Kisah ini bermula ketika seorang pria datang mengetuk pintu aula,  karena penjaga pintu sedang ke dalam membantu mempersiapkan makan malam.  Fatimah membukakan pintunya karena menyangka pria itu adalah tamu  undangan.
Sambil memberikan senyuman, pria itu berkata pada Fatimah dan  mengajaknya untuk membantu mengambilkan hadiah untuk pengantin yang  berada di dalam mobil yang sedang terparkir di depan. Awalnya Fatimah  menolak, tapi pria itu terus berusaha untuk merayu agar ia mau menuruti  kata-katanya.
Akhirnya Fatimah menurut, dan ketika sudah sampai di samping mobil,  pria itu kembali merayunya untuk masuk ke dalam mobil dengan sedikit  memaksa, mengatakan bahwa kado lainnya masih ada di tempat lain untuk  dibawakan pada pengantin.
Pria itu mengendarai mobil menyusuri jalan-jalan kota yang tidak dikenali oleh Fatimah.
Setelah sampai di sebuah tempat, pria itu menyuruh Fatimah untuk naik  ke atas dan mengatakan bahwa kado lainnya yang akan dibawakan untuk  pengantin sudah disiapkan di apartemennya, juga mengatakan bahwa setelah  itu akan langsung kembali ke gedung pernikahan untuk mengantar  kado-kado tersebut. Tapi begitu Fatimah masuk apartemennya, pria itu  mendorongnya ke dalam dan langsung mengunci pintu.
Di dalam ruangan apartemen itu hanya ada mereka berdua.
Setelah mengunci pintu, pria itu mengambil penghisap shisha, sambil  membual bahwa ia sangat mengenal ayah Fatimah. Dia bilang akan menelepon  ayahnya supaya tidak khawatir, karena Fatimah akan diajak pulang  setelah pesta pernikahan usai.
Setelah cukup dengan membual, pria itu kemudian mendekati Fatimah  dengan tampang penuh birahi dan mulai berusaha memperkosanya. Berada  dalam kondisi yang ketakutan, Fatimah dengan spontan melantunkan  ayat-ayat Al Qur’an yang ia hafal. Dan dengan kehendak Allah, tiba-tiba  pria itu mengurungkan niatnya dan menjauh.
Fatimah hanya disekap semalaman, dan ketika pagi telah menjelang  siang, pria itu mendekati Fatimah dan berkata akan mengantarkan ia  kembali pada keluarganya.
Setelah menaiki mobil dan menyusuri jalanan, Fatimah diturunkan di  sebuah lokasi di dekat klinik Al Nahda kawasan Al Muntazahat. Dan pria  itu langsung meninggalkannya begitu saja.
Dalam keadaan dan suasan bingung, Fatimah menghentikan sebuah taksi  dan meminta pertolongan pada supir taksi itu untuk menghubungi nomor  ayahnya. Supir taksi itu mengatakan pada ayah Fatimah bahwa ia sedang  bersama anaknya saat itu. Terjadilah kesepakatan untuk bertemu di suatu  tempat.
Ayahnya langsung menangis haru ketika bertemu Fatimah, karena sudah  hampir sehari semalam tidak menjumpai anaknya dan tak ada kabar apapun  dari siapapun. Sewajarnya orang tua yang sangat mengkhawatirkan anaknya.
Kisah di atas merupakan kisah sungguhan yang terjadi di Saudi sana.  Dan Fatimah adalah korban ke-13 (sebagian menyebutnya korban ke-16),  atau korban terakhir dari penculik maniak itu. Petualangan si pemerkosa  bisa diakhiri tidak lepas dari kecerdasan Fatimah.
Polisi menggambar sketsa yang nyaris sempurna untuk mengenali lokasi  tempat kejadian perkara (TKP) berdasarkan daya ingat Fatimah.
Sehari sebelum penangkapan, Mayor Sultan Al Malki dari Kepolisian Jeddah mengajak gadis itu menuju daerah sekitar TKP.
Pelaku terlihat sedang berdiri di dekat sebuah toko. Petugas  mengarahkan kendaraan mendekati pria itu, agar Fatimah bisa melihat  lebih jelas untuk mengidentifikasinya.
Siang hari itu polisi tidak langsung menangkap tersangka.
Pada malam hari, polisi mengajak gadis kecil itu mengunjungi lokasi  yang sama, untuk memastikan bahwa ia tidak mengenali rumah yang salah.
Kali itu, Fatimah yakin bahwa rumah yang ditunjukkannya tidak keliru.  Ia mengenali rumah pelaku dengan bau shisha yang tercium dari rumah  tersebut. Baunya sama seperti yang ia cium selama diculik. Selain itu,  dia juga mengenali suara adzan yang dikumandangkan muadzin dari masjid  terdekat.
Fatimah juga mengenali mobil milik pelaku yang dipakai untuk menculik dirinya, yang diparkir dekat rumah itu.
Selang beberapa saat kemudian polisi mendatangi rumah yang  ditunjukkan Fatimah. Mereka meminta tersangka untuk datang ke kantor  polisi beberapa menit saja, dengan alasan untuk membuat pernyataan  tentang sebuah kecelakaan lalu lintas yang terkait dengan dirinya.
Pelaku tidak mengetahui bahwa di kantor polisi sejumlah gadis muda  yang menjadi korbannya telah berkumpul. Begitu ia masuk ke ruang  pemeriksaan, semua korban memastikan bahwa pria berusia 43 tahun itu  adalah pelaku yang telah menculik dan memperkosa mereka.
Diperkuat contoh DNA yang diambil dari pakaian para korban, polisi  Jeddah tanpa ragu mengirim maniak seks itu ke dalam sel penjara.
Dengan bantuan kecerdasaan gadis kecil itu, berakhirlah satu  kejahatan besar yang meresahkan warga Jeddah selama bertahun-tahun. Dan  ia terlindung dari tangan jahanam si pemerkosa lewat lantunan ayat-ayat  al Qur’an yang dihafalnya.
Pelakunya kemudian diketahui adalah seorang pria yang sudah menikah  dan memiliki lima anak, yang berprofesi sebagai guru. Penculik itu  melakukan pemerkosaan berantai sejak tahun 2008.
http://www.fimadani.com/al-quran-melindungi-gadis-kecil-itu-dari-pemerkosa/ 
 
 
 
 
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..