Menarik apa yang dituliskan seorang Kompasianer Fahri Hidayat dengan judul tulisannya “PKS Dalam Perspektif Surat Ali Imran“,
 Dari Kajian AnNur, An-Nahl dan Al-Anfaal bisa dikatakan sesuai Pokok 
bahasanya dalam Artikel tersebut, hanya saja pada bagian QS. Ali Imran 
Saudara Fahri Hidayat terlihat tidak konsisten dalam pembahasanya, Jika 
dalam QS An-Nur membahas nama Surat yang berarti Cahaya, QS An-Nahl juga
 tepat mengenai Lebah dan QS Al-Anfaal juga sudah tepat karena judul 
Surat tersebut berarti “Harta Rampasan Perang”, tetapi entah apa yang 
membuat Penulis tidak konsisten dalam pokok bahasanya atau sedang 
mencari “cela” PKS Saya tidak tahu, Di Dalam QS ALI IMRAN Dalam 
Pembahasanya tidak mengenai “KELUARGA IMRAN” sebagaimana makna judul 
surat tersebut “Ali Imran”, Penulis justru membahas ayat yang 
dihubungkan dengan Harta Rampasan Perang, ini sungguh diluar konsistensi
 pokok bahasan.
Terlepas dari itu semua sebagaimana Fahri Hidayat sebutkan di Paragraf terakhirnya ” Sebagai
 catatan, tulisan ini tidak dimaksudkan untuk membuat ramalan atau 
sejenisnya. Penulis hanya berupaya untuk menarik pelajaran dari hal-hal 
yang secara tidak sengaja ‘berhubungan’ dengan PKS. Jadi, tidak ada yang sakral
 dengan nomor surat. Analoginya, seperti seorang anak yang kebetulan 
lahir pada tanggal 17 Agustus. Tentu kelahiran itu tidak dapat 
direncanakan supaya tepat pada tanggal  17 Agustus. Namun, karena 
momentumnya sama dengan tanggal kemerdekaan RI, tidak ada salahnya anak 
yang lahir pada tanggal tersebut juga diberi motifasi tentang semangat 
perjuangan dan kemerdekaan” Maka Saya sebagai Penulis sangat berterima 
kasih karena sudah diberikan ide untuk menuliskan kembali secara utuh 
kaitan antara kehadiran PKS dalam Pemilu di Indonesia dan hubungannya 
dengan Nomor Urut PKS di setiap Pemilu serta kaitannya dengan 
Surat-Surat di Dalam Al-Qur’an 
PKS 3 Besar 2014 (www.pkskramatjati.org)
Tahun 1999, PK / PKS Dengan No. Urut 24 (QS. An-Nur) 
Saat
 masih PK (Partai Keadilan) saati itu, Partai Dakwah ini mendapatkan No 
Urut 24 dari 48 Partai Peserta Pemilu saat itu, Angka 24 ini disambut 
meriah dengan Takbir oleh Kader Dakwah karena angka 24 ini sangat kuat 
sekali dengan jumlah huruf yang ada didalam Syahadat “La Ilaha Ilallah 
Muhammadarrasulullah”, Pondasi Tauhid dengan Program Tarbiyah 
dikencangkan oleh PK saat itu. 
Saya
 mencoba mengkajinya dari No Urut 24 berdasarkan Surat didalam 
Al-Qur’an, Jika Kita membaca maka Kita akan menemukan QS. An-Nur. 
Surat An-Nur merupakan surat yang ke 24 di dalam Al Qur’an. Surat An-Nur terdiri dari 64 ayat dan surat An-Nur merupakan golongan surat Madaniyyah karena diturunkan di kota madinah. Dinamakan An-Nur yang berarti cahaya yang di ambil dari kata An-Nur yang terdapat pada ayat ke 35. Dalam surat An-Nur, Allah
 swt menjelaskan tentang Nur Ilahi, yaitu Al-Quran yang mengandung 
petunjuk-petunjuk. Petunjuk-petunjuk Allah swt itu, merupakan cahaya 
yang terang benderang menerangi alam semesta. Surat An Nur sebagian 
besar isinya memuat petunjuk- petunjuk Allah yang berhubungan dengan 
soal kemasyarakatan dan rumah tangga.
Lalu
 Bagaimana kaitanya dengan PK (PKS Saat ini)? PK adalah hasil dari 
“Cahaya” yang kader-kadernya lakukan selama dalam Gerakan Dakwah dibawah
 tekanan Soeharto saat itu, Dakwah dengan mengajarkan Hukum-hukum Allah 
kepada Mahasiswa, Siswa, Yayasan, LSM sehingga tertanamnya hukum Allah 
disetiap orang yang mengikuti ta’lim yang mereka selenggarakan. 
Kader-Kader Dakwah yang ada didalam PKS tampil dengan sederhana bahkan 
tetap konsisten mengajarkan Islam kepada siapapun yang disebut Halaqoh, 
Sebagaimana penegasan bahwa QS. An-Nur itu disebut Cahaya lantaran 
Al-Qur’an yang menjadi petunjuk bagi siapapun yang mempelajarinya. Di 
masa itu Ayat yang sering disampaikan para Asatidz (Ustadz-Ustadz) 
adalah “Ta’limunal Kitab Wama Kuntum Tadrusun” yang artinya Kalian 
Belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya kembali” dan inilah yang menjadi 
kekuatan PK hingga hari ini, apalagi pada saat awal terbentuknya. 
Surat An-Nur
 sarat dengan beragam hukum yang menyangkut interaksi antara kaum wanita
 dengan kaum pria. Hukum-hukum itu berguna sebagai solusi terhadap 
berbagai problem sosial yang biasa muncul dengan adanya interaksi 
tersebut.
Hukum
 yang sangat keras terhadap pelaku kejahatan zina diterangkan dengan 
jelas, dibarengi dengan sejumlah hukum yang bisa untuk mencegah, atau 
meminimalisir, tersebarnya tindakan kriminal tersebut. Sebut misalnya  hukum
 bagi pelaku Qadzaf (tuduhan zina, perihal li’an antara suami isteri, 
keharaman memandang lawan jenis disertai syahwat, larangan menampakkan 
perhiasan (aurat) pada selain kerabat mahram, aturan untuk berpakaian 
yang Syar’I (jilbab dan khimar), larangan berkhalwat (berduaan antara 
pria dan wanita bukan muhrim), dilarang berikhtilath (bercampur baur) 
antara pria dan wanita yang bukan muhrim, adab bertamu dan masuk rumah, 
adab memasuki kamar orang tua, dan sebagainya.
Karena
 padatnya dan luasnya kandungan hukum yang di jelaskan di surat an Nur –
 terutama menyangkut hubungan pria-wanita -, serta dengan pentingnya 
hukum-hukum yang diterangkan oleh Allah SWT, maka pantas kiranya 
Khalifah Umar bin Khaththab ra pernah berkirim surat kepada penduduk 
kota Kufah, yang isinya : “Ajarkanlah surat an Nur kepada kaum wanita kalian” (Riwayat Qurthubi)
Jika
 Anda melihat penjelasan ini maka sangat terlihat didalam setiap Pria 
dan Wanita di PKS selalu menjaga hijab, menjaga pandangan, menjaga hati 
dan menjaga apapun yang harus dijaga agar tetap berada dalam “Cahaya” 
Allah Swt, pada Masa itu juga Asatidz sering menyampaikan Firman Allah 
yang intinya ” Minal Julumat Ilannur” Dari Kegelapan menuju Cahaya.
Dimasa
 ini pula lahir sebuah buku yang berisi perjalanan Kader PK yang menjadi
 Anggota DPR RI dan DPRD dengan judul “Bukan Dari Negeri Dongeng” yang 
ditulis Helvi Tiana Rosa dkk. 
Menangkan PKS 2014 (fanspage PKS on Facebook.com)
2004, PKS Dengan No Urut 16 (QS. An-Nahl)
Pada
 Tahun 2004, PK berganti nama dengan PKS (Partai Keadilan Sejahtera) 
disebabkan tidak lulus Elektoral Treshol saat itu, Menjelang Pemilu 
2004, PKS mendapatkan No Urut 16 dari 24 Peserta Pemilu kala itu, Mari 
Kita kaji kaitan No Urut 16 dan hubunganya dengan QS. An-Nahl. 
Surat
 ini terdiri atas 128 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. 
Surat ini dinamakan An Nahl yang berarti lebah karena di dalamnya, 
terdapat firman Allah s.w.t. ayat 68 yang artinya : “Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah.” Lebah adalah makhluk Allah yang banyak memberi manfaat dan kenikmatan kepada manusia.
 Ada persamaan antara madu yang dihasilkan oleh lebah dengan Al Quranul 
Karim. Madu berasal dari bermacam-macam sari bunga dan dia menjadi obat 
bagi bermacam-macam penyakit manusia (lihat ayat 69). Sedang Al Quran 
mengandung inti sari dari kitab-kitab yang telah diturunkan kepada 
Nabi-nabi zaman dahulu ditambah dengan ajaran-ajaran yang diperlukan 
oleh semua bangsa sepanjang masa untuk mencapai kebahagiaan dunia dan 
akhirat. (Lihat surat (10) Yunus ayat 57 dan surat (17) Al Isra’ ayat 
82). Surat ini dinamakan pula “An Ni’am” artinya nikmat-nikmat, karena 
di dalamnya Allah menyebutkan pelbagai macam nikmat untuk 
hamba-hamba-Nya.
Apa
 kata Kuncinya? Ya, Manfaat, Pada masa ini PKS banyak memberikan manfaat
 kepada Masyarakat hingga kini masih terasa, misalnya pendirian 
lembaga-lembaga pendidikan seperti PAUD, Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu
 (TKIT), SDIT, SMPIT dan SMU-IT dan seterusnya, PKS membuat 
Lembaga-Lembaga Amil Zakat baik tingkat Nasional maupun di 
daerah-daerah, Ta’lim-ta’lim Umum, Kuliah Dhuha disetiap Masjid dan 
memasukan Mentoring Ke Islaman didalam Pelajaran Agama Islam di Sekolah 
dan Kampus di seluruh Indonesia, Membumikan Zakat dengan lahirnya 
Undang-Undang Zakat, Mendirikan Ma’had-Ma’had yang berafliasi dengan 
Perguruan tinggi di Timur Tengah, Kembalinya Lulusan-lulusan Madinah, 
Yaman, Sudah, Mesir ke Indonesia untuk memberikan Pendidikan Ke-Islaman 
di Masyarakat Indonesia, Mulai mengirim Mahasiswa-Mahasiswa yang terbina
 secara Akhlaqnya ke berbagai Perguruan Tinggi di belahan dunia dengan 
berbagai disiplin ilmu, Mahasiswa ini di didik hingga tingkat Doktoral 
yang akan pulang ketika panggilan dakwah itu datang untuk membangun 
Indonesia. 
Program-Program
 Sosial inipun di ikuti banyak Partai, Ambulan Gratis, Foging Gratis, 
Bazar Murah, Pengobatan Gratis dan sebagainya. Intinya Menebar Manfaat, 
Jika ada Partai lain mengikuti maka itulah harapnya sehingga masyarakat 
benar-benar mendapatkan manfaat dengan kehadiran Partai-Partai di 
Indonesia, buat apa ada Partai jika tidak memberikan Manfaat. 
Maka kemudian Cerminan QS-An-Nahl sangat nampak dalam setiap aktivitas Kader Dakwah yang ada di PKS itu sendiri. 
Jika
 Kita mau meneliti bahwa antara hubungan QS. An-Nahl dengan QS. Al Israa
 itu sangat dekat sekali, Jika kita artikan secara Harfiah makna dari 
“Al-Israa” itu yang diperjalankan, dalam QS Al-Isra juga muncul kata 
“Isra wal Mi’raj”, yang bermakna diangkat atau naik, Secara sederhana 
maka menjadi sangat pantas kemudian di Pemilu 2009 PKS Naik bahkan 
menjadi Partai 5 Besar karena terasa Manfaatnya.
Apapun yang Terjadi Kami Tetap Melayani (Pks.or.id)
Tahun 2009, PKS Dengan No Urut 8 (QS. Al-Anfaal)
Sampai
 disini, Saya semakin terpana dengan No Urut PKS ini, dari 24,16,8, 
Skenarionya Menanamkan Cahaya Allah dan menjadi Cahaya bagi ummat, 
Menebar manfaat sehingga dicontoh, dan berikutnya Menang dan mendapatkan
 Harta rampasan perang (Ghanimah). Sesungguhnya QS. Al-Anfal ini bukan 
hanya soal Rampasan Perang melainkan Soal PERANG, Jika Anda melihat hari
 ini bagaimana PKS diserang, dicaci dicela bahkan hingga perbuatan 
baiknya sekalipun di Bully habis-habisan oleh media yang sudah dimiliki 
lawan politik tentunya. Ada Perang Maka Ada Harta Rampasan Perang, Tidak
 akan ada Harta Rampasan Perang jika tidak ada perang. Ini Logika 
sederhana dari QS. Al-Anfal.
Surat ini tergolong surat madniyyah  yaitu:surat
 yang diturunkan sesudah hijrah]. Sebagian ulama’ mengatakan bahwa 
sebagian ayat dalam surat ini merupakan ayat makiyyah. Namun, bila kita 
amati secara cermat, semua ayat-ayat tersebut merupakan ayat-ayat 
madaniyyah, dilihat dari segi uslub [ tata bahasa ]nya. Lafadz الأنفال 
merupakan bentuk jama’ dari النفل yang artinya tambahan. Adapun maksud 
dari lafadz الأنفال dalam surat ini masih diperselisihka oleh para 
ulama’. Dari perselisihan ulama’ itu, kita dapatkan lima pendapat, 
yaitu:
1.Harta fe’(harta rampasan yang didapatkan tanpa adanya peperangan)
2.Al-Khumus (seperlima dari harta rampsan perang /ghanimah)
3.Khumusul Khumus(seperlima dari al-khumus)
4.An-Nafal (penambahan bagian atas sebagian mujahid yang diberikan oleh imam dengaan ijtihadnya)
5.Harta rampasan perang (ghanimah)
Dan jika ditela’ah dalam Asbabun Nuzulnya sebagaimana diriwayatkan dari Ubadah bin Shamit bahwasanya dia berkata : “Ayat
 ini turun pada kami tatkala kami berselisih dalam soal ghaniamah dan 
memburuklah perilaku kami pada saat itu, sehingga Allah mencabutnya dari
 tangan-tangan kami dan mengembalikan urusan pembagiannya kepada Allah 
dan rasul-Nya. Lalu Rasulullah sas. membaginya sama rata.” (Kejadian ini terjadi seusai terjadinya perang Badr)
Jika
 diperang Uhud Kaum Muslimin kalah, maka di QS. Al-Anfaal ini pun 
dikisahkan kaum muslimin mendang dalam Perang Badar, Ayat ini turun saat
 Kaum muslimin berselisih dalam pembagian Harta Rampasan Perang dari 
Kemenangan Besar dari Perang Badar. 
Sebuah
 Isyarat bahwa begitu banyaknya “Ghanimah” dari Kemenangan Politik ini 
membuat sebagian kader ada yang tidak puas dan memilih keluar dari 
Partai, kemudian sebagian yang lainpun ada yang terlena, tetapi di dalam
 QS. Al-Anfaal ini Allah menegaskan bahwa hendaknya Kaum Muslimin harus 
kembali kepada “Keta’atan” kepada Allah Swt, Perang ini Perintah Allah 
maka urusan apapun baik sebelum dan sesudah perang harus disandarkan 
kepada Allah Swt, sehingga dengan demikian Kau Muslimin akan mengalami 
kemenangan dan kemenangan.
Apa
 Isyaratnya ? ya, Jika PKS menyandarkan semua peristiwa yang terjadi 
saat ini memang akibat dari kisah “Harta” kemudian memang pada dasarnya 
HARTA itu adalah Fitnah, maka wajar jika mendapatkan fitnah. Tetapi, 
jika ini disandarkan kepada ALLAH Swt maka Semua Fitnah itu dapat 
dibantah dan Kemenangan itu akan datang dengan Izin Allah Swt. 
Apapun yang Terjadi Kami Tetap Melayani (pks.or.id)
Tahun 2014, PKS Dengan No Urut 3 (QS. Ali-Imran)
Menarik
 bukan? Ya, Saya tersenyum ketika menuliskan ini, Ali Imran tidak ada 
kaitannya dengan Harta Rampasan Perang sama sekali, tetapi Saya melihat 
ini adalah “Wajah Kemenangan” PKS, Yuk Kita Lihat…
Tahukah
 Anda? Fitnah-fitnah akibat “Harta Rampasan Perang” dari Kemenangan 
dalam Perang Politik itu akan mengokohkan Karakter Kader Dakwah itu 
sendiri. 
Surat
 Ali imran merupakan surat yang terdiri dari 200 ayat. Surat Ali Imran 
merupakan surat madaniyah karena diturunkan di kota madinah. Dinamakan 
surat Ali Imran karena menceritakan kisah keluarga Imran yang di dalam 
kisah tersebut disebutkan kelahiran nabi isa a.s, karena persamaan 
kejadiannya dengan nabi adam a.s., kenabian dan beberapa mukjizatnya dan
 serta disebut pula kelahiran maryam putri Imran, ibu dari nabi isa a.s.
 surat Ali Imran dan surat Al Baqarah dinamakan az zahrawaani atau 
disebut dengan dua yang cemerlang, karena karena kedua surat ini 
menyingkapkan hal-hal yang disembunyikan oleh para ahli kitab, seperti 
kejadian dan kelaahiran nabi isa a.s., kedatangan nabi muhammad saw dan 
sebagainya.
Apa
 Maknya bagi PKS? Ya, Sebuah gambaran bahwa Ali Imran adalah Keluarga 
Pilihan Allah, Keluarga yang dishalihkan, dari Rahim Istri Imran 
lahirlah Siti Maryam yang kemudian melahirkan Isa Al Masih As. 
Setidaknya memang muncul sebuah pertanyaan karena memang belum terjadi, 
Apakah PKS akan menjadi “Partai Terpilih”, Karena Ali Imran yang Shalih 
mendidik Maryam dengan Kashalihanya, Maka PKS pun memiliki potensi 
lahirnya Pemimpin-Pemimpin bangsa yang tangguh, baik yang sudah terlihat
 maupun belum terlihat (Pen-Ekspose), Tereskpose misalnya ada DR.HM. 
Hidayat Nurwahid (Mantan Ketua MPR RI), DR.HM Ahmad Heryawan (Gubernur 
Jabar), Prof.Dr.Ir. Nurmahmudi Ismail (Walikota Depok), Ustadz HM. Anis 
Matta, Lc (Presiden PKS), DR.HM. Irwan Prayitno (Gubernur Sumbar), Ir. 
Gatot Pujo Nugroho, M.Si (Gubernur Sumut) dll, Belum lagi ratusan Doktor
 di berbagai Negara yang belum kembali yang siap kembali kapanpun dakwah
 ini membutuhkan mereka. Mereka Ahli dibidangnya dan tentunya Hafal 
Al-Qur’an, Inilah Gambaran “Keluarga Imran” itu, Keluarga yang terjaga 
keshalihannya. Memang masih perlu bukti hingga 2019 atau setidaknya 
analisa ini harus dibuktikan pada Pemilu 2014 mendatang. 
Perlu Anda ketahui bahwa dalam surat Ali
 Imran “Keluarga Imran” disebutkan tentang kondisi umat Islam saat itu 
serta berbagai kesulitan yang dihadapi Rasulullah dan kaum Muslimin, 
Fitnah keji, tusukan dari belakang, kaum munafik,  termasuk
 gangguan orang-orang diluar Islam dan gangguan para Islamfhobia saat 
itu, Mereka membuat keonaran. Islam pada masa itu tengah berkembang dan 
ini sangat tidak diinginkan oleh kaum Musyrikin yang kemudian disusul 
dengan kaum Anti Islam lainnya. Menyusul fenomena ini, dua kekuatan 
besar saat itu yaitu imperium Romawi dan Persia juga saling berusaha 
menunjukkan kekuatan masing-masing.
Pertanyaan Saya. Tidakkah Anda melihat kondisi yang sama saat ini dihadapi PKS dan Ummat Islam saat ini?
Oleh sebab itu, dalam surat Ali Imran, 
Allah Swt menyeru umat Islam untuk bersatu. Mereka dituntut untuk 
mempersiapkan diri bersatu dan dengan sekuat tenaga menghadapi musuh 
yang berupaya memadamkan cahaya Allah. Selain itu, umat Islam juga 
dituntut untuk bersabar dan tabah menghadapi segala kesulitan dalam 
perjuangan mereka.
Sebagian dari surat Ali Imran ini 
berhubungan dengan kaum musyrikin dan Kaum yang ingkar kepada Allah yang
 menekankan bahwa mereka dalam waktu dekat akan kalah. Mereka tidak akan
 mampu melawan kehendak Allah Swt. Kemudian disebutkan pula kaum 
Musyrikin, Muanfik dan Kaum Inkar Allah dan Rasulullah SAW beranggapan 
bahwa dengan kenikmatan duniawi seperti harta dan keturunan dapat 
memutuskan ketergantungan mereka terhadap Allah Swt. Padahal kecintaan 
terhadap kenikmatan duniawi ini adalah hawa nafsu yang dihembuskan oleh 
setan dalam hati setiap manusia. Kenikmatan tersebut adalah sarana 
temporal kehidupan dunia dan harus menjadi gerbang penyelesaian yang 
baik menuju Allah Swt.
Kemudian dalam surat Ali Imran 
disebutkan pula bahwa rasa takut kepada Allah Swt adalah hal yang sangat
 penting dan menjauhkan diri dari kenikmatan-kenikmatan yang menyesatkan
 hingga dapat menggapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Surah Ali ‘Imran menggambarkan poros tengah yang di atasnya Islam, peradaban, kebudayaan, dan kemanusiaan berdiri;ah : Masyarakat mukmin yang percaya kepada Allah.
 Nilai suatu masyarakat dapat dinilai dari tujuan dan orientasinya. 
Keinginan dan tujuan utama komunitas muslim generasi awal adalah 
pengetahuan tauhid. Komunitas Islam awal di Madinah tidak saja merasakan
 pengetahuan tauhid, namun juga menghidupkannya; dan banyak dari mereka 
diubah olehnya. Merekalah orang-orang yang bertauhid (muwahhidin) dalam 
arti yang sesungguhnya. Mereka percaya bahwa sumber seluruh alam ini 
adalah Yang Maha Esa dan bahwa seluruh alam ini dipelihara dan kembali 
kepada Yang Esa. Mereka mengenal sifat-sifat Allah sebagaimana 
termanifestasi dalam realitas wujud.
Allah mencipta makhluk-Nya dengan cinta 
kasih dan agar diketahui. Pengetahuan Allah dimulai dengan memahami 
hubungan antara sebab dan akibat melalui akal. Pengetahuan ini disebut 
kesatuan perbuatan. Menyusul kemudian kesatuan sifat. Di sini manusia 
menyadari sifat-sifat dalam seluruh keragaman, namun mengetahui bahwa 
mereka berasal dari satu sumber. Terakhir, muncullah pengetahuan 
kesatuan hakikat yang dapat diperoleh hanya melalui hati yang suci yang 
ditransformasikan oleh perbuatan yang nyata bermanfaat untuk Bangsa, 
disertai kesadaran dan zikir yang terus-menerus kepada Allah, ta’at yang
 terus menuerus kepada Allah dan Rasul-NYA. Saya Pikir Inilah Pesan QS. 
Ali Imran untuk PKS yang mendapatkan No Urut 3 dalam Pemilu 2014 
mendatang.
Keluarga IMRAN adalah Keluarga Terpilih,
 Istri Imran melahirkan Siti Maryam yang kemudian dititipkan Ke Nabi 
Zakaria, dan Siti Maryam melahirkan Nabi Isa AS. (Keluarga yang 
dilimpahi Kesahilahan semuanya), Saya Pikir Keluarga Besar PKS adalah 
Indonesia, inilah yang harus diwujudkan, Kesalihan Nasional, Bangsa yang
 Shalih, Hidup dalam keta’atan kepada Allah Swt dan Rasulullah SAW.
 
 
 
 
Bismillah wa astagfirullah.
BalasHapusSalam dan doa, Afwan saya adalah orang yang di pedalaman, yang hanya mengetahui dinamika perkembangan yang terjadi di Jakarta sesuai dengan sajian media (yang tentu saja dibalut dengan berbagai kepentingan).
Tetapi bila berkenan, saya juga membaca artikel yang ditulis oleh Fahri Hidayat, yang menuru pandangan sederhana saya, sejatinya dapat pula dijadikan bahan untuk introspeksi diri.
Bahwa ada tulisan yang terkesan tendesius, saya secara pribadi juga dapat menangkap hal itu. Tetapi kemudian ada juga kritik, tentang perubahan perilaku para elit, tampaknya saya juga setuju akan hal itu.
Kemanakah sikap dan pilihan hidup sederhana para ustad kita sekarang? Saya yakin seyakin-yakinnya, kalau para elit tersebut mendapatkan rezekinya dari jalan yang halal. Tetapi alangkah eloknya, walaupun duit sudah banyak dan mampu membeli mobil mewah, tetaplah hidup sederhana sebagai cerminan dari masih banyaknya rakyat negeri ini yang masih hidup serba kesusahan.
Afwan kalau kurang berkenan!
Semoga para elit politik dakwah ini bisa mengambil pelajaran dari berbagai kasus yang terjadi. Kesederhanaan adalah pilihan ( saya setuju dengan ini wahai saudaraku ) sebagai mana pilihan2 yang lain yang tentunya tidak terlenakan dengan materi dan kekuasaan sampai melupakan para penggerak dakwah yang lain. Ingat semua itu akan di pertanggungjawabkan kelak di tingkat manapun kita,,,,, wallahu'alam.
HapusAda yang menarik dari postingan ini bukan sekedar kait mengkaitkan antara satu ayat dengan ayat yang lain dan klw hal itu di lakukan maka yang terjadi kemudian unsur pengiringan opini para kader untuk melakukan pemakluman atas sikap yang terjadi di kalangan internal partai..... satu sikap yang diambil dengan mematikan daya kritis dan ini penting untuk menjadi bahan intropeksi buat para petinggi yg kebetulan di beri amanah memegang pucuk pimpinan di tingkat manapun.... Imgat amanah yg harus di pertanggungjwabkan....
BalasHapuswahai saudaraku, daya kritis kita akan tetap terpelihara oleh TARBIYAH. ketaatan kita tidak berlandaskan TAKLIQ buta tapi atas dasar PEMAHAMAN. sejauh yang kami pahami bahwa dakwah ini mengajarkan kami untuk tetap Husnuzhon namun tidak melupakan untuk selalu waspada.... setiap kita akan mempertanggungjawabkan aras apa yang di lakukan.....Wallahu'alam
Hapusadanya berbagai kasus yang terjadi di tubuh partai yang menamakan diri partai dakwah setidaknya menjadi tanda tanya besar buat kita... ada apa sebenarnya di tubuh PKS ? apa iya elit politiknya berperan ganda ? memadukan antara dana dan dakwah, terlepas dari sebuah konspirasi yang katanya sengaja di ciptakan untuk memberi kesan bahwa pks tidak lagi bersih. yang kita saksikan saat ini memang belumlah final atas kasus yg menjerat petinggi2nya tpi sedikit memberi gambaran kepada kita bahwa pada level pusat hal itu bisa terjadi bagaimana pula pada tingkat di bawahnya.? apalagi sampai pada tahap sebagian perilaku pimpinan yang di butakan oleh kekuasaan sehingga melupakan tetesan keringat para kader di bawahnya. ironis, sangat ironis perilaku seperti ini. kebersamaan tidak menjamin seseorang itu berada dalam jamaah selama orang itu dianggap tidak taat karena mengkritisi kebijakan qiyadahnya apalagi sampai menghalangi dari pengumpulan pundi2 kekuasaanya.... semoga Allah melindungi partai ini dari perilaku para qiyadah seperti ini dan jika mereka tidak juga sadar maka kami hanya berharap kelak mereka akan mempertontonkan perilaku busuknya di depan manusia.....
BalasHapusmaaf jika komentar ini kurang berkenan, ini hanyalah usaha kecil dari otokritik buat pks terutama para qiyadahnya, ingat anda berjuang tidak sendiri tetapi bersama jamaah dan jamaah tidaklah satu atau dua orang tapi lebih dari itu dan lihatlah dengan kedalaman hati bahwa waktu, tenaga dan pikiran para kader tak terbayarkan oleh materi. jangan setelah didapatkan kekuasaan dan kemewahan kau lupakan pengorbanan para kader..... Wallauhu A'lam Bisawab.