Al-Hamdulillah, segala puji untuk Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah -Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Berikut ini adalah bacaan istighfar yang sangat mashur di baca di bulan Rajab.
أَسْتَغْفِرُ اللهَ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
"Aku memohon ampun kepada Allah Yang
tiada Tuhan (berhak diibadahi) kecuali Dia Semata yang tiada sekutu
bagi-Nya, dan aku bertaubat kepada-Nya."
Keutamaan bacaan tadi, apabila dibaca
seratus kali lalu ditutup dengan sedekah, maka Allah akan menutup
hayatnya dengan rahmat dan maghfirah. Siapa yang membacanya empat ratus
kali maka Allah akan mencatat untuknya pahala seratus syahid.
Namun ternyata, bacaan di atas tidak
memiliki landasan dari hadits. Tidak ditemukan bacaan di atas berikut
dengan keutamaannya dalam kitab-kitab sunnah dan atsar. Tak seorang
ulama ahli hadits yang mengenal atau mengetahui riwayatnya. Bahkan dalam
kitab-kitab hadits dusta dan palsu milik para ulama terdahulu juga
tidak ditemukan.
Anehnya riwayat tersebut ditemukan di
sebagian kitab Syi'ah yang dipenuhi dengan riwayat-riwayat dusta tanpa
disertakan isnad dan hukumnya. Ibnu Thawus –Ali bin Musa bin Ja'far-
wafat tahun 774 H, telah menyebutkannya dalam kitabnya Iqbal al-A'mal (3/216), namun riwayat tersebut tidak ditemukan dalam kitab-kitab Syi'ah yang lebih tua darinya.
Ibnu Thawus menyebutkannya tanpa isnad
dengan redaksi: Pasal yang kami sebutkan dari keutamaan istighfar,
tahlil dan taubat di bulan Rajab: Kami dapatkan hal itu diriwayatkan
dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beliau bersabda: "Siapa yang membaca di bulan Rajab:
أَسْتَغْفِرُ اللهَ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
Seratus kali dan menutupnya dengan
sedekah, maka Allah akan menutup hayatnya dengan rahmat dan maghfirah.
Siapa yang membacanya empat ratus kali, Allah mencatat untuknya pahala
seratus orang mati syahid. Apabila ia berjumpa dengan Allah pada hari
kiamat, Allah berfirman kepadanya: "Engkau telah mengakui kerajaan-Ku.
Maka berangan-anganlah terhadap-Ku sesukamu sehingga Aku memberikannya
kepadamu. Sesungguhnya tidak ada yang kuasa menakdirkan (segala sesuatu)
selain-Ku."
Riwayat serupa juga terdapat dalam kitab
syi'ah yang lain seperti Wasail al-Syi'ah, karya Al-Hur al-'Amili, Juz:
10/484, dan kitab-kitab Syi'ah yang lain.
Dengan ini maka sudah jelas tanda-tanda kepalsuan hadits ini ditinjau dari beberapa sisi:
Pertama, haditsnya tidak memiliki sanad.
Kedua, hanya
kitab Syi'ah Rafidhah yang menyebutkan riwayat ini. Sehingga wajib
diwaspadai penyebaran hadits-hadits semacam ini yang bersumber dari
kitan Syi'ah yang berisi kedustaan dan kebohongan.
Ketiga, hadits
ini berkaitan dengan keutamaan bulan Rajab, padahal secara umum para
ulama memperingatkan agar berhati-hati terhadap riwayat-riwayat yang
menyebutkan tentang masalah ini. Banyak sekali hadits-hadits maudhu'
yang membicarakan masalah ini sehingga sebagian ulama menyusun kitab
khusus tentangnya, seperti al-Hafidz Ibnu Hajar al-'Asqalani rahimahullah
dalam kitabnya: Tabyin al-'Ajab Bimaa Warada Fii Fadhli Rajab. Beliau
berkata, "Tidak ada hadits shahih yang layak dijadikan hujjah dalam
menerangkan keutamaan bulan Rajab, puasa Rajab, dan puasa hari tertentu
di dalamnya, tidak pula tentang qiyamullail khusus di dalamnya." (Tabyin
al-'Ajab: 11)
Keempat,
menggampangkan dalam urusan pahala, seperti menetapkan amal ringan di
bulan Rajab dengan pahala seratus syahid dan ganjaran lebih lainnya. Hal
serupa tidak terdapat dalam syariat yang shahihah. Wallahu Ta'ala
A'lam. [PurWD/voa-islam.com]
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..