» مَنْ غَسَّلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ
وَاغْتَسَلَ, ثُمَّ بَكَّرَ وَابْتَكَرَ وَمَشَى وَلَمْ يَرْكَبْ, وَدَنَا
مِنَ الإِمَامِ فَاسْتَمَعَ وَلَمْ يَلْغَ, كَانَ لَهُ بِكُلِّ خُطْوَةٍ
عَمَلُ سَنَةٍ أَجْرُ صِيَامِهَا وَقِيَامِهَا «
“Barangsiapa membersihkan diri dan mandi
pada hari Jum’at, lalu dia berpagi-pagi dan segera pergi ke masjid
dengan berjalan kaki tanpa menaiki kendaraan, lalu dia duduk di dekat
imam, kemudian dia diam mendengarkan khutbah, maka pada setiap langkah
kakinya, memiliki pahala sebanding dengan pahala puasa dan shalat malam
setahun penuh.” (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Syeikh Al-Bani).
Saudaraku,
Sesungguhnya hari-hari, bulan dan tahun terus berlalu dari hadapan kita. Ia berjalan begitu cepat, sementara sebagian besar dari kita hidupnya disilaukan dunia dan kelalaian yang nyata.
Sesungguhnya hari-hari, bulan dan tahun terus berlalu dari hadapan kita. Ia berjalan begitu cepat, sementara sebagian besar dari kita hidupnya disilaukan dunia dan kelalaian yang nyata.
Padahal Allah s.w.t akan meminta
pertanggung jawaban kita mengenai waktu-waktu yang telah kita habiskan
tanpa faedah dan manfaat, sedangkan waktu-waktu itu adalah bagian dari
umur kita.
Oleh karenanya kita seringkali
meremehkan amalan-amalan shalih yang menurut pandangan kita termasuk
amalan yang remeh (sederhana). Tetapi demi Allah, sejatinya
amalan-amalan tersebut dalam timbangan-Nya sangatlah berat. Bila
amalan-amalan itu bisa kita lakukan, maka akan mengalirkan pahala yang
tak terbatas, hanya dalam beberapa saat saja, hanya dalam hitungan menit
dan detik.
Itulah yang disebut sebagai amalan
dengan balasan pahala yang berlipat ganda. Di mana kita selaku seorang
muslim dapat meraih berjuta-juta pahala dalam tempo yang
sesingkat-singkatnya.
Saudaraku yang budiman,
Ada amalan, yang setiap orang sanggup untuk melakukannya, tapi pahalanya teramat besar yang mampu diraihnya, yaitu tentang etika dan adab-adab Islam pada hari Jum’at.
Ada amalan, yang setiap orang sanggup untuk melakukannya, tapi pahalanya teramat besar yang mampu diraihnya, yaitu tentang etika dan adab-adab Islam pada hari Jum’at.
Mayoritas umat Islam tidak mengenal
adab-adab Islami pada hari Jum’at, selain mandi. Mereka tidak mengetahui
adab-adab Islami sesudah mandi. Padahal sekiranya hal itu mereka
lakukan, niscaya mereka akan meraih kebaikan di dunia dan akherat.
Adab-adab Islami yang kita maksudkan ada
lima perkara, sebagaimana tersebut dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan dari Aus Ats-Tsaqafy, ia berkata, “Aku pernah mendengar
Rasulullah s.a.w bersabda :
“Barangsiapa membersihkan diri dan mandi
pada hari Jum’at, lalu dia berpagi-pagi dan segera pergi ke masjid
dengan berjalan kaki tanpa menaiki kendaraan, lalu dia duduk di dekat
imam, kemudian dia diam mendengarkan khutbah, maka di setiap langkah
kakinya, memiliki pahala yang sebanding dengan pahala puasa dan shalat
malamnya setahun penuh.” (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Syekh Al-Bani).
Maksudnya; barangsiapa yang mandi pada
hari Jum’at, lalu dia pergi ke masjid di awal waktu dengan berjalan
kaki, dan bukan naik kendaraan, seperti mobil, motor, sepeda dan yang
sejenisnya, selanjutnya dia mendapati permulaan khutbah dan dia diam
mendengarkan isi khutbah dengan seksama, dan dia duduk di masjid
berdekatan dengan tempat duduknya imam, maka dia mendapatkan pahala
sebagaimana yang disebutkan dalam hadits di atas.
Sedikit sekali dari kita selaku umat
Islam yang telah mengamalkan adab-adab Jum’at yang agung ini, padahal
keutamaannya luar biasa besarnya. Di mana kita akan meraih kebaikan
dalam setiap langkah kaki yang kita ayunkan. Bahwa balasannya seperti
kita melakukan puasa dan shalat malam (tahajjud) setahun penuh.
Sekalipun barang kali hari-hari kita kosong dari shiyam (puasa) dan
malam-malam kita sepi dari shalat malam (qiyamul-lail).
Perhatikanlah saudaraku,
Satu ayunan langkah kaki kita bernilai amalan setahun, maka bagaimana jika berpuluh-puluh langkah kita ayunkan sampai ke masjid? Tentulah pahala berpuluh-puluh tahun yang akan kita dapatkan pula. Dan begitulah seberapa jumlah kebaikan yang kita dapatkan berbaris lurus dengan jumlah langkah kaki yang kita ayunkan. Sungguh balasan yang teramat besar dari amalan yang sangat sederhana.
Satu ayunan langkah kaki kita bernilai amalan setahun, maka bagaimana jika berpuluh-puluh langkah kita ayunkan sampai ke masjid? Tentulah pahala berpuluh-puluh tahun yang akan kita dapatkan pula. Dan begitulah seberapa jumlah kebaikan yang kita dapatkan berbaris lurus dengan jumlah langkah kaki yang kita ayunkan. Sungguh balasan yang teramat besar dari amalan yang sangat sederhana.
Salah seorang teman di Riyadh, yang bisa dipercaya ucapannya pernah menuturkan pengalamannya ketika dia mengamalkan hadits ini.
Dia membersihkan badannya (mandi), lalu
pergi ke masjid di awal waktu, dengan berjalan kaki, dia dekatkan
langkah kakinya, kemudian dia duduk di dekatnya imam pada shaf (barisan)
yang pertama dan diam mendengarkan khutbah. Maka setelah keluarnya dari
masjid, dia mendapati maslahat yang agung dan kebaikan yang banyak di
hari Jum’at itu dan hari-hari setelahnya, yang membuatnya takjub dan
hatinya selalu dialiri rasa bahagia yang tak terkira. Maka sejak hari
itu dia bertekad untuk selalu menjaga adab-adab Islami ini di setiap
hari Jum’at.
Bayangkan saudaraku,
Sekiranya kita mampu menerapkan sunnah Nabi s.a.w ini dalam kehidupan kita sekali Jum’at saja. Misalkan jarak antara rumah kita dengan masjid membutuhkan 1.000 langkah, maka kita akan dibalas dengan pahala puasa dan shalat malam selama 1.000 tahun, tanpa ada pengurangan sedikit pun.
Sekiranya kita mampu menerapkan sunnah Nabi s.a.w ini dalam kehidupan kita sekali Jum’at saja. Misalkan jarak antara rumah kita dengan masjid membutuhkan 1.000 langkah, maka kita akan dibalas dengan pahala puasa dan shalat malam selama 1.000 tahun, tanpa ada pengurangan sedikit pun.
Ini adalah hitungan sekali Jum’at, maka
berapa pahala (kebaikan) yang akan kita gapai dalam 4 Jum’at (sebulan
penuh) ?. Tentunya kita akan mendapat pahala seperti amalan 4.000 tahun.
(4 Jum’at X 1.000 langkah = 4.000 tahun).
Jika kita tradisikan amalan tersebut
selama setahun (12 bulan, yakni 48 Jum’at), maka akan tertulis untuk
kita kebaikan senilai 48.000 tahun. (48 Jum’at X 1.000 langkah = 48.000
tahun). Ini hanya dalam hitungan setahun saja.
Seandainya Allah s.w.t memanjangkan usia
kita, dan kita mampu melaksanakan adab-adab Jum’at ini secara kontinue
selama minimal 40 tahun, (berarti ada 480 bulan, atau 1.920 Jum’at),
maka akan tertulis bagi kita pahala 1.920.000 tahun. (1.920 Jum’at X
1000 langkah = 1.920.000 tahun), Satu juta sembilan ratus dua puluh ribu
tahun pahala puasa dan shalat malam.
Oleh karena itu bila kita hitung amalan
dalam setahun 1.000 kebaikan, akan tertulis untuk kita pahala kebaikan
senilai satu juta sembilan ratus dua puluh tahun, 1.920.000 kebaikan
(1.000 kebaikan X 1.920.000 tahun = 1.920.000.000 kebaikan), satu
miliyar sembilan ratus dua puluh juta kebaikan. Maka berapakah pahala
yang kita dapatkan jika langkah kaki kita lebih dari 1.000 langkah ? dan
bagaimana pula jika usia kita lebih dari 40 tahun dan merealisasikan
adab-adab Jum’at tersebut ? Dan bagaimana jikalau Allah s.w.t membalas
kita lebih dari 1.000 kebaikan.
Dan tidak terbayang sekiranya Allah
s.w.t melipatgandakan pahala (kebaikan) satu miliyar sembilan ratus dua
puluh juta hingga 700 kebaikan, atau lebih dari itu sebagaimana tersebut
dalam sebuah hadits. Maka kita akan mendapati di hari ditimbangnya
amal-amal kita, maka neraca kebaikan kita menjadi berat karena
bermiliyar-miliyar kebaikan.
Saudaraku,
Lihatlah orang-orang yang terlambat datang ke masjid pada hari Jum’at dan menyia-nyiakan nasihat imam dalam khutbahnya, maka mereka berdosa karena telah meninggalkan kewajiban. Bagi mereka cukup hanya melaksanakan shalat Jum’at dua raka’at.
Lihatlah orang-orang yang terlambat datang ke masjid pada hari Jum’at dan menyia-nyiakan nasihat imam dalam khutbahnya, maka mereka berdosa karena telah meninggalkan kewajiban. Bagi mereka cukup hanya melaksanakan shalat Jum’at dua raka’at.
Rasulullah s.a.w pernah bersabda:
مَنْ تَرَكَ الْجُمُعَةَ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ تَهَاوُنًا بِهَا طَبَعَ اللَّهُ عَلَى قَلْبِهِ
“Barangsiapa yang meninggalkan shalat
Jum’at tiga kali, dengan meremehkannya, maka Allah akan menutup pintu
hatinya.” (H.R Ahmad dan dishahihkan oleh Syekh Al-Bani).
Akhirnya kami ingatkan bagi setiap orang
yang tidak mampu melakukan shalat Jum’at karena alasan yang dibenarkan
secara syar’i, maka anda masih bisa membantu mereka untuk meraih pahala
yang agung ini. Yakni dengan jalan mendorong orang lain untuk
merealisasikan sunah-sunnah Jum’at yang disebutkan dalam hadits di atas,
maka anda akan mendapatkan pahala sebagaimana pahala orang yang
berbuat.
Rasulullah s.a.w bersabda :
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ « «
“Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka baginya pahala seperti orang yang melakukannya.” (HR; Muslim).
Saudaraku,
Mari kita berlomba dalam kebaikan dan takwa, agar masa depan kita di akherat sana berseri dan bermakna. Wallahu a’lam bishawab.
Metro, 06 Nopember 2014
Abu Ja’far Fir’adi.
sumber KLIK
*cat. admin : tambahan gambar dari mbah google
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..