Siapapun Anda yang datang berkunjung di Blog ini merupakan Inspirasi terbesar kami dalam berkarya untuk memberikan yang terbaik...Selamat Membaca...!!!
Ustadz Dr. Salim Segaf Aljufrie
1. Mari kita berharap keberkahan Allah pada dakwah ini. Keberkahan itu
datangnya dari keyakinan kita kepada Allah, bahwa semua
kekuasaan/kemenangan/kekalahan itu terjadi atas kehendak Allah. Kita
tidak sependapat dengan yang mengatakan bahwa konspirasi musuh
menyebabkan kekalahan kita. Mau konspirasi apapun kalau Allah tidak
berkehendak ya tidak akan terjadi. Mari kita melihat amal ini dengan
pendekatan dakwah.
2. Evaluasi kita : kita tergiring secara tidak
sadar menjadikan politik sebagai panglima. Lalu dakwah dan kaderisasi
kita lupakan. Tolonglah slogan OBAH KABEH MUNDAK AKEH itu jangan
dimaknai AKEH kursi dan suaranya. Tapi akeh dan mundak keberkahannya.
dan itu dengan tetap menjadikan dakwah sebagai misi utama kita. Kursi
itu bukan tujuan kita. Kalau kita pantas menerimanya Allah akan berikan.
Saya membayangkan andai seluruh anggota dewan kita di indonesia ini di
sebar merata ke desa desa yang ada di seluruh negeri. Lalu berdakwah,
membina masyarakat dan kita punya kemampuan untuk itu. Insya allah
keberkahan akan turun dengan cara itu. Tidak ada urusannya dapat kursi
atau tidak.
3. Evaluasi kita : kita sering membuat target target
yang sebenarnya tau itu diluar kemampuan kita. Lalu kita terjebak dengan
cara cara yang jauh dari keberkahan untuk memaksakan mencapai target
itu. Mengumpulkan dana dana syubhat. Bergantung pada konglomerat anu.
konglomerat itu. Proyek ini itu.dst. Sekian suara harganya sekian M.
Lalu dimana nilai keberkahan dakwah ini? begitu juga dengan perilaku
politik kita yang kadang menyalahi sunnatullah. Begadang sampai hampir
pagi menjaga suara. Toh tetap jebol juga. Apakah kita ini lebih sibuk
dari Rasulullah? beliau selalu tertib dalam hal tidur dan bangun pagi.
Di malam hari beliau serahkan dakwah di tangan Allah. Beliau tidur dan
qiyamullail. Sesekali bolehlah begadang. Tapi kalau menjadi politic
style kita itu sudah salah.
4. Allah hanya ingin kita ini bekerja
semaksimal kemampuan kita. Laa yukallifullahu nafsan illa wus’ahaa.
Tidak perlu memaksakan pola pola dan cara cara yang diluar kemampuan
kita. Jokowi itu sebenarnya contoh dari Allah, bahwa ketika Allah
berkehendak, dengan dana pencitraan orang bisa mendapatkan kekuasaan dan
Allah juga yang berkuasa menjatuhkannya. Jadi, mari kita semakin
tawadhu’ dihadapan Allah. Semakin kita tawadhu’ dan merasa butuh
pertolongan-Nya, maka pertolongan akan mendekat. Jangan terlalu ngoyo
menampakkaan bahwa kita ini punya kekuatan. Semakin kita berpikir kita
punya kekuatan, lalu melupakan Allah, maka justru pertolongan semakin
menjauh. (dalam konteks ini, Ust salim menyebut stagnannya suara PKS
dari PEMILU ke PEMILU)
5. Itulah sebabnya para ulama mengajari
kita doa : Allahummarzuqnaa ma’rifatan yas habuha bil adabi. Ya Allah
beri kami ma’rifat kepadamu, yang diiringi dengan adab terhadap-Mu. Kita
mengenal Allah tapi kita tidak punya adab dan sopan santun
terhadap-Nya. Lalu kita merasa sudah punya kekuatan.dan mulai
melupakan-Nya. Ini namanya kita tidak beradab dan sopan santun terhadap
Allah.
6. Jangan juga gara gara jabatan politik lantas life style
dan perilaku kita berubah. Terbiasa dilayani. Kesenggol dikit marah
marah dimana mana seolah ingin menunjukkan kita ini kuat. Kita lupa
berapa ton nikmat Allah yang sudah kita makan melalui mulut kita. Mari
jadi orang yang biasa biasa saja. dan mengingat bahwa semua ini
pemberian Allah yang tidak akan kekal.
7. Pada akhirnya mari
memperbanyak dzikrullah. Imam ali berkata :: inna lillahi fil ardhi
aaniyatun wa huwa al qolbu. Sesungguhnya Allah itu memiliki tempat di
bumi, yaitu dalam hati kita. kita ini standar nya ma’tsurot sughro.
Itupun masih suka nanya : ada yang lebih sughro lagi nggak tadz? insya
Allah dengan dzikir yang banyak itu keberkahan akan turun.
Wallahu Al musta’aan. (mujahidullah)
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..