga mereka kepada Allah, Tuhan semesta alam, dan keteguhan orang-orang yang mengorbankan hartanya yang berharga dan jiwanya yang mahal di jalan Allah dalam mempertahankan aqidah, fikrah dan manhaj mereka untuk menggapai ridha Allah, Tuhan semesta alam; karena Allah adalah tujuan mereka, Rasul adalah teladan mereka, jihad adalah jalan mereka, syariat adalah manhaj mereka, dan kematian di jalan Allah adalah cita-cita tertinggi mereka, mereka jujur kepada Allah dan Allah menerima kejujuran mereka.
Beliau memiliki nama yang bernasib baik; beliau telah meletakkan bangunan besar dan menjulang tinggi, menghirup kebaikan dari sirah Nabi saw sebagai manhaj yang jelas dan gamblang untuk melakukan reformasi dan perubahan; guna mencapai tujuan dan misi yang mulia dan suci yaitu bangkitnya umat Islam, menghidupkan kembali kemuliaannya, memulihkan martabat dan kepemimpinannya di seluruh dunia, setelah membebaskan tanah air dan mengembalikan entitas internasional untuk umat ini.
Metode ini telah dibuat langkah-langkahnya, ditentukan karakternya
Bersumber dari firman Allah SWT:
إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
“Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”. (Ar-Ra’ad:11)
Dan firman Allah:
ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ لَمْ يَكُ مُغَيِّرًا نِعْمَةً أَنْعَمَهَا عَلَى قَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
“(siksaan) yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan meubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu meubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri”. (Al-Anfal:53)
Dan firman Allah:
قُلْ هُوَ مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِكُمْ
“Katakanlah, itu datang dari sisi kalian sendiri” (Ali Imran:165)
Dan firman Allah:
وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلاً قَرْيَةً كَانَتْ آمِنَةً مُطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللَّهِ فَأَذَاقَهَا اللَّهُ لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ
“Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat”. (An-Nahl:112)
Beliau menetapkan konsep kerja yang kongkret dan objektif, yang mebuktikan pada hari-hari ini akan kelayakan dan utilitasnya, berbeda dengan kegagalan yang dilakukan oleh kelompok pemilik rencana dan konsep yang premature; konsep yang bermula dengan melakukan perbaikan pada individu, pembentukan rumah tangga Islami, mengarahkan masyarakat kepada yang lebih baik, memerangi kejahatan dan kemungkaran, lalu berlanjut pada kemerdekaan tanah air dari segala dominasi dan hegemoni asing, mereformasi dan memperbaiki pemerintah sehingga mereka mau berjalan sesuai dengan manhaj Islam, dan berakhir pada kembalinya entitas internasional untuk umat Islam dan guru bagi dunia, tanpa melakukan pengawasan satu dengan yang lainnya, bahkan menuju kemanusiaan global seperti yang dibawa oleh Islam.
Imam syahid pada awal dakwah yang memiliki asas dan sebagai rukun padanya “Dari mana kami memulai”?
إِنَّ تَكْوِيْنَ الأُمَمِ، وَتَرْبِيَةَ الشُّعُوْبِ، وَتَحْقِيْقَ الآمَالَ، وَمُنَاصَرَةَ الْمَبَادِئِ؛ تَحْتَاجُ مِنَ الأُمَّةِ الَّتِي تُحَاوِلُ هَذَا أَوْ مِنَ الْفِئَةِ الَّتِي تَدْعُوْ إِلَيْهِ عَلَى الأَقَلِّ إِلَى قُوَّةٍ نَفْسِيَّةٍ عَظِيْمَةٍ، تَتَمَثَّلُ فِي عِدَّةِ أُمُوْرٍ: إِرَادَةٌ قَوِيَّةٌ لاَ يَتَطَرَّقُ إِلَيْهَا ضَعْفٌ، وَوَفَاءٌ ثَابِتٌ لاَ يَعْدُو عَلَيْهِ تُلَوُّنٌ وَلاَ غَدَرٌ، وَتَضْحِيَةٌ عَزِيْزَةٌ لاَ يَحُوْلُ دُوْنَهَا طَمَعٌ وَلاَ بَخْلٌ، وَمَعْرِفَةٌ بِالْمَبْدَأِ وَإِيْمَانٌ بِهِ وَتَقْدِيْرٌ لَهُ، يَعْصِِمُ مِنَ الْخَطَأَ فِيْهِ وَالانْحِرَافِ عَنْهُ وَالمُسَاوَمَةِ عَلَيْهِ وَالْخَدِيْعَةِ بِغَيْرِهِ.. عَلَى هَذِهِ الأَرْكَانِ الأَوَّلِيَّةِ الَّتِي هِيَ مِنْ خُصُوْصِ النُّفُوْسِ وَحْدِهَا، وَعَلىَ هَذِهِ الْقُوَّةِ الرُّوْحِيَّةِ الْهَائِلَةِ تُبْنَى المَبَادِئُ، وَتَتَرَبَّى الأُمَمَ النَّاهِضَةَ، وَتَتَكَوَّنَ الشُّعُوْبَ الَفَتِيَّةَ، وَتَتَجَدَّدَ الْحَيَاةَ فِيْمَنْ حُرِمُوا الْحَيَاةُ زَمَنًا طَوِيْلاً
“Bahwa pembentukan suatu bangsa, pembinaan suatu umat, untuk mewujudkan harapan, menyokong prinsip-prinsipnya; membutuhkan peran dari umat yang berusaha melakukan ini atau suatu kelompok yang menyeru kepadanya, minimal pada kekuatan psikologis yang besar, yang terdiri pada beberapa hal: keinginan yang kuat yang tidak ada kelemahan di dalamnya, keteguhan yang tidak terkontaminasi atau ada pengkhianatan di dalamnya, pengorbanan yang murni yang tidak dihalangi oleh adanya keserakahan dan kekikiran, mengenal tentang prinsip, meyakininya dan menghargainya, terlindung dari kesalahan di dalamnya, tidak ada penyimpangan dan tawar-menawar serta penipuan padanya…. Berbagai rukun yang utama ini merupakan bagian dari karakteristik jiwa itu sendiri, merupakan kekuatan kekuatan spiritual yang luar biasa ini yang mampu membangun dan memperkokoh prinsip-prinsip, dan membina umat untuk bangkit, yang terdiri dari umat dari kalangan muda dan energik, dan memperbaharui hidup dari mereka yang telah begitu lama telah kehilangan semangatnya. “
Setiap bangsa yang kehilangan empat karakter diatas atau setidaknya kehilangan penuntunnya dan penyeru reformasi di dalamnya, akan menjadi bangsa yang miskin dan kacau, tidak akan dapat meraih kebaikan, tidak akan mampu mewujudkan harapan, dan akan terpaku pada kehidupan dalam suasana mimpi, berfantasi dan wahm (praduga).
إِنَّ الظَّنَّ لا يُغْنِي مِنَ الْحَقِّ شَيْئًا
“Padahal sesungguhnya praduga itu tidak memberikan kebaikan sedikitpun” (Yunus:36).
Ini adalah hukum Allah dan sunnatullah dalam ciptaan-Nya, dan kita tidak akan menemukan perubahan sedikitpun dari sunnatullah ini
إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
“Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”. (Ar-Ra’ad:11)
Dan dengan jelas beliau menyatakan bahwa kebangkitan suatu bangsa tidak akan tercapai hanya pada dasar-dasar Islam dan aturan-aturannya, dan inilah yang ditetapkan setelah syhadinya Al-Banna pada keyakinan umat, dan diungkapkan oleh umat Islam pada setiap referendum atau pemilu yang bebas dan adil dengan mendukung proyek Islam.
Imam Al-Banna berkata:
إِذَا كَانَ الإِخْوَانُ الْمُسْلِمُوْنَ يَعْتَقِدُوْنَ أَنَّ اللهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى وَضَعَ فِي هَذَا الدِّيْنِ الْقَوِيْمِ كُلَّ الأُصُوْلِ اللاَّزِمَةِ لِحَيَاةِ الأُمَمِ وَنَهْضَتِهَا وَإِسْعَادِهَا؛ فَهُمْ يُطَالِبُوْنَ النّاسَ بِأَنْ يَعْمَلُوْا عَلَى أَنْ تَكُوْنَ قَوَاعِدَ الإِسْلاَمَ الأُصُوْلَ الَّتِي تُبْنَى عَلَيْهَا نَهْضَةَ الشَّرِقْ الْحَدِيْثِ فِي كُلِّ شَأْنٍ مِنْ شُئُوْنِ الْحَيَاةِ، وَيَعْتَقِدُوْنَ أَنَّ كُلَّ مَظْهَرٍ مِنْ مَظَاهِرِ النَّهْضَةِ يَتَنَافَى مَعَ قَوَاعَدِ الإِسْلاَمِ وَيَصْطَدِمُ بِأَحْكَامِ الْقُرْآنِ؛ فَهُوَ تَجْرِبَةٌ فَاسِدَةٌ فَاشِلَةٌ، سَتَخْرُجُ مِنْهَا الأُمَّةُ بِتَضْحِيَاتٍ كَبِيْرَةٍ فِي غَيْرِ فَائِدَةٍ
“Jika Ikhwanul Muslimin percaya bahwa Allah yang Maha Kuasa menempatkan agama yang lurus ini semua dasar-dasarnya yang diperlukan untuk kehidupan bangsa, kebangkitan dan kebahagiannya; Maka mereka juga mengajak umat yang lainnya untuk bekerja dengan mengikuti segala aturan-aturan dasar Islam yang dapat membangun kebangkitan timur dalam segala urusan kehidupan, dan mereka percaya bahwa dari setiap aspek kebangkitan yang tidak sesuai dengan aturan Islam dan bertabrakan dengan Al-Quran; maka akan menjadi pengalaman kegagalan dan kenistaan, darinya akan mengeluarkan umat dengan dengan berbagai pengorbanan yang besar bangsa tanpa ada manfaat sama sekali “.
Sungguh telah terbukti pada hari-hari dan peristiwa masa lalu selama lebih dari satu abad, bahwa setiap percobaan suatu kebangkitan yang dilakukan suatu bangsa selalu menemui jalan buntu, dan kita masih saja mencari jalan menuju kemerdekaan yang hakiki, untuk memiliki kehendak yang merdeka, keadilan yang sejati, keadilan sosial dan supremasi hukum, kebebasan secara komunal, dan devolusi kekuasaan, yang berasal dari pemimpin umat yang dihasilkan oleh pemilu yang bebas, meskipun berlalunya zaman di mana umat melewati kekuasaan liberal, sosialisme atau komunisme, kudeta militer, sehingga kita selalu menghadapi berbagai duri dan benturan, lalu kembali dari awal ..
Demikianlah yang dilakukan oleh pasukan pendudukan asing (imperialis) atas lebih dari 40 negara, yang dipimpin oleh Amerika Serikat yang berhasil menduduki Palestina, Irak, Afghanistan dan Somalia ..
Demikianlah yang terjadi; adanya pangkalan militer AS yang tersebar di seluruh daerah dan negeri yang diduduki pada negara-negara Arab dan Islam dari benua ke benua lainnya melewati Teluk ..
Demkianlah perjanjian perdamaian yang dilakukan pemerintah Islam, dan menempatkan pasukan tentara dan polisi dalam menghadapi rakyatnya sendiri atau terhadap negara tetangganya yang muslim ..
Semua ini, meskipun manifestasi formalnya adalah kemerdekaan; baik media, konstitusi, parlemen, kementerian, dan meskipun semua kesepakatan evakuasi, bahkan telah menguras kekayaan bangsa Arab dan Muslim; individu, pemerintah, lembaga dan perusahaan, hingga tersesat dalam petualangan harta dan terjerumus pada bank-bank konvensional yang selalu mengkonsumsi riba dua kali lipat, menyia-nyiakan harta hingga triliunan bukan miliaran saja, dan kelaparan yang membunuh jutaan Muslim, kamp-kamp penampungan yang diisi negara Muslim dalam kondisi lapar dan kelelahan dari orang tua, wanita dan anak-anak.
Allah SWT berfirman:
مِنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللَّهَ عَلَيْهِ فَمِنْهُمْ مَنْ قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْتَظِرُ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلاً
“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; Maka di antara mereka ada yang gugur. dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu- nunggu dan mereka tidak merubah (janjinya)”. (Al-Ahzab:23)
وَلا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ
“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup[248] disisi Tuhannya dengan mendapat rezki”. (Al Imran: 169).
Kami ingin menghadirkan peringatan hari syahidnya Hasan Al-Banna, 12 Februari tahun 1961, yang kita menyadari bahwa Hasan Al-Banna telah pergi untuk menghadap Tuhannya dengan penuh keridhaan dan diridhai; banyak peluru telah menembus tubuhnya yang selalu menghabiskan waktu malamnya dengan bersujud dihadapan Allah, dan pada siang harinya berjuang di jalan Allah menyusuri pelosok daerah dan kota di Mesir, dari ujung hingga ujung lainnya, namun semangat, manhaj dan pembangunan yang beliau tegakkan tetap membara, dan seiring dengan berjalannya waktu kekokohan dan peraturan kian terus bertambah dan meningkat, Imam Syahid Hasan Al-Banna telah memberikan darahnya yang suci dan bersih sebagai martir dan bahan bakar yang tidak akan pernah putus, namun terus melahirkan para syuhada dan air mata para sajidin (ahli sujud) dihadapan Allah SWT, ketegaran orang-orang yang disiksa di penjara, dan doa jutaan tahanan dan keluarga mereka kepada Allah, Tuhan semesta alam, dan keteguhan orang-orang yang mengorbankan hartanya yang berharga dan jiwanya yang mahal di jalan Allah dalam mempertahankan aqidah, fikrah dan manhaj mereka untuk menggapai ridha Allah, Tuhan semesta alam; karena Allah adalah tujuan mereka, Rasul adalah teladan mereka, jihad adalah jalan mereka, syariat adalah manhaj mereka, dan kematian di jalan Allah adalah cita-cita tertinggi mereka, mereka jujur kepada Allah dan Allah menerima kejujuran mereka.
Beliau memiliki nama yang bernasib baik; beliau telah meletakkan bangunan besar dan menjulang tinggi, menghirup kebaikan dari sirah Nabi saw sebagai manhaj yang jelas dan gamblang untuk melakukan reformasi dan perubahan; guna mencapai tujuan dan misi yang mulia dan suci yaitu bangkitnya umat Islam, menghidupkan kembali kemuliaannya, memulihkan martabat dan kepemimpinannya di seluruh dunia, setelah membebaskan tanah air dan mengembalikan entitas internasional untuk umat ini.
Metode ini telah dibuat langkah-langkahnya, ditentukan karakternya
Bersumber dari firman Allah SWT:
إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
“Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”. (Ar-Ra’ad:11)
Dan firman Allah:
ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ لَمْ يَكُ مُغَيِّرًا نِعْمَةً أَنْعَمَهَا عَلَى قَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
“(siksaan) yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan meubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu meubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri”. (Al-Anfal:53)
Dan firman Allah:
قُلْ هُوَ مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِكُمْ
“Katakanlah, itu datang dari sisi kalian sendiri” (Ali Imran:165)
Dan firman Allah:
وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلاً قَرْيَةً كَانَتْ آمِنَةً مُطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللَّهِ فَأَذَاقَهَا اللَّهُ لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ
“Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat”. (An-Nahl:112)
Beliau menetapkan konsep kerja yang kongkret dan objektif, yang mebuktikan pada hari-hari ini akan kelayakan dan utilitasnya, berbeda dengan kegagalan yang dilakukan oleh kelompok pemilik rencana dan konsep yang premature; konsep yang bermula dengan melakukan perbaikan pada individu, pembentukan rumah tangga Islami, mengarahkan masyarakat kepada yang lebih baik, memerangi kejahatan dan kemungkaran, lalu berlanjut pada kemerdekaan tanah air dari segala dominasi dan hegemoni asing, mereformasi dan memperbaiki pemerintah sehingga mereka mau berjalan sesuai dengan manhaj Islam, dan berakhir pada kembalinya entitas internasional untuk umat Islam dan guru bagi dunia, tanpa melakukan pengawasan satu dengan yang lainnya, bahkan menuju kemanusiaan global seperti yang dibawa oleh Islam.
Imam syahid pada awal dakwah yang memiliki asas dan sebagai rukun padanya “Dari mana kami memulai”?
إِنَّ تَكْوِيْنَ الأُمَمِ، وَتَرْبِيَةَ الشُّعُوْبِ، وَتَحْقِيْقَ الآمَالَ، وَمُنَاصَرَةَ الْمَبَادِئِ؛ تَحْتَاجُ مِنَ الأُمَّةِ الَّتِي تُحَاوِلُ هَذَا أَوْ مِنَ الْفِئَةِ الَّتِي تَدْعُوْ إِلَيْهِ عَلَى الأَقَلِّ إِلَى قُوَّةٍ نَفْسِيَّةٍ عَظِيْمَةٍ، تَتَمَثَّلُ فِي عِدَّةِ أُمُوْرٍ: إِرَادَةٌ قَوِيَّةٌ لاَ يَتَطَرَّقُ إِلَيْهَا ضَعْفٌ، وَوَفَاءٌ ثَابِتٌ لاَ يَعْدُو عَلَيْهِ تُلَوُّنٌ وَلاَ غَدَرٌ، وَتَضْحِيَةٌ عَزِيْزَةٌ لاَ يَحُوْلُ دُوْنَهَا طَمَعٌ وَلاَ بَخْلٌ، وَمَعْرِفَةٌ بِالْمَبْدَأِ وَإِيْمَانٌ بِهِ وَتَقْدِيْرٌ لَهُ، يَعْصِِمُ مِنَ الْخَطَأَ فِيْهِ وَالانْحِرَافِ عَنْهُ وَالمُسَاوَمَةِ عَلَيْهِ وَالْخَدِيْعَةِ بِغَيْرِهِ.. عَلَى هَذِهِ الأَرْكَانِ الأَوَّلِيَّةِ الَّتِي هِيَ مِنْ خُصُوْصِ النُّفُوْسِ وَحْدِهَا، وَعَلىَ هَذِهِ الْقُوَّةِ الرُّوْحِيَّةِ الْهَائِلَةِ تُبْنَى المَبَادِئُ، وَتَتَرَبَّى الأُمَمَ النَّاهِضَةَ، وَتَتَكَوَّنَ الشُّعُوْبَ الَفَتِيَّةَ، وَتَتَجَدَّدَ الْحَيَاةَ فِيْمَنْ حُرِمُوا الْحَيَاةُ زَمَنًا طَوِيْلاً
“Bahwa pembentukan suatu bangsa, pembinaan suatu umat, untuk mewujudkan harapan, menyokong prinsip-prinsipnya; membutuhkan peran dari umat yang berusaha melakukan ini atau suatu kelompok yang menyeru kepadanya, minimal pada kekuatan psikologis yang besar, yang terdiri pada beberapa hal: keinginan yang kuat yang tidak ada kelemahan di dalamnya, keteguhan yang tidak terkontaminasi atau ada pengkhianatan di dalamnya, pengorbanan yang murni yang tidak dihalangi oleh adanya keserakahan dan kekikiran, mengenal tentang prinsip, meyakininya dan menghargainya, terlindung dari kesalahan di dalamnya, tidak ada penyimpangan dan tawar-menawar serta penipuan padanya…. Berbagai rukun yang utama ini merupakan bagian dari karakteristik jiwa itu sendiri, merupakan kekuatan kekuatan spiritual yang luar biasa ini yang mampu membangun dan memperkokoh prinsip-prinsip, dan membina umat untuk bangkit, yang terdiri dari umat dari kalangan muda dan energik, dan memperbaharui hidup dari mereka yang telah begitu lama telah kehilangan semangatnya. “
Setiap bangsa yang kehilangan empat karakter diatas atau setidaknya kehilangan penuntunnya dan penyeru reformasi di dalamnya, akan menjadi bangsa yang miskin dan kacau, tidak akan dapat meraih kebaikan, tidak akan mampu mewujudkan harapan, dan akan terpaku pada kehidupan dalam suasana mimpi, berfantasi dan wahm (praduga).
إِنَّ الظَّنَّ لا يُغْنِي مِنَ الْحَقِّ شَيْئًا
“Padahal sesungguhnya praduga itu tidak memberikan kebaikan sedikitpun” (Yunus:36).
Ini adalah hukum Allah dan sunnatullah dalam ciptaan-Nya, dan kita tidak akan menemukan perubahan sedikitpun dari sunnatullah ini
إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
“Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”. (Ar-Ra’ad:11)
Dan dengan jelas beliau menyatakan bahwa kebangkitan suatu bangsa tidak akan tercapai hanya pada dasar-dasar Islam dan aturan-aturannya, dan inilah yang ditetapkan setelah syhadinya Al-Banna pada keyakinan umat, dan diungkapkan oleh umat Islam pada setiap referendum atau pemilu yang bebas dan adil dengan mendukung proyek Islam.
Imam Al-Banna berkata:
إِذَا كَانَ الإِخْوَانُ الْمُسْلِمُوْنَ يَعْتَقِدُوْنَ أَنَّ اللهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى وَضَعَ فِي هَذَا الدِّيْنِ الْقَوِيْمِ كُلَّ الأُصُوْلِ اللاَّزِمَةِ لِحَيَاةِ الأُمَمِ وَنَهْضَتِهَا وَإِسْعَادِهَا؛ فَهُمْ يُطَالِبُوْنَ النّاسَ بِأَنْ يَعْمَلُوْا عَلَى أَنْ تَكُوْنَ قَوَاعِدَ الإِسْلاَمَ الأُصُوْلَ الَّتِي تُبْنَى عَلَيْهَا نَهْضَةَ الشَّرِقْ الْحَدِيْثِ فِي كُلِّ شَأْنٍ مِنْ شُئُوْنِ الْحَيَاةِ، وَيَعْتَقِدُوْنَ أَنَّ كُلَّ مَظْهَرٍ مِنْ مَظَاهِرِ النَّهْضَةِ يَتَنَافَى مَعَ قَوَاعَدِ الإِسْلاَمِ وَيَصْطَدِمُ بِأَحْكَامِ الْقُرْآنِ؛ فَهُوَ تَجْرِبَةٌ فَاسِدَةٌ فَاشِلَةٌ، سَتَخْرُجُ مِنْهَا الأُمَّةُ بِتَضْحِيَاتٍ كَبِيْرَةٍ فِي غَيْرِ فَائِدَةٍ
“Jika Ikhwanul Muslimin percaya bahwa Allah yang Maha Kuasa menempatkan agama yang lurus ini semua dasar-dasarnya yang diperlukan untuk kehidupan bangsa, kebangkitan dan kebahagiannya; Maka mereka juga mengajak umat yang lainnya untuk bekerja dengan mengikuti segala aturan-aturan dasar Islam yang dapat membangun kebangkitan timur dalam segala urusan kehidupan, dan mereka percaya bahwa dari setiap aspek kebangkitan yang tidak sesuai dengan aturan Islam dan bertabrakan dengan Al-Quran; maka akan menjadi pengalaman kegagalan dan kenistaan, darinya akan mengeluarkan umat dengan dengan berbagai pengorbanan yang besar bangsa tanpa ada manfaat sama sekali “.
Sungguh telah terbukti pada hari-hari dan peristiwa masa lalu selama lebih dari satu abad, bahwa setiap percobaan suatu kebangkitan yang dilakukan suatu bangsa selalu menemui jalan buntu, dan kita masih saja mencari jalan menuju kemerdekaan yang hakiki, untuk memiliki kehendak yang merdeka, keadilan yang sejati, keadilan sosial dan supremasi hukum, kebebasan secara komunal, dan devolusi kekuasaan, yang berasal dari pemimpin umat yang dihasilkan oleh pemilu yang bebas, meskipun berlalunya zaman di mana umat melewati kekuasaan liberal, sosialisme atau komunisme, kudeta militer, sehingga kita selalu menghadapi berbagai duri dan benturan, lalu kembali dari awal ..
Demikianlah yang dilakukan oleh pasukan pendudukan asing (imperialis) atas lebih dari 40 negara, yang dipimpin oleh Amerika Serikat yang berhasil menduduki Palestina, Irak, Afghanistan dan Somalia ..
Demikianlah yang terjadi; adanya pangkalan militer AS yang tersebar di seluruh daerah dan negeri yang diduduki pada negara-negara Arab dan Islam dari benua ke benua lainnya melewati Teluk ..
Demkianlah perjanjian perdamaian yang dilakukan pemerintah Islam, dan menempatkan pasukan tentara dan polisi dalam menghadapi rakyatnya sendiri atau terhadap negara tetangganya yang muslim ..
Semua ini, meskipun manifestasi formalnya adalah kemerdekaan; baik media, konstitusi, parlemen, kementerian, dan meskipun semua kesepakatan evakuasi, bahkan telah menguras kekayaan bangsa Arab dan Muslim; individu, pemerintah, lembaga dan perusahaan, hingga tersesat dalam petualangan harta dan terjerumus pada bank-bank konvensional yang selalu mengkonsumsi riba dua kali lipat, menyia-nyiakan harta hingga triliunan bukan miliaran saja, dan kelaparan yang membunuh jutaan Muslim, kamp-kamp penampungan yang diisi negara Muslim dalam kondisi lapar dan kelelahan dari orang tua, wanita dan anak-anak.
Sekalipun demikian, konferensi dan konspirasi yang sering diadakan secara diam-diam pada abad yang lalu dan sekarang diadakan secara terang-terangan, di siang hari bolong, dan dihadiri oleh para pejabat dari anak bangsa kita, para pembuat keputusan yang selalu mengekor pada dikte kekuatan asing; untuk bersekongkol melawan anak bangsa mereka, memberikan dukungan kepada asing untuk melawan orang-orang mereka sendiri. Sungguh menakjubkan sekali!! Dua pertemuan yang dilaksanakan secara bersamaan di London, ibu kota kerajaan Inggris yang masih memainkan peran sebagai penjajah; yang kekuatannya telah hilang dalam memiliki perasaan jutaan umat, namun itulah konspirasi – walaupun semua komisi penyelidikan formal yang tidak melakukan apa-apa – dan kolusi dan mematuhi perintah dari pemimpin baru di dunia; dunia ketidakadilan, tirani dan kesewang-wenangan, untuk mengirim lebih banyak tentara dan menghabiskan lebih banyak uang, tidak untuk tujuan apapun dan bukan untuk alasan apapun, kecuali hanya untuk memotong jalan kebangkitan hakiki di negara Islam, yang dapat dicapai oleh kerja keras anak bangsanya, oleh langkah dan konsep nabinya, dan berjalan sesuai dengan manhaj Islamnya.
Demikianlah dunia – dengan Perserikatan Bangsa-Bangsanya dan komunitas internasionalnya – menampilkan entitas apharteidme dan rasisme yang menjijikkan; menodai tanah Palestina, menghancurkan pohon-pohon zaitun dan kebun-kebun anggur, dan membuat jutaan pengungsi lansia, perempuan dan anak-anak, sementara yang sudah menjadi orang tua tidak menadapatkan kunci rumah mereka sebagai hak warisan yang turun dari generasi ke generasi.
Meskipun semua perbuatan jahat nan keji yang terus dilakukan oleh komunitas jahat, dan seperti yang terakhir mereka lakukan oleh adanya pembunuhan as-syahid, “Mahmoud Abdul-Rauf Al-Mabhuh” di Uni Emirat Arab oleh agen Mossad, yang ikut hadir bersama dengan menteri Zionis yang telah menodai tanah Arab di bawah bendera konferensi internasional, dan menggunakan paspor Eropa, meskipun puluhan resolusi PBB; seluruh dunia – dan besamanya para pemimpin Arab dan Islam yang hina- tidak mampu bersikap tegas menghadapi pendudukan, dan tidak mampu menuntut balas atas kejahatan keji, bahkan tidak mampu menuntut bela terhadap penggunaan fosfor putih yang dilarang secara internasional baru-baru ini yang ditimpakan atas bangsa mereka sendiri, dan yang telah diakui telah digunakan dalam perang di Gaza setahun yang lalu, namun mereka tetap mendukungnya dengan uang dan senjata, peralatan dan pasukan, bahkan mereka tetap percaya dengan jalan damai dan keamanan melalui berbagai kesepatakan dan tembok dinding, serta mereka terus melakukan perlawanan terhadap pasukan perlawanan yang gagah berani dicegah dalam meraih hak mereka yang sah, sehingga mereka –para pemimpin yang mbalelo- terus melakukan berbagai tekanan dan menggunakan kertas tawar-menawar.
Bahwa Hassan Al-Banna tidaklah mati, namun ia tetap ada dari apa yang telah dibina pada penerusnya, meskipun tubuh yang kurus yang terus melakukan safar dan rihlah di jalan Allah telah hancur namun ruhnya tetap ada di tengah para umana (pemimpin) dakwah yang berjuang di seluruh pelosok bumi dalam lima benua.
Peristiwa-peristiwa ini hanya membuktikan kebenaran manhaj dan bersihnya dakwah ini.
Wahai Ikhwanul Muslimin…
Berjalanlah diatas jalan yang penuh keberkahan Allah..
Jadilah kalian orang-orang menepati janji dihadapan Allah..
Pelajarilah dan tadabburkanlah Al-Qur’an sehingga kalian dapat memahami jalan yang harus ditempuh dan yang telah dibuatkan konsepnya, teruslah berada pada sirah Rasul kalian saw sehingga kalian memahami manhaj kalian sebagai aplikasi praktis sirah Nabi saw…
Bekerjalah .. bekerjalah .. Dan bekerjalah .. dan janganlah kalian berputus asa; karena masa depan adalah milik dakwah kalian, dan kemenangan untuk umat kalian ..
وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ
”Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”. (At-Taubah:105)
Maha benar Allah yang maha Kuasa atas segala firman-Nya.
sumber: http://www.islamedia.web.id
Baca juga tentang Fiqh Dakwah Imam Syahid Hasan Al-Banna
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..