» لاَ رَاحَةَ لِحَسُوْدٍ وَلاَ إِخَاءَ لِمُمِلٍّ وَلاَ مُحِبَّ لِسَيِّءِ الْخُلُقِ «
“Tiada istirahat bagi jiwa yang dengki.
Tiada kata persaudaraan bagi jiwa yang bosan (kecewa) dan tiada cinta
bagi orang yang berakhlak tercela.” (Perkataan Ali bin Abi Thalib r.a,
dikutip oleh Shalih Ahmad al-Syami dalam kitab Mawa’izh as-shahabah).
Saudaraku,
Jika kita biarkan hati kita dialiri kedengkian, perasaan iri hati atas keberhasilan dan kesuksesan orang lain dalam masalah duniawi, itu artinya kita telah membiarkan diri kita terjatuh pada kebinasaan; dunia maupun akherat. Jiwa kita didera kegelisahan berkepanjangan, kegalauan yang tak kunjung surut, kecemasan terus menerus dan bahkan tensinya naik setiap detiknya. Kita akan terombang ambing dalam kehampaan, kegelapan bathin, kelelahan jiwa, yang sejatinya kita ciptakan sendiri. Bukan dari orang lain.
Jika kita biarkan hati kita dialiri kedengkian, perasaan iri hati atas keberhasilan dan kesuksesan orang lain dalam masalah duniawi, itu artinya kita telah membiarkan diri kita terjatuh pada kebinasaan; dunia maupun akherat. Jiwa kita didera kegelisahan berkepanjangan, kegalauan yang tak kunjung surut, kecemasan terus menerus dan bahkan tensinya naik setiap detiknya. Kita akan terombang ambing dalam kehampaan, kegelapan bathin, kelelahan jiwa, yang sejatinya kita ciptakan sendiri. Bukan dari orang lain.
Dengan kata lain, hasad akan merenggut
kebahagiaan kita dalam hidup. Menghilangkan keceriaan di wajah.
Menyirnakan senyuman dari bibir kita. Jika kita biarkan hasad tumbuh di
jiwa kita, berarti kita menghadirkan tangisan tanpa air mata. Mengundang
penyakit yang akan menggerogoti jiwa. Ketenangan menjauh, menerbangkan
kedamaian dan kenyamanan menghilang dari hidup seiring bergantinya musim
kemarau dengan musim penghujan.
Untuk itu saudaraku,
Jika kita melihat orang lain mendapatkan keluasan rezki. Dimudahkan untuk menemukan pasangan hidup yang seiring sejalan. Allah karuniakan anak-anak yang mungil dan manis. Terbentang untuknya medan bisnis yang menjanjikan. Popularitas dan elektabilitas yang terus meroket. Terbuka jalannya untuk menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Metro.
Jika kita melihat orang lain mendapatkan keluasan rezki. Dimudahkan untuk menemukan pasangan hidup yang seiring sejalan. Allah karuniakan anak-anak yang mungil dan manis. Terbentang untuknya medan bisnis yang menjanjikan. Popularitas dan elektabilitas yang terus meroket. Terbuka jalannya untuk menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Metro.
Idealnya yang kita lakukan adalah
mendo’akan keberkahan untuknya dan kita membantunya taat kepada Allah
serta mensyukuri nikmat pemberian-Nya. Bukan mengadakan propaganda
negatif. Kampanye hitam. Apatah lagi memfitnahnya.
Orang yang menyimpan hasad dalam
dirinya, maka ia akan mendapati langit kehidupannya senantiasa mendung
dan berawan. Jiwa menjadi gelap dan pekat. Kesangaran wajah. Tindakan
ngawur dan jauh dari berkah.
Saudaraku,
Ikatan bathin yang kuat. Persahabatan hakiki terwujud. Persaudaraan iman menjelma sebagai bentuk keta’atan kita kepada Allah s.w.t. Ia tidak dibangun di atas dasar kepentingan duniawi sesaat. Bukan pula diikat karena profesi, jabatan, rupa menarik, kepentingan, poilitik, bisnis dan yang senada dengan itu.
Ikatan bathin yang kuat. Persahabatan hakiki terwujud. Persaudaraan iman menjelma sebagai bentuk keta’atan kita kepada Allah s.w.t. Ia tidak dibangun di atas dasar kepentingan duniawi sesaat. Bukan pula diikat karena profesi, jabatan, rupa menarik, kepentingan, poilitik, bisnis dan yang senada dengan itu.
Jika iman yang menjadi asasnya dalam
berukhuwah, maka persaudaraan akan terus langgeng hingga ke akherat
sana. Ia tiada lapuk diguyur air hujan dan tak lekang disapa sengatan
panas matahari. Ia tetap terpatri di jiwa, walau harus dipisahkan oleh
jarak dan waktu. Ia tak berubah seiring pergantian musim dan beranjaknya
usia.
Saat seseorang hadir di kala memerlukan
bantuan kita. Ia merapat di saat kita sehat, lapang, berkecukupan,
memiliki jabatan strategis, calon kuat memenangi Pilkada dan yang
seirama dengan itu. Sementara ia menghilang dan menjauh dari kita di
saat kita sakit, pailit, sempit, berduka, miskin, kalah dalam Pilkada
dan seterusnya. Berarti ukhuwah yang terjalin hanya semu belaka. Yang
akan membuat kita merana di dunia fana ini.
Oleh karena itu jika kebosanan menyapa
persaudaraan dan ukhuwah imaniyah, kita perlu mengevaluasi perjalanan
ukhuwah dan persaudaraan iman kita. Pasti di sana ada yang error.
Mungkin niat yang tak lagi tulus dalam bersahabat. Atau barangkali iman
kita yang sedang mengalami masalah. Dan yang pasti, kita sedang akrab
dengan dosa dan kesalahan.
Jika kita menginginkan kesempurnaan
dalam diri seseorang yang kita menjalinkan persaudaan iman dengannya,
maka kita tidak akan pernah berdampingan dengan seorang pun. Karena
kekurangan, kelemahan diri, kekeliruan dan kesalahan adalah tabiat
manusia.
Seorang da’i dari Siria (Mustafa Siba’i)
pernah menasihati kita, “Kita bukanlah kafilah malaikat, yang tak
pernah melakukan dosa dan kesalahan. Tapi kita bukan pula kafilah setan,
yang selalu melakukan kesalahan dan dosa. Kita adalah kafilah manusia.
Ada sifat-sifat malaikat yang kita miliki, tapi dominan sifat-sifat
setan yang ikuti. Jika engkau mengharapkan memiliki sahabat tanpa salah
dan dosa, maka engkau tak akan pernah mendapatkan sahabat dalam hidup
ini. Ia akan hidup menyendiri tanpa sahabat.”
“Sesungguhnya orang yang hidup untuk
dirinya sendiri, ia akan hidup kecil dan mati sebagai orang kecil.
Sedangkan orang yang hidup untuk umatnya, ia akan hidup mulia dan besar,
serta tidak akan pernah mati kebaikannya,” demikian kata Sayyid Qutub
dalam tafsirnya ‘fi zhilal al-Qur’an’.
Saudaraku,
Salah satu cara untuk meraih cinta Allah s.w.t dan ridha manusia adalah berbudi pekerti yang luhur. Karena tabiat dasar yang dimiliki manusia adalah senang melihat keelokan perangai dan keindahan pekerti orang-orang yang berada di dekatnya.
Salah satu cara untuk meraih cinta Allah s.w.t dan ridha manusia adalah berbudi pekerti yang luhur. Karena tabiat dasar yang dimiliki manusia adalah senang melihat keelokan perangai dan keindahan pekerti orang-orang yang berada di dekatnya.
Hanya dengan budi pekerti yang luhur,
kita dapat menarik hati orang lain. Artinya kecintaan orang terhadap
kita, tak bisa ditukar dengan lembaran-lembaran real, dolar dan rupiah.
Tidak pula dibeli dengan lempengan emas dan butiran mutiara. Tetapi ia
hanya dapat kira raih dengan menampilkan budi pekerti mulia.
Untuk itu, kasar dalam berinteraksi
terhadap sesama. Hilangnya rasa amanah. Sirnanya sebuah kelembutan hati.
Sikap mendua dan banyak berbasa basi. Sulit memaafkan kekhilafan orang
lain. Identik dengan kebohongan dan dusta. Dan yang seirama dengan itu.
Yang demikian itu menjadikan manusia menjauh dari kehidupan kita.
Terlebih, budi pekerti yang menawan akan
menjadi sebab kedekatan kita dengan Rasulullah s.a.w di surge kelak.
“Sesungguhnya orang yang paling aku cintai di antara kamu dan yang
paling dekat majlisnya dariku pada hari kiamat adalah orang yang paling
baik akhlaknya.” (HR. Tirmidi, no. 2018).
Jika Uwais al-Qarni dilempari batu oleh
anak-anak kecil, maka dia berkata, “Wahai saudara-saudaraku, jika memang
tidak ada pilihan yang lain, maka bolehlah kalian melempari aku, tetapi
dengan batu yang lebih kecil, agar betisku tidak berdarah sehingga
menghalangiku untuk melaksanakan shalat.”
Adalah Ibrahim bin Ardham pernah keluar
di tengah lembah. Di sana, dia berjumpa dengan seorang prajurit perang.
Kemudian dia bertanya, ”Di manakah tempat yang baik?.”
Maka Ibrahim menunjuk ke arah kuburan.
Tentara itu langsung memukul Ibrahim karena geram. Namun, ketika ada
seseorang yang memberi tahu bahwa orang yang dipukulnya itu adalah
Ibrahim bin Adham, maka tentara tersebut memeluk tangan dan kaki
Ibrahim, karena menyesali perbuatannya. Ibrahim berkata: “Ketika
kepalaku dipukul, aku memohon surga kepada Allah untuk orang ini. Aku
tahu bahwa aku diberi pahala karena pukulannya. Aku tidak ingin
mendapatkan kebaikan karena orang itu, sedangkan dia mendapatkan akibat
yang buruk dariku.”
Tanpa menampilkan budi pekerti luhur,
maka memiliki kekasih dan sahabat sejati hanya sekadar ibarat panggang
jauh dari api. Yang tak akan terwujud di alam realita kehidupan kita.
Bagaikan fatamorgana. Menjadi mimpi di siang hari.
Saudaraku,
Jika kita ingin meneruskan perjalanan hidup menuju Allah dengan tersenyum, banyak sahabat setia menemani kita, dan dicintai banyak orang. Hendaknya kita melepaskan diri kita dari hasad dan iri hati. Melandasi persaudaraan dan persahabatan di atas pondasi iman. Dan menghiasi diri dengan akhlak yang terpuji. Semoga kita mampu mewujudkannya. Amien. Wallahu a’lam bishawab.
Jika kita ingin meneruskan perjalanan hidup menuju Allah dengan tersenyum, banyak sahabat setia menemani kita, dan dicintai banyak orang. Hendaknya kita melepaskan diri kita dari hasad dan iri hati. Melandasi persaudaraan dan persahabatan di atas pondasi iman. Dan menghiasi diri dengan akhlak yang terpuji. Semoga kita mampu mewujudkannya. Amien. Wallahu a’lam bishawab.
Metro, 03 Desember 2015
Fir’adi Abu Ja’far
Fir’adi Abu Ja’far
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..