Oleh: Kholili Hasib
Tentara Israel sedang berdoa |
HARI-HARI ini, ‘Israel’, negara Zionis menambah daftar aksi kebiadabannya selama masa penjajahannya terhadap rakyat Palestina.
Fenomena kekejaman Zionis sebetulnya tidak terlepas dari ketaatan
total Yahudi Israel kepada kitab suci Talmud. Yaitu kitab suci kedua
setelah kitab Torah/Taurat (Perjanjian Lama). Muhammad al-Syarqawi,
Pakar Perbandingan Agama dan kitab Talmud dari Universitas Kairo,
mengupas kontroversi kitab Talmud dalam karyanya berjudul, Kitab Israil
al-Aswad.
Dalam buku al-Syarqawi tersebut dikatakan, ketaatan terhadap kitab
yang asal-usulnya masih simpang siur itu melebihi ketaatan kepada
Perjanjian Lama. Seorang Rabbi Yahudi bernama Roski mengatakan:
“Jadikanlah perhatianmu kepada ucapan-ucapan Rabi (Talmud) melebihi
perhatianmu kepada undang-undang Nabi Musa (Torah)”. August Rohling
dalam Die Polemik und das Manschenopher des Rabbinus mengatakan, Yahudi
lebih mensakralkan Talmud daripada Taurat (Muhammad al-Syarqawi,
Ayat-Ayat Hitam Talmud,terj. Kitab Israil al-Aswad, hal. 38).
Joseph Barcle, pakar kebudayaan Ibrani, menyatakan bahwa isi kitab
Talmud berupa ayat-ayat yang ekstrim. Para pemimpin agama Kristen di
Eropa dan Raja dahulu pernah mengharamkan kitab tersebut.
Kitab Talmud menurut al-Syarqawi sebenarnya belum dipastikan
orisinalitasnya. Seperti pernah dikatakan oleh Richard Elliot Friedman,
penulis buku Who Wrote the Bible, bahwa Talmudi merupakan teka-teki yang
paling tua. Dalam kitab itu tidak ditemukan ayat yang menjelaskan kitab
ini dari Nabi Musa (Maurice Bucaille,Al-Qur’an, dan Sains Modern,terj.
hal. 1). Ia merupakan ayat-ayat yang kononnya berasal dari ucapan-ucapan
nabi Musa yang kemdudian ditransmisi kepada para pemimpin Yahudi.
Sehingga, Talmud disebut juga undang-undang lisan.
Dalam Dictionary of the Bible, disebutkan bahwa dalam
tradisi agam Yahudi, Nabi Musa memiliki dua kitab undang-undang. Yaitu
Torah yang disebut undang-undang tertulis. Dan Talmud yang dikenal
dengan undang-undang lisan.
Kesulitan melacak transmisi secara verbal Talmud ini mungkin karena
Yahudi tidak memiliki tradisi ilmu sanad sebagaimana dalam Islam. Proses
transmisi hukum lisan ini konon dimulai dari para murid-murid Nabi Musa
disampaikan secara verbal kemudian sampai kepada para Rabbi Yahudi,
yang kemudian ditulis dalam bentuk kitab. Siapa yang pertama menulisnya,
juga masih kontroversi (Kholili Hasib,Kritik atas Konsep Abrahamic
Faiths dalam Studi Agama, hal. 13).
Materi-materi pelajaran di negara Israel juga berpedoman kepada pendekatan kitab Talmud. Termasuk anak-anak Yahudi.
Menurut Muhammad Khalifah al-Tunisi, penerjemah Protocols of Learned Elders of Zion,
ajaran Zionisme terbentuk oleh doktrin-doktrin kitab Talmud. Mereka
melakukan propaganda memecah bangsa dan agama di dunia, demi memuluskan
agendanya. Propagandanya membuat ajaran-ajaran baru dari agama-agama,
untuk memuluskan tujuan besarnya.
Mengutip Dr. A Fabian, Muhammad al-Syarqawi menulis bahwa Talmud
telah memberikan kontribusi dan kekuatan yang sangat besar dalam menjaga
agama dan kebangsaan Yahudi. Yahudi tetap eksis selama Talmud eksis
dalam kehidupan Yahudi.
Sampai saat ini, ritual-ritual keagamaan, shalat, liturgi dan peraturan pernikahan semuanya dilaksanakan dengan pedoman langsung dari Talmud.
Jadi Talmud sudah menjadi way of life-nya Zionis. Talmud berisi ajaran-ajaran aneh dan doktrin-doktrin yang rasis.
Ajaran-ajaran di dalamnya memuat doktrin aneh dan rasialis.
Disebutkan bahwa Nabi Adam pernah menggauli setan perempuan yang bernama
Lelet, sehingga darinya lahir setan dalam jumlah banyak.
Disebut pula, bahwa bangsa selain Yahudi bagaikan binatang. Seluruh
bumi dan isinya adalah milik Yahudi yang diberikan oleh Tuhan. Untuk
mendapatkan harti di bumi, Yahudi dibolehkan menipu bangsa non-Yahudi,
bahkan dengan cara pembunuhan sekalipun (Ayat-Ayat Hitam Talmud,terj.
Kitab Israil al-Aswad, hal. 113-118).
Al-Syarqawi menerjemahkan ayat-ayat yang disebut ‘hitam’ tersebut.
“Hanya orang-orang Yahudi yang manusia, sedangkan orang-orang non-Yahudi
bukanlah manusia, melainkan binatang” (Kerithuth 6b hal. 78, Jebhammoth
61a).
Doktrin menghalalkan segala cara berpedomankan kepada ayat Talmud
IV/8/4a, yang berbunyi: “Tuhan Yahweh tidak pernah marah kepada
orang-orang Yahudi, melainkan hanya marah kepada orang non-Yahudi”.
Menipu dan berbohong dihalalkan kepada non-Yahudi: “Setiap orang
Yahudi boleh menggunakan kebohongan dan sumpah palsu untuk membawa
seorang non-Yahudi kepada kejatuhan” (Babha Kama 113a).
Agama Kristen disebut dengan predikat merendahkan yaitu dipanggil ‘Abhodah Zarah (agama aneh), Obhde Elilim (penipu-penipu paganis), Edom (orang yang mengimani lambing salib), Goim (pagnis non-Yahudi), Nokhrim (orang asing), Amme Harets (orang dungu), Basar Vedarm (daging dan darah – maksudnya orang Kristen yang tidak beriman kepada Roh), Apikorosim
(orang yang tidak mentaati perintah-perintah Tuhan). Seorang Rabi
Yahudi Meir menyebut, kitab Injil milik orang Kristen dengan sebutan Aven Gilaion (kitab-kitab jahat).
Paulus yang mengaku murid Nabi Isa, disebut-sebut orang Yahudi yang
mempunyai misi menyimpangkan ajaran Nabi Isa. Tujuannya, agara pengikut
Nabi Isa bisa ‘bersahabat’ dengan ajaran Yahudi, dan jauh dari Injil. Di
kalangan Yahudi diaspora, Paulus atau Saul dikenal sebagai misionari
Kristen Yahudi, atau Judeo-Christian.
Sehingga, radikalisme Yahudi tersebut sebenarnya juga tantangan bagi
agama Kristen. Sebab, menjadi ancaman tumbuhnya dotkrin-doktrin ekstrim
yang bisa berkembang luas. Kristen harus mewaspadai gerakan radikalisme
dan ekstrimisme ini. Jika ingin perdamaian dunia, ekstrimisme dan
radikalisme ajaran dalam Talmud harus dihilangkan. Apalagi,
orisinalitasnya dipertanyakan. Namun, kini, gerakannya meluas secara
terselubung. Dengan memiliki sayap-sayap gerakan.
Doktrin-doktrin tersebut kemudian dipraktikkan dan dikekembangkan
oleh Yahudi diaspora berupa gerakan politik Zionisme. Sayap-sayap
gerakan ini berkembang ke berbagai negara, seperti freemasonry, theosofi, kabbalah dan lain-lain.*
Peneliti InPAS
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..