API tak lepas dari kehidupan kita sehari-hari. Untuk menghasilkan
makanan yang kita nikmati setiap hari, tentu membutuhkan api. Jika kita
menggunakan kompor gas, biasanya api yang muncul berwarna biru. Namun,
jika kita menyalakan api menggunakan korek api, umumnya api yang muncul
berwarna oranye kekuningan. Nah, mengapa api bisa berbeda-beda warnanya
ya?
Api terjadi dari reaksi pembakaran senyawa yang mengandung oksigen
(O2). Jika suatu reaksi pembakaran kekurangan oksigen, maka efisiensi
pembakaran berkurang dan menghasilkan suatu senyawa karbon seperti asap
atau jelaga. Lilin yang mati karena ditutup dengan gelas juga merupakan
contoh reaksi yang kekurangan oksigen. Reaksi pembakaran merupakan
reaksi oksidasi, yaitu reaksi yang mengalami kenaikan bilangan oksidasi.
Ini artinya, reaksi pembakaran selalu melepaskan elektron. Ketika
suatu reaksi melepaskan elektron, maka terjadi pelepasan energi. Hal ini
juga terbukti dengan nilai entalpi energi reaksi pembakaran yang selalu
negatif. Entalpi energi adalah jumlah energi dalam suatu sistem dengan
tekanan tetap. Sebenarnya yang diukur adalah perubahan entalpi dalam
suatu reaksi kimia, sedangkan entalpinya sendiri tidak dapat diukur.
Faktor yang memengaruhi warna nyala api adalah faktor fisika (yaitu
suhu) dan faktor kimia (yaitu zat yang megalami reaksi). Api merah
umumnya bersuhu di bawah 1000 derajat celsius. Api biru, bersuhu lebih
tinggi dari api merah, tapi masih di bawah 2000 derajat celcius.
Kemudian api yang lebih panas, api putih yang bersuhu di atas 2000
derajat celcius. Api ini juga yang terdapat di dalam inti matahari. Api
putih juga digunakan pada industri yang memproduksi material besi dan
sejenisnya. Api yang paling panas adalah api hitam (dan konon katanya
merupakan jenis api yang terdapat di neraka).
Kalau Anda amati nyala api pada lilin, pada bagian pangkal api akan
terlihat nyala api yang nyaris transparan. Nah, api inilah yang disebut
api hitam karena pada spektrum warna cahaya, warna hitam didefinisikan
sebagai ketiadaan cahaya, maka pada api terlihat transparan. Warna api
juga dipengaruhi oleh zat yang mengalami reaksi pembakaran. Pada
pembakaran sodium akan menghasilkan warna oranye, pembakaran stronsium
klorida mengahasilkan warna merah, pembakaran kalium nitrat menghasilkan
warna ungu, pembakaran boron menghasilkan warna hijau, pembakaran
tembaga menghasilkan warna biru, dan sebagainya.
Nah, begitulah mengapa api bisa berwarna-warni. Metode ini juga yang
digunakan dalam teknologi pembuatan kembang api. Kembang api dapat
memancarkan api dengan warna-warni yang indah karena merupakan campuran
berbagai macam unsur kimia yang akan memberikan warna-warna berbeda jika
mengalaim reaksi pembakaran.
Ketika para ilmuwan mempelajari api dan hubungan antara temperatur
dan mereka menemukan bahwa warna api adalah merah, kemudian jika
ditinggikan suhunya maka warna api akan menjadi putih dan jika dinaikkan
lagi suhunya maka warna api akan berubah menjadi hitam dan fenomena ini
disebut oleh para ulama radiasi benda hitam. Dan yang menakjubkan lagi
adalah Nabi saw telah menyebutkan fenomena ini, adanya perubahan warna
api! Nabi Muhammad saw bersabda:
أُوقِدَ عَلَى النَّارِ أَلْفَ سَنَةٍ حَتَّى احْمَرَّتْ ثُمَّ أُوقِدَ
عَلَيْهَا أَلْفَ سَنَةٍ حَتَّى ابْيَضَّتْ ثُمَّ أُوقِدَ عَلَيْهَا أَلْفَ
سَنَةٍ حَتَّى اسْوَدَّتْ فَهِيَ سَوْدَاءُ مُظْلِمَةٌ
“Api dinaikkan suhunya selama seribu tahun sampai berubah menjadi
merah, lalu dinaikkan lagi selama seribu tahun hingga berubah menjadi
putih, kemudian dinaikkan lagi selama seribu tahun sampai menghitam, dan
itulah yang disebut dengan hitam legam”. (At-Tirmidzi). Sungguh benar
sabda Rasulullah SAW! [sainsme/kaheel]
http://www.islampos.com/subhanallah-al-quran-sudah-jelaskan-mengapa-nyala-api-berbeda-beda-warna-145401/
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..