Sahabat Muadz bin Jabal, suatu ketika pernah datang menghadap Nabi
bagaimana agar ia dapat menyucikan niatnya dan meraih keselamatan. Nabi
menjawab demikian,” Ikutilah saya, meskipun kamu mungkin gagal dalam
upaya mencapainya. Wahai Muadz, jagalah lidahmu dari memfitnah teman
temanmu…carilah kesalahan pada dirimu sendiri, dan bukannya kepada orang
lain; jangan membenarkan diri sendiri dan menyalahkan orang lain;
jangan pula memuji muji diri sendiri di depan orang lain. Janganlah suka
menjelek jelekan sifat sifat orang lain sehingga pada hari kiamat nanti
anjing anjing neraka akan menjelek jelekkan kamu sehingga hancur
berkeping keping (HR Muslim)
Menemukan kesalahan pada diri orang lain itu perkara mudah; tetapi
memahami mengapa begini , mengapa begitu, itulah yang susah. Kita
seringkali bebal dengan pengalaman orang lain yang turut membantu
membentuk atau merusak martabat orang lain , sehingga sebagai muslim
seharusnya kita berfikir berkali kali menilai apapun yang negatif
terhadap orang itu.
Ada sebuah cerita tentang tukang gosip yang saya dengar dari syeikh Jamaluddin :
Tukang gossip itu suka sekali membicarakan hal hal yang buruk dari
orang lain. Dengan penuh kesadaran, kebiasaan itu tampaknya cukup
mengganggu dia, makanya ia kemudian pergi menemui seorang syeikh yang
bijak untuk membicarakannya. Setelah mendengarkan dengan seksama, syeikh
itu menyuruh orang tadi untuk mengumpulkan sekantong bulu bulu, dan
membawanya ke menara tinggi di kotanya. Pada suatu hari di mana angin
bertiup kencang , orang itu diminta mengosongkan bulu bulu di
kantongnya, dan ia kembali kepada syeikh agar menceritakan semuanya
bahwa instruksinya telah dijalankannya. Tak disangka, syeikh itu
menyuruhnya untuk mencari dan mengumpulkan kembali setiap bulu bulu yang
sudah dihempaskan angin kemana mana, di setiap penjuru kota, di parit,
di atas pohon, di cerobong asap, bahkan di saluran air. Si tukang
gossip tadi menggeleng gelengkan kepala karena tidak percaya apa yang
harus diperbuat terhadap instruksi syeikh tersebut, tapi syeikh tadi
mengingatkan, : Saudaraku, itulah betapa gawatnya masalah kamu di dunia
dan akherat kelak.”
Semoga nasehat ini bisa menyadarkan para pencinta gosip, bila nasehat
ini belum berhasil, saya hanya bilang, “Wah dasar muka badak, ternyata
anda memang hobinya mengumpat.”
-Farid Esack, South of African-
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..