Siapapun Anda yang datang berkunjung di Blog ini merupakan Inspirasi terbesar kami dalam berkarya untuk memberikan yang terbaik...Selamat Membaca...!!!
Pada tahun 17 Hijriah, Khalid bin Walid kembali diuji dengan
pemecatannya yang kedua, saat itu beliau sedang berada di Qinsirin.
Amirul Mukminin mengetahui bahwa Khalid bin Walid dan Iyadh bin Ghanam
melakukan penyerangan terhadap Romawi sampai masuk jauh ke dalam wilayah
mereka. Pasukan keduanya membawa harta rampasan perang yang banyak.
Setelah itu orang-orang dari berbagai wilayah Syam datang untuk meminta
harta rampasan kepada Khalid bin Walid, di antaranya Asy’ats bin Qais
Al-Kindi. Khalid bin Walid memberikan kepadanya 10.000 dirham, dan hal
ini diketahui oleh Amirul Mukminin.
Mengetahui peristiwa itu,
Umar Al-faruq menulis surat kepada Abu Ubaidah, panglima angkatan
bersenjata di Syam. Dia meminta Abu Ubaidah agar memeriksa Khalid bin
Walid tentang sumber harta yang ia berikan kepada Asy’ats. Umar kemudian
memberhentikan Khalid bin Walid dari jabatan militer untuk selamanya.
Khalid bin Walid diminta datang ke Madinah untuk melakukan pemeriksaan.
Ia diperiksa dihadapan Abu Ubaidah. Abu Ubaidah menyerahkan urusan
pemeriksaan terhadap kurir Khalifah. Sementara kurir khalifah
menyerahkan urusan pemeriksaan kepada mantan budak Abu Bakar.
Selesai pemeriksaan terbukti bahwa Khalid bin Walid tidak melakukan
suatu kesalahan. Pemberian uang sebanyak 10.000 dirham dari harta
rampasan perang terhadap Asy’ats yang dilakukannya sudah sesuai dengan
prosedur.
Seusai pemecatannya, Khalid bin Walid berpamitan kepada
penduduk Syam. Dan yang cukup berat baginya adalah perpisahan antara
komandan perang dengan pasukannya. Di Hadapan orang-orang dia berkata:
“Sesungguhnya Amirul Mukminin telah menugaskanku menjadi komandan
perang di Syam dan memecatku ketika datang musim panen gandum dan madu”.
Kemudian ada seorang lelaki yang bangkit dan berkata kepadanya, “Sabarlah wahai komandan. Sesungguhnya jabatan adalah cobaan.”
Betapa sikap Khalid bin Walid ini merupakan buah dari keimanan yang
kuat. Kekuatan spiritual apa yang mengendalikan diri Khalid bin Walid
pada situasi yang demikian kompleks? Dari mana datangnya petunjuk kepada
Khalid bin Walid sehingga dia dapat memberikan jawaban yang tenang dan
penuh hikmah.
Orang-orang pun tenang setelah mendengar jawaban
Khalid bin Walid yang berisi tentang dukungannya kepada kebijaksanaan
Amirul Mukminin Umar bin Al Khattab.
Dengan demikian, mereka
mengetahui bahwa komandan mereka yang dipecat bukanlah termasuk dari
orang-orang yang mengharap singgasana kebesarannya di atas kekacauan dan
revolusi. Dia termasuk orang yang berpikiran untuk menjaga persatuan
umat.
Khalid kemudian berangkat ke Madinah menemui Amirul
Mukminin. Amiril Mukminin berkata, “Wahai Khalid, sesungguhnya engkau di
sisiku sangatlah mulia dan engkau adalah kekasihku.” Umar juga menulis
surat yang dikirimkan ke berbagai wilayah sbb:
Sesungguhnya aku
memecat Khalid bin Walid bukan karena aku benci kepadanya atau dia
berkhianat. Akan tetapi orang-orang terlalu menghormatinya. Saya
khawatir mereka akan menggantungkan kemenangan dalam medan pertempuran
terhadap dirinya. Saya juga berharap mereka mengetahui bahwa Allah lah
yang memberikan kemenangan. Saya juga berharap supaya mereka tidak
tergoda dengan kehidupan dunia.
[1] Al-Aqqad, Abqariyatu Umar, hal.154-156.
[2] Tarikh Ath-Thabari, jilid V, hal. 41.
[3] Shadiq Arjun, Khalid bin Walid, hal. 324.
[4] Shadiq Arjun, Khalid bin Walid, hal. 247 dan Al Kamil fi At-tarikh, jilid II, hal. 165.
[5] Shadiq Arjun, Khalid bin Walid, hal. 247.
[6] Tarikh Al-madinah, jilid V halam 43.
Diringkas dari Prof. DR. Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Umar bin
Khattab, Pustaka Al-Kautsar 2013 dan dipublikasikan pertama oleh oasemuslim.com
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..