Berpikirlah sejenak dengan sebuah cerita yang disuguhkan pada Ramadhan ini, dari mulai Perang badar, Penaklukan Andalusia oleh Tariq bin Ziyad, pembebasan Palestina oleh Salahudin al Ayubi hingga kemerdekaan negeri ini semua berada pada bulan Ramadhan. Bulan ini mencatat begitu banyak sejarah manis mengenai wajah Islam dengan catatan-catatan indahnya, lalu kemudian timbul sebuah pertanyaan pada diri ” sudahkah aku menghasilkan karya yang kemudian menjadi sejarah? Bukan sejarah kelam namun sejarah baik”
Saudaraku.. apapun yang terjadi adalah sejarah, 2 detik yang lalu saat kita melakukan apapun adalah sejarah entah itu baik atau buruk, entah itu peristiwa baik atau peristiwa buruk. Waktu yang Allah SWT suguhkan kepada kita adalah sebuah amanah bukan sekedar kita biarkan berlalu begitu saja. Dan Ramadhan kali ini juga adalah menjadi sejarah hidup kita atau mungkin bisa menjadi sejarah untuk umat entahlah semua tergantung bagaimana besarnya kemanfaatan karya kita. Lembaran sejarah Ramadhan kemarin seharusnya menjadi bahan evaluasi bagi diri kita sehingga kemudian ketika Allah SWT menghadiahkan kembali Ramadhan kepada kita maka ada sebuah perubahan besar, yang kurang ditambahi dan yang sama ditingkatkan sehingga tak ada celah-celah kecil bagi kita untuk menyai-nyiakan Ramadhan.
Saudaraku.. setidaknya ada dua hal yang mesti ada dalam setiap karya kita yakni Ruhiyah dan juga Tarbiyah. Ruhiyah bermakna kepada aspek-aspek ibadah yang kita lakukan adalah memaksimalkan dan juga aspek tarbiyah yang bermakna pendidikan di mana aspek disiplin menjadi hal yang prinsip. Dua hal tadi menunjang kepada kualitas dari karya-karya kita, apakah memberi manfaat atau kemudian justru membawa kemudharatan kepada umat. Ruhiyah yang terjaga ditambah pemahaman kita dalam pendidikan dengan disiplin mengikutinya sebagai dasar akan membawa jiwa kita kepada sebuah kata Islam rahmatan lil ‘alamin. Inilah yang seharusnya disuguhkan oleh semua orang Islam, sehingga tak ada lagi kecurigaan terhadap dakwah karena pada dasarnya dakwah ini bertujuan agar umat sadar terhadap agamanya.
Menjernihkan karya adalah sebuah keniscayaan, karenanya kita harus kembali kepada pemahaman yang benar mengenai Islam yang itu semua berpijak kepada Al Qur’an dan As Sunnah. Teruslah belajar, teruslah menambah pemahaman kita terhadap Islam sehingga setiap output yang kita lakukan bisa bermanfaat terhadap umat.
sumber: http://www.dakwatuna.com
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..