Siapapun Anda yang datang berkunjung di Blog ini merupakan Inspirasi terbesar kami dalam berkarya untuk memberikan yang terbaik...Selamat Membaca...!!!
| Ilustrasi. (Foto: ervanavrian.wordpress.com) | 
Kekhalifahan Utsmani (semoga Allah merahmati mereka), melakukan usaha
 yang luar biasa dalam menegakkan Islam. Meski begitu, bukan hanya ini… 
 Karena banyak dari kita yang tahu tentang hal ini, kita tahu mereka 
menaklukkan Konstantinopel. Tapi seperti yang kukatakan, masih banyak 
yang belum kita ketahui. Sebagai contoh, banyak dari kita yang tidak 
sadar bahwa pada saat itu Muhammad Al Fatih rahimahullah berperang melawan DRACULA.
Apakah kalian pernah mendengar Dracula sebelumnya? Ketika aku 
mengatakan ‘Dracula’, kalian mungkin membayangkan seorang vampir. Kau 
mungkin berkata, “Ah masa, Muhammad Al Fatih berperang melawan seorang 
vampir? Apa lagi yang akan kamu sampaikan? Bahwa dia berperang melawan 
Superman?” Tidak. Dracula benar-benar sungguh ada. Dia adalah orang 
biasa yang bernama Dracula dan dia berkuasa di bagian selatan dari 
negara yang sekarang bernama Rumania.
Seiring Muhammad Al-Fatih mulai bergerak menuju Eropa selatan, 
seperti Bosnia, Serbia, Hungaria, semua negeri-negeri ini, penduduk 
Wallachia (Rumania Selatan), mereka ingin memerangi pasukan kekhalifahan
 Utsmani. Meski begitu, mereka sangat lemah, sehingga mereka membuat 
perjanjian damai dengan mereka. Jadi sebagai bagian dari perjanjiannya, 
Muhammad Al Fatih berkata kepada sang pemimpin, “Kau harus mengirimkan 
kedua putramu kepadaku, dan kami akan mengirim mereka berdua ke Istanbul
 untuk diberi pendidikan.” Jadi dia mengirimkan kedua putranya, yang 
satu bernama Vlad dan yang satu lagi bernama Radu. Dan Vlad-lah yang 
kita kenal sebagai Dracula. Karena kata ‘Dracula’ berarti ‘putra dari 
Dracul’ yang merupakan nama ayahnya. ‘Dracul’ artinya setan, iblis. Jadi
 dia adalah ‘anak setan’, dan julukan ini memang cocok dengan sifatnya.
Jadi ketika mereka berdua pergi ke Konstantinopel, mereka mempelajari
 Islam, dan saudaranya masuk Islam. Saudaranya Dracula, yaitu Radu rahimahullah,
 menjadi Muslim. Dia menghafal Al Quran, dia begitu banyak belajar 
Islam. Dan bahkan Dracula juga mempelajari Al Quran meskipun dia bukan 
muslim. Dia berbicara Bahasa Arab, Bahasa Persia, Bahasa Turki, Bahasa 
Rumania, dan bahasa-bahasa lainnya. Dan kemudian, dia pulang ke 
negaranya, sementara Radu tetap di Konstatinopel.
| Vlad Dracula | 
Dracula menjadi penguasa dari negaranya, karena umat Muslim menyadari
 bahwa mereka tidak bisa menjadikan seorang Muslim untuk menjadi 
pemimpin di negara itu, karena penduduknya Kristen. Jadi mereka mengirim
 Vlad (Dracula) untuk kemudian dia menyerahkan negaranya, dan kemudian 
menguasai negaranya. Meski begitu, Dracula tidak mau melakukan apa yang 
diinginkan Sultan (pemimpin Muslim).
Sultan mengirim seorang utusan kepadanya, kepada seseorang yang dapat
 berbicara dengannya dan mereka berkata kepadanya, “Kau harus membayar 
jizyah (pajak, karena kau sekarang menjadi pemimpin dari sebuah negara, 
maka kau harus membayar jizyah.” Jadi Dracula berkata kepadanya, “Jika 
kamu ingin memasuki pelabuhanku, kau harus melepaskan sorbanmu.” Jadi 
mereka berkata, “Tidak, kami tidak akan melepaskannya untukmu, kami 
tidak akan melepaskannya untuk orang kafir.” Jadi dia berkata, 
“Lepaskan!” Dan mereka tetap menolak. Lalu Dracula memerintahkan 
seseorang untuk datang dengan paku dan palu yang sangat besar, dan 
Dracula berkata, “Jika mereka menolak untuk melepaskannya untukku, maka 
mereka tidak akan pernah melepaskannya lagi.” Dan dia memerintahkan agar
 sorbannya dipakukan ke kepala mereka, dan tentu saja hal ini membunuh 
mereka. Jadi ini adalah pertanda peperangan. Dracula memutuskan bahwa 
dia ingin berperang dengan Daulah Islam.
Jadi Muhammad Al Fatih mengirimkan pasukan yang begitu banyak untuk 
melawan mereka. Tapi karena taktik Dracula dan dia juga mengetahui 
dengan baik tentang kekhalifahan Utsmani, maka dia mampu mengalahkan 
mereka dalam beberapa kesempatan. Dan apa yang dilakukannya benar-benar 
membuatnya menjadi sesosok iblis yang biadab. Apa yang dilakukan Dracula
 adalah, ketika mereka menawan pasukan Muslim, dia melakukan suatu 
perbuatan yang disebut, “mensulakan”. Dan jika kalian tidak mengetahui 
apa itu “mensulakan”, ini adalah hal yang cukup mengerikan. Apa yang 
mereka lakukan adalah membawakan sebuah tongkat yang sangat besar, 
mereka menajamkan ujungnya, mereka menusuk kalian mulai dari dubur, 
melewati tubuh, hingga tongkat itu tembus ke mulut kalian. Mereka 
mensulakan mereka, mereka menusuknya menembus tubuh mereka, dan banyak 
dari mereka yang masih hidup pada saat itu, dan beginilah cara mereka 
membunuh. Kemudian mereka membiarkannya seperti itu, dan mulai 
mensulakan orang berikutnya.
| Ilustrasi. (Foto: stormfront.org) | 
 Dan ketika pasukan Utsmani melihat keadaan pasukan mereka yang 
ditawan, mereka menemukan bahwa pada satu jalan panjang yang menuju ibu 
kota dari negara ini, mereka menemukan 20.000 Muslim disulakan di 
sisi-sisi jalan. Bayangkan hal ini, dan kita menderita di masa sekarang,
 tanpa keraguan bahwa umat Muslim menderita di masa sekarang, tapi 
hal-hal sepeti ini tidak dapat kalian bandingkan. 20.000 orang pasukan 
Muslim disulakan. Kalian dapat membayangkan bagaimana perasaan Muhammad 
Al Fatih, ketika melihat satu saja Muslim yang terbunuh, tapi ketika 
seseorang memutilasi tubuh mereka seperti ini, ini tidak bisa diterima 
sama sekali. Jadi dia memutuskan mengutus Radu rahimahullah yang
 merupakan saudaranya Dracula. Muhammad Al Fatih mengutusnya untuk 
memerangi saudaranya sendiri. Dan pada akhirnya, Radu berhasil mengejar 
saudaranya sendiri.
Hal ini terjadi setelah Dracula melakukan begitu banyak kekejaman, 
bahkan umat Kristen mulai menjauhinya, karena Dracula adalah orang 
Rumania, maka dia beragama Orthodox, dia bukan Katholik. Tapi dia 
berkata kepada Paus, “Jika kau membawakan lebih banyak pasukan untukku, 
maka aku akan menjadi Katholik untukmu, apapun yang kau mau, aku akan 
mengubah agamaku untukmu.” Dia tidak peduli. Dia bukanlah orang yang 
benar-benar beragama. Dia hanyalah orang yang pragmatis di medan perang.
 Jadi bahkan umat Kristen mulai menjauhinya. Meski begitu, umat Muslim 
berhasil mengejarnya, dan berhadapan dengannya di peperangan, dan tidak 
diketahui apakah umat Muslim yang membunuhnya, atau rakyatnya sendiri 
yang berbalik menentangnya dan membunuhnya. Jadi Dracula pun terbunuh.
Jadi kekhalifahan Utsmani, para pasukan Muslim telah mengalahkan 
Dracula, dan yang mereka lakukan adalah memenggal kepalanya dan 
membawanya ke Kota Istanbul, dan mereka menancapkannya di atas sebuah 
tongkat yang sangat besar, mereka mensulakan kepalanya dan menaruhnya di
 gerbang Konstantinopel, di mana kepala itu ada di sana selama 2-3 bulan
 untuk mengatakan, “Jika kalian ingin menjadi orang sepertinya, 
berperanglah melawan kami!”
Inilah kisah hancurnya Dracula. Dan sekali lagi, sebagai Muslim, 
kebanyakan dari kita tidak tahu kisah ini. Berapa banyak orang yang tahu
 bahwa Dracula adalah orang sungguhan? Dan kita sebagai Muslim 
memeranginya dan membunuhnya. Apakah kalian tahu mengapa orang-orang 
berkata bahwa bawang putih atau peluru perak atau tongkat kayu dapat 
membunuh Dracula? Tidak ada satupun benda ini yang dapat membunuh 
Dracula. Umat Muslimlah yang membunuh Dracula! Jadi jika ada orang yang 
ingin mengikuti Dracula, mereka akan merasakan kemurkaan yang sama dari 
umat Muslim. 
[ANW/Syahida.com]
======
Buku Referensi lanjutan:
 
 
 
 
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..