*Disalin dari pembahasan Ibnu Qayyim dalam
Madarijus Salikin, yang dicantumkan oleh pen-tahqiq kitab Latha`iful
Ma’arif, karya Ibnu Rajab Al-Hanbali
Ibadah yang paling utama adalah beramal berdasarkan keridhaan Allah
pada setiap waktu sesuai dengan tuntutan dan posisinya ketika itu.
Ibadah paling utama pada saat jihad adalah jihad itu sendiri, sekalipun
harus meninggalkan beberapa wirid yang biasa dilakukan, shalat malam,
puasa sunnah di siang hari, bahkan tidak melakukan shalat fardhu secara
sempurna seperti yang dilakukan dalam keadaan aman.
Ibadah yang paling utama pada saat kedatangan tamu adalah memenuhi
haknya dan meninggalkan wirid yang sunnah untuk menghormatinya. Demikian
pula halnya dengan hak istri dan keluarga. Ibadah yang paling utama
ketika penuntut ilmu membutuhkan bimbingan dan mengajari orang yang
bodoh adalah kepedulian untuk mengajarinya dan menyibukkan diri
dengannya. Ibadah yang paling utama saat dikumandangkan adzan adalah
meninggalkan wirid yang sedang dilakukannya dan menyibukkan diri dengan
menjawab seruan muadzin.
Ibadah yang paling utama pada waktu shalat lima waktu adalah
bersungguh-sungguh dan tulus ketika melaksanakannya dengan cara yang
paling sempurna, bersegera melaksanakannya pada awal waktu, dan keluar
menuju masjid untuk berjamaah. Apabila jaraknya jauh dari rumah, maka
hal tersebut akan lebih utama lagi. Ibadah yang paling utama pada
waktu-waktu darurat, yang seseorang sangat membutuhkan bantuan jiwa atau
raga adalah menyibukkan diri dengan membantu dan menolong kesedihannya,
serta lebih mementingkan hal tersebut daripada wirid atau ibadah yang
dilakukan dalam keadaan sunyi.
Ibadah yang paling utama pada saat membaca Al-Qur’an adalah
menghimpun hati dan keinginan untuk menghayati dan memahami isinya
hingga seolah-olah Allah Ta’ala berbicara kepadamu dengan
perantaraannya. Upaya Anda dalam menghimpun hati untuk menghayati dan
memahami Al-qur`an serta tekad untuk melaksanakan segala perintah Allah
yang ada di dalamnya, merupakan hal yang lebih mulia daripada orang yang
menghimpun hatinya untuk melaksanakan perintah dari seorang penguasa di
dunia.
Ibadah yang paling utama pada waktu wuquf di Arafah adalah
bersungguh-sungguh dalam merendahkan diri, berdzikir, dan berdo’a; bukan
berpuasa yang dapat menghalangi diri untuk melakukan hal tersebut.
Ibadah yang paling utama pada sepuluh hari di bulan Dzulhijah adalah
memperbanyak ibadah, terutama takbir, tahlil, dan tahmid, yang merupakan
amalan yang lebih utama daripada jihad yang bukan fardhu `ain. Ibadah
yang paling utama di sepuluh hari terakhir pada bulan Ramadhan adalah
menetap di dalam masjid, menjauhi manusia, dan beri’tikaf, bukan
berinteraksi dengan manusia dan menyibukkan diri di tengah-tengah
mereka. Bahkan, menurut sebagian besar ulama, hal tersebut lebih utama
daripada mempelajari ilmu dan membaca Al-Qur’an. Ibadah yang paling
utama pada saat saudara sesama muslim mengalami sakit atau meninggal
dunia adalah mengunjunginya, menghadiri jenazahnya, dan ikut
mengantarnya.
Ibadah yang paling utama di kala musibah datang dan ketika ada
seseorang yang menyakitimu adalah bersabar dengan tetap berinteraksi
dengan mereka dan bukan menjauhi mereka.
Ibadah yang paling utama di setiap waktu dan keadaan adalah
memprioritaskan keridhaan Allah Ta’ala, menyibukkan diri dengan
kewajiban yang ada pada waktu tersebut, berdasarkan kedudukan dan
konsekuensinya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
http://www.lingkaran.org/ibadah-yang-paling-utama.html
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..