Assalamu Alaikum, Selamat datang Saudaraku. Semoga BLOG ini bermanfaat dan harapan kami agar Anda sering datang berkunjung. Wassalam. ==> YAHYA AYYASY <==

Memaknai lelah

Marilah beristirahat sejenak, merebahkan diri dalam pangkuan malam. Begitu banyak aktivitas yang hari ini kita lakukan. Bangun pagi buta, mengerjakan tugas yang belum usai semalam suntuk, kuliah, kajian, belum lagi rapat demi rapat, syuro demi syuro, dan segudang aktivitas lainnya yang begitu menguras tenaga dan pikiran. Sadar atau tidak, semua kita yang beraktivitas pada akhirnya akan kembali pada-Nya.

“ Wahai manusia! Sesungguhnya kamu telah bekerja keras menuju Tuhanmu, maka kamu akan menemui-Nya.” (Al-insyiqoq: 6)

Adakah kita telah mengucap syukur bahwa hari ini telah kita lalui dengan sempurna tanpa ada kesia-siaan di dalamnya?

“Maka adapun orang yang catatannya diberikan dari sebelah kanannya, maka ia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah,” (Al-insyiqoq: 7-8)

Ataukah sebaliknya? Bersungut-sungut cemberut bahwa hari ini sungguh melelahkan, menyebalkan, tidak jadi beristirahat, menonton, atau mencari hiburan untuk diri sendiri karena tiba-tiba ada panggilan syuro, perintah untuk datang dalam acara tertentu, ajakan kajian, atau panggilan lainnya?

“ Dan adapun orang yang catatannya diberikan dari sebelah belakang, maka ia akan berteriak ‘Celakalah aku!’” (Al-insyiqoq: 10-11)

Bersyukurlah untuk hari yang sempurna tanpa kesia-siaan di dalamnya.  Bahwa kelelahan ini akan membawa kita pada kebaikan di ujungnya. Tak ada orang berhasil tanpa berlelah-lelah terlebih dahulu.

Bahkan mereka, orang-orang besar, tak hanya berlelah-lelah untuk keberhasilan diri sendiri. Tengoklah mereka, yang selalu membawa manfaat bagi banyak khalayak. Para penulis buku, para wirausahawan, dokter, hingga guru, tidakkah mereka berlelah-lelah sebelum mereka menjadi sesuatu itu dan masih juga berlelah-lelah saat menjadi sesuatu itu?

Nikmatilah kelelahan di dunia ini. Karena ianya akan membawa kita pada kebaikan. Peluh, air mata, bahkan tetes darah yang kita dapatkan dari kelelahan akan menjadi butir-butir kenangan indah dan tergantikan oleh nikmat luar biasa yang menghapus habis rasa lelah itu di kemudian hari.

Kelak akan didatangkan seorang penghuni surga yang paling sengsara waktu di dunia, lalu ia celupkan sekali celupan di jannah, kemudian ia ditanya; “Adakah engkau merasakan penderitaan? Adakah engkau pernah merasakan kesengsaraan?” ia menjawab, “Tidak, demi Allah wahai Rabb-ku… Aku tidak merasakan kesengsaraan sedikitpun dan sama sekali belum perah merasakan kesengsaraan” (HR Tirmidzi)

Maka, tekadkanlah…seperti Imam Ahmad

“Istirahatku, adalah saat kaki menjejak di surga…”

-Ly-

*telah dimuat di mini buletin INSPIRIT Fak. Biologi UGM 2011

sumber: http://cahayamalamdibulanjuli.wordpress.com/2012/07/11/memaknai-lelah/

0 Komentar:

Posting Komentar

Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..

Recent Post widget Inspirasi Rabbani

Menuju

Blog Tetangga

Blog Tetangga
Klik Gambar untuk Berkunjung

Luwuk Banggai SULTENG

Luwuk Banggai SULTENG
ebeeee......