Penjara bukan terminal akhir bagi
perjalangan seorang pejuang. Dalam sejarahnya, dia sering menjadi tempat
singgah para pejuang melawan kezaliman.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata,
“Apa yang dapat diperbuat musuhku? Surgaku ada di dadaku. Dipenjara
adalah menyepi (khalwat), dibunuh adalah syahid, dan dibuang adalah
berwisata.
Dipenjara karena membawa kebenaran jelas
lebih mulia dibanding orang yang bebas karena pandai menyimpan
kejahatan. Fisik dapat dipenjara, namun keyakinan, fikrah, spirit
perjuangan, cita-cita dan khayalan tidak dapat dipenjara!
Lagipula, asalnya, sebagai Muslim kita ini terpenjara oleh ajaran dan ketentuan Allah. “Dunia adalah penjara mukmin dan surga orang kafir.” (HR. Muslim)
Suatu saat Hasan Al-Basri yang
berpakaian bagus berjalan, lalu dihadang seorang non Muslim yang
keadannya lusuh. Maka dia bertanya kepadanya, “Ya Syaikh, katanya dunia
adalah penjara seorang mukmin dan surga orang kafir, kenapa engkau
tampak perlente sedangkan saya menderita?”
Hasan Al Basri menjawab, “Seenak-enaknya
orang Muslim di dunia, dibanding kemewahan dan kebebasan surga, maka
dunia baginya bagai penjara.”
“Sedangkan orang kafir,
semenderita-menderitanya di dunia, dibanding kepedihan dan kesengsaraan
di neraka, maka dunia baginya bagai surga.”
Jika ada akitifis dakwah dipenjara
karena sepak terjang dakwahnya, ketahuilah, ini bukan yang pertama dan
terakhir kali! Imam Ahmad, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Sayid Quthb,
HAMKA, Syaikh Muhammad Al Ghazali adalah di antara dai yang pernah
dipenjara. Jasad mereka telah terkubur, namun semangat mereka tetap
‘hidup’.>>sumber Inspirasi Rabbani
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..