Kalo kita mau berpikir lebih dalam lagi tentang diri kita, tentunya
kita bisa merasakan betapa lemahnya kita. Betapa ringkihnya kita sebagai
manusia. Kalo ingin membayangkan gimana lemahnya kita, bisa kita
mengkaji diri bahwa seteliti-telitinya kita, selalu aja ada celah kosong
yang bisa membuat kita teledor. Sepandai-pandainya kita, selalu saja
ada peluang untuk berlaku bodoh.
Tapi jangan khawatir, di balik kelemahan itu manusia adalah makhluk
Allah yang paling mulia. Potensi ini bahkan harusnya membuat kita lebih
memahami dengan kondisi kita. Coba, dari jaman Nabi Adam diciptakan
sampe sekarang ras manusia telah berhasil menciptakan berbagai kemajuan.
Contoh kecil aja, apa pernah kita melihat kucing bisa membuat sepeda
motor, terus makan dengan garpu (kecuali si Tom di film Tom and Jerry
kali ye?), kemudian ada kucing yang sekolah sampe jenjang yang lebih
tinggi. Belum pernah kita melihatnya atau mendengarnya kecuali kalo kita
mau mengkhayal dalam sebuah cerita. Tapi manusia, banyak pencapaian
yang berhasil diraihnya dari jaman ke jaman. Iya kan? Tentu saja itu
juga berkat kemurahan Allah Swt. yang menjadikan manusia lebih mulia
dari makhlukNya yang lain. Manusia diberi akal, sobat.
Allah Swt. menjelaskan dalam al-Quran: “Dan sesungguhnya telah
Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di
lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan
mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah
Kami ciptakan.” (QS al-Israa’ [17]: 70)
Subhanallah, betapa besar cinta Allah kepada kita. Allah
memberikan segalanya buat kita. Itu sebabnya, sangat wajar jika kita
kudu pandai mengelola segala potensi hidup yang telah diberikan Allah
Swt. Aneh bin ajaib kalo masih ada manusia yang nggak bisa memanfaatkan
potensi yang dimilikinya. Sangat heran pula jika pun pandai memanfaatkan
potensi yang dimilikinya tapi salah dalam mengamalkannya. Misal, ia
memiliki potensi kreativitas yang tak ada hentinya, tapi kreatif dalam
rangka mencuri barang orang lain. Wah, itu namanya memanfaatkan di jalur
yang salah dong ya?
Sobat muda muslim, jika kita memanfaatkan potensi kita, tentunya
tidak lepas dari rasa syukur kita kepada Allah Swt. yang telah
memberikan segalanya buat kita. Artinya, amalan kita dalam memanfaatkan
potensi pun kudu benar sesuai tuntunan Allah Swt. Nggak bisa asal
njeplak berdasarkan hawa nafsu kita. Nggak bebas en liar gitu tentunya.
Sebab, jangan lupa, apa yang kita lakukan nggak bakalan lepas dari
pengamatan Allah Swt. Kalo di sekolah kita bisa ngibulin teman atau guru
dengan berbohong, maka Allah nggak bakalan bisa dibohongi. Kalo di
dunia ini para pembunuh bisa nyantai, bebas berkeliaran belum dihukum
oleh negara, maka di akhirat ia pasti nggak bakalan lolos dari hukuman
yang diberikan Allah Swt. Bahkan Allah Swt. tak akan pernah salah dalam
mengkalkulasi amalan kita. Nggak bakalan ketuker masukin data. Allah
Swt. pasti jeli, amalan kita yang baik akan ditaro di “folder” amalan
baik. Begitu pun amalan buruk kita. Terus, terminal akhir di akhirat pun
sudah jelas buat tiap-tiap manusia sesuai amalannya. Surga buat yang
amal baiknya banyak, sementara neraka khusus untuk yang berbuat maksiat
waktu di dunia.
Watau, ini kok ngomongnya pahala-dosa dan surga-neraka aja sih? Ya,
biar kita takut. Biar kita benar-benar taat kepada Allah Swt. Karena
sejatinya yang menciptakan surga dan neraka juga Allah Swt. Tempat itu
pun sudah disiapkan oleh Allah untuk kita sesuai amalan kita. Semoga
surga yang kita dapatkan.
Hmm…jadi inget lagunya Chrisye, “Jika surga dan neraka tak pernah
ada, masihkah kau sujud kepadaNya? Jika surga dan neraka tak pernah ada,
masihkah kau, menyebut namaNya?”
Sayangnya, meski surga dan neraka sudah jelas diterangkan
keberadaannya di al-Quran oleh Allah Swt. banyak manusia yang tetap
berbuat maksiat. Nggak ngikutin perintah Allah dan bahkan ogah
menyembahnya. Aneh banget kan? Apalagi kalo surga dan neraka nggak ada?
(eh, ini bukan bermaksud mengandai-andai lho)
Sebaiknya, memang kita sadar diri. Yuk, kita mengkaji al-Quran,
mengkaji Islam lebih dalam. Memahami siapa diri kita, siapa pencipta
kita. Karena apa? Karena kita manusia, yang memang banyak kekurangannya
dibanding kelebihannya. Sebagai wujud rasa syukur kita, pantes banget
deh kalo kita beribadah hanya Allah Swt. Bukan kepada yang lain. Wallahu’alam.
Salam,
O. Solihin
O. Solihin
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..