Islam adalah agama yang sempurna karena Islam mengatur setiap sendi
kehidupan. Mulai dari masuk WC sampai urusan Negara. Sayangnya, banyak
yang anti dengan peraturan Islam. Sayangnya manusia merasa bisa mengatur
urusan mereka sendiri tanpa perlu aturan Islam. Contoh sederhana saja
dalam urusan rumah tangga. Islam mengatur detail bagaimana seharusnya
berumah tangga itu. Apa saja kewajiban suami, apa saja kewajiban istri,
Islam jelaskan secara sempurna dengan tujuan yang selalu kita ucapkan
setiap kali ada teman kita yang menikah,”Semoga menjadi keluarga
sakinah, mawaddah, warohmah.”
Tapi sepertinya tiga kata itu seolah hanya tradisi biasa. Ucapan
yang sudah jadi kebiasaan setiap orang akan menikah. Kadang ketika
ditanya apa artinya, Bagaimana cara mewujudkannya, mereka tidak tahu.
Sama seperti ketika mereka mendapatkan anugerah berupa anak. Pasti ada
yang berdoa semoga menjadi anak yang sholeh. Tapi mereka tidak tahu apa
itu sholeh dan bagaimana cara mewujudkannya. Didoakan menjadi anak
sholeh, tapi anaknya diajarkan nyanyi dan bergoyang-goyang ditonton
penduduk Indonesia. Kan tidak nyambung?
Begitu pula dalam rumah tangga, sangat aneh ingin menjadi
keluarga sakinah, mawaddah, warohmah, tapi rumah tangga tidak dibina
dengan Islam. Bukankah doa-doa itu diajarkan Islam, tentu Islam punya
caranya.
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, suapa kamu cenderung dan
merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan
sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi
kaum yang berfikir” (ar-rum:21)
Jadi sudah jelas, tujuan pernikahan itu adalah ketentraman, rasa
kasih dan sayang, kebahagiaan. Kalau sudah menikah justru tambah tidak
bahagia, artinya pernikahannya gagal. Untuk apa menikah kalau tidak
bahagia? Bukankah yang dicari adalah kebahagiaan?
Jika Islam dijadikan nahkoda, InshaAllah rumah tangga akan
mendapatkan sakinah. Bagaimana tidak, suami diperintahkan untuk
memperlakukan istri dengan baik, lembut jika berucap, memberikan nafkah
yang halal. Pun wanita sama, wanita diperintahkan taat pada suami,
menyenangkan suami, menjaga amanah dari suami.
Apakah mereka yang menjadikan Islam sebagai nahkoda rumah tangga
tidak pernah bertengkar? Tidak, bertengkar itu sudah menjadi bagian dari
kodratnya berumah tangga. Jangankan dengan istri yang baru dikenal,
dengan adik kandung pun kita sering bertengkar. Jangankan dengan suami
yang baru dikenal, dengan Ayah pun kita sering tidak sependapat. Tapi
mereka bertengkar tidak akan lama. Bahkan para tetangga pun tidak pernah
mendengar pertengkaran mereka. Jika mereka mulai berbeda pendapat,
mereka kembalikan pada dalil. Jika suaminya marah, sang istri akan
segera merayu, karena istri tahu keridhoaan Allah ada pada keridhoaan
suami.
“Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang perempuan kalian di
surga?” Kami katakan: “Benar ya Rasulullah.” Beliau bersaba:” Setiap
perempuan yang penyayang dan subur, jika ia dibuat marah atau
diperlakukan buruk, atau suaminya marah kepadanya, ia berkata: Ini kedua
tanganku ada di tanganmu, aku tidak akan bisa memejamkan kedua mataku
hingga engkau ridha kepadaku.” (HR HR at-Thabrani)
Foto ilustrasi: google
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..