Tarbiyah adalah aktivitas manusia yang
memiliki titik tolak sendiri, dan mempunyai kandungan kemasyarakatan. Ia
adalah jalan hidup bahkan hidup itu sendiri. Semenjak Adam – alaihis
salam — manusia telah melakukan aktivitas tarbiyah terhadap anak-anak
dan mereka yang masih dalam usia pertumbuhan. Agar dapat membantu mereka
untuk berkembang sehat di masa hidu p mereka kini dan masa datang, dan
agar dapat dipenuhi segala kebutuhan mereka, baik kebu tuhan
perkembangan fisik, ruhiyyah, perasaan maupun perilaku. Juga u ntuk
mempersiapkan masa depan mereka sebagai individu maupun anggota
masyarakat.
Tarbiyah menjadi sangat penting karena
ia dapat mengubah seorang anak manusia dari hanya sekedar makhluk
menjadi insan yang memiliki kepribadian berbeda.
Tarbiyah yang Kita Inginkan
Jika tarbiyah memiliki urgensi demikian penting, maka kita patut bertanya: “Seperti apakah tarbiyah yang kita inginkan?”
Dunia Islam telah bertahun-tahun mencoba
manhaj tarbiyah yang diimpor dari timur maupun barat, namun tak
sekalipun menghasilkan generasi yang sholih, tak pernah mengangkat
kondisi ummat dan menyelamatkannya dari kejatuhan.
Oleh karena itu wajib bagi Dunia Islam
untuk kembali ke sumbernya yang orisinil, jernih dan cemerlang. Dialah
Manhaj Allah dan Metode Rasul-Nya yang kekal dan sesuai dengan segala
tempat dan zaman. Di sini muncul sebuah pertanyaan: “Apakah keistimewaan
Tarbiyah Islamiyah dibanding yang lain?”
Keistimewaan Tarbiyah Islamiyyah
1. Tarbiyah Insaniyyah
Diantara keistimewaan Tarbiyah
Islamiyyah yang bersumber dari tashawwur (persepsi) Islam yang jelas
terhadap manusia, alam dan kehidupan, adalah keberadaannya sebagai
Tarbiyah Insaniyyah. Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- telah
menjelaskan rantai hu bungan tarbiyah ini dengan sabdanya:
“Perumpamaanku dan nabi-nabi sebelum ku seperti seorang laki-lakiyang
membangun sebuah rumah yang baik, lalu ia menghias dan memperindahnya
kecuali sebuah batu bata di sudut rumah itu. Kemudian orang-orang
mengelilinginya dan mengaguminya sambil berkata: “Mengapa tidak
diletakkan batu bata di sini?” Akulah batu bata itu dan akulah penutup
para nabi.” (HR. Mu slim).
Ini adalah risalah sepanjang zaman,
untuk setiap tempat, bersumber dari Allah (rabbaniyyah), dan memiliki
kandungan kemanusiaan. Ketika metode Tarbiyah lain bertujuan
mempersiapkan warga negara yang baik dan penuh dengan fanatisme, maka
tarbiyah islamiyyah menjamin terbentuknya manu sia yang baik dan mampu
menjaga kemanusiaannya.
2. Tarbiyah yang lengkap dan seimbang
Berbagai manhaj pendidikan berusaha
memperbaiki sisi tertentu kehidupan manusia, ada yang memfokuskan pada
jasadnya, akalnya, atau jiwanya saja. Hanya Islam yang mampu memperbaiki
jiwa manusia, akal dan jasadnya secara seimbang dan menjadi satu
kesatuan.
3. Tarbiyah yang realistis
Tarbiyah Islamiyyah mendidik manusia
dengan realitas kemanusiannya, ia bukan malaikat, bukan pula hewan.
Islam mengenal kelemahan manusia di hadapan bujukan dan rayuan,
mengetahui kelemahannya menjalankan beban kehidupan.
4. Tarbiyah ‘Amaliyyah
Dengan Tarbiyah, kata-kata berubah
menjadi amal atau akhlaq utama atau pembinaan perilaku sesuai dengan
eksistensi manusia yang diinginkan oleh Islam.
5. Tarbiyah yang terus-menerus sepanjang hayat dari buaian sampai liang lahat.
6. Tarbiyah yang bertahap, karena tidak
mungkin mengubah manusia dari akhlaq lamanya yang menyeleweng, menjadi
akhlaq baru yang lurus sekejap mata.
7. Tarbiyah Akhlaqiyyah, karena akhlaq
dalam tarbiyah Islamiyyah bukanlah barang dagangan atau kepentingan,
tetapi akhlaq adalah keseluruhan karakter mulia yang wajib dimiliki
manusia, yang membedakannya dari makhluk lain dalam berpikir dan
berperilaku.
8. Tarbiyah yang menghidupkan hati
nurani. Hati nurani adalah penggerak utama pada diri manusia menuju
keutamaan, dan penghalang dari kehinaan. Untuk itu tarbiyah islamiyyah
berusaha menghidupkan hati yang dapat merasakan pengawasan Allah sebelum
pengawasan makhluk-Nya, mengharapkan balasan akhirat sebelum balasan
dunia, dan takut kepada siksa Allah di dunia dan akhirat sebelum
memandang hukuman dunia. Dengan demikian, semua perbuatan pemilik hati
ini akan lurus baik ketika sendiri atau di depan umum, dan menjadi
anggota masyarakat yang baik sekaligus melakukan perbaikan.
9. Tarbiyah yang dapat mengapresiasikan
keindahan Apresiasi keindahan adalah keistimewaan manusia yang sangat
diperhatikan oleh tarbiyah islamiyyah. Sasarannya agar manusia dapat
merasakan dan mengapresiasikan keindahan lingkungannya meskipun dari
kejauhan dan dan berbagai tingkatannya.
Perangkat-perangkat Tarbiyah Pelajar/Mahasiswa
Banyak perangkat yang mungkin digunakan
dalam tarbiyah thullabiyyah untu k merealisasikan sasaran praktis
tarbiyah dan integralitasnya :
1. Pengajar dan Guru Besar (Ustadz)
Ia adalah seorang mumajjih, mursyid, dan
guru sebagaimana ia adalah murobbi dan qudwah. Di atas pundaknyalah
tanggung jawab besar tarbiyah, merealisasikan sasaran tarbiyah, dan
menyempurnakan kerja-kerja pengajaran. Kepadanyalah pandangan dan
sorotan mata para siswa diarahkan, telinga mereka mendengar, dan hati
mereka memahami. Sekali lagi guru adalah qudwah dalam ucapan, amal,
penampilan dan keadaannya.
2. Pemimpin-pemimpin Amal Thullabi
Pengaruh pemimpin Amal Thullabi sangat
besar dalam amal tarbawi seperti peran guru dan ustadz, karena pandangan
mata para siswa juga terarah kepada mereka, menjadikan mereka sebagai
contoh dan mengikuti arahan mereka. Oleh karena itu para aktivis dan
pemimpin Amal Thullabi harus terlibat aktif dalam amal tarbawi dengan
perbuatan sebelum perkataan.
3. Manhaj Tarbawi
Masih banyak kekurangan dalam manhaj
tarbawi yang terjadi di berbagai lembaga pendidikan di dunia Islam. Kita
menyaksikan lembaga-lembaga itu begitu memperhatikan prestasi ilmiah
tetapi meninggalkan proses pendidikan untuk mencetak orang yang mampu
berijtihad secara fardi dan belajar mandiri.
Oleh karena itu, aktivis Amal Thullabi
harus melakukan kajian terhadap manhaj tarbawi, penerapannya di
masyarakat, dan meletakkan langkah-langkah yang tepat untuk
menjalankannya bagi seluru h pelajar/mahasiswa secara umum dan internal
Amal Thullabi, serta terus memutabaah dan mengevaluasinya.
Manhaj tarbawi harus berangkat dari
prinsip-prinsip Islam, memperhatikan adat masyarakat yang lurus, dan
sesuai visi kita di masa depan. Manhaj tarbawi juga harus memperhatikan
integralitas cakupannya, sehingga tidak meninggalkan satu sisipu n yang
penting. Terakhir, manhaj tarbawi harus bersifat aplikatif, memadukan
antara pendalaman teori dengan program amalinya.
4. Tarbiyah ‘Amaliyyah
Pentingnya tarbiyah amaliyyah sangat
terlihat dalam kehidupan mahasiswa. Karena tarbiyah amaliyyah-lah yang
mampu menjawab tantangan dunia mahasiswa yang dinamis, enerjik, selalu
baru dan setiap hari terjadi banyak peristiwa dan aktivitas. Dengan
demikian nilai-nilai yang tertanam akan semakin kuat, tarbiyah makin
mampu mengangkat semangat, dan mengokohkan pola pikir dalam menghadapi
peristiwa di lapangan.
Sehingga buah dan pengaruh tarbiyah pada diri mahasiswa semakin besar dan dirasakan.
sumber : hasanalbanna
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..