Apa yang bisa dilakukan oleh seorang wanita yang sudah berupaya keras
memperoleh momongan, berobat kesana kemari dan telah melakukan terapi
dan berdoa sepanjang hari? Tentu bersabar. Dan sudahkah bersabar ala
Nabi Zakaria, yang memperoleh keturunan ketik ausianya tidak lagi muda?
Jika belum mari kita belajar darinya.
Kehadiran seorang anak menjadi suatu anugerah dan jadi salah satu hal
yang membuat setiap keluarga bahagia. Sebaliknya, jika anak tak kunjung
hadir, maka hal itu menjadi sesuatu yang sangat menyedihkan bagi
pasangan suami istri dalam mengarungi bahtera keluarga. Sebenarnya,
bukan hanya manusia biasa saja yang kesulitan mendapatkan keturunan.
Seorang Nabi pun yang sangat taat kepada Allah tak luput dari kesukaran
memperoleh anak.
Tak ada salahnya kita belajar sabar dari Nabi Zakaria as. Ia nabi
yang setia. Diusianya yang uzur, kulitnya berkeriput, rambut memutih,
dan istrinya yang mandul tak menyurutkan mulutnya untuk selalu berdoa
memohon keturunan. Kesabaran yang luar biasa memang menjadi teladan bagi
banyak orang.
“…Ya Rabb-ku, janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah waris yang paling baik.” (QS. Al-Anbiyaa’: 89)
Dalam usahanya itu, Nabi Zakaria tidak banyak mengumbar kata pada
banyak orang, bahkan pada istri tercintanya. Ia hanya mengadukan hal
tersebut kepada Allah. Nabi Zakaria sangat berharap Allah akan
mengabulkan doanya, walau sepertinya tidak lagi mungkin terjadi. Tapi,
bukankah Allah adalah Maha Pemberi? Bila Dia berkehendak terjadi, maka
terjadilah. Itu bukanlah hal yang sulit untuk-Nya.
Doa nabi Zakaria yang lain adalah:
“…Ya Tuhanku, berilah aku di sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa.” (QS. Ali Imraan: 38)
Selain tak henti berdoa dan memperbaiki akhlak diri, yang terpenting
dari hal ini adalah usaha yang tak kenal lelah. Bisa berkonsultasi pada
teman, mencari buku-buku, atau mengunduh sumber di internet tentang
pengetahuan kehamilan atau kesulitan memperoleh keturunan, juga rutin
periksa ke dokter kandungan. Upaya dan doa bila bersinergi dengan baik,
akan memperoleh hasil yang terbaik pula.
Ada beberapa tips saat buah hati tak kunjung datang, yakni:
1.Selalu berpikiran positif dan optimis, bila hal ini bukan ‘harga
mati’ dalam kehidupan, tetaplah tegak berdiri dan selalu semangat
menghadapi kehidupan.
2.Jangan selalu menyalahkan diri sendiri, pasangan, apalagi Tuhan
karena tidak akan pernah menyelesaikan masalah. Hadapi kehidupan yang
diberi saat ini dengan ikhlas dan penuh tawakal.
3.Perbaiki akhlak diri sendiri dan pasangan. Upayakan banyak sedekah,
jauhi maksiat, dan selalu mendatangi majelis taklim agar isi kejiwaan
lebih baik.
4.Perbaiki pola hidup. Makanan yang sehat dan halal sebagai asupannya, juga olahraga yang cukup.
5.Komunikasi suami istri lebih dipererat untuk saling mengisi dan menguatkan.
6.Perbanyak doa, terutama doa memohon keturunan seperti yang
dilakukan Nabi Zakaria, banyak berzikir, shalat wajib tepat waktu, dan
shalat-shalat sunah lainnya dikerjakan.
7.Berkonsultasilah dengan dokter dan amati pengalaman orang lain
dengan kasus yang sama. Perbanyak membaca buku dan informasi lain di
internet.
8.Silaturahmi dengan teman dan saudara digiatkan, selain untuk ajang
bertatap muka dan menanyakan kabar, silaturahim dimungkinkan untuk
membasuh hati duka dan saling berbagi rasa juga bisa saling memberi
motivasi terbaik.
9.Tanamkan rasa percaya diri dan peliharalah keyakinan bahwa suatu
saat Allah akan memberi keturunan. Bila memang sudah sampai titik
tertentu Allah belum memberi amanah berupa anak, maka bertawakallah
dengan seluruh ketentuan Allah sambil tak berhenti ikhtiar dan berdoa.
Dalam kisah ini, akhirnya kesabaran Nabi Zakaria membuahkan hasil.
Selalu ada hasil yang baik dari kesabaran itu. Allah berkenan memberinya
seorang putra yakni Yahya, pada rahim istrinya, Maryam yang juga sangat
renta.
Ini terlihat dalam surah Al-Anbiyaa’ ayat 90: “Maka Kami
memperkenankan doanya, dan kami anugerahkan kepadanya Yahya dan Kami
jadikan istrinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah
orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan)
perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap
dan cemas, dan mereka adalah orang-orang yang khusyuk.”
Proses seorang hamba dalam memohon dan berusaha mewujudkan
keinginannya adalah yang lebih disukai oleh Allah swt. Semuanya
dilakukan dengan ikhlas, sabar, dan tawakal oleh setiap mukmin dalam
menggapai asa. Semoga bermanfaat.
Referensi:
-Al-Qahthani Sa’id bin Ali bin Wahf. 2011. Hishnul Muslim. Solo: Pustaka Arafah.
-Candra Nila Murti Dewojati, Ayat-ayat Tolak Derita, GPU, Jakarta 2013
-Al-Mishri Mahmud. 2010. Selamat Tinggal Kesedihan. Solo: Pustaka Arafah.
-An-Nu’aim, Muhammad bin Ibrahim. 2005. Manajemen Umur. Jakarta: Pustaka At-Tazkia.
Foto ilustrasi: google
sumber klik
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..