Sejak
dikibarkannya panji da’wah pada masa Rasulullah saw, hingga saat ini
panji da’wah ini tetap berkibar dengan tegar. Meskipun sejuta fitnah
terus menggoyahkan da’wah ini. Meskipun hizbussyaithon tak pernah henti
membuat makar pada da’wah ini. Meskipun para kaum munafik dengan
kelicikannya terus menggoyahkan keyakinan dan kestiqohan prajurit da’wah
ini…meskipun ancaman-ancaman yang dilontarkan terus menyinggapi
jundi-jundi da’wah ini..meskipun arus deras fitnah yang membadai
menghantam tubuh para qiyadah ini…kami akan tetap disini. Bersama
kalian, saling berpegangan tangan, menyatukan hati, memperkokoh barisan,
merajut ukhuwah, melangkah tegap bersama, menghantam badai fitnah
murahan, sampai kemuliaan kami raih atau kesyahidan menjemput
kami..saksikanlah janji kami!!
Fitnah
hari ini tak berarti apa-apa bagi kami. Karena kami selalu berkaca
dengan para pendahulu kami. Mereka disiksa, dibunuh, difitnah, dan
sejuta kisah targis lain yang membuat kami malu untuk mengeluh
apalagi menyerah pada musuh-musuh da’wah ini. Ujian kami tak
seberapa..jauh dibanding Bilal bin Rabah yang disiksa ditengah terik
matahari dengan ditindih batu besar. Ujian kami tak seberapa..dengan
sahabat yang dipotong anggota tubuhnya satu persatu agar meninggalkan
dien ini, ujian kami tak seberapa.. dengan para syaikh kami yang
kuku-kukunya dicabut satu persatu di dalam sel..ujian kami tak
seberapa..malu kami untuk mengeluh dan menyerah…malu kami menghakimi
qiyadah kami, malu kami lebih percaya fitnah yang gencar menyerang lewat
media terhadap qiyadah-qiyadah kami.
Kami memang terkadang menangis..tapi
bukan karena fitnah yang membuat kami menangis. Tapi karena rasa tsiqoh
kami dengan saudara sendiri dikalahkan dengan fitnah yang menimpah
saudara kami. Kami menangis karena da’wah yang telah membesarkan kami,
tak lagi kami percaya dengannya, karena arus deras fitnah media yang tak
jelas siapa mereka…satu pertanyaan yang membuat kami tertohok “antum
lebih tsiqoh saudara antum atau media???”..maafkan kami duhai saudara
kami dimanapun berada, maafkan kami duhai para qiyadah kami, kami sadar
kalian terluka dengan tingkah kami, kami tahu kalian “kecewa” dengan
kami..maafkan kami yang sempat meragukan keikhlasan antum dalam
berdakwah,,dan “memaki” keikhlasan antum dalam beramal.
Bergugurannya para ikhwah dari kafilah
dakwah ini, tak akan mempengaruhi kami. memang serasa bumi terbelah dan
langit serasa runtuh saat satu diantara saudara kami harus pergi
meninggalkan kafilah ini. Karena mereka adalah saudara kami se-iman,
se-aqidah se-perjuangan. Kami tetap mendo’akan, mengajak untuk kembali
bersama-sama mereguk manisnya iman dan ukhuwah bersama kafilah dakwah
ini. Kami akan tetap menjaga kehormatan saudara-saudara kami yang sudah
tak lagi bersama kami. Dan kami juga berdo’a agar mereka yang telah pergi tidak menjadi bagian apa yang disampaikan oleh asy-syahid Sayyid Quthb ini :
"Dari waktu ke waktu, ada sebagian
anggota jamaah yg melakukan penyimpangan. Dan setiap kali para pelaku
penyimpangan itu berguguran bagaikan gugurnya daun-daun kering dari
pohonnya yg besar. Boleh jadi musuh memegang salah satu ranting dari
pohonnya itu. Ia mengira bahwa dengan menarik ranting itu ia akan dapat
mencerabut pohon scr keseluruhan. Hingga, ketika sampai waktunya, dan si
musuh menarik ranting itu, ia lepas dalam bentuk kayu bakar kering,
TANPA AIR & TANPA KEHIDUPAN. Sementara si pohon tetap berdiri dengan
kokohnya" Asy-Syahid Sayyid Quthb
Dan kepada Pemilik Hati; Allah SWT, mari kita doakan saudara-saudara yang lain yg patah dari pohon besar itu agar kembali bersama kita dalam suka cita berjamaah...
Dan kepada Pemilik Hati; Allah SWT, mari kita doakan saudara-saudara yang lain yg patah dari pohon besar itu agar kembali bersama kita dalam suka cita berjamaah...
Kami akan tetap bertahan disini..bersama
saudara saudara kami…kalian salah menjatuhkan kami dengan fitnah, kalian
keliru memborbardir kami dengan makar-makar kacangan..kalian mengira,
kami akan terpecah belah dengan semua fitnah-fitnah ini? tidak! Justru
kami akan semakin kuat!..sampai nyawa ini terbang mengangkasa, sampai
dunia ini hancur lebur, kami akan tetap disini…maju atau hancur bersama
dalam kafilah dakwah ini…
********
“Pendukung partai Wafd terus menebar
tipu daya terhadap Ikhwan. Hinga akhirnya mempengaruhi seorang Ikhwan
bernama Ustadz Ahmad As-Sukari yang dikenal memiliki kecenderungan
kepada Al-Wafd. As Sukari menyatakan diri keluar dari Ikhwan dan
berbalik menyerang secara khusus terhadap pimpinan Ikhwan, Hasan
Al-Banna. Harian Al-Wafd menyediakan ruangan khusus di halaman
pertamanya untuk Ahmad As-Sukari yang bertema “Bagaimana kekeliruan
Hasan Al-Banna dalam Dakwah Ikhwanul Muslimin?”.
Mereka mengira tulisan-tulisan itu
akan memecah barisan Ikhwan dan menyebabkan sebagian besar Ikhwan keluar
mengikuti jejak Ahmad As-Sukari. Namum kenyataannya, keluarnya
As-Sukari dari barisan Ikhwan ibarat menarik sehelai rambut dari tepung.
Tak ada yang menangisi kepergiannya, tak ada hati yang peduli
merindukannya. Para Ikhwan hanya menyayangkan apa yang ia tulis di media
massa tersebut. Ikhwan berusaha menyikapi hal ini sebagaimana firman
Allah SWT.
"dan apabila mereka mendengar
Perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling daripadanya dan mereka
berkata: "Bagi Kami amal-amal Kami dan bagimu amal-amalmu,
Kesejahteraan atas dirimu, Kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang
jahil".
(Al Qashash:55)
Ada juga yang mengikuti sikap As-Sukari, tapi itu sangat sedikit dan sama sekali tidak mempengaruhi sikap Ikhwan yang lainnya. Hasan Al-Banna sendiri tidak membalas serangan dan kritikan Ahmad As-Sukari secara khusus. Al-Banna hanya menuliskan sebuah makalah yang berisi harapan agar perpisahan dirinya dengan As Sukari dilakukan dengan baik, tidak melupakan kebaikan masing-masing tetap menyambung hubungan baik diantara mereka meski telah berpisah jalan. Al Banna mengatakan bahwa dirinya tak ingin masuk kedalam peperangan itu, dan menyerahkan semua urusannya kepada Allah SWT, dengan mengutip firman Allah SWT.
“Allah-lah Tuhan Kami dan Tuhan kamu. bagi Kami. amal-amal Kami dan bagi kamu amal-amal kamu. tidak ada pertengkaran antara Kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah kembali (kita)". (Asy Syura:15)
(Aku dan Al Ikhwanul Muslimin” Dr. Yusuf Qaradhawi )
-abu rafah-
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..