Agama Islam dipenuhi sosok inspiratif
yang terus bersinar meski jasadnya telah tiada. Selain generasi
Rasulullah Saw, sahabat, tabi’in dan penerus tabi’in, ada banyak sosok
teladan yang disebut dengan ulama Rabbani. Mereka tersebar di sepanjang
fase kehidupan dan terbagi ke dalam banyak aspek kehidupan. Baik yang
memilih jalannya sebagai mujahid, akademisi, kiyai, ilmuwan, saudagar
penulis buku dan sebagainya.
Luar biasanya, ada banyak di antara
mereka yang berhasil memadukan banyak potensi dalam dirinya. Satu
diantaranya adalah sosok Abdullah Yusuf Azzam yang harum namanya saat
terjadi perang di Afghanistan.
Beliau lahir di desa Sailatul Haritsiyah,
Palestina, pada tahun 1941 M. Sosok muda ini dikaruniai Allah Swt
kesungguhan dalam menuntut ilmu sehingga berhasil menghapal al-Qur’an,
ribuan hadits dan syair. Di usianya yang ke delapan belas, dengan
semangat dakwah dan menjaga diri, beliau menikah.
Tatkala usianya memasuki babak seperempat
abad, tepatnya tahun 1966, beliau berhasil mendapat gelar Lc (setara
dengan sarjana) dari Univrsitas Damaskus Suriah. Beliau menempuh
pendidikan di Fakultas Syariah dengan program studi jarak jauh (intsab).
Tiga tahun berselang, tepatnya pada 1969,
beliau berhasil mendapatkan gelar Master dari Universitas al-Azhar
Kairo Mesir. Disusul gelar Doktor dengan predikat Cumlaude yang
diperolehnya empat tahun setelahnya di universitas yang sama. Beliau
menempuh pendidikan di bidang Ushul Fiqh.
Dari Kairo, beliau hijrah ke Yordania dan
menjadi dosen di sana. Selain mengajar, sosoknya juga aktif dalam
gerakan perlawanan membantu pejuang Palestina dengan Zionis di
perbatasan Yordania. Atas alasan itu pula, beliau diusir oleh Pemerintah
Yordania dengan tuduhan pemberontak.
Dari Yordania, beliau hijrah dan mengajar
di Universitas King Abdul Aziz, Saudi Arabia. Kemudian, pada tahun 1982
beliau hijrah lagi ke Pakistan. Di sinilah, beliau mengenal banyak
pimpinan Jihad di Afghanistan dan bergabung aktif bersama mereka.
Pada tahun 1984 beliau juga bergabung
dengan Rabithah ‘Alam Islami sebagai Mustasyar (Penasihat) dalam bidang
Pendidikan untuk Mujahidin Afhanistan. Kelak di negeri inilah, beliau
menjemput ajal dalam rangkaian jihad melawan penjajah.
Kejadian memilukan itu terjadi pad 24
November 1989. Ketika hendak menghadiri Shalat Jum’at, mobil yang
dikendarai beliau dan anak-anaknya ternyata dipasangi bom oleh
musuh-musuh Islam. Alhasil, sebelum sampai di Masjid, mobil tersebut
meledak dan hancurlah jasad beliau.
Meski telah berkalang tanah, sosok yang
mewakafkan diri untuk dakwah dan jihad ini meninggalkan banyak warisan
pemikiran berupa buku. Selain Tarbiyah Jihadiyah (dicetak
terbaru dengan 3 jilid besar dari awalnya 15 jilid kecil) yang amat
monumental di zamannya dan masih dicetak ulang hingga kini, beberapa
buku yang beliau tulis adalah: Ayatur Rahman Fi Jihadil Afghan,
Ad-Difa’ ‘an-Aradhil Muslimin min Ahammi Furudhil A’yan, Al-Manarah
al-Mafqudah, Hijrah wal ‘I’dad yang terdiri dari 3 buku, Hadamul Khilafah wa Bina’uha dan 50 judul buku lainnya.
Semoga Allah ampuni dosa-dosa beliau dan menempatkannya di tempat terbaik di sisinya. [Pirman]
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..