Kita mungkin akan lebih kuat apabila situasi dan peristiwa yang tidak kita inginkan itu sudah kita duga sebelumnya, sehingga ada waktu yang memadai untuk melakukan antisipasi.
Akan tetapi, apa yang akan dilakukan para pahlawan mukin sejati apabila mereka menghadapi situasi dan peristiwa yang tidak mereka inginkan dan tanpa mereka duga sebelumnya? Ini jelas berbeda dengan situasi sebelumnya. Di sana kita mempunyai waktu yang memadai untuk melakukan antisipasi,tetapi di sini kita tidak mempunyai waktu itu.
Di sana secara psikologis kita akan lebih siap, tetapi di sini kita tidak terlalu siap. Namun, saat-saat seperti ini akan selalu terulang dalam kehidupan para pahlawan mukimin sejati. Saat-saat seperti ini merupakan saat yang paling rumit dalam hidup mereka. Dan inilah salah satu momentum kepahlawan dalam hidup mereka.
Yang pertama kali mereka lakukan adalah menerima kenyataan itu apa 
adanya. Mereka tidak menolaknya, tidak juga mencela atau mengumpatnya. 
Dalam situasi seperti itu mereka menjadi sangat realistis; situasi atau 
peristiwa itu sudah terjadi, ia sudah menjadi kenyataan yang tidak dapat
 ditolak. Maka, jalan terbaik adalah menerimanya apa adanya. Tentu saja,
 tidaklah cukup hanya dengan menerima situasi dan peristiwa itu apa 
adanya. Maka, yang selanjutnya mereka lakukan adalah menentukan 
kemungkinan paling buruk yang dapat mengalihkan arah perjalanan mereka 
menuju kepahlawan. Jalan menuju kepahlawan itu haruslah jelas, sejelas 
matahari dalam benak dan kesadarannya.
Dengan begitu, ia mengetahui semua kemungkinan yang dapat mengalihkan 
arah perjalanannya. Misalnya, hadirnya situasi atau peristiwa tertentu 
di luar kehendaknya dan di luar dirinya serta tanpa ia duga sebelumnya, 
namun ia menyentuh dan mempengaruhi kehidupannya secara keseluruhan.
Itulah poin paling penting yang harus ia tentukan ketika selanjutnya ia 
berinteraksi dengan peristiwa atau situasi tersebut. Apabila poin yang 
dapat mengalihkan arah perjalanannya telah is temukan, maka langkah 
selanjutnya adalah mengadaptasikan dirinya dengan situasi-situasi baru 
yang terjadi setelah perubahan keadaan tersebut. Pikiran, jiwa, dan 
ruhnya harus belajar hidup normal dalam situasi-situasi baru tersebut.
Akan tetapi, dalam proses itu pula ia mencoba menemukan celah yang dapat
 mengambalikan kekuatan dirinya secara penuh, menemukan saat-saat 
keseimbangan optimalnya dari seluruh instrumen kepribadiannya dan 
memuntahkan karya-karya terbaiknya dalam situasi-situasi tersebut. Ia 
melampaui dengan tenang seluruh hambatan-hambatan yang merintanginya 
dalam situasi-situasi baru itu.
Kalau politik didefinisikan sebagai seni kemungkinan, kepahlawanan adalah kebalikannya; seni ketidakmungkinan.[]
sumber : pkspiyungan.org 
 

 
 
 
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..