Assalamu Alaikum, Selamat datang Saudaraku. Semoga BLOG ini bermanfaat dan harapan kami agar Anda sering datang berkunjung. Wassalam. ==> YAHYA AYYASY <==

Puncak Iman


                Kamu takkan pernah mendaki sampai ke puncak gunung iman, kecuali dengan satu kata: cinta. Imanmu hanyalah kumpulan keyakinan semu dan beku, tanpa nyawa tanpa gerak, tanpa daya hidup tanpa daya cipta. Kecuali ketika ruh cinta menyentuhnya. Seketika ia hidup, bergeliat,  bergerak tanpa henti, penuh vitalitas, penuh daya cipta, bertarung dan mengalahkan diri sendiri, angkara murka atau syahwat.

Ust. Anis Matta
            Iman itu laut, cintalah ombaknya.
            Iman itu api, cintalah panasnya.
            Iman itu angin, cintalah badainya.
            Iman itu salju, cintalah dinginya.
            Iman itu sungai, cintalah arusnya.

            Seperti itulah cinta bekerja ketika kamu harus memenangkan Allah atas dirimu sendiri, atau memenangkan iman syahwatmu. Seperti itu pula cinta bekerja dalam dalam diri pemuda ahli ibadah itu. Kejadiannya di riwayatkan Al Mubarrid dari Abu Kamil, dari Ishak bin Ibrahim dari Raja’ bin Amr Al Nakha’i. Seorang pemuda kufah yang di kenal ahli ibadah suatu saat jatuh cinta dan tergila-gila pada seorang gadis. Cintanya berbalas. Gadis itu sama gilanya. Bahkan lamaran sang pemuda ditolak karena sang gadis telah dijodohkan dengan saudara sepupunya, mereka tetap nekat, ternyata. Gadis itu bahkan menggoda kekesihnya, “ Aku datang padamu, atau kuatur cara supaya kamu bisa menyelinap kerumahku “. Itu jelas jalan syahwat.

            “Tidak! Aku menolak kedua pilihan itu. Aku takut pada neraka yang nyalanya tak pernah padam! ”  Itu jawaban sang pemuda yang menghentak sang gadis. Pemuda itu memenangkan iman atas syahwatnya dengan kekuatan cinta. “jadi dia masih takut pada Allah ?” gumam sang gadis. Seketika ia tersadar, dan dunia tiba-tiba jadi kerdil di matanya. Ia pun bertaubat dan kemudian mewakafkan dirinya untuk ibadah. Tapi cintanya pada sang pemuda tidak mati. Cintanya berubah jadi rindu yang mengelana dalam jiwa dan do’a-do’anya. Tubunya luluh lantak didera rindu. Ia mati, akhirnya.

            Sang pemuda terhenyak. Itu mimpi buruk. Gadisnya telah pergi membawa semua cintanya. Maka kuburan sang gadislah tempat ia mencurahkan rindu dan do’a-do’anya. Sampai suatu saat ia tertidur di atas kuburan gadisnya. Tiba-tiba sang gadis hadir dalam tidurnya. Cantik. Sangat cantik. “ Apa kabar ? Bagaimana keadanmu setelah kepergianku, “ tanya sang gadis. “ Baik-baik saja. kamu sendiri di sana bagaimana, “ jawabnya sambil balik bertanya. “ Aku disini, dalam surga abadi, dalam nikmat dan hidup tanpa akhir, “ jawab gadisnya. “Doa’akan aku. Jangan pernah lupa padaku. Aku selalu ingat padamu. Kapan aku bisa bertemu denganmu, “jawab sang gadis. Hanya tujuh malam setelah mimpi itu, sang pemuda menemui ajalnya.

            Atas nama cinta ia memenangkan Allah atas dirinya sendiri, memenangkan iman atas syahwatnya sendiri. Atas nama cinta pula Allah mempertemukan mereka. Cinta selalu bekerja dengan cara itu.

0 Komentar:

Posting Komentar

Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..

Recent Post widget Inspirasi Rabbani

Menuju

Blog Tetangga

Blog Tetangga
Klik Gambar untuk Berkunjung

Luwuk Banggai SULTENG

Luwuk Banggai SULTENG
ebeeee......