Ilustrasi |
Nabi SAW pernah menggambarkan bahwa hidup ini tidak
ubahnya seorang musafir yang berteduh sesaat di bawah pohon yang rindang
untuk menempuh perjalanan tiada batas. Oleh karena itu, bekal
perjalanan tiada batas itu mesti disiapkan semaksimal mungkin. Karena
sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa (QS. Al-Baqarah: 197).
Allah SWT menggariskan kepada kita tentang kehidupan akhirat. “‘Kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.”
(QS Al A’laa: 17). Kehidupan jasad kita hanyalah sementara di dunia.
Sedangkan kehidupan ruh, ia akan mengalami lima fase, yaitu: alam arwah,
alam rahim, alam dunia, alam barzah, dan alam akhirat. Berarti hidup di
dunia hanya terminal pemberhentian menuju akhirat yang kekal.
Karena
hidup adalah hanyalah sekumpulan hari, bulan, dan tahun yang berputar
tanpa pernah kembali lagi. Dan setiap hari umur kita akan bertambah,
namun usia berkurang. Hal itu berarti kematian semakin dekat.
Seharusnya
kita semakin arif dan bijak dalam menjalaninya. Tetap dalam kesalehan,
bertambah kuat aqidah, semakin khusyuk dalam beribadah, dan mempunyai
akhlak yang mulia. Pada puncak kebaikan itu lalu kita wafat, itulah
husnul khatimah.
Hidup ini ada di bawah aturan yang telah
ditentukan Allah SWT. Segalanya digulirkan dan digilirkan. Hidup lalu
mati, kecil akhirnya membesar, muda lama kelamaan akan tua, dan muncul
kesenangan, terkadang berganti kesedihan. Semua itu adalah fana.
Namun,
di tengah-tengah kefanaan itu, umat Rasulullah SAW adalah yang paling
sukses, sebagaimana dijelaskan dalam hadits bahwa umat Rasulullah adalah
yang paling banyak mengingat mati, lalu ia akan mempersiapkan hidup
setelah mati.
Akhirnya, mereka yang mengaku ‘cerdas’ akan
mengetahui, lalu sadar dan yakin, bahwa hidup ini bukan untuk mati, akan
tetapi mati itulah untuk hidup. Hidup bukan untuk hidup, tetapi untuk
Yang Maha hidup, yaitu Allah Rabbul Izzati.
Karena itu, jangan
pernah takut mati, namun jangan mencari mati. Jangan lupa mati, dan
rindukanlah mati. Kenapa? Karena, kematian adalah pintu berjumpa
dengan-Nya. Perjumpaan terindah antara kekasih dengan Kekasihnya.
Orang
yang bertaqwa adalah orang yang sangat cerdas. Ia tidak akan mau
terjebak pada “kenikmatan” sesaat, namun menderita berkepanjangan.
Karena itu, ia akan selalu mengelola hidup yang sesaat dan singkat ini
menjadi sangat berarti untuk kehidupan panjang tanpa akhir nanti, yaitu
akhirat.
“Dan kehidupan dunia ini hanyalah senda gurau dan
permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang
sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui.” (QS Al Ankabut: 64).
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..