Syaikh Al-Qaradhawi berkata: “Syaikh Bin Baz rahimahullah pernah
 mengirim surat kepada saya lebih dari seperempat abad yang lalu. Dalam 
surat tersebut, beliau memberitahukan kepada saya bahwa Departemen 
Penerangan memberikan kitab saya—Al-Halal wa Al-Haram fi Al-Islam—kepada
 beliau; Apakah kitab tersebut boleh masuk ke wilayah kerajaan Saudi 
Arabia atau tidak? Beliau menginginkan agar jangan sampai para pembaca 
di Saudi dilarang membaca kitab-kitab saya yang menurut beliau, 
‘mempunyai nilai tersendiri di dunia Islam’. Beliau mengabarkan, bahwa 
para Syaikh di Saudi mempunyai delapan catatan atas kitab saya tersebut,
 di mana beliau menyebutkan semuanya di dalam suratnya. Beliau meminta 
kepada saya agar mau menelaah kembali isi kitab saya tersebut. Sebab, 
ijtihad manusia itu bisa saja berubah di lain waktu.
Ketika itu saya membalas Syaikh Bin Baz dengan sebuah surat 
sederhana. Saya katakana di dalamnya, ‘Sesungguhnya ulama umat yang 
paling saya cintai dimana saya enggan menyelisihinya dalam berpendapat, 
dia adalah Syaikh Bin Baz. Akan tetapi sunnatullah telah berlaku 
bahwasanya tidak pernah ada para ulama yang sependapat dalam semua 
masalah. Para sahabat saling berbeda pendapat satu sama lain. Dan para 
imam juga berbeda pendapat satu sama lain, namun demikian, hal ini 
sedikit pun tidak membawa mudharat pada mereka. Mereka memang berselisih
 pendapat, namun hati mereka tidak berselisih. Dan sebagian dari delapan
 masalah ini, para ulama sejak dulu memang telah berselisih pendapat di 
dalamnya…”
Pada akhir surat Syaikh Al-Qaradhawi menyampaikan kepada Syaikh Bin 
Baz, “Saya berharap agar jangan sampai perbedaan pendapat yang terjadi 
antara saya dengan para syaikh (di Saudi) dalam sebagian masalah ini 
menjadi sebab dilarangnya buku saya masuk ke Saudi.”
Syaikh Bin Baz pun kemudian mengabulkan harapan Syaikh Al-Qaradhawi tersebut. Beliau rahimahullah mengizinkan Kitab Al-Halal wa Al-Haram fi Al-Islam dan kitab lainnya masuk ke Saudi.
Sumber: Fi Wada’ Al-A’lam, Yusuf 
Al-Qaradhawi, hal. 62-63, Penerbit Dar Al-Fikr Al-Mu’ashir, Beirut, 
Cetakan pertama, 2003 M – 1424 H, seperti dikutip oleh Abduh Zulfidar 
Akaha dalam buku Belajar dari Akhlaq Ustadz Salafi, hal xxv-xxvi, Penerbit Al-Kautsar, Jakarta, Cetakan Pertama, Februari 2008, dengan sedikit perubahan.
 
 
 
 
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..