Segala puji hanyalah milik Allah Ta’ala yang telah menciptakan manusia. Shalawat dan salam kita curahkan kepada junjungan kita, Rasulullah SAW, keluarga, sahabat-sahabatnya, dan orang-orang yang berjalan di atas tuntunannya.
Kemudian tidak lupa kami wasiatkan kepada diri kami pribadi dan kepada jama’ah sekalian, marilah kita senantiasa meningkatkan iman dan taqwa kita, karena keimanan dan ketaqwaan merupakan sebaik-baik bekal menuju akhirat nanti.
Ma'asyiral muslimin, jama’ah Shalat jum’ah Rahimakumullah
Rasulullah SAW bersabda dalam suatu hadits :
"Ada 3 hal, siapa saja yang melakukan tiga hal itu, maka dia akan merasakan nikmatnya kehidupan beriman; (1) Beribadah hanya kepada Allah Azza wa Jalla dengan mengikrarkan bahwa "Tiada Tuhan yang haq diibadahi melainkan Dia (Allah)", (2) Menunaikan zakat hartanya yang baik menurut ukuran dirinya setiap tahun, dia tidak memberikan yang tua sekali, tidak yang kotor dan tidak yang sakit, tetapi yang (dia berikan adalah) hartanya yang sedang-sedang saja, karena Allah tidak meminta harta kalian yang terbaik dan juga tidak memerintakan agar kalian (mengeluarkan) yang jelek, (3) Menyucikan dirinya. Kemudian ada seseorang bertanya, "Apa tazkiyatun nufus (menyucikan diri) itu?" Dijawab oleh beliau, "Hendaklah dia mengetahui (menyadari) bahwa Allah bersamanya di mana pun dia berada". (HR. ath-Thabrani & al-Baihaqi dishahihkan oleh Syaikh al-Albany)
Rasulullah SAW menyebutkan dalam hadits di atas bahwa salah satu dari tiga hal yang mengantarkan seseorang mencapai gerbang kenikmatan hidup dalam naungan iman adalah dengan melakukan tazkiyatun nufus.
Ma'asyiral muslimin, jama’ah Shalat jum’ah Rahimakumullah
Tentang urgensi tazkiyatun nufus ini tidak dapat disangkal dan diragukan lagi. Sebab kesuksesan dan kebahagiaan seseorang di dunia maupun di akhirat tergantung pada "kesucian jiwanya", sebagaimana firman Allah Ta’ala, "
(Yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih." (QS. As-Syu'arâ': 88-89).
Bahkan tugas terpenting yang Allah bebankan di atas pundak Nabi Muhammad SAW adalah menyucikan jiwa ummatnya. Bisa kita lihat penjelasan al-Qur'an berkenaan dengan hal itu dalam surat al-Jumu'ah,
"Dialah yang mengutus seorang Rasul kepada kaum yang buta huruf dari kalangan mereka sendiri, yang (tugasnya adalah) membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menuyucikan mereka dan mengajarkan mereka Al-Kitab (Al-Qur'an) dan Al-Hikmah (As-Sunnah), dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata". (QS. Al-Jumu'ah: 2)
Disamping kita berusaha untuk mensucikan jiwa, kita juga harus memohon pada Allah melalui do’a. karena amal shalih serta usaha yang dilakukan seseorang tanpa ada rahmat dan kasih sayang Allah tidak akan didapatkan. Di antara do'a diajarkan Islam dan sering dipanjatkan oleh Rasulullah SAW agar senantiasa diberikan kesucian jiwa adalah :
اللهم آتي تقواها و زكاها و أنت خير من زكاها أمنت وليها ومولاها
"Ya
Allah anugerahi kepada jiwaku ketaqwaan, sucikanlah dia (jiwaku) karena
Engkaulah sebaik-baik Dzat yang menyucikannya, Engkaulah wali dan
penolongnya". (HR. Muslim)
Ma'asyiral muslimin, jama’ah Shalat jum’ah Rahimakumullah
Ma'asyiral muslimin, jama’ah Shalat jum’ah Rahimakumullah
Tazkiyatun nafs tidak akan terlaksana kecuali dengan beberapa amalan. Sedangkan amamaln-amalan di bawah ini tidak akan banyak berfungsi jika hanya sebatas ilmu tanpa ada usaha untuk mengamalkan. Dianta amalan-amalan tersebut adalah :
1. Merealisasikan Tauhid. Ini hal yang paling penting dalam melakukan Tazkiyatun Nufus, sebagaimana dijelaskan oleh al-Qur'an:
"Dan kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menyekutukan-Nya, (yaitu) orang-orang yang tidak menunaikan zakat (tauhid) dan mereka kafir akan adanya (kehidupan) akhirat". (QS. Fushshilat: 6-7)
2. Menjaga Amalan Hati; ikhlas, cinta, takut, harapan, tawakkal, sabar, ridha, tunduk, patuh dan lain-lain. Perlu diketahui bahwa amalan hati jauh lebih utama daripada amalan lahiriah, karena amalan lahiriah adalah cerminan hati, kalau hatinya bersih akan menampilkan amalan yang bersih dan begitu pula sebaliknya.
3. Menunaikan shalat. Shalat adalah realisasi tauhid yang paling utama, sebab shalat itu menyucikan jiwa kita dari segala kotoran dosa dan maksiat. Rasulullah SAW menjelaskan hal itu dalam hadits berikut,
"Bagaimana menurut kalian kalau sebuah sungai ada di depan pintu rumah salah seorang di antara kalian (dan) dia mandi di situ 5 kali dalam sehari, apakah menurut kalian masih ada kotoran yang menempel pada tubuhnya?" Mereka menjawab, "Tentu tidak ada". Lalu beliau bersabda, "Demikian halnya dengan shalat yang lima waktu, yang dengannya Allah membersihkan dosa-dosa yang diperbuat nya". (HR. al-Bukhari dan Muslim).
4. Melaksanakan perintah dan menjauhi segala larangan Allah dan Rasul-Nya. Jika Allah melarang untuk melihat hal yang diharamkan Allah, maka ia taati. Karena hal tersebutlah yang akan menjadikan hatinya suci. Allah telah berfirman,
"Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat". (QS. An-Nur: 30)
5. Bermuhasabah. Bermuhasabah artinya menghitung-hitung diri. Sudahkah kita berada di jalan Islam? Sudahkah kita melaksanakah perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya? Karena dengan muhasabah akan menjadikan seorang muslim lebih baik dari hari sebelumnya. Allah Ta’ala memerintahkan kita untuk bermuhasabah, sebagaimana dalam firman-Nya,
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Hasyr: 18)
Sebagai penutup khotbah jum’ah kali ini, ada sebuah perkataan salaf yang cukup menarik, Maimun bin Mihron berkata :
“Seorang hamba tidak dikatakan bertakwa hingga ia menghisab dirinya lebih dibandingkan menghisab saudaranya. Sampai ia mengetahui dari mana makanannya, dari mana minumannya dan dari mana pakaiannya, apakah dari yang halal atau haram”.
Marilah kita menanamkan tekad sebesar-besarnya untuk mensucikan diri kita, karena hanya dengan kesucian jiwa kita akan mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat.
[kholis]
sumber : www.addakwah.com
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..