Seorang pemimpin dalam me-manage
umatnya, bawahannya, kelompoknya, organisasinya harus mempunyai
kemampuan, kecakapan, keterampilan, kecakapan dan keahlian memimpin dan
menggerakan orang-orang yang
berada di bawah pipmpinannya untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam
pencapaian tujuannya yang telah ditentukan. Kemampuan atau keahlian itu
disebut dengan istilah managerial skill.
Begitu
juga seorang pemimpin harus mampu berkomunikasi dengan baik bahkan
dapat dikatakan bahwa tiada kepemimpinan tanpa komunikasi. Komunikasi
berperan sangat penting dalam hal berhasil atau tidaknya suatu
kepemimpinan. Seorang pemimpin yang sukses diantaranya adalah keahlian
dirinya dalam menguasai komunikasi yang efektif.
Maka perspektif Islam syarat seorang pemimpin yang ideal adalah:
1. Seorang pemimpin harus selalu komitmen terhadap ajaran Islam dalam situasi bagaimanapun.
“Ana muslimun qabla kulli syai-in” (Jamaludin al-Afghani).
“Sebelum bertindak apapun aku adalah seorang muslim”.
Dalam
situasi seperti apapun seorang muslim harus terikat dengan ajaran
agamanya. Begitu pula dengan seorang pemimpin baik ketika dia berada
dalam posisi kepemimpinan formil atau informil, atau juga dalam posisi
sebagai pemimpin keduniaan maupun agama. Seorang pemimpin harus mampu
menganalisa situasi dan kondisi di sekitarnya. Ia dituntut untuk
mendayagunakan waktu dan ruang se-efesien dan se-efektif mungkin dalam
melaksanakan amanah yang diberikan di atas tanggung jawabnya tersebut.
Seorang pemimpin juga harus mampu mendayagunakan kekuatan kelompoknya,
memberikan bimbingan (guidance) dan sekaligus panadai memberikan arahan
dan nasihat (counceling), karena disadarinya bahwa kepemimpinannya
tidakalah berarti tanpa dukungan dari manusia yang lainnya.
2. Kekuatan Aqidah
Aqidah
adalah keterikatan seseorang terhadap ajaran-ajaran Islam yang tidak
sekedar dipercaya tetapi lebih dari itu, ajaran tersebut diyakini
sebagai suatu prinsip yang Maha Benar, karena dia bersumber dari
Al-Quran dan As-Sunnah yang merupakan aplikasi dari konsepsi tingkah
laku. Untuk itu, seorang pemimpin Islam hendaknya mampu menggali ide-ide
yang digariskan ajarannya. Bahkan dia mampu berargumentasi untuk
menyatakan keyakinannya tersebut.
3. Amal Sholeh
Kekuatan
aqidah merupakan tulang sumsum tubuh kepemimpinan dan aqidah ini hanya
berarti apabila dimanifestasikan dalam bentuk action, yaitu semua
perbuatan nyata yang sejalan dan senafas dengan ajaran agama. Dengan
amal sholeh berarti seorang pemimpin dituntut untuk memiliki wawasan
yang jauh, dia pandai membuat suatubrencana dan program, dan seorang
pemimpin juga harus memiliki daya imajinasi serta kreativitas yang
tinggi untuk menjabarkan keinginannya dalam realitas. Dalam hal
bertemunya benturan antara action dan aqidah. Karena situasi tertentu,
maka hendaknya yang harus dirubah actionnya, bukan menodai nilai
dasarnya, walaupun dengan alasan teknik dan situasi kondisi sekalipun.
4. Kekuatan Ilmu
Seorang
pemimpin Islam sangat commited terhadap rasa kebenaran dan keadilan.
Dengan demikian dia adalah menrupakan seorang yang memiliki karakter
yang senantiasa merasa haus akan ilmu karena hanya dengan ilmu itulah
dia mempu membedakan antara yang baik dan yang buruk antara yang
merugikan dan menguntungkan. Dengan kekuatan ilmunya, seorang pemimpin
akan terus waspada, tidak pernah cepat menerima setiap gagagasan dari
luar karena dia lebih dahulu harus mempertimbangkannya. Seorang pemimpin
harus mempunyai daya analisa atau daya nalar yang tinggi terhadap
situasi yang ada disekitarnya. Dia mampu merangkaikan antara satu fakta
dengan fakta lainnya, sehingga dia bukanlah seorang tipe manusia yang
gampang memutuskan suatu permasalahan. Pentinya seorang pemimpin
memiliki keahlian khusus agar dengan keahliannya tersebut dapat
dijabarkan konsep-konsep dari cita-cita kepemimpinannya.
5. Kuat dalam Kesabaran
Seorang
pemimpin, bukanlah seorang yang mempunyai kekuatan sepenuhnya, tetapi
terkadang dia dihadapkan kepada berbagai tantangan baik intern maupun
ekstern. Tantangan intern misalnya: mengambil keputusan yang bijaksana,
menjelaskan konsep tindakannya dan lain-lain.sedangkan dari fihak
ekstern adalah kompetisi ideal dikalangan kelompok lainnya yang justru
lebih bisa yang lebih kuat. Sehingga tidak menghilangkan kemungkinan
bahwa pemimpin tersebut akan dihadapkan dengan issu, propaganda lawan
dan lain-lain. Dalam situasi total tersebut, maka pemimpin dituntut
tingkat kesabaran yang tinggi.
6. Berani dan Konsekwen
Pemimpin
harus memiliki perhitungan, dan perhitungan tersebut harus mampu
dinyatakan. Kemampuan untuk menyatakan idea hanya mungkin apabila dia
itu memiliki keberanian moral maupun pisik. Keberanian tanpa perhitungan
atau analisa, dan pertimbangan untung rugi adalah kenekadan
(emosional). Dengan demikian syarat berani dan konsekwen atas gagasannya
merupakan karakter seorang pemimpin.
7. Mampu Berkomunikasi
Kepemimpinan
tanpa komukasi yang baik akan menimbulkan berbagai akibat apakah
kesalahpahaman, salah pengertian atau bisa menimbulkan opini negatif
terhadap gagasannya tersebut yang jemudian akan menimbulkan kerugian
bagi dirinya. Sebagaimana kita ketahu bahwa Nabi Muhammad adalah seorang
pemimpin yang begitu sempurna dalammenyampaikan ide-ide nya. Dalam hal
menyampaikan atau mengkomunikasikan suatu pesan tertentu Nabi Muhamad
tidak jarang mengulang suatu ucapan tertentu, sesudah dapat diperkirakan
bahwa pesannya ini sangatlah penting dan guna menghindari
kesalahpahaman dari pengikutnya.