ilustrasi @vk |
Istri shalihah adalah perhiasan paling
indah bagi orang beriman. Istri shalihah adalah sebaik-baik perhiasan
dunia. Ialah sosok wanita yang taat kepada Allah Ta’ala, melakukan
sunnah Rasulullah Saw dan berbakti kepada suami dalam ketaatan. Saat
suami berada dalam salah, istri shalihah senantiasa mengingatkan.
Istri shalihah bukanlah sosok malaikat
yang tak pernah bersalah, ia adalah wanita yang senantiasa bersemangat
memperbaiki dirinya dalam berbagai situasi dan kondisi. Dalam setiap
jenak kehidupan, kesibukannya adalah perbaikan kebaikan. Tak ada waktu
yang berlalu sia-sia dalam kamus kehidupan seorang istri shalihah.
Istri shalihah senantiasa berbakti kepada
suaminya. Ia memahami bahwa bakti tersebut adalah salah satu tiket
surga yang tak tergantikan dengan amal apa pun selainnya. Saat suami
berada dalam gelimang salah, dosa dan maksiat, seorang istri shalihah
tidak pernah meninggalkan suaminya, bahkan ia semakin mendekat seraya
mendoakan dan mengingatkan.
Ketika musim haji tahun lalu, seorang
suami mendapat ujian dari Allah Ta’ala. Ia sering mengalami penyiksaan
oleh sosok yang tidak dikenal,hampir setiap hari. Diakui oleh suami
tersebut, hal itu karena ia menyimpan banyak qadam berupa mantra-mantra.
Saking seringnya ‘menghilang’ di Tanah
Suci dan kemudian pulang ke penginapan dengan kondisi badan remuk karena
dipukuli, sang istri pun berinisiatif untuk selalu menggandeng suaminya
itu. Sampai suatu ketika, dalam kerumunan jama’ah haji lain, sang istri
merasa ditarik oleh sosok tak terlihat tersebut, dan tiba-tiba suaminya
menghilang dari gandengannya. Sore harinya, sang suami sudah berada di
depan peginapan dengan kondisi tubuh lebam karena pukulan benda tumpul,
hampir di sekujur tubuhnya.
Beruntung, sang istri senantiasa setia
mendoakan dan mengingatkan suaminya. Hingga akhirnya, keduanya pulang ke
Tanah Air dengan selamat. Sepulangnya di Indonesia, wanita ini semakin
menunjukkan kelasnya sebagai istri yang shalihah.
Kesetiaan dan bakti sang istri di Tanah
Suci tersebut amatlah membekas dalam benak sang suami. Hingga suatu
ketika, sang suami mengalami guncangan kejiwaan lantaran kepergian
istrinya itu.
Pagi itu, seperti biasa sang istri bangun
sebelum subuh. Selepas melaksanakan ibadah wajib dan sunnah, ia
bergegas menyiapkan sarapan untuk suaminya. Dilanjutkan dengan
membersihkan rumah, mencuci pakaian, dan sebagainya.
Selepas merampungkan semua pekerjaan
rumah, sang istri mendirikan shalat Dhuha. Itu adalah amalan sunnah yang
biasa dilakukan olehnya. Entah berapa rakaat didirikan, tak ada yang
menyangka bahwa inilah shalat Dhuha terakhir baginya. Sesaat setelah
melepas pakaian shalat, ia terbaring dengan lembut, kemudian
mengembuskan nafas yang terakhir.
Innalillahi wa inna ilahi raji’un.
Demikianlah nasihat bernama kematian. Ia datang sekonyong-konyong,
tanpa permisi atau membuat janji. Selepas itu, karena cintanya kepada
sang istri, suami yang dulu pernah diuji di Makkah amat terpukul
peraaannya. Ia hampir tidak percaya, betapa teganya sang istri meninggalkannya, padahal istrinya adalah sosok yang paling peduli padanya ketika di dunia ini, demikian pikirnya. [Pirman]
kisahikmah
rabbani79.blogspot.com
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..