Assalamu Alaikum, Selamat datang Saudaraku. Semoga BLOG ini bermanfaat dan harapan kami agar Anda sering datang berkunjung. Wassalam. ==> YAHYA AYYASY <==

Konsep Diri Unggul

Susunan Konsep Diri

Konsep Diri seseorang yang terbentuk dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya memiliki susunan berikut ini:

Aku Diri
Aku Diri adalah Persepsi diri tentang diri sendiri. Aku diri merupakan seperti yang aku pahami. Ia merupakan pemahaman subjektif diri sendiri tentang kondisi objektif diri. Ada pemahaman yang terbentuk secara tidak sadar dan ada yang terbentuk secara sadar. Setiap kita mengetahui bahwa kita itu seperti yang kita pahami. Aku diri melahirkan kesadaran internal atas diri sendiri. Kesadaran ini membentuk penilaian atas diri yang disebut self esteem (harga diri)

Aku Sosial
Aku Sosial adalah Persepsi orang lain tentang diri sendiri. Ia merupakan pemahaman subjektif orang lain tentang kondisi objektif diri. Pemahaman orang lain tentang diri bisa mempengaruhi diri orang tersebut. Aku Sosial melahirkan kesadaran internal atas diri lingkungan. Kesadaran ini membentuk penilaian atas diri menurut lingkungan yang disebut self image (citra diri)

Aku Ideal
Aku ideal adalah kondisi akhir yang diinginkan bagi diri sendiri. Aku ideal merupakan visi dan proyeksi diri di masa depan. Aku ideal ini melahirkan kesadaran internal atas misi hidup. Kesadaran atas kondisi yang diinginkan akan membentuk ideal self (ideal diri)

Rogers menyatakan bahwa Konsep Diri individu yang sehat adalah ketika konsiten dengan pikiran, pengalaman dan perilaku. Konsep Diri yang kuat bisa mendorong seseorang menjadi fleksibel dan memungkinkan ia untuk berkonfrontasi dengan pengalaman atau ide baru tanpa merasa terancam.

Konsep Diri Unggul (Excellent Self Concept) adalah ketika ada keselarasan aku diri dan aku sosial dengan panduan aku ideal yang bersumber dari nilai-nilai dan ajaran universal dari Sang Maha Pencipta.
Namun pada faktanya, dalam ruang kepribadian seseorang terkadang ada dominasi salah satu di antara ketiganya. Ada orang yang dominan Aku Dirinya, ada yang dominan Aku Sosialnya, dan ada yang dominan Aku Idealnya.

Anis Matta Lc menyatakan bahwa dominasi salah satu di antara ketiganya akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku seseorang. Berikut adalah gambarannya:

Orang yang Aku Diri terlalu dominan dibandingkan Aku Sosial dan Aku Ideal biasanya memiliki ciri percaya diri tinggi, realistis, pragmatis, tertutup, narsis, egois dan sangat Mandiri tapi tidak mampu bekerja sama
Orang yang Aku Sosialnya terlalu dominan dibandingkan Aku Diri dan Aku Ideal biasanya memiliki ciri kehilangan jati dirinya yang asli, sangat bergantung kepada dukungan lingkungan, tidak bisa mandiri, minder/ rendah diri, dikendalikan secara eksternal oleh lingkungan, dan bisa bekerja sama, tapi tidak berpengaruh
Orang yang Aku Idealnya terlalu dominan dibandingkan Aku Diri dan Aku Sosial biasanya memiliki ciri cenderung menjadi pemimpi, tidak realistis, biasa bersemangat tapi juga tidak berdaya, retoris tapi tidak punya rencana aksi yang nyata, optimis tapi tidak produktif, dan bisa bekerja sama tapi tidak punya bidang kontribusi yang jelas

Gambaran Al Qur’an
Akumulasi dari Aku Diri, Aku Sosial dan Aku Ideal akan membentuk konsep diri kita. Yang terbaik tentu saja ada keselarasan di antara ketiga hal tersebut. Sebagai contoh adalah yang diungkapkan dalam Al Qur’an:
“Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani Israil) berkatalah dia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah "Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: 

"Kamilah penolong-penolong (agama) Allah. Kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah muslimin (orang-orang yang berserah diri). Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah kami ikuti rasul, karena itu masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah ).” (QS Ali Imran ayat 52-53)

Ayat ini teramat jelas menggambarkan doa para pengikut Nabi Isa a.s. yang berbunyi, “Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah kami ikuti rasul, karena itu masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah ).” Inilah doa berupa harapan dan keinginan mereka untuk termasuk golongan syahidin (yang menjadi saksi atas keesaan Allah SWT). Doa itulah visi dan misi hidup mereka. Itulah Aku Ideal Mereka.

Selain itu, Aku Diri mereka tampak jelas dalam statemen "Kamilah penolong-penolong (agama) Allah. Kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah muslimin (orang-orang yang berserah diri)”. Ya, mereka memiliki persepsi bahwa diri mereka adalah muslim dan mereka tidak malu untuk mendeklarasikan keislaman mereka kepada dunia. Inilah Aku Diri.

Kemudian, sejarah pun mencatat bahwa para pengikut setia Nabi Isa a.s. berkorban keringat, air mata, bahkan nyawa untuk membela agama Allah bersama Sang Nabi. Maka mereka diberi gelar hawariyyun (Sahabat setia). Masyarakat pun menjadi saksi atas konsistensi, persistensi dan resistensi mereka dalam membela Allah. Sang Pencipta pun mengakui dan mengabadikan dalam kitab suci-Nya. Pandangan di luar diri mereka inilah yang disebut Aku Sosial.

Pada hakikatnya syahidin = muslimin = hawariyyun adalah sama karena intinya orang yang beriman kepada-Nya dan komitmen dengan ajaran-ajaran-Nya. Tidak ada jarak lagi antara Aku Diri, Aku Sosial dan Aku Ideal mereka. Ayat tersebut memberi contoh konsep diri unggul (excellent self concept) yang menjadikan mereka sebagai pribadi unik yang menyejarah!

Berbeda dengan Yudas Iskariot yang mengaku beriman kepada Allah dan kenabian Isa a.s. tapi justru bersekongkol dengan Yahudi yang hendak membunuh Nabi Isa a.s. Terjadi kekacauan dalam Aku Diri, Aku Sosial dan Aku Idealnya. Maka Yudas Iskariot justru diserupakan oleh Allah dengan Nabi Isa sehingga dia sendiri yang menjadi korban penyaliban, sementara Nabi Isa a.s. diselamatkan oleh Allah SWT. Sejarah pun mengabadikan Yudas Iskariot sebagai pengkhianat.
Lalu, bagaimanakah susunan konsep diri kita?

H. Indra Kusumah, S.Psi., M.Si., CHt.
Direktur LMT TRUSTCO Bandung

0 Komentar:

Posting Komentar

Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..

Recent Post widget Inspirasi Rabbani

Menuju

Blog Tetangga

Blog Tetangga
Klik Gambar untuk Berkunjung

Luwuk Banggai SULTENG

Luwuk Banggai SULTENG
ebeeee......