ilustrasi foto yunadha1881.wordpress.com |
SUATU siang pada bulan agustus 2010, seorang ikhwan –sebut saja namanya
Haidar- masuk ke dalam warung internet (warnet) yang terletak tidak
jauh dari Kampus UNISMUH (Universitas Muhammadiyah) Makassar untuk
melakukan browsing, buka facebook, googling, dan sebagainya.
Setelah laman facebook miliknya terbuka, mahasiswa semester 3 Ma’had
al-Birr UNISMUH Makassar itu tak menyangka mendapatkan permintaan
pertemanan dari seorang akhwat yang bernama Marlina (nama samaran).
Dikatakan akhwat karena tampilan foto profilnya mengenakan cadar.
Setelah permintaan pertemanannya diterima, Marlina segera memulai chatting dengan Haidar.
“Assalamu’alaikum”
“Wa’alaikumussalam”
“Kuliah dimana?, antum (kamu) kuliah di Ma’had al-Birr?”
“Anti (anda) tahu dari mana?”
“Ini saya lagi lihat profil kamu.”
“Tahu profil saya dari mana?”
“Saya lihat sendiri kok”
“Kamu lihat dimana?”
“Saya di samping kamu”
“Samping mana?”
Tanpa menjawab pertanyaan terakhir dari Haidar. Akhwat itu langsung
keluar dari biliknya menuju bilik Haidar yang ada di sampingnya.
Percakapan di dunia nyata pun dimulai.
Haidar kaget luar biasa. Gemetar. Keringat dingin pun bercucuran.
Dan tak disangka pula, akhwat Syiah itu lansung to the point.
“Antum (anda) mau kawin mut’ah?”
“Kenapa mau kawin mut’ah? Kenapa harus ana (saya) juga?”
“Ana barusan ini mau kawin mut’ah, dan ana maunya antum yang pertama kawin mut’ah dengan ana.”
Pada Saat yang menegangkan itu, Marlina langsung membuka cadarnya di
hadapan Haidar. Haidar pun kaget bukan kepalang. “Cantiknya bukan main,
Masya Allah. Bibirnya seksi. Badannya molek. Dan parfumnya sangat wangi”
Gumam Haidar. Marlina ternyata berpakaian biasa (bukan jilbab besar),
ia memakai kemeja putih, rok berwarna hitam, namun ia menggunakan cadar.
Marlina pun melanjutkan ajakannya, “Kalau antum mau, nanti ana ajak ke
murabbi ana untuk bisa dapat rekomendasi dari murabbiku.”
Haidar
semakin kaget, dan akhirnya ia memutuskan untuk pergi. Namun Marlina
tdak berhenti sampai disitu. Ia menahan Haidar dengan memegang
tangannya, “Kenapa kita’ (kamu) tidak mau kah?,” “Saya buru-buru, karena
sebentar lagi jam kuliah saya siang ini.” Jawab Haidar seraya
meninggalkan wanita Syiah itu.
Marlina hanya bisa diam berdiri melihat Haidar beranjak meninggalkannya. Ajakannya ditolak.
“Saya pikir ini iblis, karena nggak mungkin lah cewek secantik dia
datang mengajak saya kawin mut’ah. Saking kagetnya saya, saya pun pergi
tinggalkan dia untuk meninggalkan godaan setan yang sangat megejutkan
ini.” Haidar menutup kisah uniknya pada saya.
Seperti perkataan
Haidar di atas, martabat dan harga diri wanita ini sudah jatuh. Dalam
ajaran Islam, kedudukan wanita sangatlah mulia. Mereka dihormati dan
ditempatkan pada kedudukannya yang tinggi. Salah satu contohnya adalah
tata cara pernikahan Islami. Dimana wanitalah yang dilamar oleh lelaki.
Bukan sebaliknya. Namun dalam ajaran Syiah, semuanya bisa terbalik.
Wanita yang melamar lelaki untuk berzina. Na’udzubillah
Menurut
Haidar, cara seperti ini adalah salah satu trik orang-orang Syiah dalam
melancarkan propaganda ajaran sesatnya. Mengajak ikhwan yang bermanhaj
salaf untuk melakukan mut’ah. Yang akhirnya jika tawaran mut’ah itu
diterima, bisa menjadi bahan ejekan dan bumerang. Bisa saja mereka
berkata, “Kalian haramkan mut’ah, tapi ternyata kalau diajak kawin
mut’ah mau juga.”
Semoga kisah nyata ini menjadi pelajaran
berharga buat kita semua, jangan sampai kita termakan bujuk rayuan
mereka dan masuk dalam kebinasaan. [lppimakassar] sumber
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..