Tarbiyah menjadi sangat penting karena 
ia dapat mengubah seorang anak manusia dari hanya sekedar makhluk 
menjadi insan yang memiliki kepribadian berbeda.
Tarbiyah yang Kita Inginkan 
Jika tarbiyah memiliki urgensi demikian penting, maka kita patut bertanya: “Seperti apakah tarbiyah yang kita inginkan?”
Dunia Islam telah bertahun-tahun mencoba
 manhaj tarbiyah yang diimpor dari timur maupun barat, namun tak 
sekalipun menghasilkan generasi yang sholih, tak pernah mengangkat 
kondisi ummat dan menyelamatkannya dari kejatuhan.
Oleh karena itu wajib bagi Dunia Islam 
untuk kembali ke sumbernya yang orisinil, jernih dan cemerlang. Dialah 
Manhaj Allah dan Metode Rasul-Nya yang kekal dan sesuai dengan segala 
tempat dan zaman. Di sini muncul sebuah pertanyaan: “Apakah keistimewaan
 Tarbiyah Islamiyah dibanding yang lain?”
Keistimewaan Tarbiyah Islamiyyah 
1. Tarbiyah Insaniyyah
Diantara keistimewaan Tarbiyah 
Islamiyyah yang bersumber dari tashawwur (persepsi) Islam yang jelas 
terhadap manusia, alam dan kehidupan, adalah keberadaannya sebagai 
Tarbiyah Insaniyyah. Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- telah 
menjelaskan rantai hu bungan tarbiyah ini dengan sabdanya: 
“Perumpamaanku dan nabi-nabi sebelum ku seperti seorang laki-lakiyang 
membangun sebuah rumah yang baik, lalu ia menghias dan memperindahnya 
kecuali sebuah batu bata di sudut rumah itu. Kemudian orang-orang 
mengelilinginya dan mengaguminya sambil berkata: “Mengapa tidak 
diletakkan batu bata di sini?” Akulah batu bata itu dan akulah penutup 
para nabi.” (HR. Mu slim).
Ini adalah risalah sepanjang zaman, 
untuk setiap tempat, bersumber dari Allah (rabbaniyyah), dan memiliki 
kandungan kemanusiaan. Ketika metode Tarbiyah lain bertujuan 
mempersiapkan warga negara yang baik dan penuh dengan fanatisme, maka 
tarbiyah islamiyyah menjamin terbentuknya manu sia yang baik dan mampu 
menjaga kemanusiaannya.
2. Tarbiyah yang lengkap dan seimbang
Berbagai manhaj pendidikan berusaha 
memperbaiki sisi tertentu kehidupan manusia, ada yang memfokuskan pada 
jasadnya, akalnya, atau jiwanya saja. Hanya Islam yang mampu memperbaiki
 jiwa manusia, akal dan jasadnya secara seimbang dan menjadi satu 
kesatuan.
3. Tarbiyah yang realistis
Tarbiyah Islamiyyah mendidik manusia 
dengan realitas kemanusiannya, ia bukan malaikat, bukan pula hewan. 
Islam mengenal kelemahan manusia di hadapan bujukan dan rayuan, 
mengetahui kelemahannya menjalankan beban kehidupan.
4. Tarbiyah ‘Amaliyyah
Dengan Tarbiyah, kata-kata berubah 
menjadi amal atau akhlaq utama atau pembinaan perilaku sesuai dengan 
eksistensi manusia yang diinginkan oleh Islam.
5. Tarbiyah yang terus-menerus sepanjang hayat dari buaian sampai liang lahat.
6. Tarbiyah yang bertahap, karena tidak 
mungkin mengubah manusia dari akhlaq lamanya yang menyeleweng, menjadi 
akhlaq baru yang lurus sekejap mata.
7. Tarbiyah Akhlaqiyyah, karena akhlaq 
dalam tarbiyah Islamiyyah bukanlah barang dagangan atau kepentingan, 
tetapi akhlaq adalah keseluruhan karakter mulia yang wajib dimiliki 
manusia, yang membedakannya dari makhluk lain dalam berpikir dan 
berperilaku.
8. Tarbiyah yang menghidupkan hati 
nurani. Hati nurani adalah penggerak utama pada diri manusia menuju 
keutamaan, dan penghalang dari kehinaan. Untuk itu tarbiyah islamiyyah 
berusaha menghidupkan hati yang dapat merasakan pengawasan Allah sebelum
 pengawasan makhluk-Nya, mengharapkan balasan akhirat sebelum balasan 
dunia, dan takut kepada siksa Allah di dunia dan akhirat sebelum 
memandang hukuman dunia. Dengan demikian, semua perbuatan pemilik hati 
ini akan lurus baik ketika sendiri atau di depan umum, dan menjadi 
anggota masyarakat yang baik sekaligus melakukan perbaikan.
9. Tarbiyah yang dapat mengapresiasikan 
keindahan Apresiasi keindahan adalah keistimewaan manusia yang sangat 
diperhatikan oleh tarbiyah islamiyyah. Sasarannya agar manusia dapat 
merasakan dan mengapresiasikan keindahan lingkungannya meskipun dari 
kejauhan dan dan berbagai tingkatannya.
Perangkat-perangkat Tarbiyah Pelajar/Mahasiswa 
Banyak perangkat yang mungkin digunakan 
dalam tarbiyah thullabiyyah untu k merealisasikan sasaran praktis 
tarbiyah dan integralitasnya :
1. Pengajar dan Guru Besar (Ustadz)
Ia adalah seorang mumajjih, mursyid, dan
 guru sebagaimana ia adalah murobbi dan qudwah. Di atas pundaknyalah 
tanggung jawab besar tarbiyah, merealisasikan sasaran tarbiyah, dan 
menyempurnakan kerja-kerja pengajaran. Kepadanyalah pandangan dan 
sorotan mata para siswa diarahkan, telinga mereka mendengar, dan hati 
mereka memahami. Sekali lagi guru adalah qudwah dalam ucapan, amal, 
penampilan dan keadaannya.
2. Pemimpin-pemimpin Amal Thullabi
Pengaruh pemimpin Amal Thullabi sangat 
besar dalam amal tarbawi seperti peran guru dan ustadz, karena pandangan
 mata para siswa juga terarah kepada mereka, menjadikan mereka sebagai 
contoh dan mengikuti arahan mereka. Oleh karena itu para aktivis dan 
pemimpin Amal Thullabi harus terlibat aktif dalam amal tarbawi dengan 
perbuatan sebelum perkataan.
3. Manhaj Tarbawi
Masih banyak kekurangan dalam manhaj 
tarbawi yang terjadi di berbagai lembaga pendidikan di dunia Islam. Kita
 menyaksikan lembaga-lembaga itu begitu memperhatikan prestasi ilmiah 
tetapi meninggalkan proses pendidikan untuk mencetak orang yang mampu 
berijtihad secara fardi dan belajar mandiri.
Oleh karena itu, aktivis Amal Thullabi 
harus melakukan kajian terhadap manhaj tarbawi, penerapannya di 
masyarakat, dan meletakkan langkah-langkah yang tepat untuk 
menjalankannya bagi seluru h pelajar/mahasiswa secara umum dan internal 
Amal Thullabi, serta terus memutabaah dan mengevaluasinya.
Manhaj tarbawi harus berangkat dari 
prinsip-prinsip Islam, memperhatikan adat masyarakat yang lurus, dan 
sesuai visi kita di masa depan. Manhaj tarbawi juga harus memperhatikan 
integralitas cakupannya, sehingga tidak meninggalkan satu sisipu n yang 
penting. Terakhir, manhaj tarbawi harus bersifat aplikatif, memadukan 
antara pendalaman teori dengan program amalinya.
4. Tarbiyah ‘Amaliyyah
Pentingnya tarbiyah amaliyyah sangat 
terlihat dalam kehidupan mahasiswa. Karena tarbiyah amaliyyah-lah yang 
mampu menjawab tantangan dunia mahasiswa yang dinamis, enerjik, selalu 
baru dan setiap hari terjadi banyak peristiwa dan aktivitas. Dengan 
demikian nilai-nilai yang tertanam akan semakin kuat, tarbiyah makin 
mampu mengangkat semangat, dan mengokohkan pola pikir dalam menghadapi 
peristiwa di lapangan.
Sehingga buah dan pengaruh tarbiyah pada diri mahasiswa semakin besar dan dirasakan.
sumber : hasanalbanna 
 
 
 
 
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..